• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Untuk lebih jelasnya Sugiyono (2009:15) dalam bukunya metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D mengemukakan,

“Metodologi kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Studi Kasus (Case Study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu oganisasi, lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 2009:115).

Nasution (2009:30) Menjelaskan,

Case studyadalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu (misalnya suatu keluarga), segolongan manusia (guru, suku minangkabau). Case study dapat mengenai perkembangan sesuatu. Bahan untuk case study dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti laporan hasil pengamatan, catatan pribadi kitab harian atau biografi orang yang diselidiki, laporan atau keterangan dari orang yang banyak tau tentang hal itu.

Penelitian kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih

70

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mendalam. Kesimpulan penelitian atau hasil dari penelitian studi kasus itu hanya berlaku bagi sekolah yang diteliti saja

Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran yang utuh dan terorganisasi dengan baik tentang komponen-komponen tertentu, sehingga dapat memberikan kevalidan hasil penelitian.

B.Kehadiran Peneliti

Ciri khas penelitian kualitatif adalah tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.

Kehadiran peneliti di lapangan sangat menentukan terhadap kesuksesan penelitian, karena peneliti berusaha berinteraksi dengan objek yang akan diteliti secara langsung dan akan meneliti secara alamiah, apa adanya.

Kedudukan penulis dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian manusia sebagai instrument penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Yang dimaksudkan instrumen penelitian di sini adalah sebagai alat pengumpul data (Moleong, 2005:168).

C.Lokasi Penelitian

Penulis menetapkan SMK PGRI 2 Cimahi sebagai objek dalam penelitian ini, SMK tersebut terletak di:

Alamat : Jl. Encep kartawiria No.153 Kecamatan : Cimahi Tengah

Kabupaten/ Kota : Cimahi Propinsi : Jawa Barat

Kode Pos : 40512

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 2 Cimahi karena lembaga ini selain telah tercatat cukup maju dalam mengembangkan mutu pendidikan, lembaga ini juga senantiasa melakukan pembangunan-pembangunan demi suksesnya pendidikan di dalam sekolah serta memiliki tenaga pendidik yang berkompeten dalam bidangnya dan kreatif menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran.

Oleh karena itu penelitian ini akan mencari dan menelaah tentang strategi yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islām dan ikut berpartisipasi demi keberhasilan pendidikan.

D.Sumber Data

Yang di maksud sumber data dalam penelitian, menurut Arikunto (2009:75) adalah subjek di mana data diperoleh.

Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut informan, yaitu orang yang memberikan informasi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan tekhnik observasi dalam pengumpulan datanya, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses tentang terjadinya sesuatu. Dan apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya terkait dengan isi catatan subjek penelitian atau variabel penelitian tersebut (Arikunto, 2009:129).

Sedangkan menurut Lofland, yang dikutip oleh Moleong (2005:157) menjelaskan sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data terdiri dari dua macam:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama yakni perilaku warga masyarakat melalui penelitian di lapangan (Soekanto,1986:12).

72

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Data primer yang diperoleh oleh peneliti atau subjek penelitian ini adalah hasil wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islām, Guru BK dan juga dengan Waka Kesiswaan SMK PGRI 2 Cimahi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya (Soekanto,1986:15).

Data sekunder yang diperoleh peneliti merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang berkaitan misalnya terkait dengan catatan pelanggaran siswa, arsip-arsip dan lain sebagainya. Serta berbagai literatur yang relevan dengan pembahasan penelitian tentang Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

E.Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga macam tekhnik pengumpulan data, yaitu:

1. Metode Observasi atau Pengamatan.

Metode observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Nashir, 1998:70)

Penelitian observasi dapat dilakukan dengan rekaman gambar, rekaman suara, dan dokumentasi (Marzuki, 1989:58)

Metode ini sangat tepat untuk mengetahui obyek secara langsung tentang suatu peristiwa, kejadian maupun masalah yang sedang terjadi di lapangan penelitian. Dalam hal ini metode observasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh guru Pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Jadi dengan menggunakan metode observasi ini berarti peneliti dapat melakukan pengamatan langsung terhadap kancah

penelitian, terutama mengenai Strategi guru Pendidikan Agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Marzuki, 1989:135).

