• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka 116, Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama empat bulan yaitu mulai bulan Februari-Mei 2012. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini.

Gambar 10 Lokasi Penelitian(Visit Us, 2012)

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat tulis, kamera, panduan wawancara, Panduan Identifikasi Bambu di Indonesia yang berupa Buku “Identikit jenis-jenis Bambu di Jawa” oleh Widjaja.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan perencanaan interpretasi. Perencanaan interpretasi tersebut terdiri dari beberapa tahap yaitu inventarisasi atau pengumpulan data, analisis data, sintesis dan penetapan rencana interpretasi (Sharpe 1982).

Inventarisasi Data

Inventarisasi data dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa data primer dan data sekunder.

Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kegiatan pemeriksaan (verifikasi), pengamatan di lapangan dan wawancara. Data sekunder meliputi seluruh informasi yang berhubungan dengan penelitian yang berasal dari studi literatur. Data primer yang diambil berupa data mengenai jenis dan karakteristik bambu sebagai bahan baku angklung, proses pemanfaatan bambu menjadi angklung, keterlibatan pengelola terkait pengelolaan dan pelestarian bambu, pemahaman pengunjung mengenai jenis, proses pemanfaatan bambu serta upaya pelestarian bambu sebagai bahan baku angklung. sedangkan data sekunder berupa data kondisi umum Saung Angklung Udjo sebagai lokasi penelitian. Secara lengkap, data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Jenis data penelitian No. Kelompok Data Bentuk Data

Jenis Data Metode Pengumpulan

Data Primer Sekunder

1. Kondisi umum lokasi penelitian

Letak dan luas Sejarah dan status Aksesbilitas x x x Studi Literatur 2. Bioekologi Bambu (Stimulus Alamiah)  Jenis bambu  Habitat bambu

 Karakteristik fisik & biologis bambu (bagian bambu yang digunakan, sifat anatomi, fisik, mekanik)  Asal bambu x x x x x x x x Observasi, Wawancara dan Studi Literatur 3. Pemanfaatan bambu sebagai bahan baku angklung ( Stimulus Manfaat) Produksi bambu

Pemanenan (umur, proses) Pengolahan Budidaya x x x x x x x x Observasi, Wawancara dan Studi Literatur 4. Persepsi Masyarakat terhadap pelestarian bambu Pengelola  Visi Misi

 Program interpretasi yang sudah ada

 Program wisata yang terkait dengan bambu

 Sarana dan prasarana, obyek yang menarik

 Upaya pelestarian bambu  Upaya mengajak keterlibatan

pengunjung Pengunjung x x x x x x x x x x x x Wawancara dan Studi Literatur

No. Kelompok Data Bentuk Data

Jenis Data Metode Pengumpulan

Data Primer Sekunder

 Tujuan berkunjung  Preferensi program wisata  Pemahaman mengenai

angklung

 Pemahaman terhadap bambu  Pemahaman konservasi

lingkungan

 Kesediaan terlibat dalam program konservasi x x x x x

Metode Inventarisasi Data

Inventarisasi atau pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 3 prosedur pengumpulan data yaitu studi literatur, pemeriksaan (verifikasi) dan observasi, dan wawancara. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara yang dilakukan kepada pihak pengelola Saung Angklung Udjo dan pengunjung, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur.

Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian yang berupa informasi mengenai lokasi, visi dan misi Saung Angklung Udjo, Rencana Pengelolaan, peta, aksesbilitas, data jumlah pengunjung, sarana dan prasarana interpretasi, aspek sejarah kawasan.

Pemeriksaan (verifikasi) dan Observasi

Metode ini bertujuan untuk memeriksa kesesuaian antara data sekunder dengan kondisi dilapangan sekaligus mengamati dan mencatat segala sesuatu yang dapat dipergunakan dalam penyusunan skenario interpretasi. Kegiatan pemeriksanaan dan pengamatan langsung yang dilakukan yaitu verifikasi sarana dan prasarana interpretasi alam, verifikasi obyek yang menarik, dan program interpretasi yang sudah ada serta pengambilan dokumentasi (foto) sarana dan prasarana dan program yang sedang berjalan.

Observasi lapangan merupakan pengumpulan data primer dengan mengamati ciri bambu yang dijadikan bahan baku angklung, mengidentifikasi jenis bambu sebagai bahan baku angklung, mengamati proses pengolahan bambu menjadi angklung serta program wisata di Saung Angklung Udjo.

