• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR O L E H NAMA : ANGGUN ANGGRENI BUTAR BUTAR NIM : PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR O L E H NAMA : ANGGUN ANGGRENI BUTAR BUTAR NIM : PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

TATA CARA PENGHAPUSAN DENDA PIUTANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR YANG KADALUARSA PADA KANTOR SISTEM

ADMINISTRASI MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN SELATAN

O L E H

NAMA : ANGGUN ANGGRENI BUTAR BUTAR NIM : 132600110

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat yang tiada akhir, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang

“Tata Cara Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor Yang Kadaluarsa Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan”.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dengan meruju pada buku literatur serta kondisi objektif yang terjadi dilapangan, undang-undang yang terkait dan bahan referensi lainnya, Penulis menyajikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa bahwa dukungan dari Ibu Rinta Simbolon dan Bapak Baringin Butar-Butar selaku orangtua yang tiada henti adalah motivasi terbesar dalam hidup penulis agar menyelesaikan pendidikan ini.

Serta tak lupa pula Penulis sampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, yaitu :

1. Bapak Dr. Muryanto,S.Sos,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting,M.Si selaku Ketua Program Diploma Administrasi Perpajakan FISIP Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan membagikan ilmu kepada penulis.

3. Seluruh staf pengajar Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Pegawai staf Kantor Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap Medan Selatan yang bersedia menjadi responden dan membagikan ilmunya kepada penulis.

(3)

5. Pak Andar Bangun yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu mengumpulkan data-data dari Kantor Samsat walaupun lagi banyak kerjaan.

6. Bapak Ir. Ramot Lumban Tobing, Ibu Retta Siahaan, serta keluarga besar dari kedua belah pihak yang telah begitu banyak berkontribusi, baik itu dukungan moral dan materi yang sangat berkecukupan untuk hidup saya.

7. Arif Rivan Pane yang dikirim Tuhan untuk menjadi pelangi sehabis badai.

8. Teman-teman Administrasi Perpajakan Stambuk 2013 yang duluan wisuda, terutama yang bersedia menjadi Mahasiswa Pembimbing.

9. Bill Gates yang mendirikan Microsoft.

10. Larry Page dan Sergei Brin yang mendirikan Google.

Tentunya dalam melakukan penulisan ini terdapat banyak kekurangan dari Penulis, sehingga Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca. Dan semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya bagi Penulis dan Pembaca. Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 25 April 2018

Penulis Anggun Anggreni B

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Tujuan dan Manfaat...3

C. Uraian Teoritis...5

D. Ruang Lingkup...26

E. Metode Penelitian...27

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Kantor Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan...29

B. Tugas Pokok Kantor Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan...31

C. Struktur Organisasi UPT SAMSAT Medan Selatan...35

BAB III SAJIAN DATA A. Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada Masa Keringanan...38

B. Realisasi Denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada Masa Keringanan...40

C. Prosedur Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor Yang Kadaluwarsa pada Kantor SAMSAT Medan Selatan...42

(5)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Faktor Pendukung Pencapaian Target Penerimaan Pajak

Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Selatan...44 B. Faktor Penghambat Pencapaian Target Penerimaan Pajak

Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Selatan...45 C. Sanksi-sanksi bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang Tidak

Memenuhi Kewajiban Perpajakannya...46 D. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Kantor SAMSAT

Medan Selatan...47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...49 B. Saran...51 DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak adalah sumber pendapatan utama bagi setiap negara untuk membiayai kegiatan pemerintah membiayai pengeluaran yang harus dilakukan oleh negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian target yang direncanakan oleh pemerintah dalam mensukseskan pembangunan nasional secara merata untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga negara yang dewasa ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Dalam hal ini pembangunan yang dilaksanakan oleh negara Republik Indonesia tidak luput pada pembangunan di masing-masing daerah. Terutama kota Medan yang merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia dan juga sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara yang tidak melaksanakan pembangunan terutama di bagian prasarana transportasi.

Dilihat dari perkembangan teknologi yang meningkat, dimana kebutuhan masyarakat akan fasilitas-fasilitas yang mendukung dalam menjalankan rutinitas sehari-hari, kendaraan bermotor merupakan pilihan masyarakat saat ini sebagai sarana transportasi. Pemerintah menilai bahwa potensi dari pajak kendaraan bermotor dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dalam melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), besarnya jumlah pajak yang terhutang ditetapkan oleh fiskus sebagai pemungut pajak kendaraan bermotor sedangkan wajib pajak mempunyai tanggung jawab menyetor besarnya jumlah pajak yang terhutang tersebut. Sistem inilah yang

(7)

disebut official assessment. Dari sistem ini terlihat bahwa pihak fiskus mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan ketentuan perundang-undangan perpajakan daerah.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa Pemerintahan Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang berasal dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, dan hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Pajak Daerah terdiri dari Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Salah satu Pajak Provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air (KAA).

Piutang pajak bagi Negara adalah utang pajak bagi wajib pajak. Piutang pajak selalu meningkat setiap tahunnya. Disamping piutang pajak yang berhasil ditagih atau dicairkan melalui tindakan penagihan, adapula piutang pajak yang bahkan sampai batas akhir penagihan tidak dapat ditagih lagi. Atas dasar hal tersebut piutang pajak yang tidak efektif untuk ditagih disamping akibat terjadinya kadaluarsa ketetapan penagihan itu maka fiskus mengusulkan agar piutang pajak tersebut dapat dihapuskan.

Tata cara penghapusan denda piutang pajak daerah yang kadaluarsa diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah. Penghapusan denda piutang pajak dilakukan oleh Kepala Daerah (Gubernur) berdasarkan permohonan penghapusan denda piutang pajak.

Adapun data yang tercatat selama 15 hari, yakni mulai Jumat (15/12/2017) hingga Jumat (29/12/2017) lalu, Pemprov Sumut menerapkan kebijakan penghapusan piutang atau pemutihan denda-denda Pajak Kendaraan

(8)

Bermotor dan sudah terealisasikan dengan baik. Kebijakan ini merupakan amanah Peraturan Gubernur (PerGub) Sumut Nomor 89 Tahun 2017 tanggal 8 Desember 2017 tentang Pemberian Keringanan PKB/BBNKB.

Salah satu usaha untuk mengenal lebih mendalam mengenai objek masalah tersebut tidak hanya dengan kajian teoritis tetapi juga harus mengacu pada praktik kerja lapangan nyata. Dalam hal ini Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) adalah sarana untuk memberikan pengalaman yang praktis dilapangan yang secara langsung berhubungan dengan objek penelitian yang akan diteliti.

Hal ini menjadi dasar penulis dalam melaksanakan penelitian dengan memilih judul “Tata Cara Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor yang Kadaluwarsa pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap Medan Selatan.”

B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian secara spesifik adalah:

a. Untuk mengetahui tata cara penghapusan denda piutang pajak kendaraan bermotor yang kadaluarsa pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan.

b. Untuk mengetahui penentuan objek dan subjek wajib pajak serta persyaratan administrasi denda pajak kendaraan bermotor.

(9)

c. Untuk mengetahui sanksi-sanksi yang dapat dikenakan bagi wajib pajak kendaraan bermotor yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. Manfaat dari pelaksanaan Praktik penelitian adalah : a. Bagi Mahasiswa

1) Memenuhi syarat utama untuk menyelesaikan pendidikan.

2) Memperoleh banyak ilmu dan wawasan yang luas.

3) Mengenal banyak jaringan yang dapat menjadi sumber informasi di bidang ini.

4) Agar dapat menerapkan teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan terhadap masalah yang nyata dalam dunia kerja dan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dengan disiplin ilmu.

5) Guna memahami upaya-upaya penanganan kendala-kendala yang dihadapi pihak Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Selatan.

b. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

1) Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan semasa perkuliahan.

2) Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli di bidang perpajakan di lingkungan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(10)

3) Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional di Universitas Sumatera Utara khususnya program diploma III.

c. Bagi Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan adalah memperoleh informasi dan interaksi sosial dengan penulis yang melakukan penelitian.

C. Uraian Teoritis 1. Definisi Pajak

Pengertian pajak menurut Undang-Undang no. 28 Tahun 2007 tentang perpajakan dijelaskan bahwa pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Beberapa defenisi Pajak menurut para ahli, diantaranya ;

a. Defenisi pajak menurut Prof.Dr.H. Rochmat Soemitro SH adalah ”Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

b. Pengertian pajak menurut S. I. Djajadiningrat adalah “Sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang diberikan kedudukan tertentu,

(11)

pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.”

c. Definisi atau pengertian pajak menurut Mardiasmo (2011:1),

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang- Undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

d. Defenisi pajak menurut Leroy Beaulieu adalah “Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah.”

e. Defenisi Pajak menurut P.J.A. Adrianiani, “Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.”.

f. Menurut Erly Suandy definisi pajak dalam buku Perencanaan Pajak adalah

“Pajak merupakan pungutan berdasarkan Undang-Undang oleh pemerintah, yang sebagian dipakai untuk penyediaan barang dan jasa publik.

Dari definisi-definisi pajak diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak yaitu:

(12)

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan-aturan pelaksanaan yang sifatnya dapat dipaksakan

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah yang bila pemasukkannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.

5. Pajak merupakan peralihan kekuasaan dari sektor swasta ke sektor publik.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa pajak hanya dapat dipungut oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan undang-undang yang telah ditetapkan.

2. Jenis Pajak

Jenis pajak menurut lembaga pemungutnya, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Pajak Pusat (Pajak Negara)

Menurut Siti Resmi dalam buku Perpajakan Teori dan Kasus Menyatakan bahwa: “Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya”.

Pajak pusat terdiri atas:

1) Pajak Penghasilan (PPh)

2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM)

(13)

3) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dll.

Sedangkan berdasarkan buku peraturan daerah (perda) Nomor 05 tahun 2004 yaitu: “Pajak pusat adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaanya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jendral Pajak”.

Kesimpulan dari kedua pengertian diatas sangat jelas sekali bahwa pajak pusat adalah adalah pajak yang dipungut langsung oleh pemerintah pusat yaitu oleh Departemen Keuangan melalui dirjen pajak yang diantaranya diantaranya (PPh, PPn, PPnBm dan PBB) dan hasilnya digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.

b. Pajak Daerah

Menurut Mardiasmo dalam buku Perpajakan menyatakan bahwa : “ Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut daerah berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga pemerintah tersebut ”.

Dasar hukum Pajak Daerah diatur dalam Undang-Undang RI No 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang RI No 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga Pemerintah Daerah tersebut.

(14)

Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak iuran wajib yang dilakukan oleh Objek Pajak atau Badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan Peraturan Daerah dan Pembangunan Daerah.

Jenis-Jenis Pajak Daerah:

Berdasarkan Undang-Undang No.34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang No.18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis-Jenis Pajak Propinsi, terdiri atas :

1) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air adalah pajak atau pungutan yang dikenakan kepada pengguna kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air.

2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Dan Kendaraan di Atas Air adalah pajak atau pungutan yang dikenakan atas jasa bea balik nama kendaraan dan kendaraan di atas air.

3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, adalah pajak atas pungutan yang dikenakan kepada pengguna bahan bakar kendaraan bermotor.

4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah pajak atau pungutan yang dikenakan atas pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.

Jenis-Jenis Pajak Kabupaten / Kota, terdiri atas :

1) Pajak Hotel adalah pajak atau pungutan daerah yang berasal daripenerimaan uang pembayaran atas jasa penginapan atau hotel.

(15)

2) Pajak Restoran adalah pajak atau pungutan daerah yang berasal dari pelayanan restoran.

3) Pajak Hiburan adalah pajak atau pungutan daerah yang berasal dari peleyanan hiburan.

4) Pajak Reklame adalah pajak atau pungutan daerah yang berasal dari penyelenggaraan reklame.

5) Pajak Parkir adalah pajak atau pungutan daerah yang berasal dari penyelenggaraan tempat parkir.

6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah pajak atau pungutan daerah yang berasal dari penerimaan uang atas jasa pengambilan bahan galian golongan C.

7) Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atau pungutan daerah yang berasal dari penyelenggaraan penerangan jalan.

8) Pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan adalah pajak atau pungutan daerah yang berasal dari penerimaan uang pembayaran jasa sewa menyewa/kontrak rumah dan atau bangunan lainnya.

3. Fungsi Pajak

1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan lain-lain.

(16)

2. Fungsi Pengatur (Fungsi Regulerend).

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.(Resmi,2008:3) Salah satu pajak yang dipungut Pemerintahan Provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air (KAA) sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor yang ada dilingkungan wilayah Kantor Dispenda kendaraan tersebut terdaftar.

4. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah

Pajak diadakan berdasarkan Undang-Undang atau peraturan berdasarkan hukum, sehingga tidak boleh dipungut atau dikenakan secara sewenang-wenang.

Dasar hukum pemungutan pajak berdasarkan pasal 23 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi bahwa “Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang- Undang”.

Hukum pajak merupakan hukum publik, khususnya termasuk lingkungan administrasi Negara. Hukum pajak tidak terlepas dari bagian-bagian hukum lainnya, namun mempunyai hubungan yang erat dengan hukum administrasi Negara, hukum perdata dan hukum pidana.

Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah :

a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

(17)

c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

e. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemberian Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor II yang berasal dari luar Provinsi Sumatera Utara.

f. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pemberian Pengurangan dan Pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Provinsi sumatera Utara.

g. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.

h. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 26 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan Pajak dan Pengurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Serta Penghapusan Piutang Pajak Kadaluarsa Atas Pajak Daerah.

5. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

a. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor sebagaimana yang didefinisikan dalam Pasal 1 angka 12 dan 13 UU No. 28 Tahun 2009 adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.

(18)

b. Subjek Pajak

Dalam Pasal 4 UU No. 28 Tahun 2009 yang mengatur bahwa subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor.

Sementara itu, yang menjadi wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. Jika wajib pajak berupa badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa badan tersebut.

Dengan demikian, pada pajak kendaraan bermotor subjek pajak sama dengan wajib pajak, yaitu orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor. Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, wajib pajak diwakili oleh pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang-undang dan peraturan daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

Wakil wajib pajak bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara tanggung renteng atas pembayaran pajak terutang. Selain itu, wajib pajak dapat menujukkan seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

c. Objek Pajak

Berdasarkan Pasal 3 UU No. 28 Tahun 2009, Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat

(19)

dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

Termasuk dalam pengertian Kendaraan Bermotor adalah:

1) Kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat

2) Kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

3) Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor adalah:

a) Kereta api

b) Kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan jasa timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah

c) Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh pabrikan atau importir yang semata-mata disediakan untuk keperluan pameran dan tidak untuk dijual.

d. Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dar 2 (dua) unsur pokok :

1) Nilai Jual Kendaraan Bermotor

Bobot yang mencerminkan secara relative tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kendaraan Bermotor.

(20)

2) Dasar pengenaan pajak khusus untuk kendaraan bermotor yang digunakan di luar jalan umum, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar serta kendaraan di air, adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor.

3) Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditentukan berdasarkan Harga Pasaran Umum atas suatu Kendaraan Bermotor pada minggu pertama bulan Desember Tahun Pajak sebelumnya.

4) Kepemilikan kendaraan bermotor oleh badan tarif pajak sebesar 2%

(dua persen)

e. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor untuk :

1) TNI/POLRI, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, ditetapkan sebesar 0,50% (nol koma lima nol persen)

2) Angkutan umum, ambulans, mobil jenazah dan pemadam kebakaran, sebesar 0,50% (nol koma lima nol persen)

3) Sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan sebesar 0,50% (nol koma lima nol persen)

4) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan sebesar 0,20% (nol koma dua nol persen)

5) Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk masa pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor

6) Pajak Kendaraan bermotor dibayar sekaligus dimuka

7) Untuk Pajak Kendaraan Bermotor yang karena keadaan kahar (force majeure) masa. Pajaknya tidak sampai 12 (dua belas) bulan, dapat

(21)

dilakukan restitusi atas pajak yang sudah dibayar untuk porsi masa pajak yang belum dilalui.

Sumber

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017, dimaksud beberapa ketentuan sebagai berikut:

:

1) Kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kedua dan seterusnya untuk kendaraan roda dua atau lebih, tarif pajaknya ditetapkan secara progresif

2) Kepemilikan kendaraan bermotor didasarkan atas nama dan/atau alamat yang sama

3) Besarnya tarif progresif kendaraan roda 2 (dua) dan 3 (tiga) sebagai berikut :

a) Kepemilikan kedua sebesar 2 % (dua persen)

b) Kepemilikan ketiga sebesar 2,5 % (dua koma lima persen) c) Kepemilikan keempat sebesar 3 % (tiga persen)

d) Kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 3,5 % (tiga koma lima persen).

4) Besarnya tarif progresif kendaraan roda 4 (empat) atau lebih sebagai berikut:

a) Kepemilikan kedua sebesar 2,5 % (dua koma lima persen) b) Kepemilikan ketiga sebesar 3 % (tiga persen)

(22)

c) Kepemilikan keempat sebesar 3,5 % (tiga koma lima persen) d) Kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 4% (Empat persen).

5) Tata cara pelaksanaan pengenaan pajak progresif diatur dengan Peraturan Gubernur..

f. Masa Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk Masa Pajak 12 bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran Kendaraan Bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor dibayar sekaligus di muka. Untuk Pajak Kendaraan Bermotor yang karena keadaan kahar (force majeure) Masa Pajaknya tidak sampai 12 bulan, dapat dilakukan restitusi atas pajak yang sudah dibayar untuk porsi Masa Pajak yang belum dilalui. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan restitusi diatur dengan Peraturan Gubernur.

g. Denda Pajak Kendaraan Bermotor

Denda adalah biaya yang dikenakan karena telat membayar pajak kendaraan bermotor.

Berikut adalah tarif denda kendaraan bermotor :

1) Denda PKB per tahun : 25 %

2) Terlambat 1 bulan : PKB x 25% x 1/12 3) Terlambat 2 bulan : PKB x 25% x 2/12 4) Terlambat 1 tahun : PKB x 25% x 12/12 h. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(23)

BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) Pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.

Tarif BBN-KB ditetapkan masing-masing sebagai berikut:

1) Penyerahan pertama sebesar 10 % (sepuluh persen)

2) Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1 % (satu persen).

Khusus untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak menggunakan jalan umum, tarif pajak ditetapkan masing- masing sebagai berikut :

1) Penyerahan pertama sebesar 0,50 %

2) Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar O,O75 % i. Daluwarsa Pajak Kendaraan Bermotor

Penetapan pajak (termasuk kendaraan bemotor) ada masa daluwarsanya. Daluwarsa penetapan adalah jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat 1 UU KUP.

j. Penghapusan/ Keringanan

Sementara itu, penghapusan denda piutang pajak dilaksanakan sebagai bagian dari Tax Amnesty untuk meningkatkan piutang pajak sebagai pendapatan negara. Dari data yang tercatat selama 15 hari, yakni mulai Jumat (15/12/2017) hingga Jumat 29/12/2017) lalu, wajib pajak dibebaskan dari denda penunggakan dan hanya membayar PKB nya saja.

(24)

Pemberian keringanan pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) yang dijelaskan sebagai berikut :

1) Pemberian keringanan Pajak PKB disertai dengan penghapusan sanksi administrasi.

2) Pemberian Keringanan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, meliputi pembebasan Pokok Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk Penyerahan Kedua dan seterusnya termasuk proses Lelang, Warisan, Ganti Mesin dan BBN pindah antar SAMSAT di Provinsi Sunatera Utara atau Luar Provinsi Sumatera Utara untuk semua jenis kendaraan bermotor roda 2 (dua), roda 3 (tiga), roda 4 (empat) atau lebih, termasuk alat-alat berat/besar, baik kendaraan bermotor umum maupun tidak umum.

3) Pembebasan sanksi administrasi berupa denda atau bunga Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, diatur sebagai berikut :

a) Pembebasan Denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor juga diberikan kepada Wajib Pajak pindah antar SAMSAT maupun antar Provinsi terkait dengan Surat Keterangan Fiskal. Pembebasan Denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diberikan kepada Wajib Pajak yang melakukan Pengesahan, ganti STNK, BBN-II, BBN Lapor Tiba untuk semua jenis Kendaraan Bermotor baik umum maupun tidak umum.

(25)

b) Prosedur untuk mendapatkan keringanan serta penghapusan sanksi administrasi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor sebagaimana dimana dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pemberian Keringan serta Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, tanpa harus dilengkapi dengan Surat Permohonan oleh wajib pajak dan tetap mengikuti mekanisme yang diatur dalam Surat Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan Direktur Utama PT. Jasa Raharja (Persero) Nomor : SKEP/06/X/1999; Nomor : 973-1228 dan Nomor : SKEP/02/X/1999 tentang Pedoman Tatalaksana Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Tanda Coba Kendaraan Bermotor dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor serta Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas.

c) Gubernur berhak untuk melakukan penagihan pajak kendaraan bermotor menjadi kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutang pajak. Kadaluarsa penagihan Pajak Kendaraan Bermotor dapat ditangguhkan apabila diterbitkan

(26)

surat teguran dan atau surat paksa, dan adanya pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung

k. Tata Cara Pengurusan Kendaraan Bermotor 1) Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru:

a) Untuk perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai cukup.

b) Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hukum yang bersangkutan.

c) Untuk Instansi Pemerintahan (termasuk BUMN dan BUMD) : surat tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap instansi yang bersangkutan.

d) Faktur.

e) Sertifikat uji tipe, tanda bukti uji lulus tipe atau buku tanda bukti lulus uji berkala, dan tanda pendaftaran tipe.

f) Kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus melampirkan surat keterangan dari perusahaan karoseri yang mendapat izin.

g) Surat keterangan bagi kendaraan bermotor angkutan umum, yang telah memenuhi persyaratan.

h) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

2) Pendaftaran Kendaraan Bermotor Pindah Keluar Daerah

(27)

a) untuk perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai cukup.Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hukum yang bersangkutan.

b) Untuk Instansi Pemerintahan (termasuk BUMN dan BUMD) : surat tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap instansi yang bersangkutan.

c) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli.

d) Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli.

e) Kwitansi pembelian yang sah (untuk ganti pemilik).

f) Bukti pelunasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)/Bea Bilik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).

g) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

3) Pendaftaran Kendaraan Bermotor pindah alamat dalam wilayah kerja Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) yang sama.

Mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB). Identitas :

a) Untuk perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai cukup.

b) Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan

(28)

ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hukum yang bersangkutan.

c) Untuk Instansi Pemerintahan (termasuk BUMN dan BUMD) : surat tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap instansi yang bersangkutan.

d) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli.

e) Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli.

f) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

4) Pendaftaran Kendaraan Bermotor Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) rusak/hilang.

Mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB). Identitas :

a) Untuk perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai cukup.

b) Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hukum yang bersangkutan.

c) Untuk Instansi Pemerintahan (termasuk BUMN dan BUMD) : surat tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap instansi yang bersangkutan.

d) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) rusak atau hilang, surat keterangan hilang dari kepolisian.

e) Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli.

