• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari 14 RW. Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Oktober- Desember 2006.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Rangkapan Jaya baru, Kota Depok. Jumlah populasi berdasarkan jumlah kepala keluarga di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Depok sejumlah 5412 keluarga. Populasi dalam penelitian ini tersebar di 14 RW, yang masing-masing RW memiliki karakteristik lingkungan yang berbeda-beda.

Sampel

Penelitian ini mempergunakan cluster sampling dalam proses pengambilan sampel. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Depok. Teknik ini digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah pemukiman padat, pemukiman tidak padat, pemukiman di lingkungan perumahan. Kemudian tahap kedua menentukan orang-orang yang ada di daerah tersebut secara random. Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan mempergunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (1999) sebagai berikut:

N dimana: n = jumlah sampel

n = N = jumlah populasi

1 + N e2 e = persentase kesalahan sebesar 10%

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini menjabarkan secara deskriptif korelasional tentang saluran komunikasi yang paling efektif dalam penyampaian pesan tentang pencegahan bahaya demam berdarah kepada ibu-ibu rumah tangga. Uji hubungan dilakukan terhadap terpaan pesan tentang pencegahan bahaya demam berdarah (peubah X) dan sikap ibu-ibu rumah tangga (peubah Y). Hubungan antara terpaan pesan dengan sikap yang sudah terbentuk kemudian ditinjau dari sisi usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan dari masing-masing responden guna melihat perubahan yang terjadi beserta penyebabnya.

Data dan Instrumentasi

Data merupakan informasi yang berkaitan dengan keadaan, keterangan, dan atau ciri khas tentang suatu hal pada subjek penelitian yang dapat dijadikan bahan analisis. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan (terlampir) dengan jenis (tingkatan data) interval. Data kuantitatif inilah yang kemudian diolah dengan teknik statistik. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan terpaan pesan dan sikap. Data sekunder yang diperoleh dimaksudkan untuk mendukung kelengkapan analisis. Metode pengumpulan data primer dan sekunder ini dikumpulkan dengan cara:

1. Survei pendahuluan yang merupakan tahap awal, dengan cara mengunjungi tempat/lokasi penelitian guna mengetahui kondisi yang sesungguhnya di lapangan.

2. Menghimpun data yang berkaitan dengan karakteristik responden seperti usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan dari masing-masing responden.

3. Menyebarkan kuesioner kepada responden untuk memperoleh data tentang terpaan pesan dan sikap.

Kualitas data yang diperoleh lewat kegiatan pengumpulan data menunjuk pada ketepatan dan kecermatan data untuk mewakili informasi yang mendekati keadaan yang sebenarnya tentang subjek penelitian. Ketepatan dan kecermatan

data yag diperoleh lewat penggunaan instrumen ditentukan oleh kualitas instrument yang bersangkutan.

Instrumen penelitian yang mengukur construct sikap ibu-ibu rumah tangga terhadap pesan pencegahan bahaya demam berdarah yang menerpanya melalui televisi, kelompok Posyandu, dan tetangga dikerjakan secermat mungkin dan untuk mempertanggungjawabkan kualitas instrumen. Instrumen terlebih dahulu diujicobakan serta divalidasi dahulu secara tersendiri. Instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan pesan menerpa responden, sikap responden terhadap pesan yang menerpanya. Pengukuran instrumen dilakukan dengan melakukan validitas dan reliabilitas, serta efektifitas butir pertanyaan dengan mempergunakan . Validitas berkaitan dengan sejauh mana alat ukur dapat mengukur dengan benar instrumen yang digunakan. Arikunto dalam Ridwan (2004) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan.

Validitas dalam penelitian ini termasuk dalam kategori validitas konstruk yang bertujuan untuk mengungkap terpaan pesan dan sikap responden terhadap pencegahan bahaya demam berdarah. Untuk mencapai validitas instrumen, maka kuesioner disusun dengan cara :

a. Menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden;

b. Mempertimbangkan teori-teori dan kenyataan yang telah diungkapkan para ahli pada berbagai pustaka empiris;

c. Memperhatikan arahan dan nasihat para ahli atau pakar.

