• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 sampai dengan November 2020, yaitu persiapan bahan penelitian, pelaksanaan penelitian di laboratorium, pembuatan ecoprint dan pengujian kelunturan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah dedaunan jati, kerai payung, jarak wulung, mordan tawas (Al2(SO4)3), aluminium asetat dan tunjung, aluminium asetat dan tanin delima, pewarna mangrove dan secang, air, kain linen (kain utama yang diberi perlakuan mordan) ukuran 40 × 40 cm2, kain blacu (kain blanket atau kain yang diberi perlakuan pewarnaan) ukuran 40 x 40 cm2. Alat yang digunakan adalah colorimeter CS10, timbangan, panci, gunting, kompor, pipa, termometer, kanebo, baskom, plastik mika, selotip bening, tali raffia dan beaker glass.

Prosedur Penelitian Persiapan kain dan daun

Kain linen (kain utama) yaitu kain yang akan diberi perlakuan mordan dan kain blacu (blanket) yaitu kain yang digunakan untuk mentransfer warna pada kain linen direndam didalam larutan air biasa selama 2 jam, kemudian dibilas hingga bersih dan ditiriskan. Untuk daun dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada daun.

Gambar 1. Pencucian kain sebelum di mordan

11

Proses Mordan

Proses mordan bertujuan untuk meningkatkan daya serap warna dari media cetak. Mordan yang digunakan adalah tawas, aluminium asetat dan tannin serta aluminium asetat dan tunjung.

Proses Mordan kain linen dengan tawas

Proses mordan dilakukan dengan cara sebagai berikut: tawas dengan berat 50 gr dipanaskan di panci dengan 2 liter air, kemudian masukkan kain linen dan rebus dengan api sedang (tidak mendidih). Hasil rebusan kain pindahkan keember dan diamkan selama 12-24 jam. Kemudian kain diperas hingga air tidak menetes, jemur ditempat yang tidak terkena matahari langsung. Kain linen yang kering bilas air bersih dan kemudian rebus 5 liter air dan tambahkan 50 gr CaCo3, biarkan sampai air berkurang, kemudian masukkan kain dan pindahkan keember dan diamkan selama 1 jam. Kemudian kain tiriskan, dan dilanjut dengan proses ecoprint.

Gambar 2. Proses mordan tawas Mordant aluminium asetat dan tanin

Proses mordan aluminium asetat dan tanin dilakukan dengan cara sebagai berikut: tanin direbus kedalam larutan air (kadar tanin 10% dari berat kain), kemudian kain linen dimasukkan, larutan tersebut dipindahkan keember, tunggu air rendaman sampai dingin selama 24 jam, kemudian kain dibilas dan ditiriskan.

Selanjutnya aluminium asetat direbus kedalam 2 liter air, masukkan kain yang sudah di rendam tanin sebelumnya, diamkan selama 1 jam. Kemudian kain di tiriskan dan dibilas, setelah proses tersebut, rebus kain kedalam 5 liter air, tambahkan 50 gram CaCo3, biarkan selama 1 jam. Kemudian tiriskan dan dilanjut proses ecoprint.

12

Gambar 3. Proses mordan aluminum asetat dan tanin

Proses mordan kain linen dengan aluminium asetat dan tunjung

Proses mordan aluminium asetat dan tunjung dilakukan dengan cara sebagai berikut: 2 liter air dipanaskan didalam panci, masukkan aluminium asetat (kadar aluminium asetat 30% dari kain) dengan ditambah tunjung sebanyak 5% dari berat kain, kemudian masukkan kain dan rebus dengan api sedang (tidak mendidih).

Kemudian kain pindahkan keember dan diamkan selama 1 jam, setelahnya kain tiriskan dan jemur (tanpa matahari). Kemudian kain yang sudah kering tersebut direbus kembali dengan 5 liter air yang dimasukkan 50 gr CaCO3 selama 1 jam, kemudian ditiriskan dan dilanjutkan proses ecoprint.

Gambar 4. Proses mordan aluminium asetat dan tunjung

Pewarnaan Kain Blanket

Pewarnaan dengan mangrove dan simplokos

Proses pewarnaan kain blanket sebelum dilakukan ecoprint adalah sebagai berikut: pecahan kayu mangrove 250 gr dan 2 sendok makan simplokos direbus kedalam 4 liter air, Kemudian biarkan air rebusan berkurang dan berwarna pekat, kemudian pindahkan kedalam ember dan masukkan kain blanket, diamkan selama semalaman. Selanjutnya kain dapat digunakan untuk proses ecoprint.

