Desain Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat
explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan antar variable-variabel melalui pengujian hipotesa (Singarimbun & Effendy 1989). Penelitian ini berisikan uraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungannya antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan Metode penelitian survei merupakan metode pelaksanaan penelitian suatu informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner, dengan dibatasi pada pengertian survei sampel sebagai informasi dari sebagian populasi yang mewakili seluruh populasi yang ada.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data di lapangan dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari Bulan April sampai dengan Bulan Mei. Lokasi tempat penelitian ini adalah di Desa Srigading Kecamatan Sanden. Dalam penelitian ini pemilihan lokasi ditentukan secara purposif atau secara tersengaja dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra bawang merah organik di Kabupaten Bantul.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki cirri-ciri yang akan diduga. Populasi pada penelitian adalah seluruh petani yang mengusahakan usaha tani bawang merah yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) Desa Srigading Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh anggota gabungan kelompok tani yang berada di Desa Srigading. Kelompok tani yang ada di Desa Srigading ini terdiri dari 12 kelompok tani yang tergabung dalam satu gapoktan Desa Srigading. Total dari anggota Gapoktan di Desa Srigading ini adalah sebanyak 1150 petani.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif untuk mewakili populasi yang ada. Adapun penentuan sampel dilakukan secara
random sampling (acak sederhana), Seluruh populasi (petani bawang yang tergabung dalam kelompok tani di Desa Srigading) Di daftar dan di lakukan pengambilan secara acak. Kondisi masyarakat yang relatif homogen dan kondisi geografis yang relatif sama memungkinkan pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan jumlah yang relative kecil. Penentuan responden secara simple random sampling yaitu sejumlah 30 responden dari populasi.Untuk pengambilan sampel ini seluruh populasi yang ada didata dan kemudian diambil sebanyak 30 sampel, dimana setiap anggota populasi memiliki ksempatan yang sama untuk dipilih.
Data dan Instumentasi
1. Jenis Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dengan cara menggali secara langsung melalui teknik wawancara secara terstruktur kepada responden dengan alat bantu kuesioner, panduan wawancara (interview guide), penelusuran observasi yaitu pengamatan secara langsung ke lahan pertanian mengamati kegiatan petani. Alat bantu kuesioner yang digunakan di dalamnya penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan peubah-peubah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Instrumen di dalam penelitian ini berupa pertanyaan- pertanyaan baik yang terbuka ataupun tertutup yang berhubungan dengan peubah- peubah yang diamati dalam penelitian. Instrumen ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Pertanyaan tentang karakteristik individu petani, 2. Pertanyaan tentang perilaku komunikasi,
3. Pertanyaan tentang karakteristik inovasi
4. Pertanyaan tentang praktek usaha pertanian organik, 5. Pertanyaan tentang kemandirian petani
b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian dan juga hasil kajian pustaka yang dianggap
relevan dengan penelitian ini, meliputi : keadaan penduduk, mata pencaharian penduduk, keadaan geografis, dan sebagainya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan :
a. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara langsung bertanya dan bertatap muka antara penanya dengan responden(petani bawang merah) dengan panduan daftar pertanyaan (kuesioner). Data yang diperoleh ini nantinya dipergunakan sebagai data primer.
b. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung ke lahan pertanian untuk melihat dan mengetahui secara langsung berbagai macam aktifitas petani di lahan pertanian.
c. Pencatatan dan kajian pustaka yaitu mencatat data yang diperlukan serta ada hubungannya dengan penelitian ini yang telah ada di instansi-instansi ataupun sumber-sumber informasi baik dalam bentuk hardcopy ataupun softcopy. Data yang diperoleh dipergunakan sebagai data sekunder.
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur suatu peubah atau memanipulasinya atau dapat diatrikan juga sebagai meletakkan arti dalam suatu konstruk atau peubah dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau peubah itu. Definisi operasional diambil dari beberapa sumber sebagai acuan.
Tabel 1. Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Pengukuran
Karakteristik individu (X1) Tingkat pendidikan Lamanya petani
mendapatkan atau mengikuti pendidikan formal.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden yang dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu : tinggi, sedang, dan rendah.
Pernyataan responden berkaitan dengan jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden yang dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu: Rendah: SD - SLTP, Sedang: SLTA, dan Tinggi : Sarjana.
Variabel Definisi Operasional
Indikator Pengukuran
Pengalaman Lamanya petani melakukan usaha tani bawang merah sampai penelitian ini dilakukan.
Tingkat pengalaman petani dalam berusaha tani bawang merah dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu: tinggi sedang, dan rendah.
