• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA : Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA : Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGATASI KENAKALAN REMAJA

(Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

IDZAN AFRIAN ABDUSSALAM

0901732

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja

(Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Oleh

Idzan Afrian Abdussalam

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Idzan Afrian Abdussalam 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

IDZAN AFRIAN ABDUSSALAM

“STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI

KENAKALAN REMAJA”

(Studi Kasus Di SMK PGRI 2 Cimahi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Syahidin, M. Pd. NIP. 195706111987031

Pembimbing II

Wawan Hermawan, M. Ag. NIP. 197402092005011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islām Dalam Mengatasi Kenakalan remaja” penelitian ini mengambil sampel di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal ini dilatar belakangi karena saat ini dunia pendidikan dihadapkan dengan berbagai macam tantangan dan permasalahan. Di antara permasalahannya adalah timbulnya berbagai macam bentuk kenakalan remaja. Remaja yang pada usia sekolah seharusnya difokuskan pada menuntut ilmu dan hal yang bermanfaat. Namun kenyataannya sebaliknya malah melakukan berbagai tindakan yang tidak terpuji dan seharusnya tidak mereka lakukan.Masa remaja sangat potensial untuk berkembang kearah positif maupunnegatif. Oleh karena itu intervensi edukatif dalam bentuk pendidikan, bimbingan,maupun pendampingan sangat diperlukan, untuk mengarahkan perkembanganpotensi remaja tersebut agar berkembang kearah yang positif dan produktif. Intervensi edukatif harus sejalan dan seimbang, terutama dalam intervensipembelajaran pendidikan agama Islām yang bisa mengarahkannya padapembentukan kepribadian muslim.Usaha adanya pendidikan agama Islām di sekolah diharapkan agar mampumeningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaranagama Islām dari peserta didik, dan usaha tersebut tidak akan terlaksana tanpaadanya peran serta dari guru pendidikan agama Islām.Guru Pendidikan Agama Islām (GPAI) merupakan orang dewasa yangbertanggung jawab untuk memberi pertolongan pada peserta didiknya dalamperkembangan jasmani dan rohaninya selain itu, mampu melaksanakan tugasnya sebagai mahluk sosial dan sebagai mahluk individu yang mandiri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus serta ditunjang oleh studi kepustakaan. Tehnik pengumpulanya melalui observasi, wawancara, (interview) dan dokumentasi serta analisis data dengan mereduksi data, display data dan baru disimpulkan

Pada pengolahan data dari setiap rumusan masalah yang diteliti maka dapat disimpulkan. Pertama, bentuk-bentuk kenakalan siswa yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi, yaitu: Sering terlambat/tidak disiplin, tidak mengikuti upacara bendera, tidak mengikuti KBM, tidak menggunakan atribut dengan lengkap, sering membolos sekolah, menggunakan topi dan jaket dilingkungan sekolah, sepatu berwarna-warni, seragam tidak dimasukan, tidak memakai ikat pinggang, pulang pada jam pelajaran, rambut gondrong/dicat. Kedua, Latar belakang terjadinya kenakalan di SMK PGRI 2 Cimahi yaitu: faktor latar belakang keluarga, latar belakang lingkungan dan faktor dari diri anak itu sendiri. Ketiga, Strategi yang dilakukan guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi meliputi: strategi mengatasi dengan cara pencegahan (preventif), strategi mengatasi dengan cara menekan (represif), dan strategi mengatasi dengan cara penyembuhan (kuratif).

(5)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This minithesis entitled "Strategy of Islamic Education Teachers to Overcome Juvenile delinquency" This study took samples at SMK PGRI 2 Cimahi. The current background of this minithesis because education are faced with many challenges and problems. Among the problem is the emergence of various forms of juvenile delinquency. Teens are at school age should be focused on their studies and useful thing. But in reality instead to perform a variety of actions that are not commendable and they should not do. Adolescence is a potential for developing a positive and negative direction. Therefore an educational intervention in the form of education, guidance, and assistance is necessary, to direct the development of the potential of the youth in order to evolve towards a positive and productive. Educational interventions should be aligned and balanced, especially in Islamic religious education learning interventions that can be directed at the formation of the Muslim personality. The efforts of Islamic religious education in schools is expected to be able to increase the confidence, understanding, appreciation and practice of the teachings of Islam from the students, and the business would not be possible without the participation of Islamic religious education teachers. Islamic Education Teachers (IET) is an adult who is responsible for giving aid to student participants in the physical and spiritual development in addition, is able to carry out his duties as a social creature and be independent individuals.

This study used a qualitative method with a case study approach and supported by literature studies. Collection techniques through observation, interviews and documentation and analysis of data with data reduction, data display and new inferred.

In the data processing formulation of the problem under study it can be concluded. First, the forms of student misbehavior is in SMK PGRI 2 Cimahi, namely: Often late/no discipline, never follow the flag ceremony, nothing follow the teaching, without use these attributes to complete, often skipping school, using the school environment hats and jackets, shoes colorful, uniforms are’nt included, without wear a belt, went home during school hours, long hair/painted. Second, the background of delinquency in SMK PGRI 2 Cimahi are: family background factors, the environment background factors of the child's own self. Third, strategies teachers of Islamic religious education to overcome juvenile delinquency in SMK PGRI 2 Cimahi include: strategies to cope with prevention (preventive), coping strategies by pressing the (repressive), and coping strategies in a way of healing (curative).

(6)

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... 1 DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Metode pengumpulan data ... Error! Bookmark not defined. 2. Metode Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. G. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II ... Error! Bookmark not defined.

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN KENAKALAN REMAJAError! Bookmark not defined.

A. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islām ... Error! Bookmark not defined. 1. Guru Pendidikan Agama Islām ... Error! Bookmark not defined. 2. Fungsi dan Peran Guru Pendidikan Agama Islām ... Error! Bookmark not defined.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama IslāmError! Bookmark not defined.

(7)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Remaja dan Perkembangannya ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengertian Kenakalan Remaja ... Error! Bookmark not defined. 3. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja ... Error! Bookmark not defined.

4. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kenakalan RemajaError! Bookmark not defined.

C. Strategi Guru Pendidikan Agama Islām dalam Mengatasi Kenakalan RemajaError! Bookmark not

defined.

1. Tindakan Mengatasi Secara Preventif (Pencegahan)Error! Bookmark not defined. 2. Tindakan Mengatasi Secara Represif (Menekan) .... Error! Bookmark not defined. 3. Tindakan Mengatasi secara Kuratif (Penyembuhan)Error! Bookmark not defined.

D. Strategi Mengatasi Kenakalan Remaja dalam Perspektif IslāmError! Bookmark not defined.

BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Kehadiran Peneliti ... Error! Bookmark not defined. C. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. E. Tekhnik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Metode Observasi atau Pengamatan. ... Error! Bookmark not defined. 2. Metode Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 3. Metode Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined. F. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. G. Tehnik Pengecekan Keabsahan Temuan/ Data ... Error! Bookmark not defined. H. Tahap-Tahap Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

(8)

6. Tata tertib SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined. B. Pemaparan Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK PGRI 2 CimahiError! Bookmark not defined.

2. Latar belakang terjadinya kenakalan siswa di SMK PGRI 2 CimahiError! Bookmark not defined. 3. Strategi Guru Pendidikan Agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di

SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined. C. Pembahasan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Pembahasan tentang bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK PGRI 2 CimahiError! Bookmark not defined. 2. Pembahasan tentang latar belakang terjadinya kenakalan siswa di SMK PGRI 2

Cimahi ... Error! Bookmark not defined. 3. Pembahasan tentang strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pendidikan manusia dapat mencapai

taraf hidup yang lebih baik, dalam segala tindakan, ucapan juga tingkah laku

manusia yang selalu tak lepas dipengaruhi oleh suatu proses pendidikan. Proses

pendidikan dapat dilakukan, dan terjadi di manapun kapanpun sejak usia bayi

sampai manusia mati (Idris, 1992:12)

Namun di era globalisasi sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan dengan

berbagai macam tantangan dan permasalahan. Di antara permasalahannyaadalah

sebagaimana kita ketahui bahwa timbulnya berbagai macam bentuk kenakalan

remaja. Remaja yang pada usia sekolah yang seharusnya difokuskan pada

menuntut ilmu dan hal yang bermanfaat. Namun kenyataannya sebaliknya malah

melakukan berbagai tindakan yang tidak terpuji dan seharusnya tidak mereka

lakukan.

Zulkifli (2005:63) menjelaskan bahwa :

“Kenakalan remaja yang sering kali terjadi di masyarakat merupakan

bentuk-bentuk perbuatan menyimpang. Tentu saja problem seperti ini sangat bertentangan dengan tujuan pembangunan nasional serta dapat menghambat pembangunan nasional. Ditinjau dari segi perkembangan biologis seseorang yang dikatakan remaja adalah mereka yang telah berusia 13 sampai dengan 18/19 tahun. Pada awal usia remaja ini merupakan tahap Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan psikis dan fisiknya. Perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja, sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode strum und drang.Pada tahap perkembangan ini mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di

(11)

2

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam situs Dunia Remaja (http://darsanaguru.blogspot.com/2008/04/ Dunia

Remaja/html),yang ditulis (Apriansyah, 2008) pada hari Rabu, tanggal 9 Juli 2008

menambahkan bahwa :

Kenakalan remaja semakin lama semakin meningkat. Banyak peristiwa yang merugikan bagi dirinya (remaja secara khusus) dan bagi orang tuanya, kalangan pendidikan, serta masyarakat (secara umum). Kenakalan ini biasa terdapat pada anak-anak, namun yang paling dominan terdapat pada usia remaja yang pada masa ini remaja mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat atau biasa disebut dengan masa peralihan (transisi).

Adanya iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat menimbulkan

kenakalan remaja yang tidak wajar bahkan menjurus pada tindakan kriminal

seperti maraknyatayangan pornografi, kekerasan di televisi, minuman-minuman

keras, perjudian,pembunuhan, obat-obat terlarang atau narkoba, dan lainnya yang

sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup terutamapada usia remaja

yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlākyang mulia).

Sedangkan dalam lingkup pendidikan biasanya bentuk kenakalanremaja masih

bersifat wajar khususnya melanggar tata tertib sekolah seperti :merokok,

berbohong, bolos sekolah, terlambat , tidak memakai atribut sekolah, tidak

mengerjakan PR dan lain sebagainya(Apriansyah, 2008).

Di sisi lain, adanya pola kehidupan yang semakin modern membawa

duniaremaja turut juga larut di dalamnya. Masa-masa pencarian jati diri yang

kerapmemunculkan rasa keingintahuan dan rasa ingin meniru begitu dalam

terhadapsesuatu, sehingga timbul perilaku-perilaku yang menyimpang pada diri

kaumremaja. Misalnya, persoalan percintaan yang sering mengarah pada seks

bebasyang berujung dengan aborsi. Disamping itu banyak pergaulanremaja yang

tidak luput dari narkoba, dugem, bergaya hidup mewah, sertapersoalan fashion

yang identik dengan tren pakaian-pakaian mini, ketat, aksesoris-aksesorisyang

mahal, make up berlebihan yang semuanya itu belum tentu adamanfaatnya, inilah

(12)

Dalam situs Dunia Remaja (http://darsanaguru.blogspot.com/2008/04/ Dunia

Remaja/html),yang ditulis Arif Apriansyah pada hari Rabu, tanggal 9 Juli 2008

menyebutkan juga bahwa:

Remaja sering digambarkan sebagai usia di mana manusia dapat ditolerir untuk melakukan banyak pelanggaran terhadap norma dalam masyarakat, yangpada akhirnya tanpa pikir panjang mereka bebas mencoba hal-hal yang melanggaraturan dan berdampak negatif tersebut. Apalagi, tersedianya fasilitas yangmendukung ke arah sana. Dengan adanya kebebasan pers, media massa denganbebasnya menayangkan sesuatu yang dapat memberi rangsangan negatif bagiperilaku remaja saat ini. Media seperti televisi, internet dan lainnya merupakanmedia yang memberikan akses besar terhadap perilaku remaja sekarang.

