• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif didesain menggunakan deskriptif yang bertujuan untuk merangkum berbagai kondisi situasi ataupun berbagai variabel yang timbul di tempat penelitian. Jenis penelitian deskriptif bersifat korelasional yaitu menjelaskan dan mempelajari hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan derajat hubungan variabel dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi (Sugiyono 2011). Pendekatan kualitatif digunakan untuk menangkap dan mendeskripsikan realita di lapangan yang bisa melengkapi data dari pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini mempunyai tujuan menganalisis dan mendeskripsikan hubungan antara variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah komunikasi partisipatif dalam pengelolaan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, sedangkan variabel bebas terdiri dari karakteristik individu, kredibilitas fasilitator, dan dukungan kelembagaan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lokasi wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Desa Nglanggeran, Provinsi DI Yogyakarta mulai Desember – Januari 2016. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan lokasi penelitian tersebut merupakan tempat wisata yang berdiri atas aspirasi dan usaha dari kelompok sadar wisata Desa Nglanggeran. Disamping itu wisata Gunung Api Nglanggeran merupakan wisata unggulan Daerah Istimewa Yogyakarta dan banyak dikunjungi wisatawan karena keunikannya. Aspirasi dan partisipasi masyarakat di Desa Nglanggeran dalam mengelola tempat wisata menjadi hal yang menarik untuk diteliti khususnya dalam aspek komunikasi partisipatif.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh warga yang aktif tergabung dalam kelompok sadar wisata Gunung Api Purba Desa Nglanggeran. Pengambilan data dilakukan dengan cara Purposive sampling. Teknik Purposive sampling merupakan proses pengambilan sampel dengan menentukan kriteria tertentu berdasarkan tujuan – tujuan dilakukan penelitian asalkan tidak menyimpang dari ciri – ciri sampel yang ditetapkan. Kriteria yang ditentukan antara lain: tingkat keaktifan anggota berdasarkan persentase kehadiran dalam setiap kegiatan. Jumlah responden yang diambil sebagai sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5% diperoleh perhitungan sebagai berikut:

n : Jumlah sampel N: Jumlah Populasi

e : Batas Toleransi Kesalahan

2 ) 05 , 0 ( 76 1 76   n = 63,8655 = 64 orang

Dari anggota Pokdarwis sebanyak 76 orang yang berada di Desa Nglanggeran, didapatkan sampel penelitian minimal sebanyak 64 orang yang dapat dijadikan responden.

Penelitian ini diperkuat dengan data kualitatif yang diambil dari informan, informan terdiri dari tokoh desa, dan masyarakat sekitar yang tidak termasuk kedalam kelompok sadar wisata namun memiliki pengetahuan yang cukup informatif dalam memberikan data.

Data dan Instrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini meliputi :

(1) Karakteristik individu yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, dan motivasi.

(2) Kredibilitas fasilitator terdiri dari tingkat kejujuran, tingkat keahlian, daya tarik, keakraban.

(3) Dukungan kelembagaan terdiri dari modal, sarana dan prasarana.

(4) Komunikasi partisipatif kelompok sadar wisata terdiri dari dialog, aspirasi, aksi dan refleksi.

(5) Pengelolaan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran terdiri dari prinsip ramah lingkungan (alam dan budaya), ramah masyarakat, ramah wisatawan.

Selain dari data kuisioner, juga data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur dan dokumen-dokumen yang telah diarsipkan dan berhubungan dengan penelitian seperti profil Pokdarwis, dan profil Desa.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode :

(1) Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi melalui berbagai sumber bacaan seperti buku-buku, majalah, surat kabar dan sumber bacaan lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. (2) Studi lapangan yang terdiri dari :

a) Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab dengan masyarakat setempat dan kelompok sadar wisata sebagai pengelola yang berhubungan dengan penelitian ini

b) Oberservasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada subyek penelitian untuk menguji kebenaran jawaban responden pada kuesioner

c) Dokumentasi yaitu mengadakan penelitian terhadap data-data yang telah didokumentasikan

Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini seperti ditunjukan pada Tabel 1-5.