(29)

f) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

5) Pendaftaran Ganti Nomor Kendaraan

Mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB). Identitas :

a) Untuk perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai cukup.

b) Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hukum yang bersangkutan.

c) Untuk Instansi Pemerintahan (termasuk BUMN dan BUMD) : surat tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap instansi yang bersangkutan.

d) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli.

e) Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli.

f) Surat permohonan dari pemilik untuk ganti nomor kendaraan dengan alasan yang dapat diterima.

g) Bukti pelunasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)/Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB).

h) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

6) Persyaratan administrasi yang dipenuhi wajib pajak kendaraan bermotor dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yaitu harus mengisi

(30)

formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) dilengkapi dengan :

a) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli/fotokopi.

b) Fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

c) Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) asli tahun lalu.

d) Fotokopi Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).

e) Fotokopi Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK).

7) Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Jika pajak terutang tidak dilunasi setelah jatuh tempo pembayaran, Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan penagihan pajak. Penagihan pajak dilakukan terhadap pajak terutang dalam Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD), Surat ketetapan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

Penagihan pajak dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain sejenis sebagai awal tindakan penagihan pajak. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterima, wajib pajak harus melunasi pajak yang terutang.

Dan bila tidak dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran atau surat peringatan ataupun surat lain yang sejenis, akan

(31)

ditagih dengan Surat Paksa. Tindakan penagihan pajak dengan Surat Paksa yang dilanjutkan dengan tindakan penyitaan, pelelangan, pencegahan dan penyanderaan jika wajib pajak tetap tidak mau melunasi utang pajaknya sebagaimana mestinya. Dalam kondisi tertentu Gubernur dapat melakukan penagihan pajak tanpa menunggu batas waktu pembayaran PKB yang ditetapkan oleh Gubernur berakhir.

D. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara untuk memperoleh data tentang :

1. Prosedur tata cara penghapusan denda piutang Pajak Kendaraan Bermotor yang kadaluarsa.

2. Penentuan objek dan subjek wajib pajak serta cara perhitungan pajak kendaraan bermotor.

3. Persyaratan administrasi untuk membayar pajak yang wajib dipenuhi oleh wajib pajak kendaraan bermotor bagi warga yang memiliki dan atau kendaraan bermotor.

4. Sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban pajaknya.

5. Data penerimaan pajak kendaraan bermotor selama 5 tahun terakhir.

(32)

6. Upaya-upaya yang dilaksanakan guna menangani kendala yang terjadi di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Selatan.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dapat digunakan dalam karya ilmiah ini adalah Penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.

2. Pengumpulan Data a. Jenis Data

l. Data Primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.

m. Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain- lain.

b. Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa didapatkan. Data dapat diperoleh dari :

(33)

2) Responden yang berada di lokasi penelitian c. Teknik Pengumpulan Data

1) Teknik Observasi yaitu melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber data yang diperlukan.

2) Teknik Wawancara yaitu dengan melakukan kegiatan wawancara langsung yang melibatkan pegawai Kantor Sistem Administrasi di bawah Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan baik secara lisan maupun tulisan.

3) Teknik Dokumentasi yaitu dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi mengenai penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) atau arsip-arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik.

6. Informan Penelitian

a. Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Sumatera Utara (Sumut)

b. Pegawai/Staf yang bertugas di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Selatan

(34)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Kantor Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan

Pengelolaan pendapatan daerah pada awalnya berada dalam koordinasi Biro Keuangan Sekretariat Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang di dalamnya terdapat Bagian Pajak dan Pendapatan.

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian Bagian Pajak dan Pendapatan juga berubah menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.

Pada tanggal 21 Maret 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Perubahan Sub Direktorat Pendapatan Daerah menjadi Direktorat Pendapatan Daerah berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 137/II/GSU tanggal 21 Maret 1975 sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Finmat 7/15/3/74 tanggal 7 November 1974.

Pada tanggal 31 Maret 1976, Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Perubahan Direktorat Pendapatan Daerah

(35)

menjadi Dinas Pendapatan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 143/II/GSU sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia 1 September 1975.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, terhitung sejak tanggal 21 Desember 2016 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara berubah menjadi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka diterbitkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinvi Sumatera Utara.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor, maka oleh pemerintah dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor Kep/13/XII/1976, Kep/169/MK/12/1976 dan Tahun 1976 tertanggal 28 September 1976, tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut “Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On Line Under Room Operation)”.

(36)

SAMSAT merupakan singkatan dari “Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap”, dibentuk pada tahun 1976. Kantor bersama SAMSAT Medan Selatan berdiri sejak tahun 1987, tepatnya pada tanggal 15 Juni.

Dalam operasionalisasi secara koordinatif dan integratif dilakukan oleh tiga instansi, yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), yang mempunyai fungsi dan kewenangan di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Dinas Pendapatan Provinsi di bidang pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN- KB), dan PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang di bidang penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Samsat bertujuan memberikan pelayanan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pembayaran pajak atas kendaraan bermotor, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan cepat, tepat, transparan, akuntabel, dan informatif.

