• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode survey, adapun penelitian ini bermaksud untuk memberikan gambaran dan menjelaskan tentang hubungan terpaan reality show She Can Tupperware dengan sikap perempuan meraih kesuksesan di Surabaya. Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan dalam penelitian yang akan diamati. Variabel-variabel dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut :

3.1.1. Terpaan Tayangan Reality Show She Can Tupperware di Trans7

Variabel bebas atau Variabel X adalah terpaan tayangan reality show She Can Tupperware di Trans7, yang dioperasionalkan sebagai jumlah waktu yang dihabiskan untuk menonton tayangan reality show She Can Tupperware di Trans7. Terpaan adalah dampak media massa yang akan timbul secara kuat dan cepat, apabila sebagian besar khalayak telah terexpose oleh media massa dalam penelian ini media televisi.

Terpaan tayangan She Can Tupperware ini dijabarkan melalui indikator frekuensi dan durasi.

1. Durasi yakni berapa lama responden menonton tayangan She Can Tupperware di Trans7. Dalam kuisioner peneliti akan mengajukan pertanyaan tertutup. Durasi operasionalnya adalah berapa lama responden menonton tayangan She Can Tupperware dalam sekali menonton. Durasi dihitung dengan rata-rata waktu yang digunakan dalam satuan menit.

Untuk memudahkan pengukuran peneliti mengkategorikan penggunaan durasi dalam 3 kategori. Pembagian kategori berdasarkan pada durasi 1-30 menit dalam sekali menonton tayangan She Can Tupperware.

Langkah pertama dengan mencari lebar interval (I), sebagai berikut :

Interval Class =30− 1

3 = 9,6 10

Jadi kategorinya dibedakan menjadi : a. 1 – 10 menit/penayangan diberi skor 1 b. 11 – 20 menit/penayangan diberi skor 2 c. 21 – 30 menit/penayangan diberi skor 3

2. Frekuensi adalah seberapa sering responden menonton tayangan reality show She Can Tupperware di Trans7. Peneliti menggunakan kuisioner dengan pertanyaan tertutup. Frekuensi operasionalnya adalah frekuensi responden menonton tayangan She Can Tupperware di Trans7 dalam penayangan selama tiga bulan terakhir. Frekuensi dikategorikan menjadi 3 dengan pengukuran lebar interval juga. Pengukuran indikator frekuensi :

Frekuensi minimal penayangan reality show She Can Tupperware adalah 1 kali Frekuensi maksimal penayangan reality show She Can Tupperware adalah 12 kali

Interval Class =12− 1

3 = 3,67 4

Jadi Kategorinya :

a. 1 – 4 kali diberi skor 1 b. 5 – 8 kali diberi skor 2 c. 9 – 12 kali diberi skor 3

Skala pengukuran hubungan terpaan reality Show She Can Tupperware di Trans7 menggunakan skala ordinal yang diurutkan berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Masing- masing alternatif jawaban ini telah diberi skor untuk menyamakan pengukuran terpaan reality show She Can Tupperware di Trans7 yang terdiri dari indikator frekuensi dan durasi dengan menggunakan rumus :

Interval class =( − )

Jumlah pertanyaan dalam variabel X yakni terpaan reality show She Can Tupperware terdiri dari 2 item pertanyaan.

- Skor jawaban tertinggi = 3 x 2 = 6 - Skor jawaban terendah = 1 x 2 = 2

=6 − 2

Sehingga batasan skor untuk terpaan reality show She Can Tupperware adalah sebagai berikut :

a. 1 – 2 termasuk kategori rendah, artinya terpaan tayangan She Can Tupperware rendah

b. 3 – 4 termasuk kategori sedang, artinya terpaan tayangan She Can Tupperware sedang

c. 5 – 6 termasuk kategori tinggi, artinya terpaan tayangan She Can Tupperware tinggi

