• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Provinsi Jambi, yang mana pemilihan tempat penelitan merupakan kecamatan yang memiliki kasus gizi buruk dan kurang yang cukup tinggi di Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari Survei ”Penilaian Status Gizi dan KADARZI di Kota Jambi Tahun 2010” ini merupakan bagian dari penelitian ”Penilaian Status Gizi dan KADARZI di Provinsi Jambi Tahun 2010” yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari data Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi, dimana contoh dari penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak balita. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2010.

Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

Survei ”Penilaian Status Gizi dan KADARZI di Kota Jambi Tahun 2010” dilaksanakan di semua kelurahan di Kota Jambi yaitu 62 kelurahan dari 8 kecamatan yang ada di Kota Jambi. Pada masing-masing Kecamatan di tentukan jumlah klusternya, satu kluster mewakili satu rukun tetangga (RT). Satu kluster diambil 10 kepala keluarga (KK) sebagai contoh, 8 KK adalah KK yang memiliki balita dan 2 KK tanpa balita. Pemilihan keluarga yang menjadi contoh di dalam penelitian ini didapatkan secara purposive. Di kecamatan Danau Teluk terdapat 30 kluster, yang diteliti hanya pada KK yang memiliki balita, sehingga jumlah contohnya yaitu 240 KK. Data balita yang diambil adalah data balita termuda dalam keluarga tersebut.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder meliputi data karakteristik sosial keluarga (pendidikan orang tua, umur orang tua dan jumlah anggota keluarga), data KADARZI (penimbangan berat badan, pemberian ASI eksklusif, Konsumsi makanan beraneka ragam, penggunakan garam beryodium, dan konsumsi suplemen gizi yang dianjurkan) serta data antropometri balita (berat badan, tinggi badan dan umur). Untuk lebih jelasnya, jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data sekunder

No Kelompok data Data Cara pengumpulan data

1 KADARZI Penimbangan berat badan

Pemberian ASI eksklusif Konsumsi makanan beraneka ragam

Konsumsi suplemen gizi yang dianjurkan

Penggunakan garam beryodium

Wawancara dengan menggunakan koesioner

Wawancara dengan menggunakan koesioner

Wawancara dengan menggunakan koesioner

Wawancara dengan menggunakan koesioner

Pengujian garam yang digunakan dengan tes yodina / tes amilum 2 Karakteristik sosial

keluarga

Pendidikan orang tua Umur orang tua

Jumlah anggota keluarga

Wawancara dengan menggunakan koesioner

Wawancara dengan menggunakan koesioner

Wawancara dengan menggunakan koesioner

3 Antropometri balita Pengelompokan status gizi balita berdasarkan berat badan, tinggi badan dan umur

Pengukuran langsung

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan dientry menggunakan Microsoft excel for windows. Data dianalisis statistik dengan program Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16.0 for Windows dan dipaparkan secara deskriptif dan pengkategorian serta disajikan dalam bentuk tabel. Untuk mengetahui hubungan antar variabel yang berupa data ordinal lalu dikategorikan diuji mengunakan korelasi spearman.

Data KADARZI diukur berdasarkan lima indikator KADARZI. Keluarga dikategorikan pada dua kategori yaitu (1) belum KADARZI bila keluarga belum melaksanakan kelima indikator KADARZI ; dan (2) sudah KADARZI bila keluarga telah melaksanakan kelima indikator KADARZI.

Data indikator KADARZI berupa penimbangan berat badan diukur dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai kebiasaan ibu membawa balita ke posyandu untuk ditimbang berat badannya. Penilaian pengukur penimbangan dapat dilihat berdasarkan pengelompokan di bawah ini (Dinkes Provinsi Jambi 2010) :

1 Balita berusia 12 – 59 bulan

• Belum baik : bila balita ditimbang < 4 kali dalam 6 bulan terakhir

• Baik : bila balita ditimbang ≥ 4 kali dalam 6 bulan terakhir

2 Bayi berusia 6 – 11 bulan

• Belum baik : bila balita ditimbang < 4 kali dalam 6 bulan terakhir

• Baik : bila balita ditimbang 4 kali dalam 6 bulan terakhir

3 Bayi berusia 4 – 5 bulan

• Belum baik : bila balita ditimbang < 3 kali sejak lahir • Baik : bila balita ditimbang 3 kali sejak lahir 4 Bayi berusia 2 – 3 bulan

• Belum baik : bila ballita ditimbang < 2 kali sejak lahir • Baik : bila balita ditimbang ≥ 2 kali sejak lahir 5 Bayi berusia 0 – 1 bulan

