• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TERPAAN IKLAN HELM MDS PRO-SERIES VERSI “SULE” DI TELEVISI DENGAN SIKAP MAHASISWA SURABAYA PADA HELM MDS PRO-SERIES.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TERPAAN IKLAN HELM MDS PRO-SERIES VERSI “SULE” DI TELEVISI DENGAN SIKAP MAHASISWA SURABAYA PADA HELM MDS PRO-SERIES."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

HELM MDS PRO-SERIES

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memperoleh Gela r Sar ja na Pa da Pr ogra m Studi Ilmu Komunika si FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

AGUS PURNI AWAN

NPM : 0943010185

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

HUBUNGAN TERPAAN IKLAN MDS PRO-SERIES VERSI “SULE” DI

TELEVISI DENGAN SIKAP MAHASISWA SURABAYA PADA HELM MDS

PRO-SERIES

Oleh :

Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 18 J uli 2013

(3)

HUBUNGAN TERPAAN IKLAN MDS PRO-SERIES VERSI “SULE” DI

TELEVISI DENGAN SIKAP MAHASISWA SURABAYA PADA HELM

MDS PRO-SERIES

Disusun Oleh :

AGUS PURNIAWAN NPM. 0943010185

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi :

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra. HERLINA SUKSMAWATI,M.Si NIP.19641225 199309 2001

Mengetahui

(4)

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada ibu Dra.

Herlina Suksmawati, Msi selaku dosen pembimbing yang selama ini telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan hingga terselesaikan Tugas Akhir ini.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang mendalam atas bantuan dari

berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dalam

kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dra. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

3. Orang Tua, keluarga, kakak yang telah banyak memberikan dukungan dan

pengorbanan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

4. Denny Dharmawan, selaku marketing PT. Surya Prima Surabaya yang

membantu penulis dalam memberikan informasi.

5. Teman – teman mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2009 Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik UPN ”Veteran” Jawa Timur, terima kasih atas dukungan

(5)

bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk

mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, Juli 2013

(6)

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN

PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

2.2.1. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa ... 13

2.2.2. Pemirsa Televisi Sebagai Khalayak Media Massa ... 15

2.2.3. Periklanan ... 16

(7)

2.3. Kerangka Berpikir ………... 29

2.4. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.1.1.Definisi Operasional ... 32

3.1.2.Pengukuran Variabel ... 36

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 42

3.2.1. Populasi dan Sampel ... 42

3.2.2. Teknik Penarikan Sampel ... 42

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.4. Metode Analisis Data... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 51

4.2. Penyajian Data dan Analisa Data ... 52

4.3. Analisis dan Penyajian Hipotesis ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 102

5.2. Saran ... 102

(8)

Tabel 3.2. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 49

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 53

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.3. Frekuensi Menonton Tayangan Iklan MDS Pro-series versi “Sule”

Di Televisi ... 55

Tabel 4.4. Durasi Menonton Tayangan Iklan MDS Pro-series versi “Sule” Di

Televisi ... 56

Tabel 4.5. Terpaan iklan MDS Pro-series Di Televisi Secara Keseluruhan ... 58

Tabel 4.6. Menggunakan Helm MDS Pro-series Bisa Menggambarkan

Menjadi Lebih Tanggap Terhadap Kondisi Sekitarnya ... 60

Tabel 4.7. Fungsi Fitur Double Visor Pada Helm MDS Pro-series, Bisa

Mengantisipasi Terjadinya Kecelakaan Yang Disebabkan Oleh

Silauan Cahaya ... 62

Tabel 4.8. Fungsi Fitur Anti-Theft Pada Helm MDS Pro-series, Bisa

Mengantisipasi Terjadinya Pencurian Helm ... 64

Tabel 4.9. Helm MDS Pro-series Aman Dan Nyaman Digunakan ... 65

(9)

Tabel 4.12. Helm MDS Pro-series Berbagai Macam Pilihan Model ... 70

Tabel 4.13. Helm MDS Pro-series Berbagai Macam Pilihan Type ... 71

Tabel 4.14. Helm MDS Pro-series Berbagai Macam Pilihan Motif ... 73

Tabel 4.15. Helm MDS Pro-series Berbagai Macam Pilihan Warna ... 74

Tabel 4.16. Kategori Kognitif Secara Keseluruhan ... 75

Tabel 4.17. Ide Deskripsi Cerita Dalam Menggambarkan Kondisi Sekitar Ketika Menggunakan Helm MDS Pro-series Menarik ... 77

Tabel 4.18. Ketertarikan dengan Fitur Double Visor Dan Anti-theft Pada Helm MDS Pro-series ... 78

Tabel 4.19. Ketertarikan dengan Model Pada Helm MDS Pro-series ... 80

Tabel 4.20. Ketertarikan dengan Type Pada Helm MDS Pro-series ... 81

Tabel 4.21. Ketertarikan dengan Motif Pada Helm MDS Pro-series ... 82

Tabel 4.22. Ketertarikan dengan Warna Pada Helm MDS Pro-series ... 84

Tabel 4.23. Kategori Afektif Secara Keseluruhan ... 85

(10)

Tabel 4.26. Beralih Menggunakan MDS Pro-series, Karena Bisa Menimbulkan

Rasa Aman Dan Nyaman ... 90

Tabel 4.27. Membeli Helm MDS Pro-series ... 92

Tabel 4.28. Saya Berani Bilang “Ya”! Jika Ada Teman Saya Yang

Menawarkan Helm MDS Pro-series ... 93

Tabel 4.29. Kategori Konatif Secara Keseluruhan ... 94

(11)
(12)

Lampiran 2 Rekapitulasi J awaban Responden ………... 112

Lampiran 3 Tabel Penolong Rank Spearman ………. 130

Lampiran 4 Tabel t ………. 133

(13)

PADA HELM MDS PRO-SERIES.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan terpaan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dengan sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik analisis data korelasi Rank Spearman. Selain itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R atau singkatan dari Stimulus – Organism – Response yang membahas tentang perubahan sikap.

Hasil penelitian ini adalah, terdapat hubungan yang rendah antara variabel terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dengan sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series artinya bahwa sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series tidak sepenuhnya dipengaruhi tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi, sebagian besar timbul informasi dari berbagai pihak seperti keluarga, teman, saudara yang menggunakan helm MDS Pro-series dengan menceritakan keunggulan helm tersebut.

Ka ta Kunci : Teor i S – O – R, Sikap, Ter paan Ikla n

ABSTRACT

Agus Pur niawan. THE CORRELATION BETWEEN EXPOSURE OF MDS PRO-SERIES HELMET ADVERTISING " SULE" VERSION ON TELEVISION WITH SURABAYA STUDENT’S ATTITUDES TO MDS PRO-SERIES HELMET.

This research aims to determine the correlation between exposure of MDS Pro-series helmet advertising "Sule" version on television with surabaya student’s attitudes to MDS Pro-series helmet.

The methods that used in the research is quantitative research methods with rank spearman correlation data analysis techniques. the theory that used in this study are SOR theory or Stimulus - Organism – Response theory that talks about attitude change.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belaka ng Masa la h

Pada masa kini, periklanan semakin pesat perkembangannya. Iklan banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Kini, iklan telah menjadi bisnis besar. Kreativitas mulai beraneka ragam, sehingga periklanan menjadi lebih bervariasi. Terutama pada media televisi, dari segi kualitas iklan terlihat semakin meningkat baik dari dimensi gambar, suara maupun tampilan lainnya (Rendra, 2005 : 63).