Tabel 1. Karakteristik individu (X1)

Tabel 2. Kredibilitas Fasilitator (X2)

No. Indikator Definisi Operasional Parameter Indikator

1. Umur Usia responden hidup

pada waktu penelitian dilaksanakan, yang diukur dalam satuan tahun dengan pembulatan ke ulang tahun terdekat

1. Diukur berdasarkan lama hidup responden sejak dilahirkan hingga penelitan berlangsung 1. Muda ( 15 – 25 ) 2. Dewasa ( 26 – 45 ) 3. Tua ( 46 - 60 ) 2. Tingkat Pendidikan Tingkatan responden dalam menempuh sekolah dari awal hingga penelitian berlangsung

1. Diukur berdasarkan tingkatan pendidikan formal dari jenjang awal sampai jenjang pendidikan terakhir

1. Rendah ( Tidak Sekolah ) 2. Sedang ( SD – SMP ) 3. Tinggi ( SMA – Sarjana)

3. Motivasi Dorongan yang timbul

dari diri responden untuk aktif mengikuti kelompok sadar wisata

1. Diukur berdasarkan tingkat kekuatan keinginan bergabung dalam kelompok sadar wisata

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

No. Indikator Definisi Operasional Parameter Indikator

1. Kejujuran Tingkat kepercayaan

yang dimiliki oleh fasilitator

1. Diukur berdasarkan kemampuan fasilitator dalam berbicara apa adanya, keterbukaan informasi, memegang amanah

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

2. Keahlian Kemampuan yang

dimiliki oleh fasilitator baik dari pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam bidang pengelolaan wisata

1. Penilaian responden yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai tentang desa wisata

1.Rendah 2.Sedang 3.Tinggi

3. Daya Tarik Kemampuan sifat dan

karakter fasilitator yang diminati oleh responden mencakup kemampuan intelektual, kepribadian, gaya hidup dan lainnya

1. Diukur berdasarkan tingkat minat responden terhadap fasilitator

1.Rendah 2.Sedang 3.Tinggi

4. Keakraban Kemampuan fasilitator

dalam bersosialisasi dengan responden

1. Diukur berdasarkan tingkat kedekatan fasilitator dengan responden dalam

berinteraksi

1.Rendah 2.Sedang 3.Tinggi

Tabel 3. Dukungan Kelembagaan (X3)

Tabel 4. Komunikasi Partisipatif Kelompok Sadar Wisata (Y1)

Tabel 5. Pengelolaan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran (Y2)

Validitas Instrumentasi

Pengujian validitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Upaya yang dilakukan untuk memperoleh validitas instrumen yang baik dilakukan dengan konsultasi dengan ahli yang menguasai materi pertanyaan yang ditanyakan, dan pertanyaan diuji coba dengan peserta yang memiliki karakteristik yang sama pada daerah lain yang akan diambil sampel. Suatu instrumen dikatakan layak untuk digunakan dalam pengukuran apabila telah memenuhi syarat dalam validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan). Untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas dilakukan uji coba terhadap Kelompok Karang Taruna di

No. Indikator Definisi Operasional Parameter Indikator

1. Modal Dana yang menjadi

awalan dalam membetuk kelompok sadar wisata

1. Diukur berdasarkan tingkat kecukupan dana dalam mendukung berlangsungnya kegiatan wisata

1. Tidak Tercukupi 2. Tercukupi 3. Sangat Tercukupi

2. Sarana Segala sesuatu yang

dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.

1. Diukur berdasarkan ketersediaan alat

1. Tidak Tercukupi 2. Tercukupi 3. Sangat Tercukupi 3. Prasarana Segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses.

1. Diukur berdasarkan akses

pendukung di Desa Wisata 1. Tidak Tercukupi 2. Tercukupi 3. Sangat Tercukupi

No. Indikator Definisi Operasional Parameter Indikator

1. Dialog Keaktifan responden

dalam bertukar pendapat untuk merefleksikan masalah dan kebutuhan di Desa wisata

1. Diukur berdasarkan tingkat keaktifan responden untuk berpendapat dalam setiap pertemuan kelompok

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

2. Aspirasi Kemampuan anggota

dalam menyampaikan ide maupun pendapat dalam setiap pertemuan dan kegiatan

1. Diukur berdasarkan tingkat keaktifan responden dalam mengungkapkan ide pendapat

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 3. Aksi dan refleksi Kemampuan responden

dalam bekerjasama dan melakukan tindakan kolektif lainnya

2. Diukur berdasarkan tingkat keaktifan anggota dalam bentuk tindakan kolektif (gotong royong, kerja bakti, pertemuan kelompok)

1.Rendah 2.Sedang 3.Tinggi

No. Indikator Definisi Operasional Parameter Indikator

1. Prinsip ramah lingkungan ( alam dan budaya )

Kesadaran anggota dalam menerapkan rasa cinta kepada lokasi desa wisata

1.Diukur berdasarkan tingkat rasa mencintai lingkungan

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 2. Tingkat keramahan masyarakat Penerimaan masyarakat dalam bersosialisasi antara sesama penduduk 1.Tingkat penerimaan responden dalam menciptakan kerukunan antar masyarakat desa 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 3. Tingkat keramahan wisatawan Penerimaan masyarakat dalam bersosialisasi dengan pengunjung wisata 1.Tingkat penerimaan responden dalam menciptakan kenyamanan pengunjung

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

desa wisata Goa Pindul Gunung Kidul Yogyakarta. Kelompok tersebut dipilih berdasarkan kemiripan karakteristik dengan desa wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Responden yang dilakukan uji coba terdiri dari 10 responden. Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah korelasi produk momen (product moment correlation).

Reliabilitas Instrumentasi

Reliabilitas menunjukkan kepercayaan suatu alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 2005). Reliabilitas (keterandalan) instrumen dilakukan dengan cara uji kuesioner. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat keterandalan instrumen kuesioner dengan cara mengoptimalkan keragaman kesalahan dengan mengungkapkan pertanyaan secara tepat, memberikan pertanyaan pendukung dengan satu pertanyaan yang sama dan mutunya, serta memberikan petunjuk pengisisan kuesioner secara tepat dan jelas. Untuk mencapai reliabilitas alat ukur yang maksimal maka akan dilakukan penyempurnaan instrumen melalui pengujian dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Riduan 2004) sebagai berikut :

) )( 1 ( ) 1 )( ( 11 St k Si k r   

keterangan : r11 = nilai reliabillitas k = jumlah item

Ʃsi = jumlah varian skors

St = Varian total

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 21 terhadap seluruh instrumen terhadap 64 responden mendapatkan angka 0,574 seperti yang tersaji pada Tabel 1. Artinya alat ukur yang digunakan untuk mengambil data di lapangan adalah cukup reliabel. Kuesioner yang diberikan kepada 64 responden berisikan semua pertanyaan yang diharapkan dapat mendapatkan dan menggali informasi dari responden sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Setelah mengadakan uji validitas terhadap masing-masing pertanyaan dalam kuesioner, hasilnya adalah valid. Pengujian reliabilitas dengan menggunakan uji Cronbach Alpha untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak, yakni dengan skala 0 sampai dengan 1. Interpretasi reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut : (1). Nilai alpha Cronbach 0,00 – 0,20 = kurang reliabel/diabaikan

(2). Nilai alpha Cronbach 0,21 – 0,40 = agak reliabel (3). Nilai alpha Cronbach 0,41 – 0,60 = cukup reliabel (4). Nilai alpha Cronbach 0,61 – 0,80 = reliabel

(5). Nilai alpha Cronbach 0,81 – 1,00 = sangat reliabel (Arikunto 2005)

Dari nilai Tabel 1 terlihat bahwa nilai Cronbach Alpha dari semua peubah lebih besar dari 0,5 Ini berarti bahwa semua peubah yang digunakan pada kuesioner cukup reliabel.

Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis statistik deskriptif menggunakan frekuensi dan persentase untuk menganalisis deskripsi dari variabel karakteristik individu, kredibilitas fasilitator, dukungan kelembagaan, komunikasi partisipatif, dan pengelolaan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Analisis inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi rank Spearman. Korelasi rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel yang memiliki data ordinal dengan ordinal. Rumus koefisien rank Spearman adalah sebagai berikut:

) 1 ( 6 1 2 2     N N d rho Keterangan:

Rs (rho) : Koefisien korelasi rank Spearman 1 : Bilangan konstan

6 : Bilangan konstan

d :Perbedaan antara pasangan jenjang

Σ : Sigma atau jumlah

N : Jumlah individu dalam sampel

Analisis kualitatif dilakukan sejak dari pengumpulan data di lapangan, berupa observasi dan wawancara mendalam. Analisis data yang dilakukan meliputi mereduksi data, meyajikan data dan membuat kesimpulan. Proses mereduksi data dimulai dengan memilih dan menyederhanakan data dengan merangkum data yang penting sesuai dengan fokus penelitian maupun yang menguatkan data kuantitatif. Langkah selanjutnya, data yang telah direduksi dan dipilih berdasarkan kategorinya disajikan dalam bentuk kalimat kutipan maupun kalimat yang tertera dalam interpretasi data kuantitatif. Data kualitatif di sini berfungsi untuk menguatkan data dan memberikan penjelasan lebih mendalam pada data kuantitatif.

Dokumen terkait