3.1.2. Sikap Perempuan Dalam Meraih Kesuksesan di Surabaya

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap perempuan dalam meraih kesuksesan. Sikap perempuan dalam meraih kesuksesan pada penelitian ini didefinisikan sebagai sesuatu yang memberikan motivasi, keuletan, kegigihan dan inovasi dalam tindakan untuk mengubah kehidupan yang lebih baik yakni dalam meraih sebuah kesuksesan (Sally, 2009: 3), khususnya bagi perempuan di kota Surabaya setelah menonton tayangan reality show “ She Can Tupperware” di Trans7. Dalam penelitian ini sikap perempuan dalam meraih kesuksesan dikategorikan sebagai berikut :

a. Komponen kognitif meliputi tanggapan atau keyakinan, kesan, atribusi, dan penilaian perempuan terhadap acara reality show She Can Tupperware di Trans7, yaitu dengan tingkat pengetahuan perempuan pada kisah sukses

termasuk bagaimana usaha, kerja keras, keuletan, kegigihan, yang penting dimiliki perempuan dalam meraih kesuksesan.

b. Komponen Afektif menunujukkan perasaan perempuan terhadap tayangan reality show She Can Tupperware yaitu apakah mereka menyukai atau tidak menyukai, tertarik atau tidak tertarik dengan tayangan She Can Tupperware di Trans7. Meliputi apakah responden menyukai atau tidak segmen acara dalam reality show She Can Tupperware.

c. Komponen konatif menunjukkan perilaku, adakah keinginan perempuan untuk melakukan tindakan dalam meraih kesuksesan seperti kisah kesuksesan perempuan yang ditayangkan She Can Tupperware. Adakah keinginan perempuan memiliki sikap untuk meraih kesuksesan yakni kreatif, optimis, percaya diri, mandiri, tekun, memiliki inovasi yang tinggi serta bermanfaat bagi keluarga dan sesama (orang lain).

Skala pengukuran sikap perempuan dalam meraih kesuksesan ini menggunakan skala ordinal yang diurutkan berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Masing – masing alternatif jawab telah diberi skor. Untuk menyamakan pengukuran sikap perempuan dalam meraih kesuksesan dengan indikator kognitif, afektif, dan konatif dengan menggunakan rumus :

a. Setuju diberi skor 3 b. Ragu – Ragu diberi skor 2 c. Tidak Setuju diberi skor 1

Sedangkan untuk skala pengukuran variabel menggunakan skala ordinal yang berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan rumus :

Interval class =( − )

A. Dalam variabel ini, komponen kognitif terdapat 3 item pertanyaan : - Skor jawaban tertinggi = 3 x 3 = 9

- Skor jawaban terendah = 1 x 3 = 3

=9 − 3

3 = 2

Batasan skor komponen kognitif untuk sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah sebagai berikut :

a. 3 – 5 termasuk kategori rendah, artinya tingkat pengetahuan perempuan pada kisah sukses termasuk bagaimana usaha, kerja keras, keuletan, kegigihan, yang penting dimiliki sebagai sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah rendah.

b. 6 – 7 termasuk kategori sedang, artinya tingkat pengetahuan perempuan pada kisah sukses termasuk bagaimana usaha, kerja keras, keuletan, kegigihan, yang penting dimiliki sebagai sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah sedang.

c. 8 – 9 termasuk kategori tinggi, artinya tingkat pengetahuan perempuan pada kisah sukses termasuk bagaimana usaha, kerja keras, keuletan, kegigihan, yang penting dimiliki sebagai sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah tinggi.

B. Dalam variabel ini, komponen afektif terdapat 3 item pertanyaan : - Skor jawaban tertinggi = 3 x 3 = 9

=9 − 3

3 = 2

Batasan skor komponen afektif untuk sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah sebagai berikut :

a. 3 – 5 termasuk kategori rendah, artinya perasaan suka dan tertarik responden seputar kisah sukses perempuan yang ada pada tayangan reality show She Can Tupperware adalah rendah.

b. 6 – 7 termasuk kategori sedang, artinya perasaan suka dan tertarik responden seputar kisah sukses perempuan yang ada pada tayangan reality show She Can Tupperware adalah sedang.

c. 8 – 9 termasuk kategori tinggi, artinya perasaan suka dan tertarik responden seputar kisah sukses perempuan yang ada pada tayangan reality show She Can Tupperware adalah tinggi.