Pernyataan responden berkaitan dengan pengalaman berusaha tani dikategorikan ke dalam tiga kategori: Rendah : < 12 tahun Sedang :12 - 22 tahun Tinggi : > 22 tahun Luas lahan Luas sebidang tanah
yang dimiliki petani untuk budidaya tanaman bawang merah, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
Luasnya lahan pertanian yang dimiliki sendiri yang dipergunakan untuk budidaya bawang merah.
Pernyataan responden tentang luas lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman bawang merah. Luas lahan petani dikategorikan kedalam tiga kategori: Rendah : < 880 meter persegi Sedang :880– 1300 meter persegi Tinggi : > 1300 meter persegi Tingkat pendapatan Jumlah penghasilan responden dalam setiap musim tanamnya. Banyaknya penghasilan petani dalam setiap musim tanamnya, dari usaha tani bawang merah. Pernyataan responden tentang banyaknya penghasilannya per bulan yang dikategorikan ke dalam tiga kategori: Rendah : < Rp2 juta Sedang :Rp2 juta-Rp8 Juta per musim tanam Tinggi : > Rp8 Juta per musim tanam. Perilaku komunikasi (X2)
Keterdedahan pada media massa
tingkat keterbukaan responden terhadap media massa seperti televisi, radio, koran, majalah dan lain-lain dalam memperoleh sumber informasi tentang pertanian organik.
Lamanya atau keseringan petani di dalam mengakses media massa.
Pernyataan responden tentang lamanya mengakses media yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan usaha tani. Pengukuran dilakukan dengan menghitung lamannya mengakses media (televisi, radio, surat kabar) dalam per hari terakhir, dengan kategori:
1: .tidak pernah 2. > 2 jam per hari 3. 2-3 jam per hari 4. 4-5 jam per hari 5 > 5 jam per hari Keterlibatan atau kontak petani dalam Segala bentuk komunikasi interpersonal yang
Jumlah atau lamanya komunikasi yang dilakukan petani dalam
Pernyataan responden berkaitan lamanya berinteraksi secara
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran berkomunikasi interpersonal dilakukan petani dengan stakeholder terkait meliputi: LSM, peneliti, dosen, dinas pertanian
satu bulan terakhir sebelum penelitian ini dilakukan
interpersonal yang dilakukan petani dengan stakeholder terkait meliputi: LSM, peneliti, dosen, dinas pertanian dalam memperoleh informasi pertanian organik. Pengukuran dilakukan dengan memberi skor terhadap waktu kumulatif melakukan komunikasi interpersonal, dengan kategori: 1: .tidak pernah 2. > 2 jam per minggu 3. 2-3 jam per minggu 4. 4-5 jam per minggu 5 > 5 jam per minggu Interaksi dalam kelompok Segala bentuk komunikasi yang dilakukan petani dengan sesama anggota kelompok tani dan antar kelompok dalam pertukaran informasi pertanian organik
Jumlah atau lamanya komunikasi yang dilakukan petani dalam satu bulan terakhir sebelum penelitian ini dilakukan
Pernyataan responden berkaitan lamanya berinteraksi antar anggota kelompok dan antar kelompok dalam memperoleh informasi pertanian organik. Pengukuran dilakukan dengan memberi skor terhadap waktu kumulatif melakukan komunikasi interpersonal, dengan kategori: 1: .tidak pernah 2. > 2 jam per minggu 3. 2-3 jam per minggu 4. 4-5 jam per minggu 5 > 5 jam per minggu Karakteristik inovasi (X3) Tingkat keuntungan relatif Segala bentuk keuntungan ekonomi atau tungkat kemanfaatan yang diperoleh oleh petani di dalam budidaya bawang merah organik.
Jumlah keuntungan atau tingkat kemanfaata yang didapatkan oleh petani dengan melakukan usaha tani bawang merah organik
Pernyataan responden tentang tingkat keuntungan petani dengan melakukan usaha tani bawang merah. Pengukuran dilakukan dengan memberi skor berdasarkan tingkat manfaat, yaitu: skor 1: sangat tidak menguntungkan 2:tidak
menguntungkan,
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran menguntungkan; 4: sangat menguntungkan Tingkat kerumitan Tingkat kerumitan
yang dirasakan oleh petani di lahan pertanian dalam mengadopsi suatu inovasi pertanian organik.
Berbagai kesulitan dan kerumitan yang dirasakan oleh petani dilapangan baik di dalam mengaplikasikan pupuk organik dan juga di dalam pengendalian hama penyakit tanaman bawang
Pernyataan responden tentang tingkat kerumitan yang dirasakan oleh petani. Pengukuran dilakukan dengan memberikan skor untuk masing- masing inovasi berdasarkan pernyataan responden terhadap tingkat kerumitannya, yaitu skor : 1: sangat sulit; 2: sulit; 3: mudah; dan 4: sangat mudah. Tingkat kesesuaian Derajat dimana
praktek dengan mengunakan sarana produksi ini dirasakan sebagai sesuatu yang konsisten dengan nilai–nilai yang berlaku, pengalaman- pengalaman terakhir dan kebutuhan petani.
Berbagai aspek kesesuaian yang dirasakan oleh petani dilapangan berupa kesesuaian dengan keinginan, pengalaman, kebutuhan, dan juga nilai-nilai yang berlaku baik di dalam mengaplikasikan pupuk organik dan juga di dalam pengendalian hama penyakit tanaman bawang.
Pernyataan responden tentang tingkat kesesuaian yang dirasakan oleh petani. Pengukuran dilakukan dengan memberikan skor untuk masing- masing inovasi berdasarkan pernyataan responden terhadap tingkat kesesuaiannya, yaitu skor :
1: sangat tidak sesuai; 2: tidak sesuai; 3: sesuai; dan 4: sangat sesuai. Tingkat kemudahan untuk dicoba Segala bentuk kemudahan pemanfaatan pupuk dan pestisida untuk dicoba di lahan pertanian pada keadaan sumber daya yang terbatas.
Jumlah berbagai kemudahan di dalam mencoba
mengaplikasikan pupuk dan pestisida di lahan pertanian.
Pernyataan responden tentang tingkat kemudahan yang dirasakan oleh petani. Pengukuran dilakukan dengan memberikan skor untuk masing- masing inovasi berdasarkan pernyataan responden terhadap tingkat kemudahannya, yaitu skor : 1: sangat sulit; 2: sulit; 3: mudah; dan 4: sangat mudah. Tingkat kemudahan untuk dilihat Kemudahan untuk diamati setiap hasil yang didapatkan dengan mengadopsi
Jumlah berbagai kemudahan di diamati setiap hasil dari negadopsi budidaya
Pernyataan responden tentang tingkat kemudahan untuk diamati yang dirasakan
Variabel Definisi Operasional
Indikator Pengukuran
budidaya bawang merah organik, baik berupa pertumbuhan tanaman ataupun hasil produksinya.
tanaman bawang merah organik pada lahan pertanian.
oleh petani. Pengukuran dilakukan dengan memberikan skor untuk masing- masing inovasi berdasarkan pernyataan responden terhadap tingkat kemudahannya, yaitu skor : 1: sangat sulit; 2: sulit; 3: mudah; dan 4: sangat mudah. Praktek usaha tani (Y1) : tingkat seberapa besar petani menerapkan usaha budidaya
bawang merah organik, meliputi;
Pemanfaatan pupuk organik
Besar jumlah persentase petani memanfatkan pupuk organik dari seluruh pupuk yang digunakan dalam periode satu musim tanam.
Banyaknya (besarnya persentase) pupuk organik yang digunakan petani untuk mengganti pupuk sintetis.
Pengukuran tingkat pemanfaatan pupuk organi dihitung dengan mencari persentase pupuk organik yang digunakan oleh petani. Tingkat persentase di kategorikan kedalam empat kategori: Sangat rendah : < 25 persen Rendah :25 - 50 persen Sedang :50 – 75 persen Tinggi : > 75 persen Pemanfaatan pestisida organik Seluruh pemanfaatan pestisida organik dari seluruh total pengendalian hama penyakit yang digunakan dalam periode satu musim tanam.
Banyaknya (besarnya persentase) pestisida organik yang digunakan petani untuk mengganti pupuk sintetis.
Pengukuran tingkat pemanfaatan pupuk organi dihitung dengan mencari persentase pupuk organik yang digunakan oleh petani. Tingkat persentase di kategorikan kedalam empat kategori: Sangat rendah : < 25 persen Rendah :25 - 50 persen Sedang :50 – 75 persen Tinggi : > 75 persen Tingkat kemandirian petani (Y2) merupakan tingkat kebebasan petani dalam mendapatkan
dan menggunakan sarana produksi berupa pupuk dan pestisida. Tingkat kemandirian ini di ukur dengan persentase jumlah sarana produksi petani yang mampu diproduksi oleh petani tanpa ketergantungan pada pihak lain. Nilai persentase minimum dicapai apabila semua parameter setiap indikator setelah diukur menunjukkan angka 0 artinya jika semua sarana produksi yang dignakan petani masi tergantung seluruhnya dari pihak luar, sedangkan nilai maksimum 100.
Variabel Definisi Operasional
Indikator Pengukuran
Kemandirian pupuk
Kebebasan petani dari ketergantungan pupuk dari luar dengan menggunakan pupuk organik.
Jumlah atau persentase kebebasan petani dari ketergantungan pupuk dari luar. Dengan mengunakan pengukuran di atas kemudian data dikelompokkan menjadi empat tingkatan dengan interval tertentu : a. Sangat rendah b. Rendah c. Tinggi dan d. Sangat tinggi Kemandirian pestisida
Kebebasan petani dari ketergantungan pestisida dari luar dengan menggunakan pupuk organik.
Jumlah atau persentase kebebasan petani dari ketergantungan pestisidadari luar. Dengan mengunakan pengukuran di atas kemudian data dikelompokkan menjadi empat tingkatan dengan interval tertentu : e. Sangat rendah f. Rendah g. Tinggi dan h. Sangat tinggi
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas atau ketepatan adalah tingkat kepercayaan kemampuan instrument penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkap. Pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar.
Salah satu ukuran validitas untuk sebuah kuesioner adalah apa yang disebut sebagai validitas konstruk (construct validity). Berdasarkan definisi validitas ini, sebuah kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengukur suatu hal, dikatakan valid jika setiap butir pertanyaan yang menyusun kuesioner tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi.
Ukuran keterkaitan antar butir pertanyaan ini umumnya dicerminkan oleh korelasi jawaban antar pertanyaan. Pertanyaan yang memiliki korelasi rendah dengan butir pertanyaan yang lain, dinyatakan sebagai pertanyaan yang tidak
valid. Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap validitas kuesioner adalah korelasi produk momen (moment product correlation, Pearson) antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut sebagai inter item-total correlation. Formula yang digunakan untuk itu adalah:
dengan
ri = korelasi antara butir pertanyaan ke-i dengan total skor xij = skor responden ke-j pada butir pertanyaan i
xi = rata-rata skor butir pertanyaan i
tj = total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j t = rata-rata total skor
Analisis korelasi juga digunakan untuk membandingkan dua kelompok skor tersebut. Koefisien korelasi ini menunjukkan koefisien konsistensi internal (coeficient of internal consistency) dari alat ukur. Koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan konsistensi internal item-item di alat ukur. Ukuran koefisien konsistensi internal ini salah satunya dapat diukur dengan menggunakan koefisien
alpha dari Cronbach. Formula untuk menghitung koefisien alpha dari Cronbach adalah sebagai berikut:
dengan
α = koefisien alpha dari Cronbach k = banyaknya butir pertanyaan
Si2 = ragam skor butir pertanyaan ke-i ST2 = ragam skor total
Instrumen yang digunakan di dalam pengambilan data ini, dilakukan uji validitas dan realibilitas terlebih dahulu dengan melakukan uji coba di lokasi penelitaian yang sama. Uji ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa instrument (kuesioner) ini layak digunakan pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis terhadap instrument yang digunakan dengan menggunakan SPSS 16 terhadap seluruh instrument, dapat di simpulkan bahwa sebagian besar item instrument valid karena memiliki nilai total corrected item
lebih besar dari rtabel (0.632). Instrument yang memiliki nilai validitas yang rendah dilakukan berbaikan terhadap redaksional dan konten dari instrument tersebut. Uji realibilitas terhadap insrument yang digunakan menunjukan bahwa semua item instrument memiliki koefisien alpha dari Cronbach yang tinggi. Dari hasil analisis terhadap instrument ini maka dapat disimpulkan kuesioner ini
reliable atau layak untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 2 Koefisien Cronbach alpha hasil uji coba kuesioner
Peubah Penelitian Koefisien Cronbach alhpa
Keterdedahan Media 0,977
Interaksi interpersonal 0,809
Interaksi dalam kelompok 0,772
Keuntungan relatif 0,860 Kompatibilitas 0,947 Kompleksitas 0,951 Trialabilitas 0,914 Observabilitas 0,735 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensia. Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antar peubah (analisis korelasi). Data diolah dengan menggunakan program komputer perangkat lunak (software) Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi 16.0.
Hubungan antar peubah, data dikumpulkan dan diringkas dengan menggunakan analisis deskriptif dalam tabel frekuensi yang hasilnya menggambarkan keadaan seperti yang dinyatakan dalam tujuan penelitian. Sedangkan untuk melihat hubungan antar variabel independen dan variabel dependen dilakukan Pengujian hipotesis menggunakan uji Korelasi tau Kendal sehingga dapat diperoleh tingkat keeratan hubungan antara peubah bebas dan peubah terikat dengan rumus Korelasi Tau kendal :
Keterangan :
r = Koefisien korelasi kendal K = Jumlah pasangan konkordan D = Jumlah pasangan diskordan
Tx = Banyaknya pasangan seri pada peubah x Ty = Banyaknya pasangan seri pada peubah y
Uji tersebut membutuhkan kaidah-kaidah sebagai berikut:
a. Sekurang-kurangnya tercapai pengukuran ordinal
b. Memberikan ukuran tingkat asosiasi atau korelasi antara kedua variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN