• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara. Pelaksanaan penelitian in dimulai dari bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu timbangan, rotary evaporator, gravimeter, erlenmeyer 100 ml dan 300 ml, tanur, cawan porselen, kertas saring, gelas piala, oven, plastik kemasan, alat elektrik. Bahan yang digunakan yaitu mat elektrik, kemenyan toba, minyak melati dan minyak akar wangi, etanol, KOH 40%, n-heksan, isopropil alkohol, metanol.

Ekstraksi Kemenyan

Kemenyan yang digunakan adalah kemenyan toba (Styrax sumatrana) yang diperoleh dari pedagan kemenyan yang berada di Kota Tarutung. Kemenyan tersebut dijemur di panas matahari hingga kering dan getas kemudian digiling dengan mortir sampai berbentuk serbuk yang halus. Serbuk tersebut dijemur kembali hingga betul-betul kering.

Kemenyan ditimbang sebanyak 140 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan 1,5 Liter etanol, diaduk hingga kemenyan larut kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Larutan tersebut diuapkan dengan alat rotary evaporator hingga volume larutan menjadi 700 ml, kemudian ditambahkan 400 ml larutan KOH 40% dan derefluks pada suhu 650C selama 3 jam. Campuran reaksi kemudian didestilasi, residu yang tersisa kemudian

dikeringkan pada temperatur 50-600C sehingga didapatkan padatan yang kemudian ditumbuk sampai halus dan diekstraksi dengan campuran pelarut n-heksan: isopropil alkohol (60:40) (v/v). Ekstrak yang diperoleh dipekatkan, kemudian rendemen sinamil alkohol ditentukan dengan gravimeter, residu yang tersisa kemudian dikeringkan seperti tampak pada gambar 1.

Dilarutkan dalam 1,5 etanol

Disaring

Diuapkan hingga volume 700 ml Ditambah 400 ml KOH 40% Direfluks pada suhu 650C Destilasi pelarut

Dikeringkan

Diekstraksi dengan pelarut n-heksan : isopropil alkohol (60:40)

Diuapkan pelarut

Dikeringkan padatan yang terbentuk

Gambar 1. Flowsheet isolasi sinamil alkohol dari kemenyan 140 g Kemenyan Filtrat Residu Destilat Residu Ekstrak Hasil

28

Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan formulasi aromaterapi terbaik berdasarkan titik kritis yaitu tingkat kekuatan aroma yang baik dan daya bakar yang kontinyu sebelum diaplikasikan langsung melalui uji organoleptik kepada para panelis/responden. Beberapa kombinasi formula yang diuji ialah tingkat wangi dengan kriteria pencampuran seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Uji pendahuluan kombinasi formula yang diduga memiliki tingkat wangi terbaik Kombinasi Formula (%) A Minyak kemenyan = 100 % B Minyak kemenyan = 50 % Minyak Melati = 50 % C Minyak kemenyan = 50 % Minyak akar wangi = 50 % D Minyak kemenyan = 45 % Minyak akar wangi = 35 % Minyak Melati = 20 % E Minyak kemenyan = 40 % Minyak akar wangi = 30 % Minyak Melati = 30 % F Minyak kemenyan = 35 % Minyak akar wangi = 30 % Minyak Melati = 35 %

Pencampuran

Pengadukan

Pembuatan Media Campuran

Produk Aromaterapi Kemenyan Pencelupan dan Perendaman Produksi dan Analisis Aromaterapi Kemenyan

Analisis aromaterapi kemenyan meliputi tingkat kekuatan aroma, bentuk produk, uji organoleptik, dan lama bakar.

Gambar 2. Flowsheet proses produksi aromaterapi kemenyan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpul dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan adalah nilai tingkat wangi yang dirasakan responden dari kombinasi produk yang diujikan/ tingkat kesukaan responden

Minyak kemenyan Minyak akar wangi Minyak melati Penimbangan

30

terhadap produk. Data sekunder yang dibutuhkan adalah data jenis kelamin, umur dan pekerjaan responden.

Penentuan Responden

Pengambilan resonden dalam penelitian ini menggunakan pendekatan purposive sampling yaitu dilakukan secara bertujuan (teknik yang digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus / sengaja berdasarkan tujuan penelitiannya). Jumlah responden yang dibutuhkan minimal 30 orang. Kriteria responden yaitu perbandingan antara pria dan wanita yang seimbang dalam cakupan tidak terlatih terhadap produk yang diujikan.