• Belum baik : bila balita belum pernah ditimbang sejak lahir • Baik : bila balita ditimbang minimal 1 kali sejak lahir. Data pemberian ASI eksklusif diukur dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai sampai anak umur berapa ibu memberikan ASI tanpa adanya pemberian makanan / minuman lain. Cara pengukuran pemberian ASI eksklusif dapat dilihat berdasarkan pengelompokan di bawah ini (Dinkes Provinsi Jambi 2010) : belum baik : bila sudah diberikan makanan dan minuman lain selain ASI hingga bayi berusia 6 bulan dan baik : bila hanya diberikan ASI saja, tidak diberikan makanan dan minuman selain ASI hingga usia 6 bulan

Data konsumsi makanan beraneka ragam diukur dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai konsumsi lauk hewani, buah dan atau sayur dalam menu keluarga keluarga dalam 3 hari terakhir. Cara pengukuran konsumsi makanan beraneka ragam dapat dilihat berdasarkan pengkategorian yaitu belum baik bila sekurangnya dalam 3 hari teerakhir keluarga tidak makan lauk hewani, buah dan atau sayur, baik bila sekurangnya dalam 3 hari terakhir keluarga makan lauk hewani, buah dan atau sayur (Dinkes Provinsi Jambi 2010).

Data konsumsi suplemen gizi yang dianjurkan diukur dengan cara mengajukan pertanyaan megenai konsumsi suplemen yang dianjurkan yang meliputi kapsul vitamin A untuk bayi (biru) dan balita (merah) pada bulan Februari dan Agustus dan kapsul vitamin A merah bagi ibu nifas, serta TTD untuk ibu hamil. Cara pengukuran konsumsi suplemen gizi pada KADARZI dijabarkan oleh (Dinkes Provinsi Jambi 2010) sebagai berikut :

1. Bila terdapat bayi usia 6 – 59 bulan

• Belum baik : bila tidak mendapat kapsul vitamin A biru dan atau merah • Baik : bila mendapat kapsul vitamin A biru pada bulan Februari

dan Agustus (pada bayi usia 6 – 11 bulan) atau bila mendapat kapsul vitamin A merah pada bulan Februari dan Agustus (pada balita usia 12 – 59 bulan).

2. Bila terdapa ibu hamil

• Belum baik : bila jumlah TTD yang diminum belum sesuai anjuran • Baik : bila jumlah di yang diminum sudah sesuai anjuran 3. Bila terdapat ibu nifas

• Belum baik : bila tidak mendapat 2 kapsul vitamin A merah sampai hari ke 28

• Baik : bila mendapat 2 kapsul vitamin A merah sampai hari ke 28.

Data penggunaan garam beryodium diukur berdasarkan hasil tes yodina / tes amilum pada garam yang dipakai keluarga untuk memasak sehari-harinya. Dan dikategorikan berdasarkan (Dinkes Provinsi Jambi 2010) : 1) belum baik bila hasil tes warna tidak berubah / muda, hal ini menunjukkan bahwa garam tidak mengandung yodium, dan 2) baik bila hasil tes berwarna ungu, hal ini menunjukkan bahwa garam yang digunakan sudah mengandung yodium.

Data karakteristik sosial keluarga berupa data mengenai umur orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan jumlah anggota keluarga. Umur orang tua dikategorikan dalam empat kelompok yaitu 1) remaja ; 2) dewasa muda ; 3) dewasa madya dan 4) dewasa lanjut. Pendidikan orang tua dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu 1) rendah, jika pendidikan dibawah setingkat SMP ; 2) sedang, jika pendidikan setara setara tingkat SMA ; dan 3) tinggi, jika pendidikan terakhir setara perguruan tinggi. Jumlah anggota keluarga dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu 1) keluarga besar (≥ 8 orang) ; 2) keluarga sedang (5 – 7 orang) ; dan 3) keluarga kecil ( 4 orang).

Data status gizi berdasarkan indikator berat badan menurut umur dikategorikan dalam kategori berdasarkan Depkes (2010) yaitu 1) gizi buruk (z- score < -3 SD) ; 2) gizi kurang (z-score -3 s/d < -2 SD) ; 3) normal (z-score -2 s/d 2 SD) ; dan 4) gizi lebih (z-score > -2 SD). Status gizi berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur di kategorikan dalam 2 kelompok yaitu 1) pendek (z-score < -2 SD) ; 2) normal (z-score ≥ -2).