(15)

berbeda dengan apa yang dituliskan oleh Wright (1978). Wright sebagaimana dikutip oleh Alo Liliweri, menuliskan bahwa iklan juga merupakan sebentuk penyampaian pesan sebagaimana kegiatan komunikasi lainnya. Secara lengkap, ia menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide – ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif (Liliweri, 1992 : 20).

Sebagai penunjang bagi kegiatan periklanan maka dibutuhkan media iklan. Dimana penelitian ini menitikberatkan pada media televisi yang memiliki fungsi yang lebih efektif dibanding dengan media lainnya. “ Televisi di akui sebagai media iklan paling berpengaruh dan menjangkau spectrum konsumen. Dari perspektif pembangunan merk, iklan tv memiliki dua kekuatan. Pertama, ia dapat menjadi sarana yang efektif yang menunjukan secara langsung atribut-atribut produk dan menjelaskan secara persuasif manfaat-manfaat produk yang berhubungan dengan konsumen. Kedua, iklan TV dapat menjadi sarana yang mendorong untuk secara dramatis memotret pengguna dan gambaran penggunaan, kepribadian merk, dan hal-hal tak berwujud lainnya dari merk tersebut” (Kotler, 2007 : 247).

(16)

series akan memberikan rasa aman dan nyaman dalam mengendarai motor. Selain itu,

informasi yang ditampilkan lain mengenai helm MDS pro-series sebagai pelopor helm berkualitas dengan inovasi terbarunya, Double visor sebagai pelindung mata dan anti-theft yang biasa disebut kunci anti maling yang bisa mencegah kejahatan pada pencurian helm.

Melalui Iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”, MDS Pro-series ingin membangun dan membentuk kesadaran menggunakan helm ber standar nasional (SNI) MDS Pro-series kepada masyarakat, khususnya dikalangan mahasiswa dengan menyampaikan pesan atau informasi pentingnya keamanan dan kenyamanan menggunakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI), dalam berkendara. Dampak besar yang dapat ditumbulkan, dengan menggunakan helm MDS Pro-series.

Iklan helm MDS Pro-series versi “Sule” merupakan iklan produk dengan durasi tiga puluh satu detik, dimana alokasi terbesar penayangan pada program acara Opera Van Java Live di Trans 7 dan ajang bakat menyanyi X-Factor yang tebaru ini

di Rcti. Dimana dalam 1 kali penayangannya di semua stasiun televisi 10-12 kali tayang per-harinya. Dengan deskripsi iklan, Ada serangan alien (makhluk ruang angkasa yang menghancurkan bangunan dengan senjatanya) Pada waktu itu Sule

segera memilih alat perlengkapan untuk melawan alien tersebut dan memilih helm

MDS Pro-rider dan pemeran wanita menggunakan MDS Projeect 2, Keduanya. ada

dialog tentang kaca ganda di helm MDS Pro-series. Sang bintang iklan (Sule)

(17)

berwarna bening dan kaca kedua berwarna gelap. Kaca yang gelap untuk menangkal

cahaya yang menyilaukan mata sang pemakai helm. Dan menjelaskan fitur Anti-Theft

yang disebutnya Kunci anti maling. (Hasil wawancara dengan Denny Dharmawan,

selaku marketing PT Surya Prima pada tanggal 18 Maret 2013).

Terpaan-terpaan (media expossure) yang ada pada frekuensi dan durasi itu menghubungkan antara khalayak dengan isi media itu sendiri berkaitan dengan perhatian (attention) juga turut mempengaruhi sikap dalam terpaan media (Rakhmat, 2003 : 55). Iklan MDS Pro-series versi “Sule” ini dapat menimbulkan tangapan-tanggapan yang beraneka ragam tergantung dari proses pengolahan informasi dari masing-masing individu yang telah menangkap stimuli tersebut sesuai dengan keadaan karakterstik dan keadaan diri khalayak masing-masing.

Dari hasil wawancara dengan dua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya, Jawa Timur yang telah menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule” yakni Muhammad Andreansyah dan Mutiara . Muhammad Andreansyah mengatakan bahwa:

(18)

visor dan anti-theft atau kunci Anti maling. Model, desain, motif, dan warna helmnya

juga disesuaikan dengan selera konsumen sehingga bisa digunakan untuk pria atau wanita. Pesan aman dan nyaman dalam berkendara sangat bagus bagi pengendara motor. Bintang iklannya juga menarik, dan konsep cerita iklannya lain daripada iklan helm lainnya. Setelah saya menonton tayangan iklan itu, Saya memilih untuk membeli helm MDS Pro-series untuk memberikan rasa aman dan nyaman dimanapun berada.”

Pendapat Mutiara bertolak belakang dari pendapat andre, dari iklan helm MDS Pro-series ia berpendapat:

“Saya tahu menggunakan helm SNI merupakan kewajiban bagi setiap pengendara bermotor yang berdampak banyaknya penggunaan helm ber label SNI. Menurut saya tidak ada hubungannya antara membeli helm MDS Pro-series dengan iklan tersebut, Membeli helm MDS Pro-series bisa dihubungkan dengan usaha mencegah terjadinya kecelakaan yang menyebabkan cedera dikepala bahkan kematian. Rasa aman dan nyaman itu sendiri bukan tergantung teknologi yang ada pada helm, namun tergantung dari kondisi fisik dan psikologis pengendara. Selain itu, sikap membeli helm MDS Pro-series lebih dilihat dampak dari peraturan perundangan lalu lintas yang mewajibkan bagi setiap pengendara harus menggunakan helm berstandar SNI. ”

(19)

dengan yang lain. Sikap lebih merupakan pernyataan atau keputusan untuk menunjukan kecenderungan terhadap objek (orang, peristiwa, atau kejadian tertentu) dalam bentuk penilaian. Penilaian itu, misalnya bersifat suka dan tidak suka, senang dan tidak senang, benar atau salah dan cepat atau lambat. Jelasnya, suatu penilaian bersifat kontinu dari suatu kutub terhadap kutub lainnya (Syam, 2009 : 37). Dari wawancara dan tanggapan-tanggapan di atas, dapat diketahui bahwa dengan menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule” khalayak menangkap stimuli yang berisi dengan menggunakan helm MDS Pro-series dapat memberikan rasa aman dan nyaman yang dimunculkan dari teknologi terbarunya yaitu double visor dan anti-theft. Stimuli yang di tangkap dari pengalaman dan pengetahuan

mereka masing-masing sehingga munculnya efek dari stimuli tersebut, yaitu munculnya perbedaan pendapat dari masing-masing individu yang telah menonton tayangan iklan helm tersebut, diantaranya adalah penerimaan dan penolakan sikap yang dimuncukan dari iklan tersebut.

(20)

menimbulkan persepsi sikap kepercayaan khalayak dengan menggunakan helm MDS Pro-series bisa memberikan rasa aman dan nyaman.

Dari hasil wawancara dengan Denny Dharmawan selaku marketing PT Surya Prima yang merupakan distributor tunggal helm Dinaheti Motor Industri (DMI) di Surabaya mengatakan bahwa “Helm MDS Pro-series merupakan produk dari Dinaheti Motor Industri dimana PT. Tara Kusuma Indah sebagai produsennya, ada beberapa jenis MDS Pro-series, yaitu MDS Pro-Rider, MDS Pro-Vent, MDS Pro D-one, MDS Project 2, MDS Protector. MDS juga satu produk dengan helm INK,

KYT, BMC, dan Hiu. Khusus helm MDS, dibuat untuk helm harian di kelas menengah, dengan kebutuhan konsumen harian yang berbagai macam dengan dipengaruhinya perkembangan jaman dibutuhkan helm perlindungan yang aman dan nyaman. Keunggulan helm ini, mempunyai berbagai macam model (open face dan full face), motif, type dan warna. Jaman semakin maju, helm sekarang merupakan

bagian dari fashion dan maling pun semakin pintar. Memproduksi helm MDS Pro-series tidak asal memproduksi saja, namun melibatkan apa kata konsumen harian.

(21)

kalangan pemuda berusia 20 – 30 tahun yang rata – rata bestatus mahasiswa, jika diprosentasekan terjadi Kenaikan berkisar 10%-15% dari tahun sebelumnya . Kenaikan penjualan tersebut tidak lain dari dampak iklan promosi dan kebutuhan konsumen.”

Berdasarkan fenomena tersebut, maka peniliti tertarik ingin mengetahui Bagaimana Hubungan Terpaan Iklan Helm MDS Pro-series Versi “Sule” di televisi dengan Sikap Mahasiswa Surabaya Pada Helm MDS Pro-series. Hal ini dikarenakan mahasiswa memiliki kematangan emosional dan sosial, kematangan kognitif dan kemampuan intektual maupun keterampilan, dan ditunjang dengan sikap dan pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman (Dariyo, 2004: 66), Pemilihan lokasi penelitian yaitu di kota Surabaya, selain penjualan helm MDS Pro-series di Surabaya mencapai 3000-4000 batok/bulan, Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dan dikarenakan jumlah mahasiswa Surabaya di perguruan tinggi sampai tahun ajaran 2011-2012 yang dikutip dari buku Badan Pusat Statistik Surabaya 2012 “Surabaya dalam angka” mencapai 511.383 mahasiswa.

(22)

rangsangan bagi pemirsa yaitu tayangan Iklan helm MDS pro-series versi “Sule” untuk memberikan respon terhadap pesan yang disampaikan tersebut. Dengan kata lain, tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule” di asumsikan sebagai stimulus yang dapat menimbulkan reaksi tertentu pada diri khalayaknya.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, untuk lebih mempermudahkan dan mengarahkan analisis data, maka penelitian ini penulis merumuskan masalahnya “Bagaimana Hubungan Terpaan Iklan Helm MDS Pro-series Versi “Sule” di Televisi dengan Sikap Mahasiswa Surabaya Pada Helm MDS

Pro-series ? ”.

1.3. Tujua n Penelitia n

Untuk menegetahui bagaimana Hubungan Terpaan Iklan Helm MDS Pro-series Versi “Sule” di Televisi dengan Sikap Mahasiswa Surabaya Pada Helm MDS

Pro-series.

1.4. Manfaa t Penelitian

1. Ma nfaat Teor itis

(23)

2. Manfaat Pra ktis

(24)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Ter da hulu

Dari penelitian terdahulu yang relevan, maka yang dapat digunakan sebagai acuan pembanding ialah penelitian tentang hubungan terpaan iklan terhadap khalayak sebelumnya dikemukakan dalam penelitian di bawah ini :

(25)

layanan masyarakat di televisi secara keseluruhan baik remaja di Surabaya, Jember, dan Malang cenderung Negatif.

Penelitian tersebut semakin memperkuat peneliti dalam meneliti hubungan terpaan iklan di televisi, memberikan informasi dan dapat dijadikan bahan acuan dalam indikator dari variable terpaan iklan yang digunakan.

2. Penelitian lain yang dilakukan oleh F. Anita Herawati dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta jurusan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini berjudul Pengaruh frekuensi melihat iklan floating terhadap tingkat kesadaran merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi pengaruh frekuensi dalam kesadaran merek. Teori yang digunakan adalah teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Response). Kesimpulan dari penelitian ini adalah frekuensi melihat iklan floating Samsung LED TV dapat mempengaruhi tingkat kesadaran merek responden secara signifikan. Dengan nilai koefisien korelasi sebesar (R) 0,702.

Penelitian tersebut dapat memberikan gambaran mengenai frekuensi terpaan iklan televisi terhadap kesadaran merek khalayak, dan menginformasikan konsep iklan televisi dan Penggunaan teori S-O-R sehingga dapat dijadikan bahan perbandingan dalam penelitian ini.

(26)

dengan sikap mahasiswa Surabaya dalam menggunakan helm MDS Pro-series. Perbedaan dari kedua penelitian terdahulu selain objek penelitiannya, juga metode analisis yang digunakan nantinya.

2.2. La ndasan Teor i

2.2.1. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Dalam media elektronik, televisi merupakan salah satu media yang paling efektif karena televisi dapat menampilkan audio visual sehingga seseorang dapat melihat dan mendengar sehingga dampak yang ditampilkan oleh televisi lebih besar dari media massa lainnya (Bungin, 2001:116). Selain itu juga, pesan yang disampaikan media televisi kepada penonton tidak mengalami proses yang berbelit. Media televisi tidak memiliki kekuatan membangkitkan theatre of mind sebesar radio, namun informasi televisi adalah realitas televisi yang sangat dekat dengan realitas sesungguhnya. Bahkan, televisi dapat mengkonstruksikan informasi melalui bangunan-bangunan citra dan makna sehingga panggung virtual televisi lebih indah dari yang sesungguhnya atau lebih indah dari media lainnya (Bungin, 2001:116).

(27)

kepentingan politik maupun perdagangan, bahkan melakukan perubahan ideologi serta tatanan nilai budaya manusia yang ada sejak lama (Kuswandi, 2003:23).

Berkaitan dengan komunikasi massa, proses komunikasi menggunakan media massa (televisi) disebut juga komunikasi massa. Komunikasi massa adalah proses penciptaan makna bersama antara media massa dan khalayaknya (Baran, 2008:7). Komunikasi massa merupakan juga berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak sasaran). Massa disini dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan “feedback” (umpan balik) yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri massa yaitu; (1) jumlahnya besar; (2) antara individu, tidak ada hubungan/organisatoris; dan (3) memiliki latar belakang sosial yang berbeda (Kuswandi, 1996:16). Defleur dan Dennis McQuail, 1985 juga mengartikan komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara (Riswandi, 2009:103).

(28)

menyebabkan para konsumer media massa berfikir bahwa realita yang ada adalah realita yang disampaikan oleh media. Dari pernyataan Wilter Lippman yang dikuti poleh Vivian, mengatakan bahwa media massa sengaja membentuk suatu realita, yang kemudian disebut sebagai realita media. Realita media ini yang kemudian disampaikan dan dikonsumsi oleh para konsumer media massa (Vivian, 2008 : 469).

