• Tidak ada hasil yang ditemukan

41 Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konsep dan pendekatan kasus. Bahan hukum primer, sekunder dan tersier dikumpulkan melalui studi kepustakaan. Selanjutnya hasil penelitian dibahas untuk mendapatkan suatu simpulan penelitian. Berdasarkan simpulan penelitian ini, dikemukakan saran-saran untuk menyempurnakan jawaban dari permasalahan penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk jelasnya kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Jenis Penelitian

Berangkat dari adanya norma kosong dalam Pasal 209 KHI yang tidak mengatur apakah istri yang beragama non-muslim yang tadinya tidak berhak atas

Latar Belakang Masalah: Adanya norma kosong dalam Pasal 209 KHI yang tidak mengatur apakah istri yang beragama non-muslim yang tadinya tidak berhak atas warisan suaminya dapat diberikan wasiat

wajibah sebagaimana

halnya orangtua angkat dan anak angkat

Rumusan Masalah:

1. Bagaimana kedudukan janda yang beda agama menurut Hukum Waris Islam? 2. Apakah janda beda

agama dapat menerima bagian harta warisan dari almarhum suaminya? Teori: - Teori keadilan - Konsep Pewarisan dalam Hukum Islam - Teori Penemuan Hukum (Rechtvinding) - Konsep Wasiat Wajibah - Konsep Ijtihad Metode Penelitian: Metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konsep (conceptual approach) dan pendekatan kasus (case approach) Hasil Penelitian

42 warisan suaminya dapat diberikan wasiat wajibah sebagaimana halnya orangtua angkat dan anak angkat, maka dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif (normative legal research) merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku atau diterapkan terhadap suatu permasalahan hukum tertentu. Penelitian hukum normatif seringkali disebut dengan penelitian doktrinal, yaitu penelitian yang objek kajiannya adalah dokumen peraturan perundang-undangan dan bahan pustaka.82 Penelitian hukum normatif juga disebut penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma dalam hukum positif.83 Menurut I Made Pasek Diantha penelitian hukum normatif berfungsi untuk memberi argumentasi yuridis ketika terjadi kekosongan, kekaburan dan konflik norma. Lebih jauh ini berarti penelitian hukum normatif berperan untuk mempertahankan aspek kritis dari keilmuan hukumnya sebagai ilmu normatif.84

1.7.2 Jenis Pendekatan

Pendekatan (approach) yang digunakan dalam suatu penelitian normatif akan memungkinkan seorang peneliti untuk memanfaatkan hasil-hasil temuan ilmu hukum dan ilmu-ilmu lain untuk kepentingan dan analisis serta eksplanasi hukum tanpa mengubah karakter ilmu hukum sebagai ilmu normatif. Dalam kaitannya dengan penelitian hukum normatif dapat digunakan beberapa pendekatan yaitu:

82

Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, Kencana Prenida Media, Jakarta, hal. 34.

83

Johny Ibrahim, 2012, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Banyumedia, Malang, hal. 295.

84

I Made Pasek Diantha, 2017, Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam Justifikasi

43 a. Pendekatan Perundang-undangan (statute approach).

b. Pendekatan Konsep (conceptual approach).

c. Pendekatan Perbandingan (comparative approach). d. Pendekatan Historis (historical approach).

e. Pendekatan Filsafat (philosophical approach). f. Pendekatan Kasus (case approach).85

Pendekatan-pendekatan tersebut dapat digabung sehingga dalam suatu penelitian hukum normatif dapat saja menggunakan dua pendekatan atau lebih yang sesuai. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konsep

(conceptual approach) dan pendekatan kasus (case approach), mengingat

permasalahan yang diteliti dan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai kedudukan janda beda agama dalam pewarisan menurut hukum Islam.

1.7.3 Sumber Bahan Hukum

Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder/kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier, yang diuraikan sebagai berikut:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yang berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji,86 terdiri dari :

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

3) Kompilasi Hukum Islam.