Teknik dan Tahapan Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapangan, tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Melakukan wawancara dan diskusi dengan menggunakan lembar kuisioner kepada responden.

b. Keseluruhan data, baik primer maupun sekunder selanjutnya ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan sebelum dilakukan pengolahan dan analisis data. Analisis Data

Metode deskriptif digunakan dalam menganalisis tingkat wangi (kesukaan) responden yang diujikan berdasarkan jenis kelamin, umur dan pekerjaan responden. Metode pengumpulan data untuk tujuan penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan kuisioner serta interaksi langsung dengan masyarakat.

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan melalui wawancara dan kuisioner dianalisis secara kualitatif. Nilai dari setiap jenis produk diperoleh dengan cara:

1. Data primer dan sekunder dianalisis berdasarkan tingkat wangi yang diperoleh dari responden.

2. Menghitung nilai total jumlah nilai numerik uji organoleptik yang diambil per jenis kombinasi produk.

Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai/tingkat kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran (BPPK, 2003).

Uji organoleptik dilakukan dengan cara menguji aroma terapi kemenyan elektrik secara subjektif kepada sejumlah panelis untuk mengisi kuisioner tentang kemenyan sebagai aromaterapi elektrik ini. Parameter yang digunakan pada uji organoleptik ini yakni tingkat wangi. Selang pengukuran yang digunakan adalah selang likert dengan nilai 1-5 dengan keterangan nilai sebagai berikut :

32

- Nilai 5 : sangat suka - Nilai 4 : suka - Nilai 3 : biasa - Nilai 2 : tidak suka - Nilai 1 : sangat tidak suka Tabel 2. Uji Organoleptik

Responden Kombinasi A B C D E F 1 . . . 30 TOTAL

Observasi terhadap Kemenyan (Styrax sumatrana)

Pemanfaatan kemenyan untuk industri dalam negeri belum banyak diketahuai kecuali untuk kepentingan ritual keagamaan dan tolak bala sehingga dilakukan penelitian pemanfaatan kemenyan sebagai bahan baku aromaterapi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Faktor utama yang digunakan dalam bahan kemenyan ini ialah mendapatkan formulasi aromaterapi terbaik berdasarkan titik kritis yaitu tingkat kekuatan aroma yang baik dan daya bakar yang kontinyu.

Penelitian dilakukan menggunakan kemenyan toba (Styrax sumatrana) dengan kualitas perdagangan kualitas 1 atau yang sering disebut dipasaran dengan kemenyan kualitas mata. Kemenyan toba dihasilkan dari penyadapan pohon kemenyan setelah umur 10-13 tahun, alasan menggunakan getah kemenyan toba kualitas 1 sebagai bahan pada penelitian ini dikarenakan memiliki tekstur yang halus, hanya terdapat sedikit sekali kandungan kotoran di dalamnya. Getah kemenyan toba kualitas 1 cenderung memiliki warna yang lebih putih dibandingkan kemenyan kualitas lain yang umumnya rendah dan bercampur dengan kulit dan kotoran lainnya. Untuk tingkat aroma yang di hasilkan dari getah kemenyan toba kualitas 1 memiliki aroma yang lebih tajam dan lembut berupa aroma vanili.

Menurut Sasmuko (1999) perdagangan kemenyan di dalam negeri telah mengenal penggolongan kualitas, baik lokal maupun standar kualitas kemenyan nasional menurut SII 2044-87. Kualitas lokal hanya berlaku untuk perdagangan kemenyan toba bukan durame. Sedangkan kemenyan durame tidak terbagi dalam kelas kualitas karena bukan komoditi utama yang diperdagangkan.

34

Pengolah merupakan industri yang mengolah getah kemenyan dari kemenyan mentah menjadi kemenyan tampangan. Kemenyan yang dibeli pedagang berupa sam-sam, mata, tahir dan juror, disortir dengan memakai ayakan sehingga dapat diatur sesuai dengan mutu yang diinginkan, yaitu :

a. Kualitas I

Kemenyan mata kasar atau sidungkapi adalah bongkahan kemenyan berwarna putih sampai putih kekuning-kuningan dengan rata-rata berdiameter lebih besar dari 2 cm.

b. Kualitas II

Kemenyan mata halus, merupakan kemenyan berwarna putih sampai putih kekuning-kuningan berdiameter 1-2 cm.,

c. Kualitas III

Kemenyan tahir, yakni jenis kemenyan yang bercampur dengan kulitnya atau kotoran lainnya, berwarna cokelat dan kadang berbintik-bintik putih atau kuning serta besarnya lebih besar dari ukuran mata halus.

