Bab ini mengungkap desain metode penelitian yang bertujuan untuk membangun keyakinan terhadap kebenaran hasil-hasil penelitian yang diperoleh. Hal ini menjadi pertimbangan yang penting untuk dibahas, sebab pembahasannya mengungkap prosedur metode penelitian dan proses pengujian yang dilalui untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Berkaitan dengan hal ini, ada beberapa bahasan yang dikemukakan, berikut ini adalah penjelasannya.
A. DESAIN PENELITIAN
Menurut Cooper dan Schindler (2006) berbagai pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah formal study (diawali dengan adanya
hipotesis dan bertujuan unutk menguji hipotesis tersebut melalui penelitian
ini), communication study (Penelitian menanyai subyek dan mengumpulkan
respon mereka), ex post facto design (peneliti hanya melaporkan apa yang
sudah dan sedang terjadi secara apa adanya), casual study (berusaha
menerangkan hubungan antar variabel), cross-section study (hanya melakukan
penelitian pada suatu waktu), statistical study (berusaha menangkap
karakteristik-karakteristik suatu populasi, menguji hipoteis secara kuantitatif
dan melakukan generalisasi) , serta field setting (penelitian dilakukan dalam
commit to user
34 Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei konsumen. Survei dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu seluruh konsumen yang menggunakan handphone Blackberry.
B. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Menurut Djarwanto dan Pangestu Subagyo (1993:107),
“populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek
(satuan-satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga”. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Surakarta yang menggunakan produk Blackberry.
2. Sampel
Sampel menurut Djarwanto dan Pangestu Subagyo (1993:108) adalah “sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari pada jumlah populasi)”. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Surakarta yang menggunakan produk handphone Blackberry lebih dari 1 tahun, karena sampel dianggap dapat merepresentasikan dari keseluruhan populasi. Pedoman dalam penentuan jumlah sampel menurut Ferdinand (2002) yaitu :
a) 100 – 200 sampel untuk teknik maximum Likelihood Estimation.
b) Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya
commit to user
35
c) Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh
variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 – 10
d) Bila sampel sangat besar, maka dapat memilih teknik estimasi.
Dari dasar penentuan jumlah sampel menurut Ferdinand (2002), maka besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 150 sampel.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini digunakan teknik nonprobability
sampling, yaitu convenience sampling. Peneliti menggunakan
nonprobability sampling karena peneliti tidak mengetahui jumlah
keseluruhan anggota populasi yang diteliti. Metode purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana para peneliti memiliki criteria dalam menentukan responden yang akan digunakan.
(Cooper dan Emory, 1996). Sampel dalam penelitian ini adalah
masyarakat kota Surakarta yang menggunakan handphone Blackberry
C. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL
1. Pengukuran Variabel
Penelitian ini menjelaskan tentang hubungan antara perceived
value,customer satisfaction, corporate image, brand loyalty, repurchase intention, dan WOM. Skala yang digunakan dalam
penelitian adalah skala itemized rating scale (Sekaran, 2003), yaitu
skala interval dengan rentang poin satu sampai empat (setuju, cukup setuju, kurang setuju dan tidak setuju).
commit to user
36
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang dengan jelas mengartikan suatu variabel dengan menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur variabel tersebut. Berikut ini adalah definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini :
a. Corporate Image.
Variabel ini dikonseptualisasikan sebagai persepsi
konsumen terhadap organisasi yang direfleksikan ke dalam asosiasi
memori konsumen (Lihat Hsun et al., 2006). Image corporate
dioperasionalisasi sebagai tingkatan kesesuaian antara image perusahaan handphone Blackberry dan konsumen yang berkaitan dengan aspek sebagai berikut:
1) penekanan layanan pada kepentingan publik,
2) tingkat kepercayaan pada perusahaan handphone Blackberry ,
3) kepedulian kepada konsumen.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized
rating scale dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju, setuju).
Skala 1 = Tidak Setuju (TS)
Skala 2 = Kurang Setuju (KS)
Skala 3 = Cukup Setuju (CS)
commit to user
37 b. Perceived value.
Variabel ini dikonseptualisasikan sebagai gap antara
pengorbanan (sacrifice) yang diberikan terhadap keuntungan
(benefit) yang diperoleh konsumen untuk mendapatkan pelayanan
terbaik (Lihat Hsun et al., 2006). Perceived value
dioperasionalisasikan sebagai tingkatan kesesuaian antara image perusahaan handphone Blackberry dan konsumen yang berkaitan dengan aspek sebagai berikut:
1) kesesuaian antara harga yang dibayar dengan kualitas yang
didapat,
2) kesesuaian antara harga yang dibayar dengan manfaat yang
didapat.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized
rating scale dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju, setuju).
