• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial. Oleh karena itu, peneliti memilih jenis penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas.

Menurut soerjono soekanto (1986 : 43) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat prosedur statistic atau alat-alat kuantifikasi lainnya. Hal ini dapat mengarah pada penelitian tentang kehidupan, sejarah, perilaku seseorang atau hubungan-hubungan interaksional.

2. Pendekatan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis dan yuridis-normatif. Pendekatan sosiologis yaitu dengan menggambarkan keadaan masyarakat secara utuh, lengkap dengan struktur lapisan serta gejala sosial lainnya yang saling berkaitan satu sama lain. Sedangkan pendekatan yuridis-normatif yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang mengikat mengenai pernikahan usia

dini. Sehingga secara sosiologis akan dapat diketahui bentuk pernikahan usia dini serta faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya pernikahan usia dini di Desa Girirejo, dan secara yuridis-normatif akan dapat diketahui hak dan kewajiban pasangan suami istri pelaku nikah usia dini serta bagaimana keharmonisan keluarga pelaku nikah usia dini.

3. Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan salah satu instrument

kunci yang secara langsung mengamati, mewawancarai dan

mengobservasi subyek yang diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti merupakan pengamat penuh, yaitu mengamati proses pernikahan usia dini di Desa Girirejo. Selain itu, kehadiran peneliti juga diketahui subyek penelitian.

4. Lokasi dan Subjek penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Desa Girirejo , Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dengan fokus penelitian mayarakat Desa Girirejo, khususnya yang melakukan pernikahan usia dini.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi di Desa Girirejo karena di Desa ini ditemukan sekitar 58 pasangan suami istri terhitung sejak tahun 2010-2016. Sedangkan untuk tahun 2017, terhitung sejak januari hingga mei ini tercatat sekitar 3 pasang suami istri yang menikah

pada usia dini dan tergolong di bawah batas usia yang telah ditetapkan undang-undang.

5. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut (Amirin, 1990 : 132) macam-macam data primer sebagai berikut:

1) Hasil Observasi

Hasil observasi adalah hasil yang menjelaskan suatu informasi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang akan diobservasi berdasarkan dengan fakta yang ada secara sistematik dan objektif (Moeloeng, 2002 : 172). Dari observasi yang telah dilakukan ini ditemukan sekitar 58 pasangan suami istri masyarakat Desa Girirejo terhitung sejak tahun 2010-2016 telah melakukan pernikahan usia dini. Sedangkan untuk tahun 2017, terhitung sejak januari hingga mei ini tercatat sekitar 3 pasang suami istri yang menikah pada usia dini dan tergolong di bawah batas usia yang telah ditetapkan undang-undang.

Dari hasil observasi yang diperoleh, sebagian masyarakat melangsungkan pernikahan di usia dini karena berbagai alasan. Bagi mereka, pendidikan setelah SD ataupun SMP tidak menjadi dasar penting sebagai bekal hidup selanjutnya. Mereka justru berpikir bahwa kelak mereka hanya akan menjadi petani desa dan

harus menikah secepatnya untuk melestarikan keturunan dan juga agar dapat hidup mandiri tanpa menjadi beban bagi orang tua.

2) Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasinya tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Jadi seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar belakang penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya ia dapat memberi pandangan dari segi orang dalam, tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat (Moeloeng, 2002: 90). Informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Girirejo yang terdiri dari: para pelaku pernikahan usia dini, orang tua (wali) dari pelaku, juga para tokoh masyarakat yang dianggap paham dan mengetahui permasalahan tersebut. Selain sumber tersebut, ada juga sumber berupa keterangan dari perangkat Desa setempat.

3) Dokumen

Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film (Moeloeng, 2002 : 161). Sumber tertulis dapat terbagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moeloeng, 2002 : 113). Dalam penelitian ini

setiap bahan tertulis berupa data-data mengenai masyarakat Desa Girirejo yang melakukan pernikahan usia dini.

Dalam penelitian ini, bentuk dokumen yang akan dikumpulkan peneliti adalah berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), akta nikah, serta foto pasangan suami istri pelaku nikah usia dini.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli yang memuat informasi atau data tersebut (Amirin, 2002: 132). Dalam penelitian ini dapat berupa keterangan dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, dan lain sebagainya.

6. Teknik Pengumpulan data

a. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian dan tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006 : 229).

Observasi adalah sebuah pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara langsung mengenai obyek penelitian. Dalam metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi subyek penelitian.

Dalam penelitian ini, Penulis melakukan pengamatan baik dengan melihat, memperhatikan, mendengar atau sebagainya tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam observasi ini peneliti menggunakan metode observasi terkendali dimana peneliti tidak perlu berbaur dengan obyek penelitian dan mengikuti aktifitas yang mereka lakukan, peneliti cukup menempatkan objek yang akan diteliti dalam satu lingkup.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006 : 145).

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan masyaraka Desa Girirejo untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sesuai dengan rumusan masalah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006 : 236).

Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud adalah pengambilan beberapa data tentang berbagai dokumen terkait dengan pernikahan usia dini yang diperoleh dari Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), akta nikah, serta foto pasangan suami istri pelaku nikah usia dini.

7. Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Dalam penganalisaan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif yaitu: analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk uraian (Moeloeng, 2002 : 288).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data model Miles dan Huberman (1984) atau yang sering disebut dengan analisis alur (Flow) dimana aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru (Emzir, 2011 : 128).

Aktivitas dalam analisis ini meliputi tiga tahap yaitu tahap reduksi data (data reduction), tahap penyajian data (data display) serta tahap Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).

8. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena dari data itulah nantinya akan muncul beberapa fakta. Fakta-fakta ini nanti digunakan penulis sebagai bahan pembahasan. Untuk memperoleh keabsahan data, penulis akan menggunakan teknik triangulasi untuk memperoleh keabsahan data.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan

atau pembanding data itu sendiri (Wiersma, 2007 : 372). Untuk mengecek keabsahan data yang telah diperoleh dari lapangan, maka penulis membandingkan data tertentu dengan data yang diperoleh dari sumber lain (informan, key informan atau dokumen) yang dilakukan secara bersamaan dari sisi peneliti. Tak jarang peneliti akan menemukan informasi yang berbeda yang mulanya terkesan valid tapi setelah dikonfirmasikan dengan data yang ada (key informan) terjadi kekaburan data, sehingga hal ini memerlukan sebuah pemikiran yang serius dari peneliti, dan segera melakukan sebuah upaya pengecekkan data (ulang) agar data yang dihasilkan nantinya terjamin kevalidannya.

Dokumen terkait