• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Definisi Oper asiona l dan Pengukur an Va r iabel

3.1.1. Definisi Opera siona l

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:7) serta didukung dengan metode survey, adapun penelitian ini bermaksud untuk memberikan gambaran dan menjelaskan tentang hubungan terpaan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dengan sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series.

Definisi operasional variabel akan dijelaskan mengenai variabel-variabel yang akan di amati yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang terkait dengan kesimpulan yang dikehendaki. Variabel merupakan konsep dalam bentuk operasional. Variabel adalah konsep tingkat rendah yang acuan-acuannya secara mudah di identifikasi dan diobservasi serta mudah diklasifikasikan, diurut, dan diukur (Kriyantono, 2006: 48).

a . Var iabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terpaan iklan MDS Pro-series di televisi. Terpaan adalah dampak media massa yang akan timbul secara kuat dan cepat, apabila sebagian besar khalayak telah terexpose oleh media massa dalam penilaian ini media televisi. Dalam variabel ini dioperasionalkan sebagai seberapa sering responden diterpa oleh iklan MDS Pro-series versi “Sule” di semua stasiun televisi dan dijadikan indikator frekuensi penayangan dan durasi penayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi, berikut indikatornya :

1. Frekuensi penayangan adalah seberapa sering responden melihat tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dalam satu minggu.

2. Durasi penayangan adalah berapa lama responden melihat tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dalam satu kali penayangan.

b. Var ia bel Ter ikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap mahasiswa surabaya pada helm MDS Pro-series. Sikap dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu sikap yang dapat memunculkan pengetahuan, sesuatu yang memberikan inovasi dalam tindakan untuk mengubah keputusan yang lebih baik yakni pada helm MDS Pro-series setelah menonton tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi. Dalam penelitian ini sikap mahasiswa Surabaya dioperasionalkan sebagai hasil

pengaruh efek komunikasi setelah melihat tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi,dikategorikan sebagai berikut:

1. Respon kognitif :

Kepercayaan terhadap tayangan iklan helm MDS Pro-Series versi “Sule”. Dalam penelitian ini dikaitkan dengan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang keunggulan helm MDS Pro-series, seperti;

a. Informasi mengenai ide dalam menggambarkan kondisi sekitar ketika menggunakan MDS Pro-series.

b. Informasi mengenai fungsi fitur double visor pada helm MDS Pro-series. c. Informasi mengenai anti-theft pada helm MDS Pro-series.

d. Informasi mengenai helm MDS Pro-series aman dan nyaman digunakan. e. Informasi mengenai helm MDS Pro-series ringan membawanya.

f. Informasi mengenai segmentasi dalam menggunakan helm MDS Pro-series; bisa digunakan untuk laki-laki dan perempuan.

g. Informasi mengenai pilihan model pada helm MDS Pro-series; full face dan open face.

h. Informasi mengenai pilihan type pada helm MDS Pro-series; Pro-Rider, Pro-Jet2, Pro-Vent, Pro D-One ,dan Protector.

i. Informasi mengenai pilihan motif pada helm MDS Pro-series. j. Informasi mengenai pilihan warna pada helm MDS Pro-series.

2. Respon afektif :

Perasaan, emosi kepada objek. Dalam penelitian ini dikaitkan dengan evaluasi mahasiswa terhadap tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule”, yaitu apakah mereka setuju atau tidak setuju tertarik atau tidak tertarik dengan apa yang ditampilkan dalam iklan MDS Pro-series mengenai:

a. Ide gambaran kondisi sekitar

b. Fungsi fitur double visor dan anti-theft c. Model pada helm MDS Pro-series

d. Type pada helm MDS Pro-series

e. Motif pada helm MDS Pro-series f. dan warna pada helm MDS Pro-series 3. Respon prilaku atau konatif :

Keinginan atau kecenderungan seseorang untuk mengambil tindakan tertentu atau berprilaku tertentu terhadap objek. Dalam penelitian ini menunjukkan adakah keinginan mahasiswa Surabaya bertindak pada helm MDS Pro-series, seperti yang ditampilkan dalam iklan MDS Pro-series versi “Sule” mengenai: a. Beralih menggunakan helm MDS Pro-series karena bisa mencegah

terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh silauan cahaya

b. Beralih menggunakan helm MDS Pro-series karena bisa mencegah terjadinya pencurian helm

c. Beralih menggunakan helm MDS Pro-series karena aman dan nyaman d. Keinginan membeli helm MDS Pro-series

e. Berani biklang “Ya” ketika ada yang menawarkan helm MDS Pro-series.

3.1.2.Pengukur an Var iabel

Untuk menentukan besar kecilnya nilai dari variabel dibutuhkan suatu alat ukur sesuai dengan indikator yang ada pada definisi operasional diatas. Instrumen pengukuran penelitian sebagai berikut :

Variabel bebas (X):

1. Frekuensi

Peneliti menggunakan kuisioner dengan pertanyaan tertutup. Frekuensi operasionalnya adalah frekuensi responden menonton tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” dalam saatu minggu. Frekuensi dikategorikan menjadi 3 dengan pengukuran lebar interval juga. Pengukuran indikator frekuensi :

Pada tayangan iklan ini dalam sehari bisa muncul 1-12 kali di semua stasiun televisi, jadi dalam seminggu :

Frekuensi minimal penayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule”adalah 1 kali Frekuensi maksimal penayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule”adalah 84 kali.

Langkah pertama dengan mencari lebar interval (I), sebagai berikut :

In ter val Class = 84− 1

3 = 27,6 = 28

Jadi Kategorinya :

a. 1 – 28 kali diberi skor 1 b. 29 – 57 kali diberi skor 2 c. 58 – 84 kali diberi skor 3 2. Durasi

Dalam kuisioner peneliti akan mengajukan pertanyaan tertutup. Durasi operasionalnya adalah berapa lama responden menonton tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” dalam sekali menonton. Durasi dihitung dengan rata-rata waktu yang digunakan dalam satuan detik.

Untuk memudahkan pengukuran peneliti mengkategorikan penggunaan durasi dalam 3 kategori. Pembagian kategori berdasarkan dalam sekali menonton tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule”, yaitu berdurasi 1-31 detik .

Inter val Class = 31− 1

3 = 1 0

Jadi kategorinya dibedakan menjadi :

a. 1 – 10 detik/penayangan diberi skor 1 b. 11 – 20 detik/penayangan diberi skor 2

c. 21 – 31 detik/penayangan diberi skor 3

Skala pengukuran hubungan terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi menggunakan skala ordinal yang diurutkan berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Masing- masing alternatif jawaban ini telah diberi skor untuk menyamakan pengukuran terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi yang terdiri dari indikator frekuensi dan durasi dengan menggunakan rumus :

Jumlah pertanyaan dalam variabel X yakni terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” terdiri dari 2 item pertanyaan.

- Skor jawaban tertinggi = 3 x 2 = 6 - Skor jawaban terendah = 1 x 2 = 2

Lebar int er val se bagai batasan skor = 6 − 2

3 = 1,33 3 = 1

Sehingga batasan skor untuk terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” adalah sebagai berikut :

a. 1 – 2 termasuk kategori rendah, artinya terpaan tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” rendah.

b. 3 – 4 termasuk kategori sedang, artinya terpaan tayangan iklan MDS

c. 5 – 6 termasuk kategori tinggi, artinya terpaan tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” tinggi.

Variabel terikat (Y) :

Dalam kuisioner peneliti akan mengajukan pernyataan terbuka. Skala pengukuran sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series ini menggunakan skala ordinal yang diurutkan berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Masing – masing alternatif jawab telah diberi skor. Untuk menyamakan pengukuran sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series dengan indikator kognitif, afektif, dan konatif dengan menggunakan rumus :

a. Setuju diberi skor 3

b. Ragu – Ragu diberi skor 2 c. Tidak Setuju diberi skor 1

Sedangkan untuk skala pengukuran variabel menggunakan skala ordinal yang berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan rumus :

= ( − )

A.Dalam variabel ini, komponen kognitif terdapat 10 item pernyataan : - Skor jawaban tertinggi = 3 x 10 = 30

Lebar inter val sebagai batasan skor = 30 − 10

3 = 6,6 = 7

Batasan skor komponen kognitif untuk sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series adalah sebagai berikut :

a. 10 – 16 termasuk kategori rendah b. 17 – 23 termasuk kategori sedang c. 24 – 30 termasuk kategori tinggi

B.Dalam variabel ini, komponen afektif terdapat 6 item pernyataan : - Skor jawaban tertinggi = 3 x 6 = 18

- Skor jawaban terendah = 1 x 6 = 6

Lebar int er val se bagai batasan skor = 18 − 6

3 = 4

Batasan skor komponen afektif untuk sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series adalah sebagai berikut :

a. 6 – 9 termasuk kategori rendah b. 10 – 13 termasuk kategori sedang c. 14 – 18 termasuk kategori tinggi

C. Dalam variabel ini, komponen konatif terdapat 5 item pernyataan : - Skor jawaban tertinggi = 3 x 5 = 15

Lebar int er val se bagai batasan skor = 15 − 5

3 = 3,3 = 3

Batasan skor komponen konatif untuk sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series adalah sebagai berikut :

a. 5 – 7 termasuk kategori rendah b. 8 – 10 termasuk kategori sedang c. 11 – 15 termasuk kategori tinggi

Dari penjelasan diatas dalam variabel ini, jika dijumlahkan terdapat 21 item pernyataan. Sehingga bisa dihitung :

- Skor terendah = 1 x 21 = 21 - Skor tertinggi = 3 x 21 = 63

Lebar Inter val = 6 3− 21

3 = 14

Batasan skor untuk sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series adalah :

a. 21 – 34 termasuk kategori Negatif, artinya sikap mahasiswa Surabaya negatif pada helm MDS Pro-series.

b. 35 – 48 termasuk kategori Netral, artinya sikap mahasiswa Surabaya netral, jika masih merasa ragu pada helm MDS Pro-series.

c. 49 – 63 termasuk kategori Positif, artinya sikap mahasiswa Surabaya positif pada helm MDS Pro-series.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel 3.2.1. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2008 : 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempuyai kualitas dan karakteristiktertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Surabaya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2011/2012, diketahui jumlah mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta sebanyak 511.383 mahasiswa.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008 :81). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Surabaya yang menonton iklan Helm MDS Pro-Series di televisi.

3.2.2.Teknik Penar ika n Sampel

Teknik pengambilan sampel ada dua, yaitu teknik pengambilan sampel secara probabilita dan teknik pengambilan sampel secara non-probabilita. Teknik penarikan sampel secara probabilita berarti teknik penarikan sampel yang mendasarkan pada prinsip bahwa setiap elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Peluang tersebut dapat sama, dapat pula tidak sama besarnya dengan anggota populasi lainnya.

Sedangkan teknik penarikan sampel non-probabilita digunakan jika peneliti sama sekali tidak dapat menyusun kerangka sampel atau pada masalah-masalah tertentu dimana kerangka sampel tidak mungkin dibuat. Dalam penarikan sampel non-probabilita, pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak pada penggunaan teori probabilita. Lagi pula, tidak ada teknik statistika yang tepat untuk mengukur random sampling error dari sampel non-probabilita (Santoso, 2001 : 84).

Pada penelitian ini peniliti menggunakan teknik penarikan probabilitas sampling dengan cara Cluster Random Sampling. Menyeleksi atau mengelompokkan populasi atau sampel ke dalam beberapa kelompok atau kategori (Kriyantono, 2006:.153), Metode ini dilakukan dalam beberapa tahap yakni :

1. Dilakukan pemilihan pada organisasi yaitu Perguruan Tinggi di Surabaya. Perguruan Tinggi di Surabaya terbagi menjadi 2, yaitu Perguruan tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta,

2. Peneliti menggunakan teknik Random (acak) untuk menentukan Perguran tinggi yang akan dijadikan sampel. Muncul Perguruan Tinggi Negeri

3. Kemudian dipilihnya Perguruan Tinggi Negeri

UNAIR 26.544 Mahasiswa

UNESA 24.606 Mahasiswa

ITS 17.702 Mahasiswa

+

Jumlah : 79.617 Mahasiswa

(Sumber : Badan Pusat Statistik tahun 2012)

Rumus yang digunakan dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah rumus Yamane dalam Kriyantono (2006 : 160), yakni :

n = N

N.d²+1

Keterangan :

n = besarnya sampel yang diperlukan

N = Jumlah populasi

d = presisi (derajat ketelitian = 0,1)

n = 79.617

79.617.(0,1)²+1

= 79.617

= 99,87 dibulatkan menjadi 100 responden

Jadi, didapatkan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 mahasiswa Surabaya.

Selanjutnya dialokasikan secara proposional yang ditentukan melalui rumus :

n 1 = 1 ×

Ket:

n1 = Jumlah mahasiswa disuatu Perguruan Tinggi N1 = Ukuran stratum ke-1

N = Jumlah seluruh sampel

n = Jumlah sampel minimum yang telah ditetapkan

Jadi berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sempel yang diambil pada tiap Perguruan Tinggi adalah :

1. Perguruan Tinggi Negeri UNAIR

n1 = N1 × n

N =

2 6 .544

7 9 .617× 100 = 33,3 = 33 Mahasiswa

2. Perguruan Tinggi Negeri UNESA

n1 = N1 × n

N =

2 4 .606

3. Perguruan Tinggi Negeri IAIN

n1 = N1 × n

N =

1 0 .765

79 .617 × 10 0 = 1 3,5 = 14 Mahasiswa

4. Perguruan Tinggi Negeri ITS

n1 = N1 × n

N =

1 7 .702

79 .617 × 10 0 = 2 2,2 = 22 Mahasiswa

3.3. Teknik Pegumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data adalah bagian yang cukup berperan penting dalam suatu penelitian dan yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Pada penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode antara lain metode angket, wawancara, observasi dan dokumentasi (Bungin, 2006 : 123).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket. Angket atau kuisioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, untuk diisi oleh responden. Pengumpulan data tersebut memberikan gambaran bagaimana cara yang ditempuh peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Dalam kenyataannya data dapat diperoleh secara langsung (primer) atau tidak langsung (sekunder), (Hamidi, 2007 : 140).

kuisioner, responden didampingi oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan salah presepsi. Angket adalah suatu teknik penelitian mengenai suatu masalah dengan mengedarkan daftar pertanyaan seara tertulis kepada sejumlah responden untuk mendapat jawaban, tanggapan, dan respon tertulisnya.

Data sekunder. Data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Jawa Timur, buku literatur, artikel atau koran, internet dan melakukan tanya jawab kepada pihak yang terkait dalam penelitian yang digunakan untuk mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Munurut Maleong yang dikutip dalam Kriyantono, (2006:163) mendefinisikan Aanalisis data sebagai proses mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka untuk menganalisa dan menguji hipotesis dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan koefesien Rank Spearman, karena data dalam penelitian ini berbentuk data ordinal yaitu berjengjang atau bertingkat antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Rumus Rank Spearman dapat dijelaskan sebagai berikut :

ρ = 1 − 6

( − 1 )

ρ −

n : Jumlah sampel

d i : Ju m lah total hitungan Rank Xdan Y

Untuk mempermudah menghitung data variabel X dan Y dalam rumus Rank Spearman diperlukan tabel penolong :

Tabel 1

Tabel Penolong Koefesien Korelasi Rank Spearman

Ada atau tidaknya korelasi ditanyakan dalam rangka indeks. Betapapun kecilnya indek korelasi, jika bukan 0,0000 dapat diartikan bahwa antara kedua variabel yang dikorelasikan terdapat, terdapat adanya korelasi. Interpretasi tinggi – rendahnya korelasi dapat diketahui juga dari besar kecilnya angka dalam indeks korelasi. Makin besar angka dalam indeks korelasi, makin tinggilah korelasi kedua

Responden X Y Rank X Rank Y di

1

2

3

4

dst

Jumlah

Untuk memperjelas pembuktian hipotesis, maka akan digunakan analisis t test dengan taraf signifikan 5% yang menggunakan rumus sebagai berikut :

= √ − 2

1 −

Ket :

t test : Koefesien signifikasi

ρ −

n : Jumlah sampel

Tabel 2

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi

Inter val Koefesien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 0,100 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2008: 184)

Dengan hipotesis statistiknya dapat dikemukakan sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dengan sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series.

H1 : Terdapat hubungan antara terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dengan sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series.

Dengan ketentuan sebagai berikut :

o Bila t test < t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi (X) dengan variabel sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series (Y).

o Tetapi sebaliknya, bila t test > t tabel, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan antara variabel terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi (X) dengan variabel sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series (Y).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambara n Umum Obyek Penelitian

MDS merupakan helm berstandar SNI yang diluncurkan pada tahun 1998 oleh PT. Tara Kusuma Indah. Helm MDS memilki standar dengan keamanan yang baik, style yang elegan dan harga yang terjangkau. Padding yang comfort dengan removable padding untuk sebagian model. Salah satu trobosan dilakukan oleh produsen helm MDS yaitu lewat model helm MDS Pro-series yang merupakan pelopor teknologi double visor dan anti-theft. Ada beberapa jenis MDS Pro-series, yaitu MDS Pro-Rider, MDS Pro-Vent, MDS Pro D-one, MDS Project 2, dan MDS Protector.

Helm MDS, dibuat untuk helm harian di kelas menengah, dengan kebutuhan konsumen harian yang berbagai macam dengan dipengaruhinya perkembangan jaman dibutuhkan helm perlindungan yang aman dan nyaman. Keunggulan helm ini, terdapat teknologi double visor yang berfungsi sebagai pelindung mata dan anti-theft sebagai kunci anti maling, Selain itu MDS Pro-series mempunyai berbagai macam model (open face dan full face), motif, type dan warna.

Dalam memperkenalkan helm MDS Pro-series kepada konsumen, produsen helm MDS Pro-series membuat iklan televisi yang dibintangi oleh Sule. Iklan helm MDS Pro-series versi “Sule” merupakan iklan produk dengan durasi tiga puluh satu detik, dimana alokasi terbesar penayangan pada program acara Opera Van Java Live di Trans 7 dan ajang bakat menyanyi X-Factor yang tebaru ini di Rcti. Dimana dalam 1 kali penayangannya di semua stasiun televisi 10-12 kali tayang per-harinya. Dengan deskripsi iklan, Ada serangan alien (makhluk ruang angkasa yang menghancurkan bangunan dengan senjatanya) Pada waktu itu Sule segera memilih alat perlengkapan untuk melawan alien tersebut dan memilih helm MDS Pro-rider dan pemeran wanita menggunakan MDS Projeet 2, Keduanya. ada dialog tentang kaca ganda di helm MDS Pro-series. Sang bintang iklan (Sule) menyebut itu double

visor. Maknanya sama, ada dua kaca di helm, kaca pertama berwarna bening dan

kaca kedua berwarna gelap. Kaca yang gelap untuk menangkal cahaya yang menyilaukan mata sang pemakai helm. Dan menjelaskan fitur Anti-Theft yang

disebutnya Kunci anti maling. (Hasil wawancara dengan Denny Dharmawan, selaku

4.2. Penyajian Data da n Analisa Data

Pada bagian ini akan disajikan data hasil penyebaran kuisioner yang telah dibagikan kepada 100 responden dimana responden tersebut adalah mahasiswa Surabaya, diperoleh data perincian sebagai berikut:

4.2.1. Identita s Responden

Dalam penelitian ini, Identitas responden yang dimaksud adalah data – data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Kar akter istik Responden Ber dasa r ka n Umur (n = 100)

No Umur Responden Frekuensi (%)

1 19 – 21 tahun 34 34

2 22 – 24 tahun 48 48

3 25 – 27 tahun 18 18

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuisioner (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia antara 22 – 24 tahun dengan jumlah

sebanyak 48 orang atau sebesar 48 %, responden yang berusia 19 – 21 tahun dengan jumlah sebanyak 34 orang atau sebesar 34 % dan sisanya adalah responden yang berusia 25 – 27 tahun dengan jumlah sebanyak 18 orang atau sebesar 18 %.

Berdasarkan uraian diatas diketahui sebagian besar responden berumur 22 - 24 tahun sebanyak 48 orang atau sebesar 48 %. Hal tersebut dikarenakan sesuai dengan segmentasi dari produk helm MDS Pro-series.

Tabel 4.2.

Ka rakter istik Responden Ber dasar kan J enis Kelamin (n = 100)

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki – Laki 60 60

2 Perempuan 40 40

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuisioner (diolah peneliti)

Sesuai dengan tabel diatas menunjukan bahwa sebagaian besar responden adalah berjenis kelamin Laki – laki yang mencapai 60 responden atau sebesar 60 % dari total responden. Sedangkan 40 responden atau sebesar 40% berjenis kelamin perempuan.

Berdasarkan uraian diatas diketahui sebagian besar responden berjenis kelamin Laki – laki sebanyak 60 orang atau sebesar 60 %. Hal

tersebut dikarenakan produk helm MDS Pro-series lebih cocok untuk kaum laki – laki.

4.2.2. Var ia bel Ter paan Iklan Helm MDS Pro-series ver si “Sule”di televisi (X)

Dari hasil penyebaran kuisioner mengenai variabel terpaan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi yang diindikatori oleh frekuensi menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi dalam seminggu, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Fr ekuensi Menonton Tayangan Iklan MDS Pro-series ver si “Sule” Di Televisi

(n = 100)

No Melihat Iklan Frekuensi (%)

1 1 – 28 kali 53 53

2 29 – 57 kali 34 34

3 58 – 84 kali 13 13

Jumlah 100 100

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 53 orang (53%) menyatakan menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi sebanyak 1-28 kali/minggu, sedangkan sebanyak 34 orang (34%) menyatakan menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di

televisi sebanyak 29-57 kali/, serta sisanya adalah responden yang menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi 58-84 kali/minggu hanya sebanyak 13 orang (13%).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memilih jawaban 1-28 kali/minggu. Hal tersebut dikarenakan responden menonton tayangan iklan 2 hari secara berturut – turut.

Dari hasil penyebaran kuisioner mengenai variabel terpaan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi yang diindikatori oleh durasi dalam satu kali penayangan, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Dur asi Menonton Tayangan Iklan MDS Pro-series ver si “Sule” Di Televisi

(n = 100)

No Melihat Iklan Durasi (%)

1 1-10 detik 36 36

2 11-20 detik 36 36

3 21-31 detik 28 28

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pengkategorian reponden berdasarkan durasi atau lamanya mereka menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi. Sebanyak 36 orang (36%) menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di

Dokumen terkait