Wawancara

Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, kepada pihak pengelola dan pekerja Saung Angklung Udjo dan pengunjung. Dalam penelitian ini, responden akan dipilih secara purposive sampling, yaitu menyesuaikan dengan tujuan penelitian, kemampuan biaya dan waktu yang dimiliki oleh peneliti (Kusmayadi 2004 dalam Heriyaningtyas et al 2009). Dalam melakukan wawancara kepada pengunjung Saung Angklung Udjo (SAU), langkah pertama adalah menentukan strata pengunjung menurut kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa, usia lanjut

yang dapat diajak berkomunikasi dengan baik serta memberikan informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan perencanaan interpretasi. Secara lengkap, data responden berdasarkan strata yang telah dibuat, tersaji pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3 Stratifikasi responden

Kelompok Umur Proporsi Sampel Jumlah Sampel

Anak-anak (<12 tahun) 20 % 10

Remaja (13-19 tahun) 20 % 10

Dewasa (20-60 tahun) 20 % 20

Tua (>60 tahun) 20 % 10

Jumlah 100 % 50

Wawancara kepada responden dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang terdiri dari tiga topik pertanyaan yaitu pertanyaan mendasar seputar motivasi pengunjung datang, pemahaman pengunjung mengenai bambu dan proses pengolahannya menjadi angklung dan pentingnya upaya pelestarian bambu. Daftar pertanyaan terdapat pada Lampiran 1. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara deskriptif dengan pengelompokan dan tabulasi data. Data berupa karakteristik dan jenis bambu yang digunakan sebagai bahan baku angklung, proses pengolahan bahan baku menjadi angklung (pemanenan-pengemasan), program wisata di Saung Angklung Udjo, peran dan kontribusi pengelola terhadap konservasi bambu sebagai bahan baku utama produksi angklung, serta aspek pemahaman pengunjung mengenai bambu dan angklung.

Sintesis

Sintesis adalah tahap memadukan seluruh unsur yaitu data sumber daya bambu (jenis, ciri bambu), proses pengelolaan bambu menjadi angklung, aspek sumber daya manusia (pengelola), program wisata yang ada, aspek karakteristik pengunjung menjadi sebuah konsep rencana interpretasi yang berbasis konservasi sumber daya bambu.

Perencanaan Interpretasi

Mengacu pada perencanaan interpretasi Sharpe (1992), data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dengan pengelompokan dan tabulasi data. Data berupa karakteristik bambu yang digunakan sebagai bahan baku angklung, proses pengolahan bahan baku menjadi angklung (pemanenan-pengemasan), kontribusi bambu terhadap program wisata di SAU, peran dan kontribusi pengelola terhadap konservasi bambu sebagai bahan baku utama produksi angklung, serta aspek pemahaman pengunjung mengenai bambu dan angklung. Hasil penelitian berupa sifat bambu, ciri khas sebagai bahan baku angklung serta proses pengolahan bambu menjadi angklung disusun menjadi materi interpretasi. Analisis data karakteristik pengunjung menjadi bahan untuk menyusun rencana interpretasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pengunjung yang datang ke SAU. Tema yang terpilih kemudian dibuat menjadi beberapa program interpretasi yang disesuaikan dengan durasi

waktu dan karakteristik pengunjung. Selain itu juga dilakukan pengoptimalan lokasi dengan pengembangan fasilitas yang ada berupa pembuatan papan interpretasi pada beberapa lokasi yang dapat menarik perhatian pengunjung untuk mengenal lebih jauh mengenai karakteristik bambu sebagai bahan baku angklung dan pelestariannya. Gambar 11 berikut ini adalah bagan perencanaan interpretasi modifikasi dari Sharpe (1982) yang akan dibuat di SAU.

Gambar 11 Bagan perencanaan interpretasi berbasis konservasi bambu sebagai bahan baku angklung

SAUNG ANGKLUNG UDJO

Konservasi Bambu Pengelola & Pengunjung

 Karakteristik Bambu

 Pengolahan dan Pemanfaatan bambu

 Budidaya Bambu

 Visi Misi SAU

 Program interpretasi di SAU

 Identitas Pengunjung

 Pemahaman terkait Bambu dan Angklung

 Keterlibatan dalam Program Konservasi ANALISIS  Obyek Interpretasi  Karakteristik Pengunjung SINTESIS Rencana Interpretasi RENCANA INTERPRETASI  Program Interpretasi  Fasilitas Interpretasi