Dalam penelitian ini, sesuai dengan metode dalam mengumpulkan informasi juga melalui cara wawancara dengan pihak-pihak tertentu yang dapat memberikan informasi yang valid dan komplit tentang ”Strategi Guru Pendidikan Agama Islām dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMK PGRI 2 Cimahi” adalah pihak-pihak sebagai berikut:

a. Waka Kesiswaan di SMK PGRI 2 Cimahi Bapak Rakhmat Rianto, S.Pd.

b. Guru Pendidikan Agama Islām di SMK PGRI 2 Cimahi

Bapak H. Imaduddin Mansur Bapak Erwan Suryawan, S.Ag. c. Guru BK di SMK PGRI 2 Cimahi

Bapak H. Imaduddin Mansur

d. Warga sekitar SMK PGRI 2 Cimahi Bapak Iyon

3. Metode Dokumentasi

Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya yang masih relevan dengan judul penelitian ini (Arikunto, 2009:135).

74

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan apabila terdapat atau muncul variabel yang belum dicari maka peneliti tinggal membubuhkan tanda ceck list di tempat yang sesuai untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.

Metode dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi, misalnya buku harian, catatan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa di SMK PGRI 2 Cimahi, peraturan dan tata tertib yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi, dan lain sebagainya.

F. Analisis Data

Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa data-data yang diperoleh dari penelitian. Menganalisis data-data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian.

Setelah data terkumpul dilakukan pemilahan secara selektif disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan meneliti kembali data-data yang di dapat, apakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat segera dipersiapkan untuk proses berikutnya.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005:245) adalah,

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sedangkan menurut Patton adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Dalam penelitian ini yang digunakan penulis dalam menganalisa data yang sudah diperoleh adalah dengan cara deskriptif (non statistik), yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau

kalimat yang dipisahkan untuk memperoleh kesimpulan. Adapun yang dimaksud Deskriptif, menurut pendapat Surakhmat (1990:39) adalah,

Menentukan dan menafsirkan data yang ada. Misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya.

Analisis Data Kualitatif menurut Seiddel dalam Moleong (2005:248) prosesnya berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari daan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

G.Tehnik Pengecekan Keabsahan Temuan/ Data

Selain menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data agar memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan data tersebut diperlukan tehnik pemeriksaan. Adapun tehnik yang digunakan Moleong (2005:327-339) dalam pemeriksaan keabsahan data adalah sebagai berikut:

a. Perpanjangan Keikutsertaan.

Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikut sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikut sertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

Perpanjangan ke ikut sertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan keikut sertaan

76

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.

b. Ketekunan Pengamatan.

Yakni mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan pa yang tidak dapat diperhitungkan

c. Triangulasi.

Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tekhnik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

d. Pemeriksaan Sejawat melalui Diskusi.

Yakni dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.Tekhnik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu tekhnik pemeriksaan keabsahan data.

e. Analisis Kasus Negatif.

Yakni dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

f. Pengecekan Anggota.

Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan.

g. Uraian Rinci.

Usaha membangun keteralihan dalam penelitian kualitatif jelas sangat berbeda dengan nonkualitatif dengan validitas eksternalnya. Dalam penelitian

kualitatif hal itu dilakukan dengan cara uraian rinci (thick descriotion). Tekhnik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada fokus penelitian.

h. Auditing.

Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal (berhubungan dengan keuangan atau pajak/ kehakiman) yang dimanfaatkan untuk memeriksa ketergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran. Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi. Pencatatan pelaksanaan itu perlu diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum auditing itu dilakukan sebagaimana yang dilakukan pada auditing fiskal. Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Helpern dalam Moleong yaitu: pra-entry, penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal, dan terakhir penentuan keabsahan data.