13

Gambar 5. Kain blanket direndam mangrove Pewarnaan dengan secang dan simplokos

Proses pewarnaan kain blanket sebelum dilakukan ecoprint adalah sebagai berikut: rebus secang sebanyak 250 gr dan simplokos 2 sendok makan kedalam 4 liter air. Kemudian biarkan air rebusan berkurang dan berwarna pekat, kemudian pindahkan kedalam ember dan masukkan kain blanket, diamkan selama semalaman. Selanjutnya kain dapat digunakan untuk proses ecoprint.

Gambar 6. Kain blanket direndam secang Proses Ecoprint Kain

Adapun proses pembuatan ecoprint sebagai berikut: letakan plastik dan letakkan media (kain linen) diatas plastik kemudian susun daun dengan posisi tulang daun menghadap media, tutup media dengan kain blanket yang sudah direndam pewarna sebelumnya. Kemudian tutup kembali dengan plastik, ratakan dan gulung mengunakan pipa atau kayu kecil. Kemudian ikat dan kukus selama 2 jam. Buka gulungan, dan kain hasil ecoprint dikeringkan, kemudian biarkan selama 2 minggu.

14

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g)

Gambar 7. Proses ecoprint, (a) kain linen yang sudah dimordan, (b) kain utama, (c) penataan daun pada kain utama, (d) penutupan dengan kain blanket yang diwarnai secang, (e) media ditutup plastik, (f) proses pengukusan ecoprint, (g) pengeringan kain.

Proses Fiksasi Pada Kain Ecoprint

Proses fiksasi bertujuan untuk mengunci dan mengikat warna yang terserap oleh kain pada proses ecoprint. Pada proses fiksasi bahan yang digunakan adalah shampo, kain yang sudah diwarnai cuci lalu bilas menggunakan air, kemudian di jemur di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

15

Gambar 8. Proses fiksasi Pengujian

Nilai Retensi Zat Warna

Pengukuran retensi zat warna dilakukan untuk mengetahui banyaknya zat warna yang diserap oleh media. Nilai retensi zat warna dapat dihitung dengan

Nilai perbedaan warna diukur dengan menggunakan colorimeter CS-10 kemudian menggunakan program Colorimeter 2008 yang akan menghasilkan nilai L*, a* dan b*(Muflihati et al., 2014). Untuk memperoleh nilai perbedaan warna, dilakukan menggunakan nilai L*, a* dan b* pada ruang warna CIELab dengan rumus :

ΔE=√(L*)2+(a*)2+(b*)2 ... (2)

Keterangan:

ΔE = Perbedaan Warna

ΔL* = Perbedaan kecerahan = L*akhir – L*awal Δa* = Perbedaan merah atau hijau = a*akhir – a*awal Δb* = Perbedaan kuning atau biru = b*akhir – b*awal

Tabel 1. Pengaruh perbedaan nilai ∆E

Perbedaan warna Pengaruh

16

Uji Kelunturan Warna

Uji kelunturan warna yang dilakukan adalah uji kelunturan terhadap pencucian. Pengujian dilakukan pada kain ecoprint, larutkan 2-3 sendok makan sabun lerak kedalam 20 liter air, rendam kedalam larutan kain selama 10 menit, kemudian kain tiriskan dan dikering udarakan.

Gambar 9. Uji kelunturan terhadap pencucian Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Faktorial Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 2 faktor yaitu perlakuan mordan yaitu tawas, aluminium asetat penambahan tanin dan aluminium asetat penambahan tunjung, dan pewarna.yaitu mangrove dan simplokos. Berdasarkan faktor tersebut diperoleh 24 kombinasi dimana setiap kombinasi diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 3 x 2 x 4 = 24 sampel kain. Model statistik dari rancangan percobaan ini adalah:

Yij = µ + αi + βj + (αβ)ij Keterangan :

Yij = hasil pengamatan pada interaksi antara mordan dan pewarna ke-i dan ulangan ke-j

µ = rataan umum

αi = faktor komposisi mordan dan pewarna ke-i βj = faktor mordan dan pewarna ke-j

(αβ)ij = pengaruh acak (galat) pada perbandingan ke i ulangan ke-j Hipotesa yang akan digunakan adalah :

H0 = interaksi antara mordan dan pewarna tidak berpengaruh pada kualitas ecoprint yang dihasilkan.

17

H1= interaksi antara mordan dan pewarna tidak berpengaruh pada kualitas ecoprint yang dihasilkan.

Pengaruh dari faktor perlakuan yang dicoba untuk diketahui dengan melakukan analisis keragaman dengan kriteria uji :

a. Jika F hitung < F table, maka H0 diterima b. Jika F hitung > F tabel, maka H1 diterima

Taraf perlakuan yang berpengaruh nyata diantara faktor perlakuan dapat diketahui pengaruhnya berbeda nyata atau tidak berbeda nyata dengan melanjutkan pengujian lanjutan menggunakan Uji Duncan dengan tingkat kepercayaan 95%.

18

Dokumen terkait