Dipandang dari sudut pendidikan, penampilan dan perilaku remaja sepertidi

atas sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi

manusiaIndonesia seutuhnya. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional (2005:4)

tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu:

(1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YangMaha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4)memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantapdan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan.

Tujuan pendidikan di atas berimplikasi imperatif (yangmengharuskan) bagi

semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasamemantapkan proses

pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuanpendidikan tersebut dan

mencetak generasi yang unggul, sehat jasmani danrohani.

Saat ini kenakalan remaja merupakan bagian dari permasalahan dalam dunia

pendidikan. karena masa remaja sangat potensial untuk berkembangkearah positif

maupun negatif maka intervensi edukatif dalam bentukpendidikan, bimbingan,

maupun pendampingan sangat diperlukan, untukmengarahkan perkembangan

potensi remaja tersebut agar berkembangkearah yang positif dan produktif.

Intervensi edukatif harus sejalan danseimbang, terutama dalam intervensi

(13)

4

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kepribadian muslim.Proses edukatif ini dapat dilakukan dari berbagai pihak yaitu

keluarga(orang tua), sekolah maupun masyarakat. Kerja sama yang baik

antaraketiga komponen ini harus dijalin sebaik-baiknya agar secara simultandapat

mencegah remaja berkembang kearah negatif akan tetapi sebaliknyaakan

mendorong remaja berkembang kearah yang positif dan produktif (Zulkifli,

2005:63).

Namun permasalahannya kenakalan remaja juga menimpa dan menjangkitdi

lembaga pendidikan. Seperti juga halnya yang terjadi di salah satu

lembagapendidikan di kota Cimahi, yang tepatnya berada di SMK PGRI 2

Cimahi,menurut Ibu Fitrianayang diwawancarai oleh peneliti di Ruang

Perpustakaanpada hari Rabu, tanggal 14 November 2012, mengatakan bahwa :

“Siswa-siswinya juga mengalamimasalah yang ujung-ujungnya mereka melakukan tindakan yang tidak sesuaidengan aturan dan norma yang berlaku atau disebut dengan tindakan kenakalan.Di antaranya seperti bolos sekolah, merokok di lingkungan sekolahan, minumminumankeras, berkelahi dan lain

sebagainya.”

Maka, dalam hal ini harus ada suatu tindakan guna menangani masalahyang

terkait dengan kenakalan yang dilakukan siswa-siswi tersebut sejak dini,karena

bila tidak segera ditangani maka akan semakin besar masalah tersebut danakan

semakin lebih sulit untuk mengatasinya.

Masalah tersebut jika remaja tidak bisa menanganinya sendiri akanberujung

pada pelarian atau melakukan tindakan yang umum disebut kenakalanremaja. Dari

beberapa masalah siswa tersebut membuktikan perlu adanya suatuarahan dan

bimbingan dari guru pendidikan agama Islām, maka dari itu sudah selayaknyaterkait dengan permasalahan itu guru pendidikan agama Islāmharus

bisa mengambil perandan membantu dalam memecahkan berbagai persoalan yang

terkait denganmasalah siswa-siswinya tersebut, karena siswa-siswi juga

merupakan manusiayang mana manusia adalah makhluk sosial yang saling

(14)

agama Islām juga terdapatanjuran untuk saling tolong menolong sesama manusia, sebagaimana firman AllāhSWT dalam Al Qur`ān surat Al Maīdāh ayat 2:

    Artinya: “....Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran,

danbertakwalah kamu kepada Allāh, Sesungguhnya Allāh Amat berat

siksa-Nya”.(QS. Al Maīdāh: 2)1

Karena itu, pendidikan dalam Islām antara lain bertugas untuk membimbing

dan mengarahkan manusia sebagai usaha tolong menolong untuk mengendalikan

diri sehingga dijauhkan dari perbuatan dosa dan pelanggaran agar tidak sampai

mendominasi dalam kehidupannya, sebaliknya sifat-sifat positifnya yang tercermin

dalam kepribadiannya.

Daradjat (1996:50) menjelaskan bahwa :

“Pendidikan agama Islām mempunyai peranan penting dalam

pembinaanmoral yaitu memberi bimbingan dalam hidup, menolong dalam menghadapi kesukaran dan mententramkan batin, serta dikatakan pula

bahwa pendidikan agama Islām itu adalah pembentukan kepribadianmuslim.”

Muhaimin ( 2002:25) juga mengutarakan :

“Usaha adanya pendidikan agama Islām di sekolah diharapkan agar mampu meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran

agama Islām dari peserta didik. Di samping itu pendidikan agama Islām juga

untuk membentuk kesalehan pribadi yang bersifat vertikal, artinya hubungan baik atau sikap patuh dan tunduk antara dirinya dengan Allāh SWT, serta untuk membentuk kesalehan sosial yang bersifat horizontal, artinya

hubungan baik yang terjalin antara dirinya dengan sesamanya.”

(15)

6

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, secara umum kita patut peduli dan mengambil

tanggungjawab secara kolektif tanpa terkecuali para guru, pembina agama,

pemerintah,orang tua, sesama remaja, serta masyarakat harus turut

bahu-membahumemberikan kontribusi pembinaan bagi remaja. Tidak dapat disangkal

lagi, bahwakualitas generasi muda merupakan cermin masa depan suatu bangsa.

Winarno Surakhmad (1997:12) menyatakan bahwa :

“Kenakalan remaja merupakan masalah yang dirasa sangatlah penting dan

menarik untuk dibahas. Karena remaja merupakan bagian dari generasi muda yang termasuk aset negara, dan juga merupakan tumpuan serta harapan bagi masa depan bangsa, negara dan agama. Untuk mewujudkan itu semua, maka sudah barang tentu menjadi kewajiban dan tugas kita semua bagi orang tua, pendidik (guru) dan pemerintah untuk mempersiapkan generasi muda menjadi generasi yang tangguh dan berwawasan atau berpengetahuan yang luas dengan jalan membimbing dan mengarahkan mereka semua sehingga menjadi warga negara yang baik dan bertanggung

jawab secara moral.”

Maka dari itu, sudah selayaknya kita membekali generasi muda, agar

kelakmampu mengatasi dan menghadapi berbagai macam tantangan di era

globalisasiyang penuh tantangan dan semakin besar masalah yang ditimbulkannya.