4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

85

Johnny Ibrahim, op.cit, hal. 300-301.

86

44 5) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.

6) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam.

b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku teks, jurnal-jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, jurisprudensi serta simposium yang dilakukan para pakar terkait dengan objek kajian penelitian hukum ini.87

c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum dan internet yang memuat informasi yang relevan dengan objek kajian penelitian.88

1.7.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan bahan hukum dalam penulisan ini yaitu melalui teknik telaah kepustakaan (study document) dengan penggunaan teknik bola salju (snow ball) yakni diawali dengan menemukan bahan hukum yang satu yang diikuti dengan bahan hukum yang lainnya yang direferensikan oleh bahan hukum yang pertama, begitu seterusnya hingga terkumpul bahan hukum sebanyak mungkin melalui referensi dari satu literatur ke literatur lainnya. Pencatatan bahan hukum yang terkumpul dilakukan dengan sistem kartu (card system) yakni setelah mendapat semua bahan yang diperlukan

87

Johny Ibrahim, op.cit, hal. 392.

88

Jay A. Sieglar dan Benyamin R. Beede, 2007, The Legal Souyrces of Public Policy, Lexington Books, Massachussets, Toronto, hal. 23.

45 kemudian dibuat catatan mengenai hal-hal yang dianggap penting bagi penelitian yang digunakan.89 Sistem kartu yang digunakan dalam penulisan ini adalah kartu kutipan untuk mencatat nama pengarang/penulis, judul buku, halaman dan mengutip hal-hal yang dianggap penting agar bisa menjawab permasalahan dalam penulisan ini.

1.7.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Bahan hukum yang terkumpul kemudian diolah dengan cara cyclical

process (terus menerus). Aktivitas yang dilakukan dalam pengolahan bahan

hukum ini adalah pengumpulan bahan hukum reduksi bahan hukum, paparan bahan hukum dan konklusi atau verivikasi (conclusion/verification). Bahan hukum yang telah diolah ini selanjutnya disimpulkan dengan metode induktif yaitu menyimpulkan dari kondisi yang bersifat khusus ke dalam kondisi yang bersifat umum. Selanjutnya dalam penelitian hukum normatif dikenal 6 (enam) teknik analisis yaitu teknik deskripsi, teknik interpretasi, teknik kontruksi, teknik evaluasi, teknik argumentasi dan teknik sistematisasi, yang diterangkan sebagai berikut:

a. Teknik deskripsi adalah teknik dasar analisis yang tidak dapat dihindari penggunaannya. Deskripsi berarti uraian apa adanya terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-proposisi hukum atau non hukum.

b. Teknik interpretasi berupa penggunaan jenis-jenis penafsiran dalam ilmu hukum seperti penafsiran gramatikal, sistematis, teleologis dan kontektual. c. Teknik kontruksi berupa pembentukan konstruksi yuridis dengan

melakukan analogi dan pembalikan proposisi (acontrario).

89

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif, Suatu

46 d. Teknik evaluasi adalah penilaian berupa tepat atau tidak tepat, setuju atau tidak setuju, benar atau salah, sah atau tidak sah oleh peneliti terhadap suatu pandangan, proposisi, pernyataan rumusan norma, keputusan, baik yang tertera dalam bahan primer maupun dalam bahan hukum sekunder. e. Teknik argumentasi tidak bisa dilepaskan dari teknik evaluasi karena

penilaian harus didasarkan pada alasan-alasan yang bersifat penalaran hukum. Dalam pembahasan permasalahan hukum makin banyak argumen makin menunjukkan kedalaman penalaran hukum.

f. Teknik sistematisasi adalah berupa upaya mencari kaitan rumusan suatu konsep hukum atau proposisi hukum antara peraturan perundang-undangan yang sederajat maupun antara yang tidak sederajat.90

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskripsi, teknik interpretasi dan teknik argumentasi.

90

Buku Pedoman, 2015, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana, Denpasar, hal.55.

Dokumen terkait