2.2.2. Pemir sa Televisi Sebagai Khalaya k Media Massa

(29)

Sedangkan menurut Jane Stokes dalam bukunya How To Do Media and Cultural Studies, menjelaskan khalayak sebagaimana pengertian sehari-hari, merujuk

pada orang-orang yang menghadiri pertunjukan tertentu atau menonton program televisi. Sedangkan secara luas adalah mengenai orang-orang yang diterpa oleh, atau yang menanggapi kebudayaan media. Namun khalayak dalam pengertian yang paling luas nyaris identik dengan masyarakat karena digunakan untuk merujuk pada banyak cara yang dilakukan oleh media untuk berhubungan dengan dunia sosial yang luas. Sehingga dalam pengerrtian ini seluruh orang dalam sebuah masyarakat menjadi seorang khalayak yang potensial untuk produksi media apapun (Jane Stokes, 2003 : 156).

2.2.3. Per iklana n

(30)

Dalam buku Pengantar Periklanan (2005 : 16), Rendra Widyatama mengemukakan pengertian iklan yang dikutip dari Kotler (1991 : 237), Kotler mengartikan iklan sebagai semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentuyang dibayar. Artinya, dalam menyampaikan pesan tersebut, komunikator memang secara khusus melakukannya dengan cara membayar kepada pemilik media atau membayari orang yang mengupayakannya.

Rendra Widyatama menambahkan pengertian iklan yang dikutip dari Masyarakat Periklanan Indonesia, yang mengartikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sementara istilah periklanan diartikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan (Riyanto, 2001).

(31)

perakitan, pemasangan, penggunaan produk dan semacamnya. Keempat, iklan mampu memberikan hiburan kepada khalayaknya.

Beberapa tipe pesan iklan menurut Sutisna (2003 : 278-279), yang dapat menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari konsumen yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut yaitu :

1. Faktual

Tipe ini umumnya berhubungan dengan pengambilan keputusan high involvement yaitu penerima pesan dimotivasi untuk dapat memproses

informasi.

2. Potongan Kehidupan

Tipe ini menampilkan pesan iklan dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang sering dialami oleh banyak orang. Pengaruhnya tipe ini adalah agar terjadi proses peniruan perilaku dari penonton.

3. Demonstrasi

Tipe ini menggunakan teknik yang hampir sama yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sering dihadapi oleh konsumen yaitu dengandemonstrasi.

4. Iklan Perbandingan (Comparative advertising)

(32)

2.2.4. Ter paan Ikla n

Definisi terpaan secara sederhana, yaitu konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar, mereka melihat iklan majalah, mendengarkan iklan radio, dan lain-lain (Kotler, 2007 : 204). Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear), atau membaca (read) iklan tersebut. Terpaan terjadi ketika rangsangan yang dating berada dalam jangkauan sensor penerimaan kita.

Terpaan ditentukan oleh frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan, dan durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan) suatu iklan dilihat atau dibaca. Seiring dan selama apapun seseorang melihat suatu iklan, belum tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama (dari awal sampai akhir), bisa saja hanya sekilas atau sebagian (William Wells, 2000 : 156).

Semakin sering seseorang melihat iklan, semakin besar pula perhatian dari penonton. Seperti yang diungkapkan oleh Rakhmat “hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian sehingga mempengaruhi bawah sadar kita.

Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form nonpersonal communication about an organization, product, service or idea by an

(33)

organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui). Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (tv, radio, majalah, koran) yang dapatmengirimkan pesankepada sejumlah besar kelompokindividu pada saat bersamaan. Dengan demikian sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segeradari penerima pesan, kecuali dalam hal direct response advertising (Morissan, 2007 : 17).

Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler, 2007 : 144). Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 2007 : 19).

2.2.5. Ikla n Televisi

(34)

yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan mengikuti. Serta, iklan merupakan media bagi perusahaan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan. Media televisi merupakansalah satu media iklanyang efektif untuk menyampaikan pesan iklan kepada konsumen potensial.

Du Plessis dalam bukunya, The Advertising mind (2005 :117) mengatakan bahwabagi sebgaian besar pemasar, TV masih merupakan medium utama bagi kegiatan brand building pengiklan besar. Televisi mampu untuk berkomunikasi dari berbagai segi, visual, suara, dan gerak untuk menyampaikan informasi dan emosi, serta untuk berkomunikasi dengan cepat dan relative sederhana kepada khalayak pasif.

Kemampuan televisi dalam menjangkau audience dan dalam menciptakan citra positifataupun negative telah menjadikannya sebagai media yang paling efektif dalam menyampaikan iklan. Televisi sebagai media hiburan yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia dan bahkan dunia merupakan salah satu media yang efektif untuk beriklan. Hal ini dikarenakan iklan televisi mempunyai karakteristik khusus yaitu kombinasi gambar, suara, dan gerak. Oleh karena itu pesan yang disampaikan sangat menarik perhatian penonton.

(35)

membedakan fakta dan fiksi, realistis, dan tidak terbatas. Kedua, menyangkut hubungan dengan khalayaknya, media televisi mempunyai khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim. Ketiga, media televisi memiliki tokoh berwatak (baik riil maupun direkayasa), sementara media lain hanya memiliki bintang yang direkayasa (Sumartono, 2002 : 4).

(36)

2.2.6. Sika p

Sikap dikatakan sebagai suatu respons evaluatif. Respons hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2008 : 15).

Adapun tiga komponen sikap yang dikemukakan oleh Secord & Backman (1964) dalam Azwar (2008 : 24-27), yaitu komponen, a). kognisi, (b). afeksi, dan (c). konatif.

a. Komponen Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

b. Komponen Afektif

(37)

c. Komponen Perilaku (Konatif)

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berprilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

Dikutip dari tulisan Azwar (2008 : 53-54) ada Empat fungsi sikap bagi manusia antara lain :

1.Fungsi Instrumental, Fungsi Penyesuaisan, atau Fungsi Manfaat.

Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasanya akan merugikan dirinya.

2. Fungsi Pertahanan Ego

(38)

3. Fungsi Pernyataan Nilai

Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dipandang sebagai baik dan diinginkan. Nilai-nilai terminal merupakan preferensi mengenai keadaan akhir tertentu seperti persamaan, kemerdekaan, hak azasi dll. Nilai-nilai instrumentalmerupakan preferensi atau pilihan mengenai berbagai perilaku dan sifat pribadi seperti kejujuran, keberanian, atau kepatuhan akan aturan.

Dengan fungsi ini seseorang seringkali mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep-dirinya.

4. Fungsi Pengetahuan

(39)

2.2.7. Maha siswa

Definisi mahasiswa menurut Kamus Cerdas Bahasa Indonesia adalah “seorang pelajar di perguruan tinggi”. Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir dan dewasa muda Ginzberg dalam Dariyo (2004: 67)

Peran dan Fungsi Mahasiswa:

Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa macam label

yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya:

1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDM –

nya yang banyak.

2. Agent Of Change, mahasiswa agent perubahan, maksudnya sdm untuk melakukan

perubahan.

3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga akan pernah habis.

4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik.

5.Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,cntoh mengontrol

kehidupan sosial yg dilakukan masyarakat.

Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat

penting bagi mahasiwa, yaitu :

Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap

mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut

(40)

menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup

dalam masyarakat.

Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa

juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak

hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi

lingkungan sekitarnya.

Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang

disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status terdisebut-sebut dalam ranah

kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah

bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik

dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.