Bukankah ada pepatah mengatakan, “Kena seperti santan bergula tak kena”

artinyabila kita berbuat benar akan mendatangkan kebaikan namun bila kita

berbuat salahakan mendatangkan kesusahan. Maka, apa yang mampu dikerjakan di

usia remajaadalah bagian dari investasi yang akan dipetikkeuntungannya kelak di

(16)

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupunperempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami

berikankepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri

balasankepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah

merekakerjakan.” (QS. An Nahl: 97)

Terkait maksud di atas, maka perlu adanya suatu bentuk usaha yangterarah

dan terstruktur oleh guru pendidikan agama Islāmuntuk menangani danmembantu

masalah-masalah siswa yang di antara masalahnya adalah kenakalanremaja.

Suryosubroto (1997:17) mengemukakan “Pada kenyataannya usaha dan

kreativitas seorang guru sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu pendidikan,

disertai dengan adanya motivasi dari seorang guru terhadap siswa untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.”

Sedangkan Guru PAI menurut Jalaluddin (1995:93) di jelaskan bahwa :

“Guru merupakan salah satu unsur yang berpengaruh terhadap proses pembinaan moral siswa. Kedudukan guru terutama guru agama Islām

memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah terjadinya kenakalan

remaja. Karena pada dasarnya tugas guru pendidikan agama Islām adalah membentuk akhlak remaja (siswa) yang berkepribadian muslim.”

Nasar (1993:39) Menambahkan bahwa :

“Guru Pendidikan Agama Islām merupakan pendidik yang bertanggung

jawab langsung terhadap pembinaan akhlak dan penanaman norma hukum tentang baik buruk serta tanggung jawab seseorang atas segala tindakan yang dilakukan baik di dunia maupun di akhirat. Penanaman pemahaman siswa tentang hal ini dapat sebagai kontrol diri atas segala tingkah lakunya sehingga siswa sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya akan dimintai pertanggung jawaban di kemudian hari. Jelas bahwasannya setiap muslim dididik dalam agama agar menjadi manusia yang teguh dalam akidah, loyal dan taat dalam syariah dan terpuji dalam akhlaknya.”

Dari beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa guru pendidikan

agama Islāmmempunyai peranan penting dalam mendidik dan membina

khususnya dalam menanamkan moral siswa baik dalam segi pendidikan akhlak

(17)

8

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Islāmdiharapkan perannya mampu mengatasi dan membantu berbagaimasalah

yang dialami siswa.

Mengajar dan mendidik merupakan tugas pokok guru pendidikan agama

Islām selainitu guru pendidikan agama Islām mempunyai tanggung jawab dalam

mencegah terjadinya kenakalan remaja. Karena pada dasarnya tugas guru

pendidikan agama Islām adalah membentuk akhlak remaja (siswa) yang

berkepribadian muslim.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui lebih jauh

bagaimanaupaya guru pendidikan agama Islāmdalam mengatasi masalah-masalah

kenakalan siswa dan peneliti hanya inginmeneliti masalah yang terkait dengan

kenakalan remaja yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi.

Di samping ituSMK PGRI 2 Cimahi terletak di pusat kota, lokasinya yang

sangat strategis dimana tempat ini mudah dijangkau oleh kendaraan umum, namun

untuk sebuah komplek sekolah itu sangat rentan sehingga membuatsiswa-siswi

sekolahini sangat rentan dalam melakukan aksi kenakalan.Lokasi sekolah ini

berada disekitar sarana publikseperti Pasar Atas Cimahi selain itu juga berdekatan

dengan pusat perbelanjaan yang lokasinya tidak jauh dari Jalan Encep Kartawirya

No.153 Kota Cimahi.

Berbicara masalah kenakalan siswa, disekolah manapun sangat berpotensi

melakukan tindak kenakalan, terlebih lagi di sekolah yang lingkungannya kurang

mendukung terhadap proses belajar mengajar yang tertib seperti halnya di sekolah

ini. Oleh sebab itu, peneliti sangat tertarik untuk melihat lebih dekat

bagaimanaupaya dan tindakan yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islām

dalam mengatasi kenakalan tersebut. Atas dasar itu merupakan suatu alasan yang

(18)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Apa bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi?

2. Apa latar belakang terjadinya kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi?

3. Bagaimana strategi guru pendidikan agama Islāmdalam mengatasikenakalan

remaja di SMK PGRI 2 Cimahi?

C.Tujuan Penelitian

Sejalan dengan persoalan yang telah dikemukakan di atas maka penelitian

ini bertujuan:

1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

2. Mengidentifikasilatar belakangterjadinya kenakalan remaja di SMK PGRI 2

Cimahi.

3. Mendeskripsikan strategi guru pendidikan agama Islāmdalam mengatasi

kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

D.Kegunaan Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian dalam

bidang Pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islām, serta sebagai bahan

bacaan atau referensi bagi semua pihak, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan

Agama Islām, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI) Bandung.

Secara praktis penulis berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat:

1. Bagi semua guru khususnya dalam bidang pendidikan agama Islām, dalam

menyikapi betapa pentingnya mendidik dan membina akhlak siswa, agar jangan

sampai melakukan perbutan-perbuatan yang menyimpang.

2. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan, serta untuk melatih kemampuan

(19)

10

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai masukan dan juga informasi yangdapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan sertadalam

membina akhlak dan mengatasi kenakalan siswa di SMK PGRI 2 Cimahi.

4. Bagi Almamater Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung,sebagai

bahan referensi untuk dapat menambah perbendaharaankepustakaan, terutama

bagi jurusan Pendidikan Agama Islām, sertasebagai kontribusi pemikiran

terkaitstrategi guru pendidikan agama Islāmdalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

E.Metode Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian terhadap obyek yang ditelititerdapat dua hal

yang sangat penting untuk dilaksanakan yaitu :

Pengumpulan Data dan Analisis Data, yang mana kegiatan

tersebutdiperlukan metode yang sesuai dengan data yang dikumpulkan.

