• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di KOSSEBO dan industri-industri kecil alas kaki yang berdomisili di Kecamatan Ciomas. Pemilihan lokasi di Kecamatan Ciomas dipilih secara sengaja (purposive) dengan alasan karena Kecamatan Ciomas merupakan sentral industri alas kaki dan industri alas kaki di Kecamatan Ciomas merupakan klaster industri unggulan di Kabupaten Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2013 sampai Maret 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu data primer dan sekunder baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer merupakan referensi utama bagi penulis yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dengan para pengrajin industri kecil sebagai responden dalam penelitian ini, dengan cara wawancara langsung dan juga menggunakan alat bantu kuesioner. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur baik buku-buku, makalah, jurnal, koran, skripsi atau sumber lainnya yang sesuai dengan kajian penelitian ini. Berfungsi sebagai referensi yang akan menunjang, menguatkan dan mendukung isi dari penelitian ini.

Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling)

karena responden terkait langsung dengan penelitian dan dianggap mewakili kelompoknya. Pada kajian ini responden dibagi menjadi 2, yaitu responden industri kecil alas kaki anggota KOSSEBO dan non-anggota.

Responden yang digunakan untuk memperoleh data tentang keragaan industri kecil alas kaki dan tingkat pendapatan, sebanyak 20 orang yang terdiri dari 10 responden industri kecil alas kaki anggota KOSSEBO dan 10 responden non-anggota. Sedangkan responden yang digunakan untuk memperoleh data tentang kinerja KOSSEBO sebanyak 30 orang industri kecil alas kaki anggota KOSSEBO.

Atribut Pertimbangan Industri Kecil Alas Kaki

Atribut yang digunakan dalam Importance and Performance Analysis

(IPA) pada penelitian ini diperoleh berdasarkan 7 prinsip koperasi yang wajib dilaksanakan oleh setiap koperasi, dengan alasan karena prinsip-prinsip tersebut merupakan kerangka kerja atau pedoman bagi koperasi dalam melaksanakan nilai-

nilai koperasi dalam praktek (Baga et al. 2009). Adapun ke-7 prinsip koperasi tersebut adalah sebagai beriku:

1 Keanggotaan yang sukarela dan terbuka, 2 Pengawasan demokrasi oleh anggota,

3 Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi, 4 Otonomi dan kemandirian (Independen), 5 Pendidikan, pelatihan dan penerangan, 6 Kerjasama antar koperasi,

7 Kepedulian terhadap masyarakat.

Kemudian atribut-atribut dari 7 prinsip tersebut dijabarkan dan disesuaikan dengan program-program kerja yang telah dilaksanakan KOSSEBO selama ini.

Analisis Data Metode Deskriptif

Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan data keragaan industri kecil alas kaki yang berhasil didapat di lapangan untuk kemudian dipersentasikan. Sehingga dapat dideskripsikan fakta-fakta tentang gambaran mengenai industri kecil alas kaki di Kecamatan Ciomas, sebagai sentra industri kecil alas kaki di Kabupaten Bogor secara sistematis, faktual dan aktual.

Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan dan keuntungan yang diperoleh industri kecil alas kaki dalam menjalankan usahanya. Pengukuran dilakukan dengan menganalisis nilai

keuntungan (π) dan rasio penerimana atas biaya (R/C rasio). Nilai keuntungan

diperoleh dengan menyelisihkan total penerimaan dengan total biaya, sedangkan rasio penerimaan atas biaya diperoleh dengan membagi total penerimaan dengan total biaya. Total revenue (TR) diperoleh dari jumlah kodi produksi alas kaki perminggu (1 kodi = 20 pasang) dikalikan dengan harga jual alas kaki perkodi.

Total cost (TC) diperoleh dari penjumlahan biaya sewa alat, biaya bahan baku, upah tenaga kerja, biaya listrik, biaya bongkar muat dan biaya lain-lain dalam satuan minggu juga. Model pengukurannya dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan:

π : Nilai keuntungan

R/C rasio : rasio penerimaan atas biaya TR : Total Revenue (total penerimaan) TC : Total Cost (total biaya)

Apabila nilai keuntungan (π) bernilai positif (+) berarti usaha yang dijalankan industri kecil alas kaki mendapatkan keuntungan, jika nilai keuntungan

(π) bernilai nol (0) berarti usaha yang dijalankan tidak mendapatkan keuntungan

π = TR - TC

R/C rasio = TR / TC

maupun kerugian (impas). Tetapi jika nilai yang dihasilkan negatif (-) berarti usaha yang dijalankan industri kecil alas kaki tersebut mendapatkan kerugian.

Apabila nilai rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio) bernilai >1 berarti usaha yang dijalankan industri kecil alas kaki mendapatkan keuntungan, jika nilai rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio) bernilai 1 berarti usaha yang dijalankan tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian (impas). Tetapi jika nilai yang dihasilkan <1 berarti usaha yang dijalankan industri kecil alas kaki mendapatkan kerugian.

Importance and Performance Analysis (IPA)

Importance and Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja KOSSEBO menurut anggota koperasi. Penentuan tingkat kepentingan menggunakan 5 tingkatan untuk memudahkan responden memberikan penilaian pada setiap atribut, adapun ke-5 tingkatan penilaian tersebut beserta bobotnya adalah sebagai berikut:

1 Jawaban sangat penting diberi bobot 5 2 Jawaban penting diberi bobot 4 3 Jawaban cukup penting diberi bobot 3 4 Jawaban tidak penting diberi bobot 2 dan 5 Jawaban sangat tidak penting diberi bobot 1

Sedangkan penentuan tingkat kinerja menggunakan 5 tingkatan juga, untuk memudahkan responden memberikan penilaian pada setiap atribut, adapun ke-5 tingkatan penilaian tersebut beserta bobotnya adalah sebagai berikut:

1 Jawaban sangat baik diberi bobot 5 2 Jawaban baik diberi bobot 4

3 Jawaban cukup baik diberi bobot 3 4 Jawaban tidak baik diberi bobot 2 dan 5 Jawaban sangat tidak baik diberi bobot 1

Pada Munigar (2009) sumbu Y menyatakan tingkat kepentingan dan sumbu X menyatakan tingkat kinerja, selanjutnya sumbu mendatar (̅) diisi oleh skor rata-rata tingkat kinerja dan sumbu tegak (̅) akan diisi oleh skor rata-rata tingkat kepentingan. Skor-skor dari tiap-tiap atribut diletakkan di sebuah bangun yang dibagi 4 bagian yang dibatasi oleh 2 buah garis yang berpotongan tegak lurus (̿ dan ̿) dan merupakan rata-rata dari total rataan bobot tingkat kinerja dan tingkat kepentingan. Adapun model rumus dari skor rata-rata dan rata-rata dari total rataan bobot adalah sebagai berikut:

̅̅̅ =

; ̅̅̅ =

̿̿̿ =

∑ ̅̅̅

; ̿ =

∑ ̅̅̅

Keterangan:

n : Jumlah responden k : Jumlah atribut

̅ : Skor rata-rata tingkat kinerja ̅ : Skor rata-rata tingkat kepentingan

̿ : Rata-rata dari total rataan bobot tingkat kinerja ̿ : Rata-rata dari total rataan bobot tingkat kepentingan

Selanjutnya skor rata-rata baik tingkat kinerja dan tingkat kepentingan, serta rata-rata dari rataan bobot tingkat kinerja dan kepentingan dimasukkan dalam diagram Importance and Performance Analysis (IPA) yang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Diagram Importance and Performance Analysis (IPA)

Adapun upaya yang dapat dilakukan berdasarkan posisi masing-masing atribut dari skor antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pada ke-4 kuadran tersebut adalah sebagi berikut:

1 Kuadran I (Prioritas Utama) menyatakan bahwa atribut-atribut yang berada di kuadran ini memiliki tingkat kinerja yang rendah, tetapi memiiki tingkat kepentingan yang tinggi. Atribut-atribut pada kuadran ini dianggap penting oleh anggota KOSSEBO, tetapi pada kenyataannya atribut-atribut tersebut memiliki kinerja yang rendah. Sehingga anggota KOSSEBO cenderung belum mendapatkan kepuasan seperti yang diharapkan. Upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki dan meningkatkan kinerja terhadap atribut-atribut pada kuadran ini, agar kepuasaan yang diperoleh anggota KOSSEBO terhadap atribut-atributnya sesuai dengan harapan dari tingkat kepentingannya.

2 Kuadran II (Pertahankan Prestasi) menyatakan bahwa atribut-atribut yang berada di kuadran ini memiliki tingkat kinerja yang tinggi dan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi pula. Dengan kata lain

Prioritas Utama (I) Pertahankan Prestasi (II)

Prioritas Rendah (III) Berlebihan (IV)

̅̅̅

̅̅̅

̿

̿̿̿

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

atribut-atribut pada kuadran ini memiliki kinerja yang dianggap oleh anggota KOSSEBO sudah sesuai dengan tingkat kepuasaan yang diperoleh anggota KOSSEBO. Upaya yang dilakukan adalah tetap mempertahankan kinerja yang telah dilakukan pada atribut tersebut, agar kepuasan yang diterima anggota KOSSEBO selalu sesuai yang diharapkannya.

3 Kuadran III (Prioritas Rendah) menyatakan bahwa atribut-atribut yang berada di kuadran ini memiliki tingkat kinerja yang rendah dan memiliki tingkat kepentingan yang rendah pula. Atribut-atribut yang berada di kuadran ini memiliki kinerja yang tidak terlalu baik dan juga anggota KOSSEBO tidak terlalu mengharapkan kepuasaan dari atribut tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah mempertimbangkan kembali atribut-atribut yang berada di kuadran ini karena manfaat yang dirasakan anggota KOSSEBO sangat kecil.

4 Kuadran IV (Berlebihan) menyatakan bahwa atribut-atribut yang berada di kuadran ini memiliki tingkat kinerja yang tinggi tetapi memiliki tingkat kepentingan yang rendah. Kinerja atribut-atribut yang berada di kuadran ini dianggap terlalu berlebihan dibandingkan harapan anggota KOSSEBO terhadap atribut-atribut tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengurangi atribut-atribut ini.

Dokumen terkait