(Sumber:

http://pamuncar.blogspot.com/2012/06/definisi-peran-dan-fungsi-mahasiswa.html)

2.2.8. Teor i yang mendasa r i

Teor i S-O-R

(41)

Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (Stimulus, S)

b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, jenis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu :

(42)

Gambar 1. TEORI S – O – R

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengelolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap, (Effendy, 2003:255).

2.3. Ker angka Ber pikir

Media massa televisi adalah salah satu media yang merupakan paduan radio (broadcast) dan film (moving picture), dan terdiri dari 2 istilah yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision”yang berarti penglihatan (Effendy, 2000 : 174).

Stimulus

Or ga nisme : a. Per hatia n b. Penger tian c. pener imaa

(43)

Tayangan iklan helm MDS Pro-series versi ‘Sule” pada penelitian ini dianggap sebagai input atau masukan bagi khalayaknya dengan segala bentuk yang menyertainya termasuk pesan dan bagaimana pesan tersebut dikemas. Sebagai contoh, tayangan tentang bagaimana bintang iklan dalam menggunakan helm MDS Pro-series serta, memberikan pengetahuan tentang double visor dan anti-theft. Pada

(44)

Keterangan Dimensi :

Terpaan Iklan : Frekuensi, Durasi

Sikap : Afektif, Kognisi dan Perilaku (Konatif) Ga mbar 2.

Kera ngka Pemikiran Penelitian Tentang Hub unga n Ter paan Iklan MDS Pro-series Ver si “Sule” di Televisi Dengan Sikap Mahasiswa Sur a baya Pada Helm

MDS Pro-series.

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka penelitian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Diduga ada hubungan antara terpaan iklan MDS Pro-series versi ‘Sule’ di televisi dengan sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series”.

Terpaan Iklan MDS Pro-series

versi ‘Sule”

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Oper asiona l dan Pengukur an Va r iabel

3.1.1. Definisi Opera siona l

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:7) serta didukung dengan metode survey, adapun penelitian ini bermaksud untuk memberikan gambaran dan menjelaskan tentang hubungan terpaan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dengan sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series.

(46)

a . Var iabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terpaan iklan MDS Pro-series di televisi. Terpaan adalah dampak media massa yang akan timbul secara kuat dan cepat, apabila sebagian besar khalayak telah terexpose oleh media massa dalam penilaian ini media televisi. Dalam variabel ini dioperasionalkan sebagai seberapa sering responden diterpa oleh iklan MDS Pro-series versi “Sule” di semua stasiun televisi dan dijadikan indikator frekuensi penayangan dan durasi penayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi, berikut indikatornya :

1. Frekuensi penayangan adalah seberapa sering responden melihat tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dalam satu minggu.

2. Durasi penayangan adalah berapa lama responden melihat tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dalam satu kali penayangan.

b. Var ia bel Ter ikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap mahasiswa surabaya pada helm MDS Pro-series. Sikap dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu sikap yang dapat memunculkan pengetahuan, sesuatu yang memberikan inovasi dalam tindakan untuk mengubah keputusan yang lebih baik yakni pada helm MDS Pro-series setelah menonton tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi.

(47)

pengaruh efek komunikasi setelah melihat tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi,dikategorikan sebagai berikut:

1. Respon kognitif :

Kepercayaan terhadap tayangan iklan helm MDS Pro-Series versi “Sule”. Dalam penelitian ini dikaitkan dengan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang keunggulan helm MDS Pro-series, seperti;

a. Informasi mengenai ide dalam menggambarkan kondisi sekitar ketika menggunakan MDS Pro-series.

b. Informasi mengenai fungsi fitur double visor pada helm MDS Pro-series. c. Informasi mengenai anti-theft pada helm MDS Pro-series.

d. Informasi mengenai helm MDS Pro-series aman dan nyaman digunakan. e. Informasi mengenai helm MDS Pro-series ringan membawanya.

f. Informasi mengenai segmentasi dalam menggunakan helm MDS Pro-series; bisa digunakan untuk laki-laki dan perempuan.

g. Informasi mengenai pilihan model pada helm MDS Pro-series; full face dan open face.

h. Informasi mengenai pilihan type pada helm MDS Pro-series; Pro-Rider, Pro-Jet2, Pro-Vent, Pro D-One ,dan Protector.

(48)

2. Respon afektif :

Perasaan, emosi kepada objek. Dalam penelitian ini dikaitkan dengan evaluasi mahasiswa terhadap tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule”, yaitu apakah mereka setuju atau tidak setuju tertarik atau tidak tertarik dengan apa yang ditampilkan dalam iklan MDS Pro-series mengenai:

a. Ide gambaran kondisi sekitar

b. Fungsi fitur double visor dan anti-theft c. Model pada helm MDS Pro-series

d. Type pada helm MDS Pro-series

e. Motif pada helm MDS Pro-series f. dan warna pada helm MDS Pro-series 3. Respon prilaku atau konatif :

Keinginan atau kecenderungan seseorang untuk mengambil tindakan tertentu atau berprilaku tertentu terhadap objek. Dalam penelitian ini menunjukkan adakah keinginan mahasiswa Surabaya bertindak pada helm MDS Pro-series, seperti yang ditampilkan dalam iklan MDS Pro-series versi “Sule” mengenai: a. Beralih menggunakan helm MDS Pro-series karena bisa mencegah

terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh silauan cahaya

b. Beralih menggunakan helm MDS Pro-series karena bisa mencegah terjadinya pencurian helm

(49)

e. Berani biklang “Ya” ketika ada yang menawarkan helm MDS Pro-series.

3.1.2.Pengukur an Var iabel

Untuk menentukan besar kecilnya nilai dari variabel dibutuhkan suatu alat ukur sesuai dengan indikator yang ada pada definisi operasional diatas. Instrumen pengukuran penelitian sebagai berikut :

Variabel bebas (X):

1. Frekuensi

Peneliti menggunakan kuisioner dengan pertanyaan tertutup. Frekuensi operasionalnya adalah frekuensi responden menonton tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” dalam saatu minggu. Frekuensi dikategorikan menjadi 3 dengan pengukuran lebar interval juga. Pengukuran indikator frekuensi :

Pada tayangan iklan ini dalam sehari bisa muncul 1-12 kali di semua stasiun televisi, jadi dalam seminggu :

Frekuensi minimal penayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule”adalah 1 kali Frekuensi maksimal penayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule”adalah 84 kali.

Langkah pertama dengan mencari lebar interval (I), sebagai berikut :

(50)

In ter val Class = 84− 1

3 = 27,6 = 28

Jadi Kategorinya :

a. 1 – 28 kali diberi skor 1 b. 29 – 57 kali diberi skor 2 c. 58 – 84 kali diberi skor 3 2. Durasi

Dalam kuisioner peneliti akan mengajukan pertanyaan tertutup. Durasi operasionalnya adalah berapa lama responden menonton tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” dalam sekali menonton. Durasi dihitung dengan rata-rata waktu

yang digunakan dalam satuan detik.

Untuk memudahkan pengukuran peneliti mengkategorikan penggunaan durasi dalam 3 kategori. Pembagian kategori berdasarkan dalam sekali menonton tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule”, yaitu berdurasi 1-31 detik .

Inter val Class = 31− 1

3 = 1 0

Jadi kategorinya dibedakan menjadi :

(51)

c. 21 – 31 detik/penayangan diberi skor 3

Skala pengukuran hubungan terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi menggunakan skala ordinal yang diurutkan berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Masing- masing alternatif jawaban ini telah diberi skor untuk menyamakan pengukuran terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi yang terdiri dari indikator frekuensi dan durasi dengan menggunakan rumus :

Jumlah pertanyaan dalam variabel X yakni terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” terdiri dari 2 item pertanyaan.

