• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sutandyo Wignyosoebroto membagi beberapa tipe metode penelitian hukum antara lain sebagai berikut:

a. Metode dalam kajian-kajian hukum yang dikonsepkan sebagai asas keadilan dalam sistem moral;

b. Metode doktrinal dalam kajian-kajian hukum positif ;

c. Kajian hukum dengan metode doktrinal dalam sistem hukum Anglo-Saxon (The Common Law System).

d. Metode dalam penelitian hukum menurut konsep sosiologis (Pendekatan Makro Struktural atau juga Pendekatan Struktural-Fungsional dan Makro.

Tipe penelitian ini sering juga disebut “Socio-Legal Method”. 135

Penelitian ini merupakan penelitian juridis normatif yaitu dalam artian, bahwa: asas-asas hukum normatif digunakan sebagai titik tolak analisis terhadap objek permasalahan yang diteliti. Dari analisis yang semacam ini kemudian dikaitkan

1. Jenis dan Pendekatan penelitian

135

Soetandyo Wignyosoebroto, Keragaman Dalam Konsep Hukum, Tipe Kajian dan Metode Penelitiannya. Surabaya: Universitas Airlangga, tanpa tahun dan tanggal terbit.

dengan fakta-fakta empiris, hasil penelitian lapangan khususnya yang berkaitan dengan implementasi dari hukum positif (baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang ada untuk mendukung pembahasan yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti membahas: ”asas-asas hukum, sejarah hukum dan perbandingan hukum. Oleh karena itu, penelitian ini terutama menggunakan bahan pustaka atau data sekunder”.136

136

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, cet. ketujuh, hal. 11-13.

Mengingat penelitian ini merupakan penelitian juridis normatif, maka analisis yang digunakan pun berupa analisis kualitatif. Analisis yang bersifat deskriptif digunakan sebagai metode penelitian, namun tidak terbatas pada penggambaran norma-norma positif saja.

Metode berfikir kritis untuk menelaah konsep-konsep positif tersebut dengan melihat fakta-fakta yang ada di pengadilan. Pertimbangan memilih jenis penelitian ini karena bahan utama penelitian ini adalah bahan hukum primer yang berupa undang-undang dan risalah pembentukan undang-undang yang merupakan arsip Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia serta literatur-literatur lainnya yang relevan.

Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, maka penelitian bahan kepustakaan merupakan penelitian yang utama. Sedangkan penelitian lapangan, hanya berfungsi sebagai penunjang terhadap penelitian kepustakaan. Sehingga dengan demikian, penelitian ini menggunakan 4 pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan juridis, yaitu pendekatan dalam memahami hukum dari kaidah normatif aturan hukum tersebut beserta penjelasannya;

b. Pendekatan kebijakan, yakni pendekatan dalam pembuatan keputusan yang berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai;

c. Pendekatan nilai, memahami keberadaan suatu aturan hukum tertulis dan tidak tertulis dari sudut nilai-nilai yang melandasi pembentukannya atau penerapannya di dalam masyarakat;

d. Pendekatan komparatif, pendekatan yang memperbandingkan kebijakan umum pembentuk undang-undang, kebijakan penerapan hukum tidak tertulisan atau penerobosan asas legalitas dalam pengambilan putusan perkara pidana yang dibahas.

2. Sumber Bahan Hukum

Dikarenakan penelitian ini bersifat yuridis normatif, maka sumber bahan hukumnya terdiri dari:

a. Bahan Hukum Primer:137

137

Soerjono Soekanto dan Srimamudji mengklasifikasikan bahan penelitian hukum normatif dalam 3 kategori, yaitu bahan hukum primer, bahan skunder, dan bahan hukum tertier.

1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan

3)Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

4) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman; 5) Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan Umum. b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang tidak termasuk Ruang lingkup bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang memberikan

Penjelasan mengenai bahan hukum primer, berupa hasil penelitian para Ahli, karya ilmiah/buku-buku ilmiah, ceramah atau pidato yang berhubungan dengan penelitian ini. Atau laporan-laporan, artikel-artikel, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya, yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan, risalah-risalah pembentukan undang-undang yang berkaitan dengan hukum tidak tertulis atau hukum yang hidup (living law).

c. Bahan Hukum Tertier

Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan skunder, seperti: ”Kamus hukum, kamus bahasa Inggris, Kamus bahasa Belanda, Kamus Filsafat, majalah dan jurnal ilmiah, serta bahan-bahan di luar bidang hukum yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian”.138

3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

138

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998, hal. 195, sebagaimana dikutip dari Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali Press, 1990, hal. 41.

Pengumpulan bahan hukum pada penilitian ini menggunakan teknik studi dokumen, artinya bahan hukum yang diperoleh melalui penelusuran kepustakaan berupa skunder ditabulasi yang kemudian disistimatisasikan dengan memilih perangkat-perangkat hukum yang relevan dengan objek penelitian. Di samping itu untuk melengkapi bahan pustaka, juga dilakukan wawancara terhadap pakar-pakar atau para penegak hukum yang terlibat langsung dalam praktek yang dianggap memahami permasalahan penerapan- penerapan hukum tidak tertulis sebagai sumber hukum untuk putusan pengadilan, dengan mengunjungi langsung objek penelitian.

4. Analisis Bahan Hukum

Guna mendapatkan hasil yang sesuai dngan tujuan dari penulisan penelitian Disertasi ini, maka seluruh bahan hukum yang sudah diperoleh dan dikumpulkan akan ditelaah dan dianalisis. Analisis untuk bahan hukum dilakukan dengan cara pemilihan pasal-pasal yang berisi kaidah-kaidah hukum yang mengatur tentang penerapan hukum tidak tertulis sebagai sumber hukum untuk putusan pengadilan.

Bahan-bahan hukum yang telah dikumpulkan tersebut diklasifikasikan menurut jenis masalahnya, kemudian diseleksi unsur-unsur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian yang dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam hal pengklasifikasan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi fakta hukum dan mengeliminir hal-hal yang tidak relevan untuk menetapkan isi hukum yang dihendak dipecahkan;

b. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang dipandang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan ;

c. Melakukan telaah dan analisa atas masalah penelitian yang diajukan berdasarkan bahan-bahan yang sudah dikumpulkan;

d. Menarik kesimpulan dalam bentuk argumentasi yang menjawab masalah yang diteliti, yakni penerapan hukum tidak tertulis sebagai sumber hukum untuk putusan pengadilan;

e. Memberikan preskripsi berdasarkan argumentasi yang telah dibangun di dalam kesimpulan.139

Dokumen terkait