1. Metode pengumpulan data

a. Metode Observasi

Penggunaan metode ini peneliti maksudkan untuk mengumpulkan data-data

dengan cara mendatangi obyek penelitian, kemudianmengamati hal-hal yang

ada relevansinya dengan masalah yangpenulis bahas.

b. Metode Interview

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak dapatdiperoleh

lewat tehnik yang lain atau digunakan sebagai pelengkapterhadap informasi

yang sulit diperoleh.

c. Metode Dokumenter

Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data-data daripihak

(20)

2. Metode Analisis Data

Penulis menggunakan tehnik analisa deskriptif kualitatif.Tehnik ini

dilakukan dengan cara interprotasi tafsiran logis terhadapdata yang diperoleh

dengan tetap menggunakan metode berfikirdeduktif dan induktif. Selanjutnya

dari data yang terkumpul dianalisa dengan metode deskriptif kualitatif yang

tidak dapat direalisasikan dengan angka adanya.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kerancuan dalam pemahaman dan menghindari

pemaknaan ganda serta menjelaskan maksud dari kata yang dituju maka perlu

diberikan penegasan dari maksud yang dikemukakan peneliti.

Adapun yang dimaksud peneliti dengan skripsi yang bejudul “Strategi Guru

Pendidikan Agama Islām dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMK PGRI 2 Cimahi” ialah sebagai berikut :

Strategi :

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Strategi adalah “rencana yg cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus” (KBBI, 2005:1092)

Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara,

sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Sutikno, 2007: 3).

Menurut Gagne (Iskandarwassid & Sunendar, 2008: 3) “strategi

adalahkemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan

mengambil keputusan.”

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah proses

dimana guru pendidikan agama Islāmberpikir dan bertindak untuk mencapai

sasaran yang tepat dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi. Guru Pendidikan Agama Islām :

(21)

12

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

“Guru adalah pihak yang merupakan subjek dari pelaksanaan pendidikanuntuk memberikan bantuan jasmani maupun rohani untuk mencapaitingkat kedewasaan. Bantuan yang diberikan secara sadar maupunsengaja ini membawa konsekuensi pula, bahwa bantuan itu harusdilakukan secara teratur dan sistematis.

Sedangkan pengertian PAI menurut Majid (2005:130) dinyatakan bahwa :

Pendidikan Agama Islām ialah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sampai mengimani, ajaran Agama Islām, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama sampai terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Kemudian Syaebani (1979:399)menambahkan, “Usaha mengubah tingkah

laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan

kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan..”

Seorang guru pendidikan agama Islāmmerupakan pendidik yang profesional,

dapatdikatakan demikian karena menjadi seorang guru harus memilikipengetahuan

yang luas, sikap yang baik, bisa dijadikan tauladan oleh anakdidiknya dan menjadi

orang tua yang baik bagi siswanya. Dengan adanyapendidik yang profesional

maka diharapkan bisa menciptakan hasil yangbaik, sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh masyarakat.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama Islāmadalah

semua orang yangberwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan

membina akhlak anakdidik baik secara individual maupun klasikal, di luar sekolah

maupun didalam sekolah.

Kenakalan Remaja :

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang

darinorma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebutakan

merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.Sedangkan definisi

kenakalan Menurut Sudarsono (1993:5) dikemukakan bahwa :

“kenakalan sebagai kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan

(22)

sosialyang ada, bisa menjurus kearah kejahatan atau perbuatan tercela lainnya.Sedangkan definisi kenakalan remaja Menurut Sudarsono ialah,

“Suatuperbuatan, baik itu kejahatan, maupun pelanggaran, yang dilakukan

olehanak remaja dan bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila, sertamenyalahi norma-norma agama”

Jadi dapat disimpulkan pengertian kenakalan remaja adalah suatukelainan

tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat anti sosialyang

melanggar norma-norma yang berada di masyarakat, agama sertaketentuan yang

berlaku dalam masyarakat. Pada prinsipnya, kenakalan remajamerupakan

pelanggaran terhadap norma-norma sosial, norma-norma agama,norma-norma

hukum yang dilakukan oleh remaja.

G.Sistematika Penulisan

BAB IPENDAHULUAN

BerisiPendahuluan, yang didalamnya memuat Latar Belakang Masalah,

RumusanMasalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian,

Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka, menjelaskan tentangGuru Pendidikan Agama Islām,

Pembahasan tentangguru pendidikan agama Islām, Fungsi dan peran guru PendidikanAgama Islām, Serta tugas dan tanggung jawab guru PendidikanAgama Islām, Kenakalan Remaja, Remaja dan perkembangannya, Definisi remaja, Ciri -ciri remaja, Karakteristik remaja, Tugas perkembangan remaja, Sifat-sifat remaja,

Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja, Pengertian kenakalan remaja,

Bentuk-bentuk kenakalan remaja, Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja,

Strategiguru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja, tindakan

mengatasi secara preventif (pencegahan), tindakan mengatasi secara represif

(menekan), tindakan mengatasi secara kuratif (penyembuhan), strategi mengatasi

(23)

14

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB IIIMETODE PENELITIAN

Metodepenelitian, meliputi:Pendekatan dan jenis penelitian,kehadiran

peneliti, lokasi penelitian, sumber data, tekhnikpengumpulan data, analisis data,

tekhnik pengecekan keabsahantemuan/data dan tahap-tahap penelitian.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian, meliputi Profil SMK PGRI 2 Cimahi, Bentuk-bentuk

kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi, Latar belakang terjadinya kenakalan

remaja di SMK PGRI 2 Cimahi, serta Strategi guru pendidikan agama Islām dalam

mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi. Pembahasan hasil

penelitian, meliputi: Bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK PGRI 2

Cimahi,Latar belakang terjadinya kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi, serta

Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK

PGRI 2 Cimahi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir yang berisi tentang penutup, yang meliputi

Kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang diambil dari hasil penulisan

mulai dari judul hingga proses pengambilan kesimpulan dan saran-saran bagi

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Untuk lebih

jelasnya Sugiyono (2009:15) dalam bukunya metode penelitian pendidikan

pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D mengemukakan,

“Metodologi kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Studi Kasus (Case Study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif,

terinci dan mendalam terhadap suatu oganisasi, lembaga atau gejala tertentu

(Arikunto, 2009:115).