Skala 1 = Tidak Setuju (TS)
Skala 2 = Kurang Setuju (KS)
Skala 3 = Cukup Setuju (CS)
Skala 4 = Setuju (S)
c. Customer satisfaction.
Variabel ini dikonseptualisasikan sebagai pengukuran sejauh mana suatu tingkatan produk yang dipersepsikan sesuai
commit to user
38 diukur dengan menggunakan indikan-indikan yang menjelaskan aspek:
1) kepuasan secara menyeluruh,
2) perbandingan tingkat kepuasan dengan harapan konsumen,
3) perbandingan tingkat kepuasan dengan persepsi handphone
yang ideal.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized
rating scale dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju, setuju).
Skala 1 = Tidak Setuju (TS)
Skala 2 = Kurang Setuju (KS)
Skala 3 = Cukup Setuju (CS)
Skala 4 = Setuju (S)
d. Brand Loyalty.
Variabel dikonseptualisasikan sebagai pengukuran
keterkaitan pelanggan kepada sebuah merk (lihat Lau and Lee,
1999). Indikator dari Brand Loyalty adalah :
1) Tingkat keterikatan konsumen terhadap pembelian ulang,
2) Tingkat keterikatan konsumen terhadap kesiapan membayar
tinggi,
3) Tingkat keterikatan terhadap pembelian jika di suatu tempat
commit to user
39
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized
rating scale dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju, setuju).
Skala 1 = Tidak Setuju (TS)
Skala 2 = Kurang Setuju (KS)
Skala 3 = Cukup Setuju (CS)
Skala 4 = Setuju (S)
e. Repurchase Intention.
Variabel ini didefinisi sebagai pertimbangan individu terkait dengan pembelian ulang suatu produk dari suatu perusahaan, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya (Lihat Hellier et al., 2003, Spais dan Vasileiou, 2006, Atchariyachanvanich et al., 2006). Variabel ini diukur dengan menggunakan :
1) niat untuk melakukan pembelian ulang,
2) probabilitas pembelian ulang,
3) Blackberry sebagai sebagai merk handphone pilihan utama.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized
rating scale dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju, setuju).
Skala 1 = Tidak Setuju (TS)
Skala 2 = Kurang Setuju (KS)
Skala 3 = Cukup Setuju (CS)
commit to user
40
f. Word of Mouth
yaitu komunikasi dari mulut ke mulut mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran, atau ide-ide di antara dua konsumen atau lebih, yang tak satupun merupakan pemasaran (Mowen dan Minor, 2002). Diukur dengan 3 item pertanyaan (Tsiotsou dan Alexandris, 2009) dan (Molinari, et al, 2008), yaitu :
1) akan menyarankan untuk membeli handphone Blackberry
kepada teman atau keluarga.
2) akan mengatakan hal-hal yang baik tentang handphone
Blackberry kepada teman atau keluarga.
3) akan mendorong orang lain untuk membeli handphone
Blackberry.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized
rating scale dengan rentang poin satu sampai empat (tidak setuju, kurang setuju, cukup setuju, setuju).
Skala 1 = Tidak Setuju (TS)
Skala 2 = Kurang Setuju (KS)
Skala 3 = Cukup Setuju (CS)
Skala 4 = Setuju (S)
D. SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu :
Data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan memberikan kuesioner yang akan diisi oleh responden. Data dari
commit to user
41 responden berupa tanggapan atau jawaban dari kuesioner yang telah diberikan, yang selanjutnya akan diberi penilaian dengan skala Likert.
Data primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang diteliti (Sekaran, 2006:60). Kuesioner memuat pertanyaan terkait dengan variabel
perceived value, customer satisfaction, corporate image, brand loyalty, repurchase intention, dan WOM.
Data primer pada penelitian ini merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumbernya, yaitu para pemilik dan pengguna dari handphone Blackberry yang ada di kota Surakarta
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis berupa data primer yang diperoleh dari hasil tanggapan responden atas daftar pertanyaan (kuesioner) yang tertutup yang disebarkan kepada responden.
Metode pengumpulan data kuesioner pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode personally administrated questionnaires,
yaitu peneliti menyampaikan sendiri kuesioner ke responden dan mengambil sendiri kuesioner yang telah diisi oleh responden (Sekaran, 2005:236). Metode ini memiliki tujuan utama agar tingkat pengembalian kuesioner dapat terjaga di dalam periode waktu yang relatif pendek (Sekaran,2000).
commit to user
42 Metode wawancara dilakukan untuk mengantisipasi ada data lain yang bisa didapat dari responden. Ada beberapa pertanyaan yang terbuka yang diberikan kepada responden.