- Skor jawaban tertinggi = 3 x 2 = 6 - Skor jawaban terendah = 1 x 2 = 2

Lebar int er val se bagai batasan skor = 6 − 2

3 = 1,33 3 = 1

Sehingga batasan skor untuk terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” adalah sebagai berikut :

a. 1 – 2 termasuk kategori rendah, artinya terpaan tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” rendah.

b. 3 – 4 termasuk kategori sedang, artinya terpaan tayangan iklan MDS

(52)

c. 5 – 6 termasuk kategori tinggi, artinya terpaan tayangan iklan MDS Pro-series versi “Sule” tinggi.

Variabel terikat (Y) :

Dalam kuisioner peneliti akan mengajukan pernyataan terbuka. Skala pengukuran sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series ini menggunakan skala ordinal yang diurutkan berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Masing – masing alternatif jawab telah diberi skor. Untuk menyamakan pengukuran sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series dengan indikator kognitif, afektif, dan konatif dengan menggunakan rumus :

a. Setuju diberi skor 3

b. Ragu – Ragu diberi skor 2 c. Tidak Setuju diberi skor 1

Sedangkan untuk skala pengukuran variabel menggunakan skala ordinal yang berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan rumus :

= ( − )

A.Dalam variabel ini, komponen kognitif terdapat 10 item pernyataan : - Skor jawaban tertinggi = 3 x 10 = 30

(53)

Lebar inter val sebagai batasan skor = 30 − 10

3 = 6,6 = 7

Batasan skor komponen kognitif untuk sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series adalah sebagai berikut :

a. 10 – 16 termasuk kategori rendah b. 17 – 23 termasuk kategori sedang c. 24 – 30 termasuk kategori tinggi

B.Dalam variabel ini, komponen afektif terdapat 6 item pernyataan : - Skor jawaban tertinggi = 3 x 6 = 18

- Skor jawaban terendah = 1 x 6 = 6

Lebar int er val se bagai batasan skor = 18 − 6

3 = 4

Batasan skor komponen afektif untuk sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series adalah sebagai berikut :

a. 6 – 9 termasuk kategori rendah b. 10 – 13 termasuk kategori sedang c. 14 – 18 termasuk kategori tinggi

C. Dalam variabel ini, komponen konatif terdapat 5 item pernyataan : - Skor jawaban tertinggi = 3 x 5 = 15

(54)

Lebar int er val se bagai batasan skor = 15 − 5

3 = 3,3 = 3

Batasan skor komponen konatif untuk sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS pro-series adalah sebagai berikut :

a. 5 – 7 termasuk kategori rendah b. 8 – 10 termasuk kategori sedang c. 11 – 15 termasuk kategori tinggi

Dari penjelasan diatas dalam variabel ini, jika dijumlahkan terdapat 21 item pernyataan. Sehingga bisa dihitung :

a. 21 – 34 termasuk kategori Negatif, artinya sikap mahasiswa Surabaya negatif pada helm MDS Pro-series.

b. 35 – 48 termasuk kategori Netral, artinya sikap mahasiswa Surabaya netral, jika masih merasa ragu pada helm MDS Pro-series.

(55)

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel 3.2.1. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2008 : 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempuyai kualitas dan karakteristiktertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Surabaya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2011/2012, diketahui jumlah mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta sebanyak 511.383 mahasiswa.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008 :81). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Surabaya yang menonton iklan Helm MDS Pro-Series di televisi.

3.2.2.Teknik Penar ika n Sampel

(56)

Sedangkan teknik penarikan sampel non-probabilita digunakan jika peneliti sama sekali tidak dapat menyusun kerangka sampel atau pada masalah-masalah tertentu dimana kerangka sampel tidak mungkin dibuat. Dalam penarikan sampel non-probabilita, pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak pada penggunaan teori probabilita. Lagi pula, tidak ada teknik statistika yang tepat untuk mengukur random sampling error dari sampel non-probabilita (Santoso, 2001 : 84).

Pada penelitian ini peniliti menggunakan teknik penarikan probabilitas sampling dengan cara Cluster Random Sampling. Menyeleksi atau mengelompokkan

populasi atau sampel ke dalam beberapa kelompok atau kategori (Kriyantono, 2006:.153), Metode ini dilakukan dalam beberapa tahap yakni :

1. Dilakukan pemilihan pada organisasi yaitu Perguruan Tinggi di Surabaya. Perguruan Tinggi di Surabaya terbagi menjadi 2, yaitu Perguruan tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta,

2. Peneliti menggunakan teknik Random (acak) untuk menentukan Perguran tinggi yang akan dijadikan sampel. Muncul Perguruan Tinggi Negeri

3. Kemudian dipilihnya Perguruan Tinggi Negeri

UNAIR 26.544 Mahasiswa

UNESA 24.606 Mahasiswa

(57)

ITS 17.702 Mahasiswa

+

Jumlah : 79.617 Mahasiswa

(Sumber : Badan Pusat Statistik tahun 2012)

Rumus yang digunakan dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah rumus Yamane dalam Kriyantono (2006 : 160), yakni :

n = N

N.d²+1

Keterangan :

n = besarnya sampel yang diperlukan

N = Jumlah populasi

d = presisi (derajat ketelitian = 0,1)

n = 79.617

79.617.(0,1)²+1

= 79.617

(58)

= 99,87 dibulatkan menjadi 100 responden

Jadi, didapatkan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 mahasiswa Surabaya.

Selanjutnya dialokasikan secara proposional yang ditentukan melalui rumus :

n 1 = 1 ×

Ket:

n1 = Jumlah mahasiswa disuatu Perguruan Tinggi N1 = Ukuran stratum ke-1

N = Jumlah seluruh sampel

n = Jumlah sampel minimum yang telah ditetapkan

(59)

3. Perguruan Tinggi Negeri IAIN

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data adalah bagian yang cukup berperan penting dalam suatu penelitian dan yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Pada penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode antara lain metode angket, wawancara, observasi dan dokumentasi (Bungin, 2006 : 123).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket. Angket atau kuisioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, untuk diisi oleh responden. Pengumpulan data tersebut memberikan gambaran bagaimana cara yang ditempuh peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Dalam kenyataannya data dapat diperoleh secara langsung (primer) atau tidak langsung (sekunder), (Hamidi, 2007 : 140).

(60)

kuisioner, responden didampingi oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan salah presepsi. Angket adalah suatu teknik penelitian mengenai suatu masalah dengan mengedarkan daftar pertanyaan seara tertulis kepada sejumlah responden untuk mendapat jawaban, tanggapan, dan respon tertulisnya.