Reliabilitas (reliability) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrument dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Dalam pengukuran sesuatu terhadap subjek penelitian, yaitu terpaan pesan dan sikap responden, skor yang diperoleh, yaitu skor amatan. Skor amatan yang diperoleh senantiasa terkontaminasi oleh kesalahan-kesalahan yang menyebabkan skor amatan itu menjadi bias. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mempertanggungjawabkan keakuratan skor amatan itu adalah dengan

memperkecil sekecil mungkin skor-skor kesalahan itu sehingga skor amatan yang diperoleh dapat mendekati kenyataan terpaan pesan dan sikap ibu-ibu rumah tangga yang menjadi responden dalam penelitian ini. Usaha untuk mengestimasikan tingkat reliabilitas sebuah instrument pengukuran adalah mengusahakan meminimalkan skor-skor kesalahan tadi. Jadi, jika indeks reliabilitas sebuah instrument pengukuran cukup tinggi dan dinyatakan reliable, data amatan yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan instrument tersebut dapat dipandang mewakili, atau paling tidak mendekati, keadaan atau cirri laten subjek penelitian yang diukur.

Reliabilitas instrumen dilakukan uji coba terhadap instrumen. Uji coba dilakukan terhadap 30 orang ibu rumah tangga yang tidak akan terlibat dalam penelitian ini (terlampir). Data hasil uji coba kemudian dianalisis dengan prosedur “Alpha Cronbach” untuk menilai kelayakan instrumen. Reliabilitas Alpha Cronbach dipergunakan untuk menguji reliabilitas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan terpaaan pesan dan sikap ibu-ibu rumah tangga. Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

k Σσi2 r = (1 - ) k-1 σ2

dimana: r = koefisien reliabilitas yang dicari k = jumlah butir pertanyaan

σi2

= varians butir pertanyaan σ2 = varians skor tes

Untuk mengerjakan rumus di atas dalam uji reliabilitas sebuah instrument maka varians butir pertanyaan dapat diperoleh dengan mempergunakan rumus sebagai berikut: (ΣXi)2 ΣXi2 - N σi2 = N

dimana:

σi2 = varians butir pertanyaan ke-n

ΣX1 = jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n

Analisis butir pertanyaan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penghitungan lewat program SPSS versi 12. Berdasarkan proses pengujian reliabilitas untuk variabel x dilakukan 2 (dua) kali yaitu pengujian pertama 0,897 dengan 36 butir pertanyaan, pengujian kedua diperoleh hasil 0,926 dengan 27 butir pertanyaan, sedangkan variabel y diperoleh hasil 0,951 untuk 35 butir pertanyaan.

Melalui uji coba di lapangan maka dapat diketahui dan diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang terdiri dari :

1. Data karakteristik responden yang meliputi: usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.

2. Data tentang penyampaian pesan melalui televisi, kader-kader posyandu, dan tetangga berdasarkan frekwensi dan intensitas.

3. Data tentang sikap meliputi komponen kognitif, afektif, dan konatif.

Definisi Operasional dan Pengukuran

Pengolahan data dan interpretasi hasil dilakukan berdasarkan definisi operasional sebagai berikut:

1. Terpaan pesan adalah frekuensi (kuantitas) dan intensitas melihat dan mendengarkan pesan yang disampaikan oleh orang lain baik melalui media maupun tidak. Faktor yang menentukan tinggi rendahnya terpaan pesan kepada masyarakat dalam hal ini ibu-ibu rumah tangga adalah sering/tidaknya dan intensitas responden dalam melihat pesan tentang pencegahan bahaya demam berdarah melalui televisi dan mendengarkan pesan pesan tentang pencegahan bahaya demam berdarah melalui kader-kader posyandu dan tetangga.

2. Aspek yang ditinjau dari variabel sikap adalah aspek kognitif, afektif, dan konatif. Aspek afektif dibentuk oleh indikasi psikologi dari suatu reaksi emosi

seseorang terhadap pesan yang menerpanya, serta diikuti oleh pernyataan verbalnya.. Aspek kognitif dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan terhadap pesan yang disampaikan oleh orang lain, baik melalui media maupun secara langsung, yang diikuti oleh pernyataan verbal dari suatu kepercayaan seseorang tentang suatu pesan.. Aspek kognitif sebagai suatu pengenalan maupun kesadaran individu terhadap informasi/kejadian yang diterima ataupun yang dialami oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai objek penelitian. Sedangkan aspek konatif lebih mengarah pada aksi /tingkah laku yang berlebihan dari seseorang terhadap suatu pesan serta penyataan verbal yang menyertainya.