C. Dalam variabel ini, komponen konatif terdapat 3 item pertanyaan : - Skor jawaban tertinggi = 3 x 3 = 9

- Skor jawaban terendah = 1 x 3 = 3

=9 − 3

3 = 2

Batasan skor komponen konatif untuk sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah sebagai berikut :

a. 3 – 5 termasuk kategori rendah, artinya perilaku, keinginan perempuan untuk memiliki sikap dalam meraih kesuksesan yakni keuletan, optimis, percaya diri, mandiri, tekun, memiliki inovasi yang tinggi serta bermanfaat bagi keluarga dan sesama (orang lain) adalah rendah.

b. 6 – 7 termasuk kategori sedang, artinya perilaku, keinginan perempuan untuk memiliki sikap dalam meraih kesuksesan yakni keuletan, optimis, percaya diri, mandiri, tekun, memiliki inovasi yang tinggi serta bermanfaat bagi keluarga dan sesama (orang lain) adalah sedang.

c. 8 – 9 termasuk kategori tinggi, artinya perilaku, keinginan perempuan untuk memiliki sikap dalam meraih kesuksesan yakni keuletan, optimis, percaya diri, mandiri, tekun, memiliki inovasi yang tinggi serta bermanfaat bagi keluarga dan sesama (orang lain) adalah tinggi.

Dari penjelasan diatas dalam variabel ini, jika dijumlahkan terdapat 9 item pertanyaan. Sehingga bisa dihitung :

- Skor terendah = 1 x 9 = 9 - Skor tertinggi = 3 x 9 = 27

=27− 9

3 = 6

Batasan skor untuk sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah:

a. 9 – 14 termasuk kategori Rendah, artinya perubahan sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah rendah.

b. 15 – 20 termasuk kategori Sedang, artinya perubahan sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah sedang.

c. 21 – 27 termasuk kategori Tinggi, artinya perubahan sikap perempuan dalam meraih kesuksesan adalah tinggi.

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dalam objek penelitian, yang dalam penelitian ini adalah perempuan yang berdomisili di Surabaya dan berusia 19 tahun keatas. Pada usia tersebut individu memiliki kematangan emosional dan sosial, kematangan kognitif dan kemampuan intektual maupun keterampilan, dan ditunjang dengan sikap dan pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman (Dariyo, 2004: 66), dimana hal ini sesuai dengan target audience reality show “She Can Tupperware” di Trans7. Populasi penduduk perempuan di Surabaya yang berusia 19 tahun keatas adalah 966.422 jiwa (BPS, 2011)

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan area (clutser) sampling (sampling menurut daerah) yang sering disebut Cluster Random Sampling. Penggunaan metode ini karena mempunyai keistimewaan yakni memudahkan dalam penarikan sampel pada suatu populasi yang letaknya tersebar secara geografis. Metode ini dilakukan dalam beberapa tahap yakni :

1. Dilakukan pemilihan pada wilayah penelitian yakni Surabaya. Peneliti memilih wilayah Surabaya Timur dan Surabaya Selatan.

2. Dilakukan pemilihan kecamatan, yakni untuk wilayah Surabaya timur (Kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar) dan Wilayah Surabaya Selatan (Kecamatan Gayungan dan Jambangan).

3. Kemudian dipilih dari satu kecamatan dipilih dua kelurahan a. Kecamatan Rungkut

1) Kelurahan Penjaringan Sari 8988 orang

2) Kelurahan Wonorejo 4538 orang

b. Kecamatan Gunung Anyar

1) Kelurahan Gunung Anyar 9302 orang 2) Kelurahan Rungkut Menanggal 7557 orang c. Kecamatan Gayungan

1) Kelurahan Dukuh Menanggal 1634 orang

2) Kelurahan Ketintang 4900 orang

d. Kecamatan Jambangan

1) Kelurahan Jambangan 2010 orang

2) Kelurahan Karah 7885 orang

+ 46.814 orang

Jumlah Sampel diambil dengan menggunakan rumus Yamane (Rakhmad, 2001: 82) :

Ket : n = Sampel

n =

d = Derajat Presisi (0,1) N = Populasi

Dalam penelitian ini derajat presisi yang digunakan diantara ± 10% dengan tingkat kepercayaan 90%. n = ( ) + 1 = 46.814 46.814 (0,1) + 1 = 46.814 469,14 = 99,78 = 100