Data sekunder. Data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Jawa Timur, buku literatur, artikel atau koran, internet dan melakukan tanya jawab kepada pihak yang terkait dalam penelitian yang digunakan untuk mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Munurut Maleong yang dikutip dalam Kriyantono, (2006:163) mendefinisikan Aanalisis data sebagai proses mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka untuk menganalisa dan menguji hipotesis dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan koefesien Rank Spearman, karena data dalam penelitian ini berbentuk data ordinal yaitu

berjengjang atau bertingkat antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Rumus Rank Spearman dapat dijelaskan sebagai berikut :

ρ = 1 − 6 ∑

( − 1 )

(61)

ρ −

n : Jumlah sampel

d i : Ju m lah total hitungan Rank Xdan Y

Untuk mempermudah menghitung data variabel X dan Y dalam rumus Rank Spearman diperlukan tabel penolong :

Tabel 1

Tabel Penolong Koefesien Korelasi Rank Spearman

Ada atau tidaknya korelasi ditanyakan dalam rangka indeks. Betapapun kecilnya indek korelasi, jika bukan 0,0000 dapat diartikan bahwa antara kedua variabel yang dikorelasikan terdapat, terdapat adanya korelasi. Interpretasi tinggi – rendahnya korelasi dapat diketahui juga dari besar kecilnya angka dalam indeks korelasi. Makin besar angka dalam indeks korelasi, makin tinggilah korelasi kedua

Responden

X

Y

Rank X

Rank Y

di

(62)

Untuk memperjelas pembuktian hipotesis, maka akan digunakan analisis t test dengan taraf signifikan 5% yang menggunakan rumus sebagai berikut :

= √ − 2

1 −

Ket :

t test : Koefesien signifikasi

ρ −

n : Jumlah sampel

Tabel 2

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi

Inter val Koefesien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 0,100 Sangat Kuat

(63)

Dengan hipotesis statistiknya dapat dikemukakan sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dengan sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series.

H1 : Terdapat hubungan antara terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi dengan sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series.

Dengan ketentuan sebagai berikut :

o Bila t test < t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak terdapat

hubungan antara variabel terpaan iklan MDS Pro-series versi “Sule” di televisi (X) dengan variabel sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pro-series (Y).

o Tetapi sebaliknya, bila t test > t tabel, maka H1 diterima dan Ho ditolak.

(64)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambara n Umum Obyek Penelitian

MDS merupakan helm berstandar SNI yang diluncurkan pada tahun 1998 oleh PT. Tara Kusuma Indah. Helm MDS memilki standar dengan keamanan yang baik, style yang elegan dan harga yang terjangkau. Padding yang comfort dengan removable padding untuk sebagian model. Salah satu trobosan dilakukan oleh

produsen helm MDS yaitu lewat model helm MDS Pro-series yang merupakan pelopor teknologi double visor dan anti-theft. Ada beberapa jenis MDS Pro-series, yaitu MDS Pro-Rider, MDS Pro-Vent, MDS Pro D-one, MDS Project 2, dan MDS Protector.

(65)

Dalam memperkenalkan helm MDS Pro-series kepada konsumen, produsen helm MDS Pro-series membuat iklan televisi yang dibintangi oleh Sule. Iklan helm MDS Pro-series versi “Sule” merupakan iklan produk dengan durasi tiga puluh satu detik, dimana alokasi terbesar penayangan pada program acara Opera Van Java Live di Trans 7 dan ajang bakat menyanyi X-Factor yang tebaru ini di Rcti.

Dimana dalam 1 kali penayangannya di semua stasiun televisi 10-12 kali tayang per-harinya. Dengan deskripsi iklan, Ada serangan alien (makhluk ruang angkasa yang menghancurkan bangunan dengan senjatanya) Pada waktu itu Sule segera memilih

alat perlengkapan untuk melawan alien tersebut dan memilih helm MDS Pro-rider

dan pemeran wanita menggunakan MDS Projeet 2, Keduanya. ada dialog tentang

kaca ganda di helm MDS Pro-series. Sang bintang iklan (Sule) menyebut itu double

visor. Maknanya sama, ada dua kaca di helm, kaca pertama berwarna bening dan

kaca kedua berwarna gelap. Kaca yang gelap untuk menangkal cahaya yang

menyilaukan mata sang pemakai helm. Dan menjelaskan fitur Anti-Theft yang

disebutnya Kunci anti maling. (Hasil wawancara dengan Denny Dharmawan, selaku

(66)

4.2. Penyajian Data da n Analisa Data

Pada bagian ini akan disajikan data hasil penyebaran kuisioner yang telah dibagikan kepada 100 responden dimana responden tersebut adalah mahasiswa Surabaya, diperoleh data perincian sebagai berikut:

4.2.1. Identita s Responden

Dalam penelitian ini, Identitas responden yang dimaksud adalah data – data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Kar akter istik Responden Ber dasa r ka n Umur (n = 100)

No Umur Responden Frekuensi (%)

1 19 – 21 tahun 34 34

2 22 – 24 tahun 48 48

3 25 – 27 tahun 18 18

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuisioner (diolah peneliti)

(67)

sebanyak 48 orang atau sebesar 48 %, responden yang berusia 19 – 21 tahun dengan jumlah sebanyak 34 orang atau sebesar 34 % dan sisanya adalah responden yang berusia 25 – 27 tahun dengan jumlah sebanyak 18 orang atau sebesar 18 %.

Berdasarkan uraian diatas diketahui sebagian besar responden berumur 22 - 24 tahun sebanyak 48 orang atau sebesar 48 %. Hal tersebut dikarenakan sesuai dengan segmentasi dari produk helm MDS Pro-series.

Tabel 4.2.

Ka rakter istik Responden Ber dasar kan J enis Kelamin (n = 100)

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki – Laki 60 60

2 Perempuan 40 40

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuisioner (diolah peneliti)

Sesuai dengan tabel diatas menunjukan bahwa sebagaian besar responden adalah berjenis kelamin Laki – laki yang mencapai 60 responden atau sebesar 60 % dari total responden. Sedangkan 40 responden atau sebesar 40% berjenis kelamin perempuan.

(68)

tersebut dikarenakan produk helm MDS Pro-series lebih cocok untuk kaum laki – laki.

4.2.2. Var ia bel Ter paan Iklan Helm MDS Pro-series ver si “Sule”di televisi (X)

Dari hasil penyebaran kuisioner mengenai variabel terpaan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi yang diindikatori oleh frekuensi menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi dalam seminggu, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Fr ekuensi Menonton Tayangan Iklan MDS Pro-series ver si “Sule” Di Televisi

(69)

televisi sebanyak 29-57 kali/, serta sisanya adalah responden yang menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi 58-84 kali/minggu hanya sebanyak 13 orang (13%).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memilih jawaban 1-28 kali/minggu. Hal tersebut dikarenakan responden menonton tayangan iklan 2 hari secara berturut – turut.

Dari hasil penyebaran kuisioner mengenai variabel terpaan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi yang diindikatori oleh durasi dalam satu kali penayangan, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4.

(70)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pengkategorian reponden berdasarkan durasi atau lamanya mereka menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi. Sebanyak 36 orang (36%) menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi antara 1-10 detik dalam satu kali penayangan, Sedangkan sebanyak 36 orang (36%) mereka menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi antara 11-20 detik dalam satu kali penayangan dan sisanya yakni sebanyak 28 orang (28%) mereka menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi antara 21-31 detik dalam satu kali penayangan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini sebanyak 36 orang (36%) yang menonton tayangan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi antara 11-20 detik dalam satu kali penayangan. Hal tersebut dikarenakan responden menonton iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi rata – rata sampai durasi 20 detik.

(71)

Tabel 4.5.