3. Karakteristik responden adalah ciri-ciri yang melekat pada pribadi ibu-ibu rumah tangga meliputi:

a. Usia dikelompokkan sebagai berikut: (1) < 20 tahun, (2) 20-24 tahun, (3) 25 – 29 tahun, (4) ≥ 30 tahun.

b. Tingkat pendidikan dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan terakhir dari masing-masing responden sebagai berikut: (1) Sekolah Dasar, (2) Sekolah Menengah Pertama, (3) Sekolah Menengah Umum, (4) Perguruan Tinggi.

c. Pekerjaan dari responden dibedakan sebagai berikut: (1) Ibu rumah tangga /tidak bekerja, (2) buruh/pedagang, (3) karyawan negeri/swasta, (4) guru/dosen

Analisa Data

Data merupakan informasi yang berkaitan dengan keadaan, keterangan, dan atau ciri khas tentang keterdedahan ibu-ibu rumah tangga terhadap pesan- pesan pencegahan bahaya demam berdarah. Dilihat dari segi wujud data, data yang diperoleh dari subjek penelitian berupa data kuantitatif. Sedangkan jenis data yang diperoleh dari daerah penelitian berupa data interval. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mempergunakan perhitungan statistik parametrik yaitu perhitungan kecenderungan sentral skor yang bersifat deskriptif seperti rata- rata hitung (mean) dan simpangan baku, kemudian pengujian hipotesis dengan

mempergunakan uji hubungan korelasi. Penghitungan rata-rata hitung dari data distribusi mempergunakan rumus:

ΣX

X = N

dimana:

X = rata-rata hitunga yang dicari ΣX = jumlah skor

N = jumlah subjek

Perhitungan simpangan baku mempergunakan rumus: (ΣX)2

ΣX2 – N s =

N

Analisis korelasi yang dipergunakan untuk uji hubungan antar sesama data interval adalah korelasi (r) product-moment dari Pearson (Pearson product- moment correlation). Konsep pemikiran uji hubungan ini adalah tinggi rendahnya skor variabel x akan diikuti secara sistematis oleh tinggi rendahnya skor variabel y yang secara teoritis mempunyai kaitan karakteristik.

Perhitungan koefisien korelasi (r) product moment Pearson mempergunakan rumus seperti yang dikemukanan oleh Nurgiyantoro (2002) sebagai berikut:

NΣX1X2 – (ΣX1)(ΣX2)

r =

√(NΣX12-(ΣX1)2)( NΣX22 - (ΣX2)2)

Koefisien korelasi (r) berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi (r) yang diperoleh tersebut, maka dapat dilihat pada Tabel Nilai-Nilai r Product Moment (terlampir). Untuk mempergunakan tabel nilai tersebut maka ditentukan terlebih dahulu besarnya derajat kebebasan (db), yaitu dengan rumus db = N-1, dengan demikian, db = 30 – 1 yaitu 29. Tabel nilai-

nilai kritis untuk db 29 pada taraf signifikansi 5 % dan 1 % masing-masing adalah sebesar 0,367 dan 0,361.

Hasil uji yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan rata-rata, persentase, distribusi frekuensi, kategorisasi nilai, serta analisis Product Moment. Prosedur statistik yang digunakan untuk menganalisis data hasil pengamatan penelitian ini yaitu data tentang terpaan pesan, karakteristik responden, dan sikap di analisis dengan menggunakan uji hubungan/korelasi yaitu Uji Product Moment (bivariat) guna melihat tingkat keeratan antara peubah X1, X2

dan Y tersebut.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono ( 2004) seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Tabel 2 dapat dipergunakan untuk melakukan penafsiran terhadap keeratan hubungan antara peubah dependen dan independent. Hasil uji hubungan yang mendekati angka 0 maka tingkat keeratan hubungan antara peubah dependen dan independent menjadi sangat rendah, sedangkan sebaliknya hasil uji hubungan yang mendekati angka 1 berarti keeratan hubungannya sangat kuat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait