• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dapat digunakan dalam karya ilmiah ini adalah Penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.

2. Pengumpulan Data a. Jenis Data

l. Data Primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.

m. Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.

b. Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa didapatkan. Data dapat diperoleh dari :

2) Responden yang berada di lokasi penelitian c. Teknik Pengumpulan Data

1) Teknik Observasi yaitu melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber data yang diperlukan.

2) Teknik Wawancara yaitu dengan melakukan kegiatan wawancara langsung yang melibatkan pegawai Kantor Sistem Administrasi di bawah Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan baik secara lisan maupun tulisan.

3) Teknik Dokumentasi yaitu dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi mengenai penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) atau arsip-arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik.

6. Informan Penelitian

a. Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Sumatera Utara (Sumut)

b. Pegawai/Staf yang bertugas di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Selatan

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Kantor Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan

Pengelolaan pendapatan daerah pada awalnya berada dalam koordinasi Biro Keuangan Sekretariat Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang di dalamnya terdapat Bagian Pajak dan Pendapatan.

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian Bagian Pajak dan Pendapatan juga berubah menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.

Pada tanggal 21 Maret 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Perubahan Sub Direktorat Pendapatan Daerah menjadi Direktorat Pendapatan Daerah berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 137/II/GSU tanggal 21 Maret 1975 sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Finmat 7/15/3/74 tanggal 7 November 1974.

Pada tanggal 31 Maret 1976, Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Perubahan Direktorat Pendapatan Daerah

menjadi Dinas Pendapatan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 143/II/GSU sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia 1 September 1975.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, terhitung sejak tanggal 21 Desember 2016 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara berubah menjadi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka diterbitkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinvi Sumatera Utara.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor, maka oleh pemerintah dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor Kep/13/XII/1976, Kep/169/MK/12/1976 dan Tahun 1976 tertanggal 28 September 1976, tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut “Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On Line Under Room Operation)”.

SAMSAT merupakan singkatan dari “Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap”, dibentuk pada tahun 1976. Kantor bersama SAMSAT Medan Selatan berdiri sejak tahun 1987, tepatnya pada tanggal 15 Juni.

Dalam operasionalisasi secara koordinatif dan integratif dilakukan oleh tiga instansi, yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), yang mempunyai fungsi dan kewenangan di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Dinas Pendapatan Provinsi di bidang pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), dan PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang di bidang penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Samsat bertujuan memberikan pelayanan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pembayaran pajak atas kendaraan bermotor, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan cepat, tepat, transparan, akuntabel, dan informatif.

B. Tugas Pokok Kantor Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan sebagian fungsi badan di bidang pajak dan retribusi daerah. UPT SAMSAT menyelenggarakan fungsi :

1. Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis di bidang pajak dan retribusi daerah

UPT SAMSAT melaksanakan pembagian tugas yang masing-masing diuraikan sebagai berikut :

2. Kepala UPT SAMSAT mempunyai tugas antara lain,

1) Menyelenggarakan perumusan program kerja UPT Samsat

2) Menyelenggarakan koordinasi, memimpin, pembinaan, dan pengendalian pelakasanaan tugas pokok dan fungsi UPT Samsat

3) Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pelayanan pengendalian, evaluasi, pelaporan, dan koordinasi pajak dan retribusi daerah

4) Menyelenggarakan pelayanan pajak dan retribusi daerah

5) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan teknis operasional

6) Menyelenggarakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait

7) Menyelenggarakan tugas lain, fungsi, dan uraian tugas sebagaimana dimaksud, Kepala UPT Samsat dibantu Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pendataan dan Penetapan, Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan 3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas antara lain :

1) Melaksanakan penyusunan program kerja UPT Samsat dan Bagian Tata Usaha

2) Melaksanakan kehumasan dalam lingkup UPT Samsat 3) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian 4) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan

5) Melaksanakan rekonsiliasi potensi pajak dan retribusi daerah 6) Melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan

7) Melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan

8) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

9) Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja terkait

10) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kerja UPT Samsat dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha

11) Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya 4. Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas antara lain :

1) Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pendataan dan Penetapan 2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan pendataan

dan pendaftaran, serta penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

3) Melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi, pembukuan, dan pelaporan pendataan, dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

4) Melaksanakan pelayanan pendataan, pendaftaran, dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

5) Melaksanakan pengendalian pelaksanaan pelayanan pendataan dan pendaftaran, serta penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

6) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan kebijakan teknis operasionanal

7) Melaksanakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja Terkait

8) Melaksanakan tugas lain, sesuai denggan tugas pokok dan fungsinya 5. Kepala Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan mempunyai tugas

antara lain:

1) Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan

2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), dan Pajak Rokok

3) Melaksanakan pelayanan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan serta keberatan dan banding Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

4) Melaksanakan koordinasi, pengendalian evaluasi pelaporan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

5) Melaksanakan penyuluhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

6) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan kebijakan teknis operasional

7) Melaksanakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait

8) Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

C. Struktur Organisasi UPT SAMSAT Medan Selatan

Agar dapat memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang seimbang maka perlu dibentuk struktur organisasi yang baik, sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara efisien, sistematis, dan terkoordinir.

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan antar individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan

dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar hubungan antara fungsi-fungsi dalam organiasasi, arus tanggung jawab dan wewenang.

Dalam pengertian luas, dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan menerapkan sruktur lini dan staf.

UPT. SAMSAT Medan Selatan ini dipimpin oleh seorang kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah.

UPT SAMSAT Medan Selatan terdiri dari 5 seksi. Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi. Adapun seksi-seksi itu terdiri dari:

1. Seksi Air Bawah Tanah (ABT)/ Air Permukaan Umum (APU)

2. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)/ Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

3. Seksi Pendapatan Lain-lain (PLL)

4. Seksi Retribusi

5. Seksi Pajak Angkutan di Atas Air (PA3)/Bea Balik Nama Angkutan di Atas Air (BBNA3).

Bagan Struktur Organisasi UPT SAMSAT Medan Selatan

KEPALA UPT SAMSAT

KASUBBAG TATA USAHA

KASI PENAGIHAN dan PENGELOLAAN

TUNGGAKAN KASI PENDATAAN dan

PENETAPAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BAB III

SAJIAN DATA

A. Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB) pada Masa Keringanan

Berikut adalah data realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh dari Kantor SAMSAT Medan Selatan.

Tabel 1. Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

No Tahun PKB BBN-KB

1 2014 22.362.296.206 426.283.573

2 2015 19.989.875.412 425.537.410 4 2017 27.863.860.351 34.307.875 5 2018 24.214.772.439 10.769.000

Tabel 3. Realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Desember 2017

TOTAL 20.684 27.413.596.515 81.037.925 1.226 420.301.846 1.652.451 27 34.307.875 24.575

B. Realisasi Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB) yang dihapuskan pada Masa Masa Pemutihan Selama 5 Tahun Terakhir

Pemutihan pajak yaitu keringanan bagi wajib pajak untuk tidak membayar pajak tahun-tahun sebelumnya walaupun barang atau harta itu sudah menjadi miliknya sejak beberapa tahun.

Pemutihan pajak adalah pembebasan dari denda pajak kendaraan atau yang sering disebut dengan pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

Program pemutihan pajak umumnya dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) di daerah tertentu.

Di setiap daerah, program ini dilaksanakan dalam tempo waktu yang berbeda-beda, ada yang dalam tempo 3 bulan, 2 bulan, atau 1 bulan saja, tergantung dari ketetapannya. Pemutihan tersebut meliputi pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) II (kendaraan bekas), bebas denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan denda BBNKB baru.

Program pemutihan pajak memang kebijakan yang kurang populis, karena memanjakan masyarakat. Tetapi hal itu dilakukan untuk mengatasi beban petani akibat beberapa komoditi perkebunan mengalami penurunan harga yang cukup signifikan atau masyarakat yang terkena dampak bencana alam. Sebelum terjadinya krisis global kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sudah tinggi, tetapi berdasarkan data yang dimilki banyak kendaraan yang mati pajak sehingga harus dilakukan pemutihan.

Pemutihan yang dilakukan, secara tidak langsung untuk mendata kembali kendaraan yang tersebar di wilayah kabupaten/kota. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh data jumlah kendaraan secara riil untuk pendataan.

Tujuan diadakannya pemutihan adalah :

1. Upaya untuk mengajak masyarakat tertib dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

2. Untuk meringankan beban masyarakat yang mengalami keterlambatan membayar pajak kendaraanya.

3. Untuk membantu masyarakat/petani mengatasi krisis ekonomi.

4. Untuk mengoptimalkan pemasukan pajak dari sektor tersebut/untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang belum memenuhi target.

5. Untuk mendata obyek kendaraan yang benar-benar masih beroperasi di wilayah tersebut yang diadakan program pemutihan pajak. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh data jumlah kendaraan secara riil.

Wajib pajak kendaraan bermotor wajib membayar pajaknya setiap 5 tahun sekali. Apabila saat tiba jatuh tempo pembayaran pajak tersebut tidak segera dilunasi, maka wajib pajak tersebut mendapatkan denda dan disamping itu pula kendaraan yang telah jatuh tempo masa pajaknya itu tidak dapat digunakan sebelum melunasi kewajibannya.

Dengan adanya program pemutihan pajak ini, diharapkan kedepannya masyarakat dapat tertib dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

Penghapusan denda piutang Pajak Kendaraan Bermotor atau pemutihan yang terlaksana sesuai dengan PerGub SUMUT Nomor 89 Tahun 2017 cukup memberikan pendapatan yang tinggi. Disamping untuk pencapaian target, upaya ini lebih mengutamakan antusias wajib pajak yang telah menunggak untuk segera melunasi piutang pajak tanpa membayar denda.

Pemutihan ini berlaku bagi wajib pajak yang melakukan pendaftaran sebelum tanggal diadakannya pemutihan. Wajib Pajak hanya diwajibkan untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

Tabel 3. Realisasi Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Denda Bea Balik Nama Kendaraan (BBN-KB)

No Tahun Denda PKB Denda BBN-KB

1 2014 15.341.682.787 426.283.573

2 2015 12.990.917.759 414.166.197

3 2017 27.746.837.525 34.307.875

4 2018 5.136.448.252

1.913.660.000

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penghapusan denda piutang pajak kendaraan bermotor selama 5 tahun terakhir ini mengalami gejolak yang tidak stabil.

C. Prosedur Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor yang Kadaluwarsa pada SAMSAT Medan Selatan

Wajib pajak mendaftarkan diri ke Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT). Semua syarat pendaftaran diproses kemudian diberikan ke bagian pajak kendaraan bermotor untuk ditetapkan apakah terlambat membayar apa tidak, apabila tanggal jatuh tempo pendaftaran kendaraan bermotor tersebut sudah melampaui batas waktu maka dikenakan denda yang disebut sanksi administrasi sebanyak 2% (dua persen) sebulan.

Beberapa prosedur yang wajib dipenuhi oleh wajib pajak yaitu :

1. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli + fotokopi.

2. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli + fotokopi.

3. Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli + fotokopi.

4. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tahun terakhir.

5. Hasil ceking fisik kendaraan bermotor yang ditandatangani oleh petugas cek fisik.

BAB IV PEMBAHASAN

A. Faktor Pendukung Pencapaian Target Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan

Peningkatan penerimaan PKB di SAMSAT Medan Selatan dapat dipengharui oleh factor-faktor berikut ini :

1. Kerjasama dan koordinasi yang baik.

Adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dan tertata rapi dari instansi gabungann yakni :

a. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU

b. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara.

c. Departemen Keuangan yaitu PT.Jasa Raharja Cabang Utama Medan.

d. Pemungutan PKB di SAMSAT Medan selatan berada dalam satu kesatuan dalam pengadministrasiannya.

2. Adanya kesadaran masyarakat

Dengan adanya kesadaran masyarakat dalam membayar PKB akan sangat berpengaruh besar terhadap jumlah realisasi penerimaan PKB dan Pendapatan Asli Daerah.

3. Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah

Wilayah kerja SAMSAT Medan Selatan meliputi sebagian kota Medan yang jumlah kendaraan bermotor terbanyak untuk semua UPTD yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

4. Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi yang Modern dan Canggih.

SAMSAT Medan selatan telah menggunakan / memanfaatkan sistem Informasi dan Teknologi yang modern dan canggih sejalan dengan perkembangan zaman.

B. Faktor penghambat Pencapaian Target Pajak Kendaraan Bermotor pada SAMSAT Medan Selatan

1. Stabilitas ekonomi dan politik

Krisis yang melanda Indonesia turut berperan menurunkan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Utara juga mengalami hal yang sama. Terjadi inflasi, dimana harga barang pada umumnya serba naik, namun nilai jual rupiah tetap dan bahkan turun,

2. Rendahnya Kesadaran Masyarakat

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar PKB sangat berpengaruh terhadap jumlah realisasi penerimaan PKB pada Pendapatan Asli Daerah.

3. Usia Kendaraan Bermotor

Usia kendaraan bermotor juga mempengharui jumlah realisasi PKB.

Kendaraan bermotor terlambat didaftarkan dan pada waktu didaftarkan pada saat usia kendaraan bermotor sudah tua sehingga tidak bernilai ekonomis lagi.

4. Banyak kendaraan bermotor dalam bentuk CBU

Kendaraan bermotor yang berbentuk CBU (Complety Built Up) yang diekspor dari luar negeri akan membingungkan pegawai pajak (fiskus) menetapkan jumlah PKB yang terutang.

C. Sanksi-Sanksi bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang Tidak Memenuhi Kewajiban Perpajakannya

1. Sanksi Bunga

Kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang.

2. Sanksi Denda

Sanksi denda dapat dikenakan apabila, wajib pajak terlambat mendaftarkan pajak kendaraan bermotor, membayar Pajak Kendaraan Bermotor, dan denda Bea Balik Nama sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

3. Sanksi Pidana

Apabila wajib pajak yang karena sengaja atau karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah, dapat dipidana dengan pidana penjara/kurungan dan atau denda sesuai ketentuan yang berlaku.

D. Kebijakan-Kebijakan yang diterapkan oleh Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) kepada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Adapun kebijakan yang diambil oleh Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan berikut :

1. Mempermudah wajib pajak dalam mendaftarkan kendaraan bermotornya.

Dalam hal pendaftaran kendaraan bermotor wajib pajak diberikan sarana berupa formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB). Wajib pajak hanya perlu menyiapkan berkas-berkas kendaraan bermotornya yang kemudian diserahkan kepihak fiskus untuk diperiksa dan kemudian ditetapkan pajak kendaraan bermotornya.

2. Memberikan jasa pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor secara cepat.

Untuk mendukung kegiatan pelayanan secara cepat dan akurat, haruslah didukung dengan sarana komputerisasi secara on line sehingga pelayanan terhadap wajib pajak dapat dilakukan dalam tempo satu hari. Dan juga petugas diarahkan untuk lebih memprioritaskan wajib pajak yang langsung dari pada kuasa wajib pajak. Untuk itu disiapkan loket-loket bagi wajib pajak dan kuasa wajib pajak.

3. Perlakuan adil terhadap wajib pajak kendaraan bermotor. Aspek keadilan sangat dibutuhkan oleh wajib pajak, oleh karena itu Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan dalam hal ini memberikan pelayanan yang sama kepada setiap wajib pajak yang akan mendaftarkan maupun yang melakukan pembayaran kendaraan bemotornya. Dalam melakukan pelayanannya fiskus melakukannya tanpa

membedakan atau mendahulukan wajib pajak tertentu. Aspek keadilan yang dilakukan kepada wajib pajak, tidak hanya perlakuan dalam pelayanan akan tetapi secara keseluruhan yang terkait dengan wajib pajak, seperti sosialisasi terhadap wajib pajak, bahkan sanksi terhadap yang tidak melakukan pembayaran pajak, walaupun ada pertimbangan tertentu yang bisa dilakukan namun tidak mengurangi nilai dasar keadilan. Misalnya, pertimbangan aspek ekonomi. Yang kerap menjadi masalah wajib pajak yang tidak melakukan pembayaran.

Namun kebijakan ini harus dengan pertimbangan yang jelas, dengan bukti kondisi ekonomi wajib pajak. Dengan keadilan yang dirasakan oleh wajib pajak maka pajak akan sangat antusias dalam melaksanakan kewajibannya membayar pajak kendaraaan bermotor. Adanya wajib pajak yang mau melaksanakan kewajibannya dengan baik adalah merupakan suatu perwujudan dari pengabdian rakyat (masyarakat wajib pajak) terhadap daerah dan berperan serta dalam pembangunan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dasar-dasar Pengenaan PKB dihitung sebagai unsur pokok yaitu Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yaitu nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor.

Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011, adapun besarnya tarif sebagai berikut :

1. 1,75% untuk pajak kendaraan bermotor bukan umum.1% untuk pajak kendaraan bermotor umum, yaitu kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

2. O,5% untuk pajak kendaraan bermotor Pemerintah Pusat dan Daerah, TNI/POLRI.

3. O,2% untuk pajak kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

4. 15% untuk Bea Balik Nama Kendaraan Baru dan telah diturunkan menjadi 10% (sepuluh persen).

5. 1% untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk Kepemilikan Kedua dan Seterusnya.

Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan oleh 3 (tiga) Instansi Pemerintah yang bergabung di dalam Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) yaitu :

1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu Direktorat Jenderal Lalu Lintas Polisi Daerah Sumatera Utara (DITLANTAS POLDASU).

2. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3. Departemen Keuangan yaitu PT. (Persero) Jasa Raharja Cabang Utama Medan.

Faktor-faktor yang menyebabkan masih banyaknya wajib pajak tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak kendaraan bermotor adalah :

1. Masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam melakukan kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor.

2. Keadaan ekonomi wajib pajak yang tidak memungkinkan untuk melakukan kewajiban perpajakannya lagi.

3. Kurangnya penyuluhan dari petugas pajak, guna memberikan kesadaran bagi wajib pajak dalam melakukan kewajibannya.

Kadaluarsa Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor setelah melampaui jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutang pajak. Kadaluarsa penagihan Pajak Kendaraan Bermotor dapat ditangguhkan apabila diterbitkan surat teguran

Kadaluarsa Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor setelah melampaui jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutang pajak. Kadaluarsa penagihan Pajak Kendaraan Bermotor dapat ditangguhkan apabila diterbitkan surat teguran

Dokumen terkait