Pada penelitian ini, pengambilan data untuk setiap sampel dilakukan dengan pengambilan citra dari sampel bunga Gladiol menggunakan kamera digital Cyber- shot Sony, dan pengamatan manual terhadap bunga Gladiol sehingga data yang didapat dapat dibandingkan antara data dengan teknik pengolahan citra dengan data perhitungan atau pengamatan manual manual. Pengolahan citraini dilakukan untuk mengetahui mutu jika dilihat dari beberapa data yang didapat dari perhitungan dengan teknik pengolahan citra.
a. Penelitian Pendahuluan
Penelitian awal ini dilakukan untuk mengetahui berbagai perlakuan untuk pengolahan citra yang optimal sehingga memudahkan pengambilan citra dan pengolahan citra selanjutnya. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah mencoba beberapa alat bantu dalam pengambilan citra. Dari percobaan untuk menentukkan alat pengambil citra dari dua alternatif yaitu kamera digital dan kamera CCD (Charge Coupled Device) dapat diketahui bahwa kamera CCD yang ada tidak cocok digunakan untuk pengambilan obyek dengan dimensi panjang
yang besar. Hal ini dikarenakan lensa yang ada tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Dari pengambilan citra akan didapat citra yang melengkung.
b. Pengambilan Citra
Bunga Gladiol yang sudah disiapkan terlebih dahulu dipisahkan berdasarkan empat tingkatan mutu yang ada. Pemisahan dilakukan di tingkat pedagang. Pada saat pemisahan terdapat beberapa kesulitan karena banyaknya tingkatan mutu dan parameter, bunga. Misalnya, bunga Gladiol jika dilihat dari jumlah floret dapat masuk ke mutu AA, tapi dari panjang bunga tersebut masuk ke mutu B, ataupun sebaliknya. Setelah terpisah menjadi empat, kelompok bunga Gladiol selanjutnya ambil citranya dengan kamera digital Cyber-shot Sony. Hal ini dikarenakan lensa CCD yang ada tidak ada spesifikasi yang cocok dengan obyek, lensa yang sesuai dengan kebutuhan tidak tersedia. Pengambilan citra dilakukan pada kondisi berikut :
a. Bunga Gladiol diletakkan pada kain berwarna putih sebagai latar belakang dan di bawah kamera digital dengan ketinggian 90 centimeter. Dua buah lampu TL dinyalakan untuk memberi cahaya pada objek dengan ketinggian 80 cm dan sudut pencahayaan 90°. Kain putih ini dipilih sebagai latar belakang karena bayangan yang disebabkan oleh objek menjadi satu dengan warna kain, dan kain yang digunakan tidak menimbulkan pantulan cahaya.
b. Pengambilan citra dilakukan dengan posisi yang berbeda yaitu pada posisi bunga diletakkan tidur dengan dua sisi yang berbeda. Dari citra yang diambil dari dua sisi ini diharapkan ketiga parameter yang hendak dicari (kemekaran, jumlah floret, panjang tangkai, dan tingkat kelurusan batang) dapat diwakili.
c. Intensitas reflektan bunga Gladiol ditangkap oleh sensor kamera digital melalui lensa dan ditampilkan di LCD pada kamera digital
d. Citra bunga Gladiol direkam dengan ukuran 2816 x 2112 pixel dalam 256 tingkat intensitas warna RGB (Red, Green, Blue).
e. Kemudian citra bunga Gladiol direkam dan disimpan dalam sebuah file dengan extention file JPEG.
f. Untuk dapat diolah maka format citra perlu diubah. Format citra awal yang merupakan file dengan extention file JPEG harus di ubah dalam bentuk BMP. Untuk merubah ke dalam format BMP digunakan softwere Adobe Photoshop 7.0, sebelumnya resolusi citra diperkecil dengan Microsoft picture manager sehingga resolusinya menjadi 563 x 200 pixel.
Untuk dapat membuka kembali file citra bunga Gladiol, menghitung luas proyeksi dan mendapatkan nilai intensitas warna (RGB) bunga Gladiol diperlukan suatu program pengolahan citra. Program pengolahan citra ini disusun dalam bahasa Visual Basic.
c. Algoritma Image Processing
Algoritma Image Processing yang dibangun adalah sebagai berikut : i. Merubah file citra bunga Gladiol yang disimpan dalam extention JPEG
menjadi extention BMP dengan menggunakan Adobe Photoshop 7.0. ii. Membuat program pengolahan citra dalam visual basic dimana terdapat
modul membuka file, modul filterisasi dan modul peragaan secara grafis pada citra yang diolah.
iii. Membuka dan mengolah file citra bunga Gladiol dengan extention BMP dengan menggunakan program pengolahan citra yang telah dibangun. Proses yang dilakukan adalah proses filterisasi langsung (penyaringan citra) ke dalam bentuk luasan yang sesuai dengan bentuk bunga Gladiol tersebut. Proses filterisasi ini berfungsi untuk membedakan tampilan objek dengan latar belakang. Proses filterisasi citra dilakukan secara global thresholding
iv. Mencari nilai RGB bunga Gladiol dengan cara analisis warna dan pengukuran warna terhadap titik-titik pada bunga Gladiol. Nilai dari titik- titik yang didapat kemudian dirata-ratakan
v. Menghitung nilai luas proyeksi dengan cara menjumlahkan pixel berwarna putih (objek)
vi. Setelah data-data didapatkan, dilakukan Pengklasifikasian dengan menggunakan persamaan garis regresi linier dan analisis diskriminan.
Pengolahan citra dilakukan untuk mendapatkan beberapa parameter yang akan digunakan untuk proses pemutuan.
a.Pengukuran panjang tangkai
Untuk menentukan pajang tangkai digunakan metode perhitungan dua pixel dengan jarak terjauh pada sumbu X. Dimana jarak terjauh diartikan sebagai panjang. Rumus yang digunakan untuk mengukur panjang (dapat juga digunakan untuk pengukuran diameter, jika pengambilan citra dilakukan dari bawah) adalah :
2 2 1 2 2 1 2 2 2 1, ],[ , ]) ( ) ( ) ([i j i j i i j j d = − + − ...(7)
d([i1,j1],[i2,j2]) = panjang dalam pixel
i1 = titik x minimum j1 = titik y minimum
i2 = titik x maksimum j2 = titik y maksimum
dari data yang didapat kemudian data dibandingkan dengan data yang telah diperoleh dari pengukuran secara manual, kemudian dicari korelasinya.
Gambar 3. Diagram blok penentuan korelasi panjang tangkai
b. Pengukuran jumlah floret dan tingkat kelurusan
Perhitungan jumlah floret dilakukan dengan proses labeling pada obyek pada saat obyek diambil citranya dari atas ataupun samping. Kedua data yang diperoleh akan dibandingkan posisi mana yang menghasilkan data yang mudah diolah dan akurat. Proses pelabelan dilakukan dengan algoritma rekursif yang tahapannya sebagai berikut :
Panjang Tangkai (pixel) Panjang Tangkai (cm) Pengolahan Citra Pengukuran
Manual Grafik Korelasi Antara Pengolahan Citra Dengan Hasil Pengukuran Manual
- baca citra secara sistematis (misalnya dari kiri ke kanan) untuk menemukan pixel 1 yang belum diberi label dan beri label baru. - Beri label sama pada semua pixel tetangganya
- Berhenti bila tidak ada lagi pixel 1. - Ulangi langkah 1.
Gambar 4. Diagram blok penentuan korelasi jumlah floret
Pengukuran intensitas lengkung akan dicoba dengan menghitung selisih panjang pada dua sisi pengambilan citra.
Gambar 5. Diagram blok penentuan korelasi tingkat kelurusan Luas area Floret
(pixel) Jumlah Floret mekar
(buah)
Pengolahan Citra Pengukuran
Manual Grafik Korelasi Antara Pengolahan Citra Dengan Hasil Pengukuran Manual
Selisih panjang (pixel) Tingkat kelurusan Pengolahan Citra Pengamatan
Manual Grafik Korelasi Antara Pengolahan Citra Dengan Hasil Pengukuran Manual
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN