• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian analitik observasional yang dilakukan pada satu waktu tertentu (Saryono, 2011). Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi perkembangan penyembuhan luka tekan dengan menggunakan instrumen DESIGN yang dibandingkan dengan instrument BWAT.

B. Tempat dan waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2013 di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Saryono, 2011). Populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti (Danim, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah Sarjana Keperawatan dan perawat dengan tingkatan pendidikan, pengalaman dan keahlian tentang perawatan luka yang berbeda-beda.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi. Pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili populasi. Supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan sampel yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan (Saryono, 2011).

Tekhnik Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposife sampling, yaitu mengambil beberapa populasi yang masuk di kriteria inklusi sebagai sampel sebagai responden penelitian. Penentuan sampel menjadi responden harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (Saryono, 2011). Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili dalam sampel penelitian dan memenuhi syarat sebagai sampel penelitian sedangkan kriteria eksklusi adalah keadaan sebaliknya (Hidayat, 2003).

Kriteria Inklusi

1) Kelas 1 perawat ahli luka 2) Kelas 2 S1 perawat klinik 3) Kelas 3 D3 perawat klinik 4) Kelas 4 Sarjana Keperawatan Kriteria Eksklusi

Tidak bersedia menjadi responden

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi

Variabel

Cara Ukur

Hasil Ukur Skala

Data

1 Validitas Suatu indeks yang

menunjukkan alat ukur itu benar – benar mengukur apa yang diukur

(sensitivitas) dan tidak terukur hal lain yang selain yang akan diukur

(spesifitas)

Uji pearson Numerik

2 Reliabilitas kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan

Intraclass Corelation Coefficient

Numerik

3 BWAT skala yang dikembangkan

dan digunakan untuk mengkaji kondisi luka tekan, terdiri dari 13 item pengkajian di dalamnya, yaitu : Size, Depth, Edges, Undermining, Necrotic Tissue Type, Necrotic Tissue Amount, Exudate Type, Exudate Amount, Skin Color Surrounding Wound, Peripheral Tissue Edema, Pheriperal Tissue Induration, Granulation Tissue, dan

Epithelialisation. Ke 13 item tersebut digunakan sebagai pengkajian luka tekan pada pasien.

Uji pearson Numerik

4 DESIGN Alat pengkajian luka

dekubitus, terdiri dari 7 komponen item

(Kedalaman luka, Jumlah eksudat, ukuran luka, infeksi, jaringan granulasi, jaringan mati, dan kantung luka.

- Numerik

5 Luka

Dekubitus

kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan

Instrumen DESIGN

eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh dengan urutan dan waktu yang biasa

6 Pengalaman

Kerja

sesuatu yang telah dialami/dihayati berkenaan dengan memperoleh hasil. Wawancara - Interval 7 Tingkat Pendidikan

Jenjang pendidikan atau sekolah yang telah dicapai seseorang. Wawancara - Ordinal 8 Pelatihan dibidang Luka kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan

keterampilan, kecakapan dan sikap.

Wawancara “Ya” untuk

yang pernah mengikuti pelatihan dan “tidak” untuk yang belum pernah mengikuti pelatihan. Nominal E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala DESIGN. DESIGN merupakan alat pengkajian luka dekubitus, terdiri dari 7 komponen item (Kedalaman luka, jumlah eksudat, ukuran luka, infeksi, jaringan granulasi, jaringan mati, dan kantung luka).

Instrumen berikutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah BWAT (Bates-Jensen Wound Assesment Tool). BWAT adalah instrumen pengkajian luka dekubitus. BWAT terdiri dari 13 item pengkajian di dalamnya, yaitu : Size, Depth, Edges, Undermining, Necrotic Tissue Type, Necrotic Tissue Amount, Exudate Type, Exudate Amount, Skin Color Surrounding Wound, Peripheral Tissue Edema, Pheriperal Tissue Induration, Granulation Tissue, dan Epithelialisation. Ke 13 item

tersebut digunakan sebagai pengkajian luka tekan pada pasien. Setiap item di atas mempunyai nilai yang menggambarkan status luka tekan pasien (Pillen et al., 2009). Dalam penelitian ini BWAT digunakan sebagai pembanding atau gold standard untuk menguji kevaliditasan instrumen DESIGN.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrument 1. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar – benar mengukur apa yang diukur (sensitivitas) dan tidak terukur hal lain yang selain yang diukur (spesifitas) (Saryono, 2011). Uji validitas instrumen “DESIGN” ini menggunakan uji korelasi pearson terhadap instrumen BWAT (Bates-Jensen Wound Assessment tool) sebagai gold standard dengan nilai signifikansi p < 0,05 dan nilai korelasi r = 0,80 – 1,000.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan dan hasilnya sama (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini menggunakan intraclass correlation coeficient, yaitu uji reliabilitas yang mengacu pada score dari 7 orang responden yang menganalisis keadaan luka dengan menggunakan instrumen DESIGN. Mereka adalah orang – orang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi penelitian, yaitu pengalaman perawatan luka, Doktor ahli luka, perawat yang berpengalaman, dan sarjana keperawatan (Sanada et al., 2004).

Alat ukur memiliki stabilitas yang memadai jika nilai ICC (Intraclass Corelation Coefficient) antar pengukuran >0.50, dan stabilitas tinggi jika nilai ICC antar pengukuran ≥ 0.80 (Streiner dan Norman, 2000; Polgar dan Thomas, 2000).

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan juni sampai dengan bulan Oktober 2013. Tahapan pengumpulan data selama penelitian adalah sebagai berikut :

1. Instrument foto diambil dari data rekam medik pasien luka tekan yang dirawat di rumah sakit Tokyo.

2. Memilih responden yang sesuai dengan kriteria penelitian.

3. Memberikan penjelasan kepada calon responden mengenai maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.

4. Memberikan penjelasan kepada calon responden mengenai cara penilaian instrument DESIGN dan BWAT.

5. Mengajukan lembar instrument DESIGN dan BWAT untuk dinilai oleh responden.

H. Jalannya Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian a. Penentuan subyek penelitian

b. Permohonan ijin penelitian kepada pihak yang berwenang c. Penelusuran sumber pustaka

d. Penelusuran data penunjang di lapangan e. Konsultasi dengan dosen pembimbing 2. Tahap pelaksanaan

a. Membagikan informed consent kepada responden yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

b. Mempresentasikan instrument DESIGN dan BWAT, serta menjelaskan tentang isi dan cara penilaian foto luka dengan menggunakan instrument tersebut.

c. Membagikan foto luka tekan dan mempersilahkan responden untuk mengisi instrument DESIGN dan BWAT.

3. Tahap penyelesaian laporan

a. Penyusunan data, analisa data dan pembahasan hasil penelitian b. Konsultasi dengan dosen pembimbing

c. Melakukan penyempurnaan hasil penelitian. I. Metode Analisis

1. Pengolahan Data

Analisis data dilakukan untuk memberikan kemudahan dalam menginterpretasikan hasil penelitian. Untuk itu data diolah terlebih dahulu dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Data yang diperoleh diolah dengan komputer menggunakan program SPSS. Langkah-langkah dalam memproses data menurut Saryono (2011) adalah sebagai berikut :

a. Editing

Data yang terkumpul selanjutnya disusun. Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di daftar pertanyaan. b. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden ke dalam kategori. Klasifikasi data merupakan usaha untuk menggolongkan, mengelompokan dan memilah data berdasarkan klasifikasi tertentu. Kegiatan ini akan memudahkan dalam menguji hipotesis.

c. Encoding, scoring, dan membuat isian data.

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi penilaian atau skor.

d. Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Langkah terakhir dari penelitian adalah melakukan analisa data. Selanjutnya data dimasukkan ke komputer dan dianalisis secara statistik. Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.

2. Analisis Data

Setelah data terkumpul, data tersebut kemudian diproses dan dianalisis secara sistematis supaya trends dan relationship bisa dideteksi. Data dianalisis menggunakan prosedur statistik, memungkinkan peneliti untuk mengurangi, menyimpulkan, mengorganisasi, mengevaluasi, menginterpretasi dan menyajikan informasi yang jelas dengan angka-angka yang bermakna (Nursalam, 2008). a. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoattmodjo, 2005). Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, data ditampilkan dalam proporsi atau presentase

dan table yaitu karakteristik responden meliputi pengalaman pekerjaan, tingkat pendidikan, dan sertifikat perawatan luka.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif (Saryono, 2011). Pada penelitian ini analisis bivariat di lakukan untuk mengetahui validitas instrumen DESIGN yang dibandingkan dengan instrumen BWAT sebagai gold standard.

J. Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2008), masalah etika pada penelitian yang menggunakan subyek manusia menjadi isu sentral yang saat ini sedang berkembang. Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat dibedakan menjadi prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subyek, dan prinsip keadilan.

Penelitian ini tidak melanggar etika karena aman dan tidak menimbulkan efek yang berbahaya bagi pasien yang menderita luka tekan. Penelitian ini telah dirancang sesuai dengan petunjuk dan aturan yang telah ditetapkan serta telah mendapatkan rekomendasi dari Tim Komisi Skripsi Jurusan Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Direktur utama RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo dan RSUD Banyumas untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian dalam penelitian menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Informed concent

Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum dilakukan penelitian. Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan tidak ada resiko untuk menjadi responden.

Responden mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak. Peneliti memberikan lembar persetujuan pada responden, apabila responden bersedia maka responden menandatangani persetujuan menjadi peserta penelitian. Apabila responden menolak untuk menjadi peserta penelitian maka peneliti tidak memaksakan dan tetap menghormati hak-hak subyek penelitian.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar responden tersebut diberi kode. Peneliti dalam mengisi lebar instrumen tidak menggunakan nama tetapi menggunakan kode tertentu.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Responden mendapatkan jaminan kerahasiaan tentang data yang diambil dengan cara tidak mencatumkan nama. Hal ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, apabila responden menghendaki untuk dirahasiakan maka peneliti tidak mencantumkan nama responden.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dokumen terkait