H.Tahap-Tahap Penelitian

Menurut Bogdan yang dikutip oleh Moleong ( 2005:127-134), tahap-tahap penelitian dalam penelitian kualitatif ini ada tiga tahapan penelitian, dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian tahap-tahap penelitian laporan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

1) Menyusun rancangan penelitian yang menurut Moleong disebut dengan ”usulan penelitian”. Dalam hal ini, penulis membuat proposal penelitian. 2) Memilih lapangan penelitian. Dalam hal ini, yang dijadikan lapangan

78

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3) Mengurus perizinan. Sebelum mengadakan penelitian, penulis telah mengajukan surat izin penelitian.

4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.

5) Memilih dan memanfaatkan informan. Dalam hal ini, yang dijadikan informan adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan dan Guru Pendidikan Agama Islām SMK PGRI 2 Cimahi.

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian. Penulis mempersiapkan pedoman untuk interview/ wawancara, pedoman dokumentasi, pedoman observasi dan sebagainya.

7) Memperhatikan etika penelitian. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Langkah yang harus dilakukan penulis pada tahap pekerjaan lapangan, ada tiga yaitu:

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri. a. Pembatasan latar dan peneliti.

b. Penampilan.

c. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan. d. Jumlah waktu studi.

2) Memasuki lapangan. a. Keakraban hubungan. b. Mempelajari bahasa. c. Peranan peneliti.

3) Berperan serta sambil mengumpulkan data. a. Pengarahan batas studi.

b. Mencatat data.

c. Petunjuk tentang cara mengingat data. d. Kejenuhan, keletihan, dan istirahat.

f. Analisis lapangan (Moleong, 2005: 137-147). 3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan penulis sesuai dengan cara yang ditentukan sebelumnya yang meliputi kegiatan mengolah dan mengorganisir data baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dengan subjek penelitian yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi. setelah itu dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang di teliti. Selanjutnya di lakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data dan metode yang di gunakan untuk memperoleh data sehingga data benar-benar sesuai sebagai dasar dan bahan untuk pemberian makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks permasalahan yang sedang diteliti. 4. Tahap Pelaporan Data

Tahap terakhir dari sebuah penelitian adalah tahap pelaporan data. Pada tahap ini, penulis menyusun laporan hasil penelitian dengan format sesuai dengan yang sudah ditentukan (Moleong, 2005: 127-148).

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan para dosen pembimbing untuk mendapatkan bimbingan dan kritikan, perbaikan dan saran kemudian di tindak lanjuti sesuai dengan pengarahan dari dosen pembimbing, agar hasil akhir dari penelitian skripsi menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

131

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, serta hasil analisis pembahasan hasil penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai bentuk-bentuk kenakalan siswa yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi, yaitu: Sering terlambat/tidak disiplin, tidak mengikuti upacara bendera, tidak mengikuti KBM, tidak menggunakan atribut dengan lengkap, sering membolos sekolah, menggunakan topi dan jaket dilingkungan sekolah, sepatu berwarna-warni, seragam tidak dimasukan, tidak memakai ikat pinggang, pulang pada jam pelajaran, rambut gondrong/dicat, membawa rokok dan gitar ke sekolah, merokok, berkata kasar/menghina, menggunakan HP ketika KBM berlangsung, mengganggu temannya/usil dan berkelahi dengan temannya sendiri.

2. Latar belakang terjadinya kenakalan di SMK PGRI 2 Cimahiini diteliti dengan cara wawancara dan observasi, berdasarkan data yang dibahas di Bab IV siswa-siswi SMK PGRI 2 Cimahi melakukan kenakalan dilatar belakangi oleh :

a) Faktor latar belakang keluarga b) Latar belakang lingkungan c) Faktor dari diri anak itu sendiri

3. Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalanremaja di

SMK PGRI 2 Cimahi meliputi:

a) Strategi mengatasi dengan cara pencegahan (Preventif) b) Strategi mengatasi dengan cara menekan (Represif) c) Strategi mengatasi dengan cara penyembuhan (Kuratif)

B. Saran

1. SMK PGRI 2 Cimahi

Tidak ada salahnya sekolah menerapkan system point/system scoreuntuk memberikan efek jera serta dapat mengurangi tindak kenakalan yang dilakukan siswa-siswi. Kemudian tidak ada salahnya sekolah bisa lebih memerankan guru Pendidikan agama Islām sesuai dengan fungsi dan tugasnya, yang pada hakikatnya memang untuk membentuk peserta didik menjadi muslim yang sejati sehingga dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Guru Pendidikan Agama Islām

Tidak ada salahnya guru pendidikan agama Islām lebih bervariatifdalam menerapkan strategi yang dilakukan agar menjadi lebih efektif dan lebih baik dalam mengatasi kenakalan disekolah dengan begitu kenakalan yang ada di SMK PGRI 2 Cimahisemakin berkurang dan tidak meluas.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Dianjurkan untuk meneliti faktor pendukung dan penghambat strategi

guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja.

b. Dianjurkan untuk meneliti strategi guru pendidikan agama Islām yang

diterapkan disekolahnegeri.

Semoga saran ini dapat menjadi wacana, evaluasi, instropeksi danaplikasi dalam melaksanakan berbagai upaya untuk mengatasikenakalan remaja atau siswa yang terdapat di dalam setiap sekolah.

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

______.(2009). Al Qur`ān (Penerj) Yayasan Penyelenggara penerjemah/penafsir Al Qur`an Kementrian Agama RI. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema. ______. (2003).Undang Undang Dasar 1945Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Depdikbud.

Ali, M. (1987). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Aly, H. N. (1999). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Anneahira. (2008). Kenakalan Remaja. Dipetik april 12, 2013, dari Anneahira: Http://Kenakalan Remaja.Blogspot.com

Apriansyah, A. (2008, juli 9). Dunia remaja. Dipetik maret senin, 2013, dari http://dasarnaguru.blogspot.com

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.

Best, J. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2006). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Wijaya, C., & Rusyan, T. (1991). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Panuju, P., & Umami, I. (1999). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana. Singgih, Y., & Gunarsa, D. (1990). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Idris, Z., & Lisma, J. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta: GramediaWidiasarana

Indonesia.

Daradjat, Z. (1992). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat, Z. ( 1996). Kesehatan Mental. Jakarta: Toko Agung. Daradjat, Z. (1984). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat, Z. (1989). Kesehatan Mental. Jakarta: Haji Mas Agung. Daradjat, Z. (1989). Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang.

Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Intraksi Edukatif,. Jakarta: Rineka cipta.

Idrus, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Bintang Usaha Jaya. Jalaluddin. (1987). Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia.

Jalaluddin. (1995). Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jamaluddin. (2009). Psikologi Remaja. Dipetik maret 21, 2013, dari Http://Definisi Remaja.blospot.com

Joomla. (t.thn.). Rumah Belajar Psikologi. Dipetik april 2, 2013, dari http://Rumah Belajar Psikologi.Blogspot.com

Marzuki. (1989). Metodologi Riset. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2002). Paradigma Pendidikan Islām. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhaimin. (2005). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islām di Sekolah,

Madrasah Dan perguruan tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mulyana, D. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.

Nasar, M. F. (1993). Agama di Mata Remaja. Sumatra Barat: Angkasa Raya. Nashir, M. Metode Penenlitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasikun. (1984). Pokok-Pokok Agam Islām. Yogyakarta: Bina Usaha.

Samauna, N. (1994). Pengaruh Globalisasi Terhadap Moral Remaja Sebagai Sumber

Dokumen terkait