• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian cross-sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan di empat sekolah yaitu di SMP Negeri 1 Sungai Penuh, SMP Negeri 2 Sungai Penuh, SMP Negeri 4 Sungai Penuh, dan SMP Negeri 8 Sungai Penuh. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara purposive dengan alasan : (1) sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan di Kota Sungai Penuh, (2) tempat yang strategis di ibu kota kabupaten. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Maret 2008.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Populasi contoh penelitian ini adalah remaja SMP. Kriteria contoh dalam penelitian ini adalah berusia 12 hingga 15 tahun. Anak usia tersebut sebagian besar berada pada kelas II SMP. Metode yang digunakan dalam penarikan

contoh adalah secara purposive. Penelitian ini diawali dengan pengukuran berat

badan dan tinggi badan remaja di empat Sekolah Menegah Pertama (SMP) dengan jumlah populasi sebanyak 160 orang terdiri dari 40 orang dari masing- masing sekolah. Selanjutnya diberi kuesioner penelitian. Jumlah contoh dipilih berdasarkan kelengkapan kuesioner yaitu 25 orang dari tiap-tiap SMP. Secara keseluruhan jumlah contoh dalam penelitian ini adalah 100 orang yaitu 34 orang contoh laki-laki dan 66 orang contoh perempuan.

Jumlah contoh ditentukan berdasarkan rumus studi deskriptif (Chandra 1996) adalah sebagai berikut :

n = p (1-p)(Z/d)2

= 0.5 (1-0.5) (1.96/0.1 )2 = 96.04 100 0rang

Keterangan: n = jumlah contoh (96 orang 100 orang)

d = toleransi estimasi = 10% = 0.1

p = proporsi remaja = 50% = 0.5

Z = Nilai Z pada tes dua ekor = 1.96

Hasil perhitungan jumlah contoh (n) berdasarkan rumus studi deskriptif tersebut adalah 100 0rang.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan alat bantu kuesioner (Lampiran 1). Data primer meliputi :

a. Data karakteristik individu dan keluarga (nama, tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, uang saku per hari, antropometri orang tua) diperoleh dengan wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner.

b. Data antropometri remaja meliputi berat badan dan tinggi badan diperoleh melalui pengukuran secara langsung. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat badan yaitu dengan menggunakan timbangan injak dengan ketelitian 0.1 Kg dan tinggi badan dengan alat pengukur tinggi badan (microtoise) dengan ketelitian 0.1 cm.

c. Data konsumsi pangan contoh diperoleh melalui metode recall 2x24 jam pada hari kerja.

d. Data food frequency, diperoleh melalui pengukuran frekuensi konsumsi pangan tinggi energi oleh contoh dalam seminggu dengan menggunakan food frequency questionnaire yang sudah dikembangkan.

e. Data aktifitas fisik contoh, diperoleh melalui metode recall 2 x 24 jam pada hari kerja.

Data sekunder yang dikumpulkan diperoleh dari buku profil sekolah, meliputi :

a. Data jumlah guru dan pegawai

b. Data siswa (jumlah siswa kelas 1, 2, dan3)

c. Lokasi sekolah (lokasi dekat dengan fasilitas umum dan sekolah dilalui oleh alat transportasi apa saja)

d. Fasilitas sekolah (bangunan dan lahan).

Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari kuesioner diolah dan dianalisis dengan

menggunakan Microsoft excel dan SPSS 13.0 for Windows. Pengolahan data

yang dilakukan berupa editing, coding, cleaning, entry, dan analisis.

Data konsumsi pangan (recall 2x24 jam) dikonversi dalam bentuk energi

(kkal), protein (g), besi (mg), vitamin A (RE), vitamin C (mg), kalsium (mg), dan fosfor (mg) dengan menggunakan Daftar Konversi Bahan Makanan (DKBM 2004). Konversi dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Kgij = { (Bj/100) x Gij x (BDD/100)}

Keterangan : Kgij = Konversi zat gizi-i dalam bahan makanan-j Bj = Berat makan-j yang dikonsumsi (g)

Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan-j BDDj = bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan

Tingkat konsumsi energi, protein, besi, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan fosfor dihitung dengan membandingkan jumlah zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dengan kecukupan yang dinyatakan dalam persen. Penilaian untuk

tingkat konsumsi energi, protein menurut Muhilal et al. (1993) dibagi dalam dua

kategori yaitu:

1. Kurang (<80%)

2. Cukup ( 80%)

Penilaian untuk tingkat konsumsi zat besi, vitamin A, vitamin C, Kalsium, dan Fosfor menurut Gibson (2005) dibagi dalam dua kategori yaitu:

1. Kurang (<77%) 2. Cukup ( 77%)

Data pengetahuan gizi dihitung dengan cara menjumlahkan skor jawaban yang benar, kemudian diberi skor. Dari total skor yang diperoleh kemudian digolongkan ke dalam tiga kriteria tingkat pengetahuan gizi (Khomsan 2000) sebagai berikut :

1. Baik dengan skor >80% 2. Sedang dengan skor 60-80% 3. Kurang dengan skor <60%

Pengukuran status gizi dilakukan dengan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) (WHO 2007) dengan klasifikasi sebagai berikut:

4. Gemuk (>2.0 SD baku WHO NCHS) 5. Normal (-2.0 SD s/d +2.0 SD)

6. Kurus/Wasted (<-20 SD s/d -3.0 SD)

Aktivitas fisik selama 24 jam diperoleh dengan cara pengeluaran energi. Menurut Hardinsyah dan Martianto (1989), pengeluaran energi ini dihitung berdasarkan jenis kegiatan dengan menggunakan faktor kelipatan (Fk) dan EMB untuk tiap jenis kegiatan. Total energi aktifitas dan energi pertumbuhan selama 2 hari sekolah dirata-rata, sehingga didapatkan rata-rata pengeluaran energi contoh pada hari sekolah.

Tabel 4 Faktor koreksi terhadap BMR

Jenis Kegiatan  Laki-laki Perempuan

Tidur 1 1

Menonton TV 1,6 1,5

Makan dan minum 1,6 1,5

Belajar 1,6 1,5

Menyetrika 2,5 2,2

Memasak 2,5 2,2

Mencuci pakaian dengan tangan 2,5 2,2 Menunggu kendaraan 1,6 2,2

Mandi 1,6 1,5

Shalat 1,6 1,5

Berhias 1,6 1,5

Membersihkan rumah 2,5 2,2 Membersihkan tempat tidur 2,5 2,2

Olahraga basket 6 6

Lari 6 6

Sepak bola 6 6

Renang 6 6

Jalan-jalan 2,5 2,2

Jalan ke sekolah membawa tas 2,5 2,2

Hal penting yang harus diperhatikan menghitung angka kecukupan energi individu (AKEI) bagi remaja adalah informasi tentang jenis kelamin, berat badan sehat, persamaan regresi untuk menghitung energi metabolisme basal yang sesuai dengan kelompok umur, tingkat kegiatan, alokasi waktu dan faktor energi kegiatan.

Tabel 5 Cara menghitung Angka Kecukupan Energi Individu (AKEI) remaja (10-19 tahun)

Jenis Penggunaan Energi Waktu (jam) AKEI Laki-laki (kkal) AKEI Perempuan (kkal) (1) EMB (17.5B + 651)a) (12.2B + 746)a) (2) EK a. Tidur b. Sekolahb)

c. Kegiatan Ringan (duduk, berdiri, bermain ringan) d. Kegiatan sedang

(berjalan, pekerjaan rumah tangga, bermain sedang)

e. Kegiatan berat (olahraga berat) (3) EP (24) W1 W2 W3 W4 W5 (1.0 W1/24 x EMB) (1.6 W2/24 x EMB) (1.6 W3/24 x EMB) (2.5 W4/24 x EMB) (6.0 W5/24 x EMB) (1.9B untuk 10-15 tahun dan 0.5B untuk 16-19 tahun) (1.0 W1/24 x EMB) (1.5 W2/24 x EMB) (1.5W3/24 x EMB) (2.2 W4/24 x EMB) (6.0 W5/24 x EMB) (1.9B untuk 10-15 tahun dan 0.5B untuk 16-19 tahun)

AKEI (kkal/orang/hari) = (2) + (3) Sumber : Hardinsyah dan Martianto (1992)

Keterangan EMB : Energi Metabolisme Basal (kkal/org/hari) EK : Energi kegiatan (kkal)

EP : Energi pertumbuhan (kkal/org/hari) B : Berat badan (kg)

W : Alokasi waktu setiap kegiatan (jam)

a)

:Telah temasuk energi khusus pencernaan dan metabolise makanan atau Energy Spesific Dynamic Action (ESDA)

b)

: Bila tidak sekolah, alokasikan waktunya pada kegiatan yang sesuai Analisis data yang dilakukan adalah secara deskriptif dan inferensia terdiri dari :

1. Deskriptif (persentase dan rata-rata) a. Karakteristik individu dan keluarga

b. Konsumsi dan tingkat konsumsi energi dan zat gizi c. Tingkat pengetahuan gizi

d. Status gizi

2. Uji korelasi Pearson untuk melihat hubungan antar variabel, yaitu a. Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan konsumsi pangan b. Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan konsumsi pangan c. Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi d. Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan status gizi e. Menganalisis hubungan konsumsi pangan dengan status gizi

3. Uji regresi linear berganda untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi remaja.

Defenisi Operasional Contoh adalah siswa SMP laki-laki dan perempuan Kelas 2

Remaja adalah anak berusia di atas 12 tahun dan di bawah 20 tahun

Status gizi adalah keadaan gizi contoh yang diperhitungkan dengan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)

Pengetahuan gizi adalah kemampuan contoh dalam menjawab hal-hal yang berhubungan dengan gizi, meliputi fungsi zat gizi, pagan sumber zat gizi tertentu, gangguan gizi, obesitas dan makanan sehat yang diukur dengan skor jawaban terhadap pertanyaan.

Kebiasaan makan adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan makan dan makanan seperti pengolahan makanan, makanan kesukaan, makanan pantangan, frekuensi makan.

Konsumsi pangan adalah asupan energi, protein, besi, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan fosfor yang diperoleh dari hidangan baik makanan pokok

maupun jajanan yang dikonsumsi perhari dengan metode food recall

selama 2x24 jam.

Aktivitas fisik adalah berbagai kegiatan fisik tubuh yang dilakukan oleh remaja dalam kehidupan sehari-hari yang dibedakan dengan aktivitas ringan, sedang, dan berat.

Dokumen terkait