F. METODE ANALISIS DATA
1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif adalah metode analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diintepretasikan (Zikmund, 2000:439). Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis profil responden dan tanggapan responden terhadap setiap item pertanyaan yang mengkaji
mengenai hubungan perceived value, customer satisfaction, corporate
image, brand loyalty, repurchase intention, dan WOM pada pengguna handphone Blackberry di Surakarta khususnya masyarakat kota Surakarta dan mahasiswa UNS.
2. Pengujian Instrument Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar – benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Uji validitas akan menunjukkan sejauh mana perbedaan antara data responden diperoleh dengan pengukuran. Uji validitas menggunakan
alat uji Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan SPSS for
Windows versi 15.0. Factor loading tiap item pertanyaan dianggap signifikan bila lebih besar dari 0,50. Validitas pengukuran
commit to user
43 berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur dari alat yang digunakan. Dengan menggunakan instrument penelitian yang memiliki validitas tinggi, maka hasil penelitian akan mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kriteria data yang dapat dianalisis dengan faktor analisis adalah data yang menunjukkan KMO (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequancy) > 0,50 dan Bartlett’s Test of Sphencity pada signifikasi <
0,05. Tinggi rendahnya validitas suatu angket dengan melihat FL (factor loading) dimana jika FL suatu item > 0,5 maka item tersebut valid, dan sebaliknya jika FL dalam angket < 0,5 maka item tersebut tidak valid (Ghozali, 2002 : 49).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan guna mengetahui tingkat konsistensi instrumen – instrumen yang diukur. Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu kuesioner dengan tujuan tertentu. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2005). Untuk menguji reliabilitas digunakan alat ukur
Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for Windows versi 15.0. Semakin dekat dengan koefisien keandalan dengan 1 semakin baik.
Menurut Sekaran (2003) klasifikasi nilai Cronbach’s Alpha, sebagai
berikut :
1) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,80 - 1,0 dikategorikan reliabilitas
commit to user
44
2) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,60 – 0,79 dikategorikan
reliabilitas dapat diterima.
3) Nilai Cronbach’s Alpha≤ 0,60 dikategorikan reliabilitas buruk.
3. Uji Asumsi Model
a. Asumsi Kecukupan Sampel
Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100 hingga 200 sampel atau 5 kali parameter variabel laten yang
digunakan (Hair et al, 1998). Maximum Likehood (ML) akan
menghasilkan estimasi parameter yang valid, efisien dan reliable
apabila data yang digunakan adalah Multivariate normaly dan akan
robust (tidak terpengaruh) terhadap penyimpangan Multivariate normaly yang sedans/moderate (Ghozali dan Fuad,2005).
b. Uji Normalitas
Dalam Hair et.al. (1998) disebutkan SEM terutama bila
diestimasi dengan maximum likelihood mensyaratkan sebaiknya
asumsi normalitas pada data dipenuhi. Nilai statistik untuk menguji
normalitas disebut z value (Critical Ratio atau C.R pada output Amos
16.0) dari ukuran skewness dan kurtosis sebaran data. Bila nilai C.R
lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 1% yaitu sebesar ± 2.58. Dengan demikian, sebuah
distribusi dikatakan normal jika angka C.R skewness dan C.R kurtosis
commit to user
45 di bawah -2,58 atau di atas +2,58, distribusi dapat dikatakan tidak normal.
c. Asumsi Outliers
Outliers adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk konstruk tunggal
maupun konstruk kombinasi (Hair et al, 2006). Deteksi terhadap
multivariate outliers dilakukan dengan memperhatikan nilai
mahalanobis distance squared. Kriteria, yang digunakan adalah
berdasarkan nilai chi-squares (Χ2) pada derajat kebebasan (degree of
freedom) yaitu jumlah observed variables pada output software AMOS 1.60, dengan tingkat signifikansi p < 0,001.
d. Uji Multikolinieritas
Ada tidaknya multikolinearitas dalam sebuah kombinasi variabel dapat dilihat melalui matrik korelasi antar variabel laten independen. Nilai korelasi tidak boleh melebihi batas 0,9 sementara
nilai yang melebihi 0,8 dapat menjadi indikasi adanya
multikolinearitas (Ghozali, 2008). Ferdinand (2006:105) menyebutkan bahwa dalam program AMOS, program SEM ini akan segera
memberikan warning bila ternyata matriks kovariansnya menunjukkan
adanya singularitas atau multikolinearitas.
4. Pengujian Hipotesis
Langkah selanjutnya setelah model dinyatakan fit, atau diterima secara statistik adalah melakukan pengujian hipotesis dengan
commit to user
46
bantuan AMOS 16.0 dengan menganalisis hubungan diantara
variabel-variabel laten. SEM juga dapat mengestimasi nilai-nilai path dari
setiap hubungan variabel. Dengan menggunakan analisis SEM maka semua hipotesis dalam studi ini dapat diuji dengan melihat nilai
probability yang ditunjukkan oleh outputAMOS 16.0. Pengujian yang dilakukan meliputi :
a. Analisis Kesesuaian Model (Goodness-of-fit)
Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal
untuk menguji hipotesis mengenai model (Hair dkk, 2006). Tetapi
berbagai fit index yang digunakan untuk mengukur derajat
kesesuaian antara model yang disajikan dan data yang disajikan.
Fit index yang digunakan meliputi: 1) Chi Square (Χ2)
Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan
menguji sebuah model yang sesuai dengan data. Chi square
sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya pengujian ini perlu
dilengkapi dengan alat uji lainnya. Nilai Chi-squares
merupakan ukuran mengenai buruknya fit suatu model (Ghozali dan Fuad, 2005 : 29).
2) Goodness Of Fit Index (GFI)
Indeks yang menggambarkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya.
commit to user
47
Nilai GFI ≥ 0,90 mengisyaratkan model yang diuji memiliki
kesesuaian yang baik (Diamantopaulus dan Siguaw dalam Ghozali dan Fuad, 2005:31).
3) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
RMSEA adalah ukuran yang mencoba memperbaiki
kecenderungan statistik Chi-squares menolak model dengan
jumlah sampel yang besar (Ghozali, 2005:24). Nilai RMSEA ≤
0,08 mengindikasikan indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model.
4) Adjusted Goodness Fit of Index (AGFI)
Indeks ini merupakan pengembangan dari Goodness
Fit Of Index (GFI) yang telah disesuaikan dengan ratio dari
degree of freedom model (Ghozali dan Fuad, 2005:31). Nilai
yang direkomendasikan adalah AGFI ≥ 0,90, semakin besar
nilai AGFI maka semakin baik kesesuaian modelnya. 5) Tucker Lewis Index (TLI)
TLI digunakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat kompleksitas model (Ghozali dan Fuad,
20005:34). TLI merupakan indeks kesesuaian incremental yang
membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai
penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI ≥ 0,90.
TLI merupakan indeks yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel.
commit to user
48 6) Normal Fit Index (NFI)
Indeks ini juga merupakan indeks kesesuaian
incremental dan dapat dijadikan alternatif untuk menentukan
model fit.Nilai yang direkomendasikan adalah NFI ≥ 0,90.
7) Comparative Fit Index (CFI)
CFI juga merupakan indeks kesesuaian incremental.
Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya
sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Nilai
penerimaan yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90.
8) Normed Chi Square ( CMIN/DF)
CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi
square dibagi dengan degree of freedom (Ghozali, 2005 :24).
Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang
mengukur hubungan goodness of fit model dan jumlah-jumlah
koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima adalah CMIN/DF <3,0.
Indeks-indeks yang digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model dapat diringkas dalam tabel berikut ini:
commit to user
49
Tabel III.1
Ringkasan Indeks Goodness-of-Fit
Sumber: Ferdinand (2002:61)
b. Analisis Koefisien Jalur
Analisis koefisien jalur bertujuan untuk melihat
signifikansi besaran koefisien path (regression weighst estimate)
untuk membuktikan hipotesis yang ada. Pada pengujian dua arah (two tailed), hipotesis diterima (Ha diterima dan H0 ditolak) jika
dengan tingkat signifikansi 0,05 nilai critical ratio > 1,96 dan
dengan tingkat signifikansi 0,01 nilai critical ratio > 2,58.
Kesesuaian arah hubungan path dengan arah hubungan yang telah
dihipotesiskan sebelumnya juga diperhatikan, jika arah hubungan (positif atau negatif) sesuai dengan yang dihipotesiskan dan nilai
critical ratio-nya juga memenuhi syarat, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji memperoleh dukungan yang kuat.
Goodness-of-Fit Index Nilai Kesesuaian
Chi Square Probabilitas GFI RMSEA AGFI TLI NFI CFI CMIN/DF Diharapkan rendah > 0,05 > 0,90 < 0,08 > 0,90 > 0,95 > 0,90 > 0,95 < 2,00 atau 3,00
commit to user
50
BAB IV