Data yang telah dikategorikan kemudian dianalisis korelasi antar variabel yang diteliti. Cara analisis korelasi antar variabel ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3 Cara analisis korelasi antar variabel yang diteliti

No Hubungan Variabel Yang Diteliti Analisis

1 2 3 4 5

Hubungan pendidikan ibu dengan situasi KADARZI Hubungan umur ibu dengan situasi KADARZI Hubungan besar keluarga dengan situasi KADARZI Hubungan situasi KADARZI dengan status gizi berat badan perumur

Hubungan situasi KADARZI dengan status gizi tinggi badan perumur Korelasi spearman Korelasi spearman Korelasi spearman Korelasi spearman Korelasi spearman Definisi Operasional

Pendidikan orang tua : tingkat pendidikan yang ditempuh oleh orang tua yang dikategorikan dalam 3 kategori yaitu 1) rendah, jika SMP ; 2) sedang jika tamat hingga SMU ; dan 3) tinggi jika pendidikan terakhir adalah perguruan tinggi.

Umur orang tua : hasil selisih antara tanggal lahir orang tua dengan tanggal pengukuran yang dinyatakan dengan ukuran tahun yang dikategorikan pada 3 kelompok yaitu : 1) remaja (< 20 tahun) ; 2) dewasa muda (20-29 tahun) ; 3)dewasa madya (30-49 tahun) ; dan 4) dewasa lanjut( 50 tahun).

Jumlah anggota keluarga : jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dengan satuan orang dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu 1) keluarga besar (≥7 orang) ; 2) keluarga sedang (5-6 orang) ; dan 3) keluarga kecil ( 4 orang).

Penimbangan berat badan : penimbangan yang dilakukan terhadap bayi dan atau balita secara rutin setiap bulannya selama enam bulam terakhir dan disesuaikan dengan usia bayi, dikategorikan dalam 2 kategori yaitu 1) belum baik, bila tidak melaksanakan penimbangan berat badan bayi dan atau balita minimal 4 kali selama 6 bulan terakhir atau disesuaikan dengan usia bayi; 2) baik, bila telah melaksanakan penimbangan bayi dan atau balita minimal 4 kali dalam 6 bulan terakhir atau disesuaikan dengan usia bayi.

Konsumsi makanan beraneka ragam : Makanan yang dimakan keluarga dalam 3 hari terakhir minimal terdiri dari bahan makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan atau sayur-sayuran yang bervariasi. Dikategorikan dalam 2 kategori yaitu 1) belum baik, bila tidak mengkonsumsi minimal terdiri dari bahan makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan

dan atau sayur-sayuran yang bervariasi dalam 3 hari terakhir ; 2) baik, bila ada mengkonsumsi minimal terdiri dari bahan makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan atau sayur-sayuran yang bervariasi dalam 3 hari terakhir.

Pemberian ASI ekslusif : pemberian ASI saja tanpa makanan pendamping hingga bayi berusia 6 bulan (ASI eksklusif). Dikategorikan dalam 2 kategori yaitu 1) belum baik, bila bayi dan balita diberikan makanan selain ASI sebelum usia 6 bulan ; 2) baik, bila bayi dan balita hanya diberi ASI saja hingga usia 6 bulan.

Penggunaan garam beryodium : apabila keluarga menggunakan garam beryodium yang dilakukan dengan metoda uji yodometri dengan menggunakan indikator amilum dengan tititk akhir titrasi berwarna biru. Dikategorikan dalam 2 kategori yaitu 1) belum baik, bila hasil tes iodida menunjukkan warna tidak sesuai indikator ; 2) baik, bila hasil tes iodida menunjukkan warna sesuai indikator.

Konsumsi suplemen gizi sesuai anjuran : Konsumsi suplemen gizi yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan RI (2007b) yaitu kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul biru untuk bayi usia 6-11 bulan, kapsul merah untuk balita usia 12 – 59 bulan), tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil, serta kapsul vitamin A merah dosis tinggi pada ibu nifas. Dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu 1) belum baik, bila jenis dan jumlah konsumsi suplemen belum sesuai anjuran ; 2) baik, bila jenis dan jumlah konsumsi suplemen sesuai anjuran.

Perilaku KADARZI : Keadaan dimana keluarga menerapkan kelima indikator KADARZI dalam kehidupan sehari-hari di keluarga tersebut yang dikategorkan dalam 2 kelompok yaitu 1) belum KADARZI, bila keluarga belum menerapkan kelima indikator KADARZI ; 2) baik, bila keluarga telah menerapkan lima indikator KADARZI.

Status gizi balita : suatu keadaan gizi balita yang dilihat dari hasil pengukuran antropometri dengan indeks berat badan menurut umur dan tinggi badan menurut umur dan dibandingkan dengan standar baku WHO- NCHS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait