• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Peelitian ini bersifat deskriptif yaitu melihat hubungan perilaku konsumsi pangan yang meliputi pengetahuan, sikap serta tindakan dan aktivitas fisik dengan gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi pada saat penelitian. 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan yang terletak di Jalan Kapten Muslim No.79 Medan. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa 40% mahasiswa Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan mengalami gizi lebih. Pola konsumsi mahasiswa Kebidanan Sari Mutiara Medan berlangsung tiga kali sehari, selain makanan yang disediakan oleh akademi Kebidanan, mahasiswa juga mengonsumsi makanan yang dijual disekitar asrama Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan seperti bakso, nasi goreng, batagor, indomie, mie sop, dan gorengan.

3.2.2. Waktu Penelitian

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan di Jalan Kapten Muslim No.79 Medan yang berjumlah 453 orang. 3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode teknik purposive sampling.

Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan yang berjumlah 112 orang. Adapun pertimbangannya menjadikan tingkat II sebagai sampel karena pada tingkat I merupakan mahasiswa baru yang masih harus beradaptasi dengan keadaan di Akademi Kebidanan Sari Mutiara, sedangkan mahasiswa tingkat III sedang sibuk dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan praktik lapangan.

3.4. Metode Penelitian 3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti melalui wawancara dengan bantuan kuesioner meliputi data identitas responden (Nama, usia, kelas, berat badan dan tinggi badan). Berat badan dan tinggi badan diukur dengan menggunakan timbangan injak yang disertai alat mengukur tinggi badan. Adapun untuk mengetahui pengetahuan dan sikap responden dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang telah disediakan jawaban untuk dipilih sedang untuk mengetahui tindakan responden dilihat dengan formulir food frequency. Sedangkan

untuk mengetahui aktivitas fisik responden dengan menggunakan formulir aktivitas fisik selama 24 jam.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder mencakup data gambaran umum Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan meliputi data jumlah siswa dengan mencatat dokumen yang diperoleh dari bagian administrasi akademi.

3.5. Instrumen Penelitian 1. Alat timbang berat badan 2. Alat ukur tinggi badan

3. Formulir frekuensi makan (food frequency) 4. Formulir aktivitas fisik selama 24 jam 5. Kuesioner perilaku

3.6. Defenisi Operasional

1. Konsumsi Pangan merupakan jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh responden

2. Gizi lebih merupakan kelebihan berat badan responden yang diukur melalui indeks masa tubuh yaitu lebih dari 25.

3. Pengetahuan merupakan sesuatu hal yang diketahui responden yang berhubungan dengan konsumsi pangan.

4. Sikap merupakan reaksi atau respons dari responden dalam mengkonsumsi pangan.

5. Tindakan merupakan perbuatan nyata dari responden terhadap apa yang biasa dikonsumsi.

6. Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang dilakukan responden dalam sehari. 3.7. Aspek Pengukuran

1. Gizi Lebih

Pengukuran individu yang menderita gizi lebih dapat diketahui melalui pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT).

Yaitu pengukuran yang dilakukan melalui berat badan dan tinggi badan.

Indeks Masa Tubuh digolongkan menjadi:

Katagori IMT

Kurus Kekurangan Berat Badan (BB) Tingkat Ringan <17,0 <17,0 - 18,5 >18,5 – 25,0 >25,0 – 27,0

>27,0 Kekurangan Berat Badan (BB) Tingkat Berat

Normal

Gizi Lebih Kelebihan Berat Badan (BB) Tingkat Ringan Kelebihan Berat Badan (BB) Tingkat Berat 2. Perilaku Konsumsi Pangan

Perilaku konsumsi pangan dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan. 1. Pengetahuan

Jumlah pertanyaan delapan yang bersifat tertutup dengan menggunakan skala likert;

Skor 1 untuk jawaban ya, sehingga skor tertinggi 8 Skor 0 untuk jawaban tidak, sehingga skor terendah 0.

Hasil pengukuran:

1. kurang ; jika jawaban ya kurang dari 3, mendapat skor < 40% 2. sedang ; jika jawaban ya antara 3 - 6, mendapat skor 40 - 75% 3. baik ; jika jawaban ya lebih dari 6, mendapat skor > 75% 2. Sikap

Jumlah pertanyaan 6 yang bersifat tetutup dengan menggunakan skala likert. Skor 1 untuk jawaban sutuju, skor tertinggi 6

Skor 0 untuk jawaban tidak setuju, skor terendah 0. Hasil pengukuran :

1. sikap kurang ; jika jawaban setuju kurang dari 2, mendapat skor < 40% 2. sikap sedang ; jika jawaban setuju antara 2 – 4, mendapat skor 40 – 75% 3. sikap baik ; jika jawaban setuju lebih dari 4, mendapat skor > 75% 3. Tindakan

Meliputi; jenis makanan dan frekuensi makan yang diukur melalui food frequency.

A. Konsumsi makanan yang wajib dikonsumsi selama 1 hari Skor 1 jika dikonsumsi 1 kali sehari

Skor 2 jika dikonsumsi 2 kali sehari

Skor 3 jika dikonsumsi lebih dari 3 kali sehari

Hasil pengukuran :

1. Tindakan baik ; jika frekuensi konsumsi lebih dari 3 kali sehari, dengan skor > 75% (jumlah skor 24)

2. Tindakan sedang; jika frekuensi konsumsi 2 kali sehari, dengan skor 40 – 75% (jumlah skor 9-24)

3. Tindakan tidak baik; jika frekuensi konsumsi 1 kali sehari, dengan skor < 40% (jumlah skor 9)

B. Makanan Jajanan

Skor 1 jika dikonsumsi 0 – 3 kali dalam seminggu Skor 2 jika dikonsumsi 3 – 6 kali dalam seminggu Skor 3 jika dikonsumsi lebih dari 6 kali dalam seminggu

Skor tertinggi 33 dengan 11 jenis makanan pokok dan skor terendah adalah 11. Hasil pengukuran :

1. Tindakan baik: jika frekuensi konsumsi 0-3 kali seminggu, dengan skor < 40% (jumlah skor kurang dari 13)

2. Tindakan sedang; jika frekuensi konsumsi 3-6 kali seminggu, dengan skor 40–75% (jumlah skor 13-25)

3. Tindakan tidak baik; jika frekuensi konsumsi lebih dari 6 kali seminggu, dengan skor > 75% (jumlah skor lebih dari 25)

4. Aktivitas Fisik

Dihitung dengan menggunakan Physic activity level (PAL), aktivitas fisik dikatagorikan menjadi:

1. Tidak beraktivitas, jika PAL 0,5 2. Ringan sekali , jika PAL 1,2 3. Ringan sedang, jika PAL 1,4 – 1,5 4. Sedang, jika PAL 1,6 – 1,7

5. Berat, jika PAL 1,8 – 1,9 6. Berat sekali, jika PAL 2,0 - 2,4 3.8. Teknik Analisis Data

3.8.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dan komputer dengan langkah- langkah sebagai berikut :

1. Editing, yaitu melihat dan memeriksa apakah pertanyaan sudah diteliti dan dapat dibaca dan tidak ada lagi kekeliruan yang dapat mengganggu pada proses pengolahan data.

2. Koding, yaitu memberi kode atau angka-angka tertentu pada kuesioner. 3. Entri data.

3.8.2. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dapat dianalisis secara deskriptif.

Untuk melihat ada tidaknya hubungan perilaku konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan gizi lebih , digunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 0,05

.

Jika ditemukan pada tabel 2 x 2 ada expected count yang kurang dari 5 maka dilakukan Exact Fisher.

Data yang telah dikumpulkan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisis secara deskriptif.

Dokumen terkait