Jadi didapatkan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 perempuan. Selanjutnya dialokasikan secara proposional yang ditentukan melalui rumus :

n1 = 1 ×

Ket:

n1 = Jumlah penduduk disuatu kelurahan N1 = Ukuran stratum ke-1

N = Jumlah seluruh penduduk

n = Jumlah sampel minimum yang telah ditetapkan

Jadi berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sempel yang diambil pada tiap kecamatan adalah :

1. Kelurahan Penjaringan Sari

n1 = 1 × 1 = 8988

46814× 100 = 19,19 = 20

2. Kelurahan Wonorejo

n1 = 1 × 1 = 4538

46814 × 100 = 9,69 = 10

n1 = 1 × 1 = 9302

46814× 100 = 19,87 = 20

4. Kelurahan Rungkut Menanggal

n1 = 1 × 1 = 7557

46814× 100 = 16,14 = 16

5. Kelurahan Dukuh Menanggal

n1 = 1 × 1 = 1634 46814 × 100 = 3,49 = 3 6. Kelurahan Ketintang n1 = 1 × 1 = 4900 46814× 100 = 10,46 = 10 7. Kelurahan Jambangan n1 = 1 × 1 = 2010 46814 × 100 = 4,29 = 4 8. Kelurahan Karah n1 = 1 × 1 = 7885 46814 × 100 = 16,84 = 17

3.3. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer diperoleh dari responden melalui kuisioner/angket yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan bersifat terbuka dan tertutup. Dalam penyebaran kuisioner, responden didampingi oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan salah presepsi. Angket adalah suatu teknik penelitian mengenai suatu masalah dengan mengedarkan daftar pertanyaan

seara tertulis kepada sejumlah responden untuk mendapat jawaban, tanggapan, dan respon tertulisnya.

b. Data sekunder. Data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Jawa Timur, Kecamatan dan kelurahan setempat, buku literatur, artikel atau koran, internet yang digunakan untuk mendukung penelitian ini.

3.4. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode statistik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel peneliti menggunakan koefesien Rank Spearman, karena data dalam penelitian ini berbentuk data ordinal yaitu berjengjang atau bertingkat antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Rumus Rank Spearman dapat dijelaskan sebagai berikut :

ρ = 1 − 6 ∑ ( − 1) Ket : − n : Jumlah sampel :

Untuk mempermudah menghitung data variabel X dan Y dalam rumus Rank Spearman diperlukan tabel penolong :

Tabel Penolong Koefesien Korelasi Rank Spearman

Ada atau tidaknya korelasi ditanyakan dalam rangka indeks. Betapapun kecilnya indek korelasi, jika bukan 0,0000 dapat diartikan bahwa antara kedua variabel yang dikorelasikan terdapat, terdapat adanya korelasi. Interpretasi tinggi – rendahnya korelasi dapat diketahui juga dari besar kecilnya angka dalam indeks korelasi. Makin besar angka dalam indeks korelasi, makin tinggilah korelasi kedua variabel yang dikorelasikan.

Untuk memperjelas pembuktian hipotesis, maka akan digunakan analisis t test dengan taraf signifikan 5% yang menggunakan rumus sebagai berikut :

= √ − 2

1− Ket :

t test : Koefesien signifikasi −

n : Jumlah sampel

Tabel 2

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi

Responden

X

Y

Rank X

Rank Y

di

1

2

3

4

dst

Jumlah

Interval Koefesien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 0,100 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2011: 184)

Dengan hipotesis statistiknya dapat dikemukakan sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara terpaan reality show She Can Tupperware dengan sikap perempuan dalam meraih kesuksesan di Surabaya.

H1 : Terdapat hubungan antara terpaan reality show She Can Tupperware dengan sikap perempuan dalam meraih kesuksesan di Surabaya.

Dengan ketentuan sebagai berikut :

o Bila t test < t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak terdapat

hubungan antara variabel X (terpaan reality show She Can Tupperware) dengan variabel Y (sikap perempuan dalam meraih kesuksesan di Surabaya).

o Tetapi sebaliknya, bila t test > t tabel, maka H1 diterima dan Ho ditolak.

Artinya terdapat hubungan antara variabel X (terpaan reality show She Can Tupperware) dengan variabel Y (sikap perempuan dalam meraih kesuksesan di Surabaya).

Dokumen terkait