d. Kualitas IV

Kemenyan juror atau jarir, biasanya mutunya dianggap sama dengan jenis tahir dan warnanya merah serta ukurannya lebih kecil dari mata halus. e. Kualitas V

Kemenyan barbar, adalah kemenyan yang dikumpulkan sedikit demi sedikit sewaktu melakukan pembersihan.

f. Kualitas VI

Kemenyan abu, yakni sisa-sisa getah kemenyan dari semua kualitas, bentuk dan warnanya seperti abu kasar.

Gambar 3. Kemenyan Mentah Gambar 4. Alat Elektrik Nyamuk Ahli biologi dari Universitas Johns Hopkins dan Universitas Ibrani di Yerusalem menemukan bahwa membakar kemenyan memiliki khasiat untuk menangani saraf dan akan mengaktifkan saluran ion di otak yang mengurangi kecemasan, depresi, mengurangi ketegangan otot, memberikan perasaan hangat dan nyaman, seperti obat yg diresepkan untuk obat depresi.

Kemenyan merupakan salah satu bahan yang mengandung minyak atsiri, yakni senyawa yang berbau wangi dan mudah menguap pada suhu kamar. Kemenyan banyak mengandung sinamil alkohol yang merupakan bahan dasar dalam pembuatan parfum. Senyawa-senyawa berbau harum (fragrance) dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor (Sinaga, 1985) sehingga sangat baik jika dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan aromaterapi. Secara umum komposisi kemenyan disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi sifat fisika-kimia kemenyan

Komponen Keterangan

Kadar Air (%) 2.30

Kadar Abu (%) 0.06

Kadar Kotoran (%) 3.05

Titik Lunak (Co) 57.00

Kadar Asam Balsamat (%) 33.73

36

Tabel 3 menunjukkan bahwa komponen kemenyan memiliki persentase asam balsamat yang tinggi yaitu sekitar 33,73 persen, hal ini menunjukkan tingkat kemurnian dari kemenyan tersebut yang mempengaruhi kadar asam sinamat yang umumnya digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, kosmetik dan parfum. Sagala dkk (1980) menyatakan bahwa kemenyan mengandung senyawa-senyawa asam sinamat, asam benzoat, stirol, vanilin, styracin, koniferil benzoat dan resin yang terdiri dari nenziresinol dan resinotanol yang berfungsi sebagai zat fixatif (pengikat wangi) sehingga dapat digunakan sebagai campuran pada pembuatan parfum.

Komposisi yang terkandung dalam kemenyan yakni asam sinamat bebas 10%, sedikit asam benzoat 2-3%, dan koniferil sinamat, koniferil benzoat bersama sinamil sinamat sekitar 70-80%. Selain itu, kemenyan mengandung senyawa-senyawa turunan yaitu fenilpropanoid seperti sinamil alkohol, asam sinamat dan derivatnya asam benzoat, benzaldehid, vanilin, fenilpropil sinamat; juga mengandung ester benzosirenol, esterkoniferil alkohol dari asam sinamat dan asam benzoat (Bonor, 1999).

Olibanol, materi resin dan terpenes yang dikandung oleh kemenyan merupakan minyak atsiri yang mempunyai bau yang khas dan golongan yang paling menentukan bau wangi tersebut adalah sinamil alkohol, sinamil alkohol merupakan bahan dasar dalam pembuatan sinamil asetat yang dapat digunakan sebagai bahan pencampuran/ formulasi parfum,baik sebagai bahan pewangi (base note) maupun sebagai pengikat. Sinamil alkohol memiliki aroma yang menyenangkan, sejuk dan tahan lama yang mirip dengan aroma bunga-bungaan (Tarigan, 1995).

Observasi Awal Formula Aromaterapi

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan formulasi aromaterapi kemenyan yang terbaik. Beberapa kali percobaan dilakukan dalam pencarian kombinasi formula dengan cara mencampurkan minyak kemenyan sebagai bahan baku utama dengan bahan campuran lain berupa minyak melati dan minyak akar wangi pada wadah pencampuran kemudian dicium aromanya hingga benar-benar padu, tidak menyengat tanpa mengesampingkan aroma darikemenyan tersebut. Setelah diuji coba dan dilihat faktor kritis berupa tingkat kekuatan aroma dan daya bakar yang kontinyu sebelum diujikan langsung kepada panelis/ responden sehingga didapatkan formula terbaik untuk diproduksi berikutnya, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kombinasi formula terbaik

Kombinasi Formula (%)

A Minyak kemenyan = 100 %

B Minyak kemenyan = 60 %

Minyak Melati = 40 %

C Minyak kemenyan = 50 %

Minyak akar wangi = 50 %

D Minyak kemenyan = 45 %

Minyak akar wangi = 35 %

Minyak Melati = 20 %

E Minyak kemenyan = 40 %

Minyak akar wangi = 30 %

Minyak Melati = 30 %

Tabel 4 tampak kombinasi formula yang terbaik yang telah dilakukan uji coba terhadap faktor kritis aroma terbaik dan kontinyu. Pada produk A yaitu kombinasi 100% kemenyan, merupakan kombinasi pembanding antara kombinasi

38

yang lainnya, selain karena bahan baku utama pada penelitian ini adalah getah kemenyan juga dimungkinkan adanya responden yang menyukainya. Kombinasi B yaitu kombiasi campuran antara minyak kemenyan dan minyak melati dengan perbandingan 60% : 40%. Pada kombinasi ini persentase kemenyan lebih tinggi dari melati, hal ini dikarenakan tingkat wangi/ aroma yang dihasilkan oleh minyak melati lebih tinggi dan menyengat dibandingkan minyak kemenyan sehingga persentasenya dikecilkan agar tidak menyaingi atau bahkan mengalahkan wangi dari kemenyan itu sendiri. Pada kombinasi C yakni campuran antara minyak kemenyan dan minyak akar wangi dengan perbandingan 50% : 50%, merupakan kombinasi yang padu karena wangi yang dihasilkan oleh minyak akar wangi tidak menyaingi wangi dai kemenyan itu sendiri, tingkat wangi yang dihasilkan enak dicium. Aroma khas dari kemenyan yang menyengat berkurang dengan ditambahkannya minyak akar wangi, tetapi tanpa menghilangkan aroma dan khasiat dari kemenyan tersebut. Pada kombinasi D dengan perbandingan 45% : 20% : 35% dan kombinasi E dengan perbandingan 40% : 30% : 30% campuran antara ketiga bahan baku yakni minyak kemenyan, minyak melati dan minyak akar wangi merupakan tingkat wangi yang terbaik dari beberapa campuran yang telah dilakukan. Dimana pada kombinasi tersebut mengasilkan wangi yang sedap dan tidak mengesampingkan aroma dari minyak kemenyan sebagai bahan baku utama.

Kombinasi tersebut memiliki persentase kemenyan lebih tinggi dari yang lainnya hal ini dikarenakan kemenyan sebagai bahan baku utama untuk pengujian sebagai bahan pembuat aromaterapi, sehingga efek dari kemenyan itulah yang diteliti baik dari tingkat wangi dan khasiat yang dihasilkannya untuk kesehatan.

Selain sebagai bahan yang menghasilkan wangi, kemenyan juga berfugsi sebagai zat pengikat wangi (fixatif) yakni memiliki daya menyerap yang lebih rendah dari zat pewangi dan dapat menghambat atau mengurangi kecepatan penguapan zat pewangi yang mempunyai titik uap lebih tinggi dari titik uap zat pewangi. Selain mengurangi daya menyerap parfum juga menghasilkan kombinasi wangi yang harmonis yang enak untuk dinikmati serta menghasilkan daya bakar yang lama dan wangi yang kontinyu (Welld dan Billot, 1995).

Bentuk Produk

Bentuk produk dalam skala penelitian ini berupa limbah mat elektrik yang telah dibersihkan secara berkala menggunakan metanol dengan cara direndam kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan kimia yang masih tertinggal sehingga hanya campuran aromaterapi yang terkandung di dalam limbah mat elektrik tersebut. Limbah mat elektrik yang siap digunakan kemudian direndam dengan campuran aromaterapi sesuai kombinasi yang telah disiapkan dan dibungkus dalam kemasan kedap udara agar aromanya tetap terjaga.

Gambar 5. Pencucian limbah mat elektrik Gambar 6. Penjemuran limbah mat elektrik Bobot merupakan salah satu parameter yang diuji dan dianalisis dari sifat fisik aromaterapi. Walaupun dalam pemakaiannya parameter bobot tidak

40

berkaitan langsung dengan fungsi aromaterapi kemenyan, namun parameter ini harus ditentukan. Hal ini dikarenakan parameter bobot produk ini erat kaitannya dalam biaya produksi dari aromaterapi kemenyan.

Pada penelitian ini bobot campuran bahan baku sebesar 0,5g pada setiap produk aromaterapi sehingga kombinasi yang dilakukan terdapat pada Tabel 5. Tabel 5. Bobot kombinasi produk aromaterapi

Kombinasi Kemenyan Melati Akar Wangi

A 0,5g - -

B 0,3g 0,2g -

C 0,25g - 0,25g

D 0,25g 0,1g 0,15g

E 0,2g 0,15g 0,15g

Bobot campuran aromaterapi yang dimasukkan ke dalam media mat elektrik sesuai dengan hasil persentase pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan. Penentuan bobot produk ini juga berkaitan dengan parameter mekanis aromaterapi kemenyan yaitu lama bakar produk.

Lama Pembakaran

Pada penelitian ini, lama pembakaran mat elektrik aromaterapi dilakukan dengan cara pembakaran/ pemanasan menggunakan alat elektrik nyamuk dengan produksi asap yang sangat rendah sehingga tidak berdampak terhadap gangguan pernafasan. Nilai rata-rata lama bakar aromaterapi kemenyan adalah sebesar 60 menit/produk hanya saja pada produk dengan kandungan kemenyan yang lebih banyak memiliki lama bakar yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan kemenyan sebagai bahan yang menghasilkan wangi, kemenyan juga berfugsi sebagai zat pengikat wangi (fixatif) yakni memiliki daya menyerap yang lebih rendah dari zat pewangi dan dapat menghambat atau mengurangi kecepatan penguapan zat pewangi yang mempunyai titik uap lebih tinggi dari titik uap zat pewangi. Selain mengurangi daya menyerap parfum juga menghasilkan kombinasi wangi yang harmonis yang enak untuk dinikmati serta menghasilkan daya bakar yang lama dan wangi yang kontinyu (Welld dan Billot, 1995).

Analisis Tingkat Kesukaan Konsumen

Perolehan tingkat kesukaan konsumen terhadap produk aromaterapi dilakukan melalui uji organoleptik dengan cara menguji aromaterapi kemenyan elektrik secara subjektif kepada sejumlah panelis untuk mengisi kuisioner tentang kemenyan sebagai aromaterapi elektrik ini. Parameter yang digunakan pada uji organoleptik ini yakni tingkat wangi. Selang pengukuran yang digunakan adalah selang likert dengan nilai 1-5.

42

Tabel 6. Uji organolaptik

Responden Kombinasi A B C D E 1 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 5 3 2 3 3 4 5 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 6 3 4 3 3 4 7 2 3 3 4 4 8 2 3 3 4 4 9 3 4 4 5 5 10 2 3 4 4 4 11 4 4 5 5 5 12 3 4 4 4 5 13 3 3 4 4 4 14 3 4 4 4 4 15 3 3 4 4 3 16 3 4 3 3 5 17 3 4 4 4 4 18 4 5 4 4 4 19 3 4 4 5 4 20 4 4 4 4 5 21 4 4 4 5 4 22 3 4 4 4 4 23 2 3 3 4 4 24 3 5 4 5 5 25 5 4 4 5 5 26 4 4 3 4 4 27 3 4 4 4 4 28 3 4 3 4 4 29 3 3 2 4 4 30 3 4 3 4 4 TOTAL 92 113 110 125 130 RANGKING 5 3 4 2 1 Keterangan :

- Nilai 5 : sangat suka - Nilai 4 : suka - Nilai 3 : biasa - Nilai 2 : tidak suka

Berdasarkan tabel hasil uji organolaptik di atas didapatkan nilai signifikan pada kombinasi yakni kombinasi A (92), B (113), C (110), D (125), dan E (130) terhadap parameter tingkat wangi produk aromaterapi. Kombinasi yang paling disukai berdasarkan tingkat wangi oleh responden melalui uji organolaptik dengan nilai rata-rata terbesar adalah produk E dengan kombinasi campuran dari ketiga bahan baku dengan persentase 40% : 30% : 30% dengan bobot 0,2g : 0,15g : 0,15g. Hal tersebut dikarenakan campuran ini memiliki aroma kompleks yang di dalamnya terdapat ketiga aroma minyak essensial merata tanpa mengesampingkan aroma kemenyan yang merupakan bahan baku utama.

Faktor jenis kelamin mempengaruhi tingkat kesukaan responden terhadap produk aroma terapi yang diujikan tampak pada tabel berikut:

Tabel 7. Nilai kuisioner berdasarkan jenis kelamin

Responden Kombinasi Pria Wanita A B C D E A B C D E 1 2 3 3 4 5 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 5 3 4 5 5 5 3 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 4 4 4 5 2 3 3 4 4 4 4 5 5 5 6 3 4 4 5 5 3 4 4 4 5 7 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 8 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 9 3 4 3 3 5 4 4 4 4 5 10 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 11 3 4 4 5 4 3 5 4 5 5 12 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 13 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 14 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 15 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 Total 44 54 52 62 65 48 58 58 63 65 Rangking 5 3 4 2 1 5 4 3 2 1

44

Berdasarkan kuisioner di atas menunjukkan faktor jenis kelamin memiliki pengaruh besar dalam penilaian tingkat wangi aromaterapi. Pada faktor jenis kelamin pria memiliki nilai kombinasi A, B, C, D dan E secara berturut yakni 44, 54, 52, 62, dan 65, sedangkan jenis kelamin wanita 48, 58, 58, 63, dan 65. Tampak faktor jenis kelamin wanita memiliki nilai kuisioner yang lebih tinggi dibandingkan pria, hal ini disebabkan perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dan lebih sensitif dibanding dengan laki-laki yang lebih aktif, eksploratif, dan lebih rileks. Wanita dianggap memiliki rasa yang lebih besar daripada pria, bau yang cukup menarik karena sebagian besar ‘hidung’ atau wewangian profesional adalah perempuan. Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi perempuan lebih memperhatikan artefak beraroma daripada bayi laki-laki. Tampaknya bahkan dari lahir, wanita memiliki sensitivitas penciuman yang lebih besar. Ketajaman bau perempuan biasanya paling tajam di pagi hari, menurun sebagai hari berlangsung. Sebaliknya, laki-laki kemampuan penciuman adalah konstan sepanjang hari dan sore (Myers, 1983).

Ketika kita menjadi tua indera penciuman kita tidak seperti dulu, hal tersebut dikarenakan hilangnya penciuman (anosmia). Bagi banyak para lansia yang indra penciuman mereka telah menurun rentan terhadap depresi. Pitman (2004) menyatakan bahwa penggunaan aroma yang menyenangkan dapat digunakan pada saat individu mengalami suasana hati yang negatif, dan penggunaan aroma dapat menimbulkan efek santai dan tenang, berpengaruh terhadap suasana hati, menenangkan saraf dan juga dapat meningkatkan retensi ingatan individu pada informasi yang dipelajari. Emosi individu pada usia dewasa awal cenderung bersifat konsisten dan tidak mengalami banyak perubahan. Pada

masa dewasa, individu akan semakin tidak emosional dan cemas, individu pada usia dua puluhan (dewasa awal) akan lebih emosional dibandingkan dengan individu pada usia-usia yang lebih tua.

Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting dalam kemampuan kita untuk bertahan hidup dan meningkatkan kualitas hidup kita. Dalam sehari kita bisa mencium lebih kurang 23.040 kali. Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita akan adanya bahaya dan juga dapat memberikan efek menenangkan (relaksasi). Tubuh dikatakan dalam keadaan relaksasi adalah apabila otot-otot di tubuh kita dalam keadaan tidak tegang. Keadaan relaksasi dapat dicapai dengan menurunkan tingkat stres, baik stres fisik maupun psikis, serta siklus tidur yang cukup dan teratur.

Minyak kemenyan dengan kandungan sinamil alkoholnya adalah salah satu minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang digunakan melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic dimana nantinya aroma akan diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat kita menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan masuk ke bulbus olfactory, kemudian ke limbic sistem pada otak. Limbic adalah struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti cincin yang terletak di bawah cortex cerebral. Tersusun ke dalam 53 daerah dan 35 saluran atau tractus yang berhubungan dengannya, termasuk amygdala dan hipocampus. Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi, dan berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua informasi dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman. Sistem ini juga dapat mengontrol dan mengatur suhu tubuh,

46

rasa lapar, dan haus. Amygdala sebagai bagian dari sistem limbic bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma. Hipocampus bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga tempat dimana bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-gudang penyimpanan memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan.

Penelitian lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai efek aromaterapi kemenyan untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi. Didapatkan pula

Dokumen terkait