Nasution (2009:30) Menjelaskan,

Case studyadalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu (misalnya suatu keluarga), segolongan manusia (guru, suku minangkabau). Case study dapat mengenai perkembangan sesuatu. Bahan untuk case study dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti laporan hasil pengamatan, catatan pribadi kitab harian atau biografi orang yang diselidiki, laporan atau keterangan dari orang yang banyak tau tentang hal itu.

Penelitian kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif

terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.

Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek

(25)

70

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mendalam. Kesimpulan penelitian atau hasil dari penelitian studi kasus itu hanya

berlaku bagi sekolah yang diteliti saja

Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu

gambaran yang utuh dan terorganisasi dengan baik tentang komponen-komponen

tertentu, sehingga dapat memberikan kevalidan hasil penelitian.

B.Kehadiran Peneliti

Ciri khas penelitian kualitatif adalah tidak dapat dipisahkan dari pengamatan

berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan

skenarionya.

Kehadiran peneliti di lapangan sangat menentukan terhadap kesuksesan

penelitian, karena peneliti berusaha berinteraksi dengan objek yang akan diteliti

secara langsung dan akan meneliti secara alamiah, apa adanya.

Kedudukan penulis dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus

merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan

pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian manusia sebagai

instrument penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan

proses penelitian. Yang dimaksudkan instrumen penelitian di sini adalah sebagai

alat pengumpul data (Moleong, 2005:168).

C.Lokasi Penelitian

Penulis menetapkan SMK PGRI 2 Cimahi sebagai objek dalam penelitian

ini, SMK tersebut terletak di:

Alamat : Jl. Encep kartawiria No.153

Kecamatan : Cimahi Tengah

Kabupaten/ Kota : Cimahi

Propinsi : Jawa Barat

Kode Pos : 40512

(26)

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

PGRI 2 Cimahi karena lembaga ini selain telah tercatat cukup maju dalam

mengembangkan mutu pendidikan, lembaga ini juga senantiasa melakukan

pembangunan-pembangunan demi suksesnya pendidikan di dalam sekolah serta

memiliki tenaga pendidik yang berkompeten dalam bidangnya dan kreatif

menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran.

Oleh karena itu penelitian ini akan mencari dan menelaah tentang strategi

yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islām dan ikut berpartisipasi demi

keberhasilan pendidikan.

D.Sumber Data

Yang di maksud sumber data dalam penelitian, menurut Arikunto (2009:75)

adalah subjek di mana data diperoleh.

Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya, maka sumber data disebut informan, yaitu orang yang

memberikan informasi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik

pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan tekhnik observasi

dalam pengumpulan datanya, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau

proses tentang terjadinya sesuatu. Dan apabila peneliti menggunakan dokumentasi,

maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya terkait dengan isi

catatan subjek penelitian atau variabel penelitian tersebut (Arikunto, 2009:129).

Sedangkan menurut Lofland, yang dikutip oleh Moleong (2005:157)

menjelaskan sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun

sumber data terdiri dari dua macam:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

pertama yakni perilaku warga masyarakat melalui penelitian di lapangan

(27)

72

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Data primer yang diperoleh oleh peneliti atau subjek penelitian ini adalah hasil wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islām, Guru BK dan juga dengan Waka Kesiswaan SMK PGRI 2 Cimahi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi,

buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya

(Soekanto,1986:15).

Data sekunder yang diperoleh peneliti merupakan data yang diperoleh

langsung dari pihak-pihak yang berkaitan misalnya terkait dengan catatan

pelanggaran siswa, arsip-arsip dan lain sebagainya. Serta berbagai literatur yang

relevan dengan pembahasan penelitian tentang Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

E.Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga macam tekhnik

pengumpulan data, yaitu:

1. Metode Observasi atau Pengamatan.

Metode observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki

(Nashir, 1998:70)

Penelitian observasi dapat dilakukan dengan rekaman gambar, rekaman

suara, dan dokumentasi (Marzuki, 1989:58)

Metode ini sangat tepat untuk mengetahui obyek secara langsung tentang

suatu peristiwa, kejadian maupun masalah yang sedang terjadi di lapangan

penelitian. Dalam hal ini metode observasi digunakan untuk memperoleh data

yang berkaitan dengan usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh guru Pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Jadi dengan menggunakan metode observasi ini

(28)

penelitian, terutama mengenai Strategi guru Pendidikan Agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Marzuki, 1989:135).

Dalam penelitian ini, sesuai dengan metode dalam mengumpulkan

informasi juga melalui cara wawancara dengan pihak-pihak tertentu yang dapat memberikan informasi yang valid dan komplit tentang ”Strategi Guru Pendidikan Agama Islām dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMK PGRI 2 Cimahi” adalah pihak-pihak sebagai berikut:

a. Waka Kesiswaan di SMK PGRI 2 Cimahi

Bapak Rakhmat Rianto, S.Pd.

b. Guru Pendidikan Agama Islām di SMK PGRI 2 Cimahi

Bapak H. Imaduddin Mansur

Bapak Erwan Suryawan, S.Ag.

c. Guru BK di SMK PGRI 2 Cimahi

Bapak H. Imaduddin Mansur

d. Warga sekitar SMK PGRI 2 Cimahi

Bapak Iyon

3. Metode Dokumentasi

Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi,

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan

sebagainya yang masih relevan dengan judul penelitian ini (Arikunto,

(29)

74

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check list

untuk mencari variabel yang sudah ditentukan apabila terdapat atau muncul

variabel yang belum dicari maka peneliti tinggal membubuhkan tanda ceck list

di tempat yang sesuai untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum

ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.

Metode dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh

dari hasil wawancara dan observasi, misalnya buku harian, catatan pelanggaran

yang dilakukan oleh siswa di SMK PGRI 2 Cimahi, peraturan dan tata tertib

yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi, dan lain sebagainya.

F. Analisis Data

Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa

data-data yang diperoleh dari penelitian. Menganalisis data-data merupakan suatu langkah

yang sangat kritis dalam penelitian.

Setelah data terkumpul dilakukan pemilahan secara selektif disesuaikan

dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan

meneliti kembali data-data yang di dapat, apakah data tersebut sudah cukup baik

dan dapat segera dipersiapkan untuk proses berikutnya.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong

(2005:245) adalah,

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sedangkan menurut Patton adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Dalam penelitian ini yang digunakan penulis dalam menganalisa data yang

sudah diperoleh adalah dengan cara deskriptif (non statistik), yaitu penelitian yang

(30)

kalimat yang dipisahkan untuk memperoleh kesimpulan. Adapun yang dimaksud

Deskriptif, menurut pendapat Surakhmat (1990:39) adalah,

Menentukan dan menafsirkan data yang ada. Misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya.

Analisis Data Kualitatif menurut Seiddel dalam Moleong (2005:248)

prosesnya berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode

agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistesiskan,

membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari daan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.

G.Tehnik Pengecekan Keabsahan Temuan/ Data

Selain menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data agar

memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan data tersebut

diperlukan tehnik pemeriksaan. Adapun tehnik yang digunakan Moleong

(2005:327-339) dalam pemeriksaan keabsahan data adalah sebagai berikut:

a. Perpanjangan Keikutsertaan.

Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikut sertaan

peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikut sertaan tersebut

tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan

keikutsertaan pada latar penelitian.

Perpanjangan ke ikut sertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian

(31)

76

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang

dikumpulkan.

b. Ketekunan Pengamatan.

Yakni mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam

kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha

membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan pa

yang tidak dapat diperhitungkan

c. Triangulasi.

Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Tekhnik triangulasi yang paling banyak

digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

d. Pemeriksaan Sejawat melalui Diskusi.

Yakni dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir

yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.Tekhnik ini

mengandung beberapa maksud sebagai salah satu tekhnik pemeriksaan

keabsahan data.

e. Analisis Kasus Negatif.

Yakni dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak

sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan

digunakan sebagai bahan pembanding.

f. Pengecekan Anggota.

Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data

sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan

anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran, dan

kesimpulan.

g. Uraian Rinci.

Usaha membangun keteralihan dalam penelitian kualitatif jelas sangat berbeda

(32)

kualitatif hal itu dilakukan dengan cara uraian rinci (thick descriotion).

Tekhnik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga

uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan

konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu

pada fokus penelitian.

h. Auditing.

Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal (berhubungan

dengan keuangan atau pajak/ kehakiman) yang dimanfaatkan untuk

memeriksa ketergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik

terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran. Penelusuran audit (audit

trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan catatan-catatan

pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi. Pencatatan pelaksanaan itu

perlu diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum auditing itu dilakukan

sebagaimana yang dilakukan pada auditing fiskal. Proses auditing dapat

mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Helpern dalam

Moleong yaitu: pra-entry, penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan

formal, dan terakhir penentuan keabsahan data.

H.Tahap-Tahap Penelitian

Menurut Bogdan yang dikutip oleh Moleong ( 2005:127-134), tahap-tahap

penelitian dalam penelitian kualitatif ini ada tiga tahapan penelitian, dan ditambah

dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian

tahap-tahap penelitian laporan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

1) Menyusun rancangan penelitian yang menurut Moleong disebut dengan ”usulan penelitian”. Dalam hal ini, penulis membuat proposal penelitian. 2) Memilih lapangan penelitian. Dalam hal ini, yang dijadikan lapangan

(33)

78

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3) Mengurus perizinan. Sebelum mengadakan penelitian, penulis telah

mengajukan surat izin penelitian.

4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.

5) Memilih dan memanfaatkan informan. Dalam hal ini, yang dijadikan

informan adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang

Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan dan Guru Pendidikan Agama Islām SMK PGRI 2 Cimahi.

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian. Penulis mempersiapkan pedoman

untuk interview/ wawancara, pedoman dokumentasi, pedoman observasi

dan sebagainya.

7) Memperhatikan etika penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Langkah yang harus dilakukan penulis pada tahap pekerjaan lapangan, ada tiga

yaitu:

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri.

a. Pembatasan latar dan peneliti.

b. Penampilan.

c. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan.

d. Jumlah waktu studi.

2) Memasuki lapangan.

a. Keakraban hubungan.

b. Mempelajari bahasa.

c. Peranan peneliti.

3) Berperan serta sambil mengumpulkan data.

a. Pengarahan batas studi.

b. Mencatat data.

c. Petunjuk tentang cara mengingat data.

d. Kejenuhan, keletihan, dan istirahat.

(34)

f. Analisis lapangan (Moleong, 2005: 137-147).

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan penulis sesuai dengan cara yang ditentukan

sebelumnya yang meliputi kegiatan mengolah dan mengorganisir data baik

yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dengan

subjek penelitian yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi. setelah itu dilakukan

penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang di teliti. Selanjutnya

di lakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data dan

metode yang di gunakan untuk memperoleh data sehingga data benar-benar

sesuai sebagai dasar dan bahan untuk pemberian makna data yang merupakan

proses penentuan dalam memahami konteks permasalahan yang sedang diteliti.

4. Tahap Pelaporan Data

Tahap terakhir dari sebuah penelitian adalah tahap pelaporan data. Pada tahap

ini, penulis menyusun laporan hasil penelitian dengan format sesuai dengan

yang sudah ditentukan (Moleong, 2005: 127-148).

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan

pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan

konsultasi hasil penelitian dengan para dosen pembimbing untuk mendapatkan

bimbingan dan kritikan, perbaikan dan saran kemudian di tindak lanjuti sesuai

dengan pengarahan dari dosen pembimbing, agar hasil akhir dari penelitian

(35)

131

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dipaparkan

pada bab sebelumnya, serta hasil analisis pembahasan hasil penelitian, dapat

dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai bentuk-bentuk kenakalan siswa yang

ada di SMK PGRI 2 Cimahi, yaitu: Sering terlambat/tidak disiplin, tidak

mengikuti upacara bendera, tidak mengikuti KBM, tidak menggunakan

atribut dengan lengkap, sering membolos sekolah, menggunakan topi dan

jaket dilingkungan sekolah, sepatu berwarna-warni, seragam tidak

dimasukan, tidak memakai ikat pinggang, pulang pada jam pelajaran, rambut

gondrong/dicat, membawa rokok dan gitar ke sekolah, merokok, berkata

kasar/menghina, menggunakan HP ketika KBM berlangsung, mengganggu

temannya/usil dan berkelahi dengan temannya sendiri.

2. Latar belakang terjadinya kenakalan di SMK PGRI 2 Cimahiini diteliti

dengan cara wawancara dan observasi, berdasarkan data yang dibahas di Bab

IV siswa-siswi SMK PGRI 2 Cimahi melakukan kenakalan dilatar belakangi

oleh :

a) Faktor latar belakang keluarga

b) Latar belakang lingkungan

c) Faktor dari diri anak itu sendiri

3. Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalanremaja di

SMK PGRI 2 Cimahi meliputi:

a) Strategi mengatasi dengan cara pencegahan (Preventif)

b) Strategi mengatasi dengan cara menekan (Represif)

(36)

B. Saran

1. SMK PGRI 2 Cimahi

Tidak ada salahnya sekolah menerapkan system point/system scoreuntuk

memberikan efek jera serta dapat mengurangi tindak kenakalan yang

dilakukan siswa-siswi. Kemudian tidak ada salahnya sekolah bisa lebih

memerankan guru Pendidikan agama Islām sesuai dengan fungsi dan

tugasnya, yang pada hakikatnya memang untuk membentuk peserta didik

menjadi muslim yang sejati sehingga dapat meraih kebahagiaan dunia dan

akhirat.

2. Guru Pendidikan Agama Islām

Tidak ada salahnya guru pendidikan agama Islām lebih bervariatifdalam

menerapkan strategi yang dilakukan agar menjadi lebih efektif dan lebih

baik dalam mengatasi kenakalan disekolah dengan begitu kenakalan yang

ada di SMK PGRI 2 Cimahisemakin berkurang dan tidak meluas.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Dianjurkan untuk meneliti faktor pendukung dan penghambat strategi

guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja.

b. Dianjurkan untuk meneliti strategi guru pendidikan agama Islām yang

diterapkan disekolahnegeri.

Semoga saran ini dapat menjadi wacana, evaluasi, instropeksi danaplikasi

dalam melaksanakan berbagai upaya untuk mengatasikenakalan remaja atau

(37)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

______.(2009). Al Qur`ān (Penerj) Yayasan Penyelenggara penerjemah/penafsir Al Qur`an Kementrian Agama RI. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema.

______. (2003).Undang Undang Dasar 1945Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud.

Ali, M. (1987). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Aly, H. N. (1999). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Anneahira. (2008). Kenakalan Remaja. Dipetik april 12, 2013, dari Anneahira: Http://Kenakalan Remaja.Blogspot.com

Apriansyah, A. (2008, juli 9). Dunia remaja. Dipetik maret senin, 2013, dari http://dasarnaguru.blogspot.com

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.

Best, J. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2006). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Wijaya, C., & Rusyan, T. (1991). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Panuju, P., & Umami, I. (1999). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Singgih, Y., & Gunarsa, D. (1990). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Idris, Z., & Lisma, J. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia.

Daradjat, Z. (1992). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. ( 1996). Kesehatan Mental. Jakarta: Toko Agung.

Daradjat, Z. (1984). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. (1989). Kesehatan Mental. Jakarta: Haji Mas Agung.

Daradjat, Z. (1989). Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang.

(38)

Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Intraksi Edukatif,. Jakarta: Rineka cipta.

Idrus, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Bintang Usaha Jaya.

Jalaluddin. (1987). Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia.

Jalaluddin. (1995). Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jamaluddin. (2009). Psikologi Remaja. Dipetik maret 21, 2013, dari Http://Definisi Remaja.blospot.com

Joomla. (t.thn.). Rumah Belajar Psikologi. Dipetik april 2, 2013, dari http://Rumah Belajar Psikologi.Blogspot.com

Marzuki. (1989). Metodologi Riset. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2002). Paradigma Pendidikan Islām. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2005). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islām di Sekolah, Madrasah Dan perguruan tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyana, D. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.

Nasar, M. F. (1993). Agama di Mata Remaja. Sumatra Barat: Angkasa Raya.

Nashir, M. Metode Penenlitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasikun. (1984). Pokok-Pokok Agam Islām. Yogyakarta: Bina Usaha.

Samauna, N. (1994). Pengaruh Globalisasi Terhadap Moral Remaja Sebagai Sumber Daya Manusia. Surabaya: Bintang Usaha Jaya

Setiawati. (2007). Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press.

Soekanto, S. (1986). Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Soesilowindradini. Psikologi Perkembangan Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

(39)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Surakhmat, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah Dan Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Suryabrata, S. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafaat, A. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islām dalam mencegahkenakalan remaja (juvenile delinquency). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syah, M. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur'an. Bandung: Alfabeta.

Tafsir, A. (2005). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islām. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (1993). Strategi Pengajaran dan Pembelajaran. Bandung: Angkasa.

Ubhiyati, N. (1997). Ilmu Pendidikan Islām. Bandung: Pustaka Setia.

Willis, S. S. (1985). Problema Remaja Dan Pemecahannya. Bandung: Angkasa.

Zuhairini. (1983). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.

Gambar

gambaran yang utuh dan terorganisasi dengan baik tentang komponen-komponen

Referensi

Dokumen terkait

Pada grafik tampak bahwa sistem yang menggunakan R-22 dengan penambahan pre-cooling menunjukkan nilai nilai koefisien yang lebih besar yaitu rata-rata 4,788 apabila

kimia umum internasional (penjelasan konsep standar) Penentuan label konsep pada subjek penelitian Penentuan penjelasan konsep pada subjek penelitian Analisis Keluasan

Penelitian sebelumnya mengenai penyakit kusta telah banyak dilakukan antara lain rujukan [7] melakukan analisis faktor risiko terjadinya penyakit kusta di Kabupaten

Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol memberikan aktivitas antibakteri yang efektif pada konsentrasi 150 mg/ml terhadap bakteri

Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol memberikan aktivitas antibakteri yang efektif pada konsentrasi 150 mg/ml terhadap bakteri

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan

Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen.Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan

SENTRA I - 49 Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan, pembuatan dan pengujian teknik baru untuk mengurangi jumlah paket antara manager dan agent sehingga