Ter paan Iklan MDS Pro-series versi “Sule” Di Televisi (X) Secara Keselur uha n

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui terpaan iklan helm MDS Pro-series versi “Sule”di televisi (X) bahwa secara keseluruhan responden

termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut dikarenakan dalam satu minggu responden rata – rata hanya melihat 2 hari dan tidak sampai selesai yaitu sekitar 20 detik dalam satu kali penayangan.

4.2.3. Sika p Ma hasiswa Sur abaya Pa da Helm MDS Pro-series (Y)

(72)

A. Ka tegor i Kognitif

Pada Kategori kognitif dalam variabel sikap mahasiswa Surabaya pada helm MDS Pros-series akan terbagi menjadi sepuluh (10) pernyataan yang akan dijabarkan berdasarkan Data – data dan analisa pada tabel – tabel yang akan di sajikan sebagai berikut :

1. Setelah Menonton Iklan MDS Pro-series versi ‘Sule” Di Televisi, Saya Tahu Menggunakan Helm MDS Pro-series Bisa Menggambar kan Menja di Lebih Tanggap Ter ha dap Kondisi Sekitar nya.

Berdasarkan Dari tabel dibawah dapat diketahui jawaban responden tentang pengetahuan yang didapatkan “setelah menonton iklan MDS Pro-series versi ‘Sule’ di televisi, mengenai menggunakan helm MDS Pro-Pro-series

(73)

Tabel 4.6.

Mengguna kan Helm MDS Pro-series Bisa Menggamba r ka n Menjadi Lebih Tanggap Ter hadap Kondisi Sekitar nya.

(n = 100) mengenai menggunakan helm MDS Pro-series bisa menggambarkan menjadi lebih tanggap terhadap kondisi sekitarnya, sedangkan sebanyak 14 jawaban atau sebesar 14 % yang menjawab ragu-ragu dan sisanya sebanyak 4 jawaban atau sebesar 4 % yang menjawab tidak setuju.

(74)

ragu-ragu, mereka beralasan karena kurang bisa memahami gambaran yang ditampilkan sehingga mengalami kebingungan dalam mengartikan maksud dari gambaran tersebut , sedangkan responden yang menjawab tidak setuju, mereka beralasan karena hanya menyaksikan tayangan tersebut dan kurang memiliki kesadaran, sehingga menghiraukan isi pesan gambaran yang disampaikan.

2. Setelah Menonton Iklan MDS Pro-series versi ‘Sule” Di Televisi, Saya Tahu Fungsi Fitur Double Visor Pada Helm MDS Pro-series, Bisa Mengantisipasi Ter jadinya Kecelakaan Yang Disebabkan Oleh Silauan Caha ya.

Berdasarkan Dari tabel dibawah dapat diketahui jawaban responden tentang pengetahuan yang didapatkan “setelah menonton iklan MDS Pro-series versi ‘Sule’ di televisi, mengenai fungsi fitur double visor pada helm

(75)

Tabel 4.7.

Fungsi Fitur Double Visor Pada Helm MDS Pro-series, Bisa Mengantisipasi Ter jadinya Kecela kaan Yang Disebabkan

Oleh Sila uan Cahaya mengantisipasi terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh silauan cahaya , sedangkan sebanyak 11 jawaban atau sebesar 11 % yang menjawab ragu-ragu dan sisanya sebanyak 1 jawaban atau sebesar 1 % yang menjawab tidak setuju.

Jumlah responden yang menjawab setuju mengenai fungsi fitur double visor pada helm MDS Pro-series, bisa mengantisipasi terjadinya

(76)

ragu-ragu, mereka beralasan karena tayangan tersebut menampilkan animasi dalam penyampaian fungsi fitur double visor sehingga kurang bisa dimengerti apa yang disampaikan, sedangkan responden yang menjawab tidak setuju, mereka beralasan hanya menyaksikan tayangan tersebut tidak memperhatikan iklan secara detail sehingga tidak mengetahui tentang fungsi fitur double visor .

3. Setelah Menonton Iklan MDS Pro-series versi ‘Sule” Di Televisi, Saya Tahu Fungsi Fitur Anti-Theft Pa da Helm MDS Pro-series, Bisa Mengantisipasi Ter jadinya Pencur ia n Helm.

Berdasarkan Dari tabel dibawah dapat diketahui jawaban responden tentang pengetahuan yang didapatkan “setelah menonton iklan MDS Pro-series versi ‘Sule’ di televisi, mengenai fungsi fitur Anti-theft pada helm MDS

Pro-series, bisa mengantisipasi terjadinya pencurian helm” akan ditampilkan

(77)

Tabel 4.8.

Fungsi Fitur Anti-Theft Pa da Helm MDS Pro-series, Bisa Mengantisipasi Ter jadinya Pencur ia n Helm.

(n = 100) mengantisipasi terjadinya pencurian helm, sedangkan sebanyak 14 jawaban atau sebesar 14 % yang menjawab ragu-ragu dan sisanya sebanyak 2 jawaban atau sebesar 2 % yang menjawab tidak setuju.

Jumlah responden yang menjawab setuju mengenai fungsi fitur Anti-theft pada helm MDS Pro-series, bisa mengantisipasi terjadinya pencurian

(78)

beralasan karena tayangan tersebut tidak menampilkan cara pemakaian fitur anti-theft sehingga kurang bisa dimengerti apa yang disampaikan, sedangkan

responden yang menjawab tidak setuju, mereka beralasan hanya menyaksikan tayangan tersebut tidak memperhatikan iklan secara detail sehingga tidak mengetahui tentang fungsi fitur anti-theft.

4. Setelah Menonton Iklan MDS Pro-series ver si ‘Sule” Di Televisi, Saya Tahu MDS Pro-series Aman dan Nyama n Digunakan.

Berdasarkan Dari tabel dibawah dapat diketahui jawaban responden tentang pengetahuan yang didapatkan “setelah menonton iklan MDS Pro-series versi ‘Sule’ di televisi, mengenai Helm MDS Pro-Pro-series aman dan

nyaman digunakan” akan ditampilkan pada tabel berikut;

Tabel 4.9.

Gambar

Gambar 1. TEORI S – O – R
Tabel Penolong Koefesien Korelasi Rank Spearman
Tabel 2
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran SAVI dengan mengoptimalkan

Penerapan asas freies ermessen oleh petugas kepolisian dalam pengalihan jalur lalu lintas di Bandar Lampung sudah sesuai dengan hukum Islam, karena tidak melanggar

Penelitian mengenai pengaruh piutang dan persediaan terhadap perubahan laba telah dilakukan sebelumnya oleh Setiawan (2010) menguji kemampuan informasi keuangan

( Relat ed by al- Bukhari and Muslim.. Aft er doing t his, you shall be clean sed. This will rem ove t he bad sm ell of t he m enst rual blood. 'Asm a t hen ask ed about

5 Karyawan ini selalu bekerja sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 6 Tingkat pencapaian volume kerja yang dihasilkan karyawan ini

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Penawaran Pengawasan Pembangunan Gedung Siaga dan Shelter Kendaraan Kantor SAR Ambon Nomor : BA.06/PL.004-ULP/VI/SAR AMB-2016

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GAME PUZZLE MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN JARINGAN DASAR SMK.

Unit Kerja : DPA SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran 2014.. Lokasi : Kabupaten : Kerinci, Merangin dan Kota Sungai Penuh Nilai Total HPS :