B. Tugas Pokok Kantor Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan sebagian fungsi badan di bidang pajak dan retribusi daerah. UPT SAMSAT menyelenggarakan fungsi :

1. Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis di bidang pajak dan retribusi daerah

(37)

UPT SAMSAT melaksanakan pembagian tugas yang masing-masing diuraikan sebagai berikut :

2. Kepala UPT SAMSAT mempunyai tugas antara lain,

1) Menyelenggarakan perumusan program kerja UPT Samsat

2) Menyelenggarakan koordinasi, memimpin, pembinaan, dan pengendalian pelakasanaan tugas pokok dan fungsi UPT Samsat

3) Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pelayanan pengendalian, evaluasi, pelaporan, dan koordinasi pajak dan retribusi daerah

4) Menyelenggarakan pelayanan pajak dan retribusi daerah

5) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan teknis operasional

6) Menyelenggarakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait

7) Menyelenggarakan tugas lain, fungsi, dan uraian tugas sebagaimana dimaksud, Kepala UPT Samsat dibantu Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pendataan dan Penetapan, Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan 3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas antara lain :

1) Melaksanakan penyusunan program kerja UPT Samsat dan Bagian Tata Usaha

2) Melaksanakan kehumasan dalam lingkup UPT Samsat 3) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian 4) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan

(38)

5) Melaksanakan rekonsiliasi potensi pajak dan retribusi daerah 6) Melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan

7) Melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan

8) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

9) Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja terkait

10) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kerja UPT Samsat dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha

11) Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya 4. Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas antara lain :

1) Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pendataan dan Penetapan 2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan pendataan

dan pendaftaran, serta penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

3) Melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi, pembukuan, dan pelaporan pendataan, dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

4) Melaksanakan pelayanan pendataan, pendaftaran, dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(39)

(BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

5) Melaksanakan pengendalian pelaksanaan pelayanan pendataan dan pendaftaran, serta penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

6) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan kebijakan teknis operasionanal

7) Melaksanakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja Terkait

8) Melaksanakan tugas lain, sesuai denggan tugas pokok dan fungsinya 5. Kepala Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan mempunyai tugas

antara lain:

1) Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Penagihan dan Pengelolaan Tunggakan

2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis pelayanan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), dan Pajak Rokok

3) Melaksanakan pelayanan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan serta keberatan dan banding Pajak Kendaraan Bermotor

(40)

(PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

4) Melaksanakan koordinasi, pengendalian evaluasi pelaporan penagihan dan pengelolaan piutang dan/atau tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

5) Melaksanakan penyuluhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok

6) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan kebijakan teknis operasional

7) Melaksanakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait

8) Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

C. Struktur Organisasi UPT SAMSAT Medan Selatan

Agar dapat memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang seimbang maka perlu dibentuk struktur organisasi yang baik, sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara efisien, sistematis, dan terkoordinir.

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan antar individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan

(41)

dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis- garis besar hubungan antara fungsi-fungsi dalam organiasasi, arus tanggung jawab dan wewenang.

Dalam pengertian luas, dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan menerapkan sruktur lini dan staf.

UPT. SAMSAT Medan Selatan ini dipimpin oleh seorang kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah.

UPT SAMSAT Medan Selatan terdiri dari 5 seksi. Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi. Adapun seksi-seksi itu terdiri dari:

1. Seksi Air Bawah Tanah (ABT)/ Air Permukaan Umum (APU)

2. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)/ Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

3. Seksi Pendapatan Lain-lain (PLL)

4. Seksi Retribusi

5. Seksi Pajak Angkutan di Atas Air (PA3)/Bea Balik Nama Angkutan di Atas Air (BBNA3).

(42)

Bagan Struktur Organisasi UPT SAMSAT Medan Selatan

KEPALA UPT SAMSAT

KASUBBAG TATA USAHA

KASI PENAGIHAN dan PENGELOLAAN

TUNGGAKAN KASI PENDATAAN dan

PENETAPAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(43)

BAB III

SAJIAN DATA

A. Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB) pada Masa Keringanan

Berikut adalah data realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh dari Kantor SAMSAT Medan Selatan.

Tabel 1. Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

No Tahun PKB BBN-KB

1 2014 22.362.296.206 426.283.573

2 2015 19.989.875.412 425.537.410 4 2017 27.863.860.351 34.307.875 5 2018 24.214.772.439 10.769.000

(44)

Tabel 3. Realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Desember 2017

NO. Loket

Jumlah PKB

Pajak PKB

Denda PKB

Jlh P-Prog

Pajak-Prog

Denda Progresif

Jlh BBN

Prog- BBN2

Denda BBN2

1. Gerai Tuntungan 764 607.956.883 170.345 62 7.109880 - - - -

2. Gerai Delitua 1.387 767.900.541 603.067 117 18.345.331 - - - -

3. Bus Keliling I 883 502.180.113 735.525 84 28.173.449 239.085 - - -

4. Bus Keliling II 918 583.078.785 37.660 97 14.876.371 - - - -

5. Gerai Sun Plaza 2.941 3.973.983.321 1.718.185 239 104.214.202 22.005 - - - 6. Loket I MedSel 287 591.127.782 37.504.709 69 44.183.125 1.343.741 1 1.228.775 24.575 7. Loket II MedSel 2.363 3.403.762.850 13.159.672 200 84.824.269 45.440 - - - 8. Loket III MedSel 3.983 10.005.944.014 21.384.895 85 71.913.281 23 32.082.100 -

9. Loket IV MedSel 3.984 4.282.439.031 4.474.860 58 6.413.849 - 3 997.000 -

10. Loket V MedSel 3.174 2.695.223.195 1.249.007 215 40.248.089 2.180 - - -

TOTAL 20.684 27.413.596.515 81.037.925 1.226 420.301.846 1.652.451 27 34.307.875 24.575

(45)

B. Realisasi Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB) yang dihapuskan pada Masa Masa Pemutihan Selama 5 Tahun Terakhir

Pemutihan pajak yaitu keringanan bagi wajib pajak untuk tidak membayar pajak tahun-tahun sebelumnya walaupun barang atau harta itu sudah menjadi miliknya sejak beberapa tahun.

Pemutihan pajak adalah pembebasan dari denda pajak kendaraan atau yang sering disebut dengan pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

Program pemutihan pajak umumnya dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) di daerah tertentu.

Di setiap daerah, program ini dilaksanakan dalam tempo waktu yang berbeda-beda, ada yang dalam tempo 3 bulan, 2 bulan, atau 1 bulan saja, tergantung dari ketetapannya. Pemutihan tersebut meliputi pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) II (kendaraan bekas), bebas denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan denda BBNKB baru.

Program pemutihan pajak memang kebijakan yang kurang populis, karena memanjakan masyarakat. Tetapi hal itu dilakukan untuk mengatasi beban petani akibat beberapa komoditi perkebunan mengalami penurunan harga yang cukup signifikan atau masyarakat yang terkena dampak bencana alam. Sebelum terjadinya krisis global kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sudah tinggi, tetapi berdasarkan data yang dimilki banyak kendaraan yang mati pajak sehingga harus dilakukan pemutihan.

(46)

Pemutihan yang dilakukan, secara tidak langsung untuk mendata kembali kendaraan yang tersebar di wilayah kabupaten/kota. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh data jumlah kendaraan secara riil untuk pendataan.

Tujuan diadakannya pemutihan adalah :

1. Upaya untuk mengajak masyarakat tertib dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

2. Untuk meringankan beban masyarakat yang mengalami keterlambatan membayar pajak kendaraanya.

3. Untuk membantu masyarakat/petani mengatasi krisis ekonomi.

4. Untuk mengoptimalkan pemasukan pajak dari sektor tersebut/untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang belum memenuhi target.

5. Untuk mendata obyek kendaraan yang benar-benar masih beroperasi di wilayah tersebut yang diadakan program pemutihan pajak. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh data jumlah kendaraan secara riil.

Wajib pajak kendaraan bermotor wajib membayar pajaknya setiap 5 tahun sekali. Apabila saat tiba jatuh tempo pembayaran pajak tersebut tidak segera dilunasi, maka wajib pajak tersebut mendapatkan denda dan disamping itu pula kendaraan yang telah jatuh tempo masa pajaknya itu tidak dapat digunakan sebelum melunasi kewajibannya.

Dengan adanya program pemutihan pajak ini, diharapkan kedepannya masyarakat dapat tertib dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

(47)

Penghapusan denda piutang Pajak Kendaraan Bermotor atau pemutihan yang terlaksana sesuai dengan PerGub SUMUT Nomor 89 Tahun 2017 cukup memberikan pendapatan yang tinggi. Disamping untuk pencapaian target, upaya ini lebih mengutamakan antusias wajib pajak yang telah menunggak untuk segera melunasi piutang pajak tanpa membayar denda.

Pemutihan ini berlaku bagi wajib pajak yang melakukan pendaftaran sebelum tanggal diadakannya pemutihan. Wajib Pajak hanya diwajibkan untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

Tabel 3. Realisasi Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Denda Bea Balik Nama Kendaraan (BBN-KB)

No Tahun Denda PKB Denda BBN-KB

1 2014 15.341.682.787 426.283.573

2 2015 12.990.917.759 414.166.197

3 2017 27.746.837.525 34.307.875

4 2018 5.136.448.252

1.913.660.000

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penghapusan denda piutang pajak kendaraan bermotor selama 5 tahun terakhir ini mengalami gejolak yang tidak stabil.

(48)

C. Prosedur Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor yang Kadaluwarsa pada SAMSAT Medan Selatan

Wajib pajak mendaftarkan diri ke Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT). Semua syarat pendaftaran diproses kemudian diberikan ke bagian pajak kendaraan bermotor untuk ditetapkan apakah terlambat membayar apa tidak, apabila tanggal jatuh tempo pendaftaran kendaraan bermotor tersebut sudah melampaui batas waktu maka dikenakan denda yang disebut sanksi administrasi sebanyak 2% (dua persen) sebulan.

Beberapa prosedur yang wajib dipenuhi oleh wajib pajak yaitu :

1. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli + fotokopi.

2. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli + fotokopi.

3. Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli + fotokopi.

4. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tahun terakhir.

5. Hasil ceking fisik kendaraan bermotor yang ditandatangani oleh petugas cek fisik.

(49)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Faktor Pendukung Pencapaian Target Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan

Peningkatan penerimaan PKB di SAMSAT Medan Selatan dapat dipengharui oleh factor-faktor berikut ini :

1. Kerjasama dan koordinasi yang baik.

Adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dan tertata rapi dari instansi gabungann yakni :

a. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU

b. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara.

c. Departemen Keuangan yaitu PT.Jasa Raharja Cabang Utama Medan.

d. Pemungutan PKB di SAMSAT Medan selatan berada dalam satu kesatuan dalam pengadministrasiannya.

2. Adanya kesadaran masyarakat

Dengan adanya kesadaran masyarakat dalam membayar PKB akan sangat berpengaruh besar terhadap jumlah realisasi penerimaan PKB dan Pendapatan Asli Daerah.

3. Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah

Wilayah kerja SAMSAT Medan Selatan meliputi sebagian kota Medan yang jumlah kendaraan bermotor terbanyak untuk semua UPTD yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

(50)

4. Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi yang Modern dan Canggih.

SAMSAT Medan selatan telah menggunakan / memanfaatkan sistem Informasi dan Teknologi yang modern dan canggih sejalan dengan perkembangan zaman.

B. Faktor penghambat Pencapaian Target Pajak Kendaraan Bermotor pada SAMSAT Medan Selatan

1. Stabilitas ekonomi dan politik

Krisis yang melanda Indonesia turut berperan menurunkan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Utara juga mengalami hal yang sama. Terjadi inflasi, dimana harga barang pada umumnya serba naik, namun nilai jual rupiah tetap dan bahkan turun,

2. Rendahnya Kesadaran Masyarakat

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar PKB sangat berpengaruh terhadap jumlah realisasi penerimaan PKB pada Pendapatan Asli Daerah.

3. Usia Kendaraan Bermotor

Usia kendaraan bermotor juga mempengharui jumlah realisasi PKB.

Kendaraan bermotor terlambat didaftarkan dan pada waktu didaftarkan pada saat usia kendaraan bermotor sudah tua sehingga tidak bernilai ekonomis lagi.

4. Banyak kendaraan bermotor dalam bentuk CBU

(51)

Kendaraan bermotor yang berbentuk CBU (Complety Built Up) yang diekspor dari luar negeri akan membingungkan pegawai pajak (fiskus) menetapkan jumlah PKB yang terutang.

C. Sanksi-Sanksi bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang Tidak Memenuhi Kewajiban Perpajakannya

1. Sanksi Bunga

Kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang.

2. Sanksi Denda

Sanksi denda dapat dikenakan apabila, wajib pajak terlambat mendaftarkan pajak kendaraan bermotor, membayar Pajak Kendaraan Bermotor, dan denda Bea Balik Nama sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

3. Sanksi Pidana

Apabila wajib pajak yang karena sengaja atau karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah, dapat dipidana dengan pidana penjara/kurungan dan atau denda sesuai ketentuan yang berlaku.

(52)

D. Kebijakan-Kebijakan yang diterapkan oleh Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) kepada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Adapun kebijakan yang diambil oleh Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan berikut :

1. Mempermudah wajib pajak dalam mendaftarkan kendaraan bermotornya.

Dalam hal pendaftaran kendaraan bermotor wajib pajak diberikan sarana berupa formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB). Wajib pajak hanya perlu menyiapkan berkas-berkas kendaraan bermotornya yang kemudian diserahkan kepihak fiskus untuk diperiksa dan kemudian ditetapkan pajak kendaraan bermotornya.

2. Memberikan jasa pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor secara cepat.

Untuk mendukung kegiatan pelayanan secara cepat dan akurat, haruslah didukung dengan sarana komputerisasi secara on line sehingga pelayanan terhadap wajib pajak dapat dilakukan dalam tempo satu hari. Dan juga petugas diarahkan untuk lebih memprioritaskan wajib pajak yang langsung dari pada kuasa wajib pajak. Untuk itu disiapkan loket-loket bagi wajib pajak dan kuasa wajib pajak.

3. Perlakuan adil terhadap wajib pajak kendaraan bermotor. Aspek keadilan sangat dibutuhkan oleh wajib pajak, oleh karena itu Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan dalam hal ini memberikan pelayanan yang sama kepada setiap wajib pajak yang akan mendaftarkan maupun yang melakukan pembayaran kendaraan bemotornya. Dalam melakukan pelayanannya fiskus melakukannya tanpa

(53)

membedakan atau mendahulukan wajib pajak tertentu. Aspek keadilan yang dilakukan kepada wajib pajak, tidak hanya perlakuan dalam pelayanan akan tetapi secara keseluruhan yang terkait dengan wajib pajak, seperti sosialisasi terhadap wajib pajak, bahkan sanksi terhadap yang tidak melakukan pembayaran pajak, walaupun ada pertimbangan tertentu yang bisa dilakukan namun tidak mengurangi nilai dasar keadilan. Misalnya, pertimbangan aspek ekonomi. Yang kerap menjadi masalah wajib pajak yang tidak melakukan pembayaran.

Namun kebijakan ini harus dengan pertimbangan yang jelas, dengan bukti kondisi ekonomi wajib pajak. Dengan keadilan yang dirasakan oleh wajib pajak maka pajak akan sangat antusias dalam melaksanakan kewajibannya membayar pajak kendaraaan bermotor. Adanya wajib pajak yang mau melaksanakan kewajibannya dengan baik adalah merupakan suatu perwujudan dari pengabdian rakyat (masyarakat wajib pajak) terhadap daerah dan berperan serta dalam pembangunan.

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dasar-dasar Pengenaan PKB dihitung sebagai unsur pokok yaitu Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yaitu nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor.

Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011, adapun besarnya tarif sebagai berikut :

1. 1,75% untuk pajak kendaraan bermotor bukan umum.1% untuk pajak kendaraan bermotor umum, yaitu kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

2. O,5% untuk pajak kendaraan bermotor Pemerintah Pusat dan Daerah, TNI/POLRI.

3. O,2% untuk pajak kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

4. 15% untuk Bea Balik Nama Kendaraan Baru dan telah diturunkan menjadi 10% (sepuluh persen).

5. 1% untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk Kepemilikan Kedua dan Seterusnya.

Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan oleh 3 (tiga) Instansi Pemerintah yang bergabung di dalam Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) yaitu :

1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu Direktorat Jenderal Lalu Lintas Polisi Daerah Sumatera Utara (DITLANTAS POLDASU).

(55)

2. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3. Departemen Keuangan yaitu PT. (Persero) Jasa Raharja Cabang Utama Medan.

Faktor-faktor yang menyebabkan masih banyaknya wajib pajak tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak kendaraan bermotor adalah :

1. Masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam melakukan kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor.

2. Keadaan ekonomi wajib pajak yang tidak memungkinkan untuk melakukan kewajiban perpajakannya lagi.

3. Kurangnya penyuluhan dari petugas pajak, guna memberikan kesadaran bagi wajib pajak dalam melakukan kewajibannya.

Kadaluarsa Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor setelah melampaui jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutang pajak. Kadaluarsa penagihan Pajak Kendaraan Bermotor dapat ditangguhkan apabila diterbitkan surat teguran dan atau surat paksa, dan adanya pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung.

Penghapusan Piutang Pajak Kendaraan Bermotor Piutang pajak kendaraan bermotor yang penagihannya sudah kadaluarsa dapat dihapuskan. Penghapusan piutang pajak dilakukan oleh Gubernur berdasarkan permohonan penghapusan piutang pajak dari Kepala Dinas Pendapatan Sumatera Utara.

Jumlah Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama

(56)

Kendaraan Bermotor (BBN KB) yang telah ditetapkan oleh fiskus selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan maupun penurunan dari anggaran yang telah ditetapkan. Hal ini membuktikan tingkat kesadaran wajib pajak di Sumatera Utara dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan baik.

Dan upaya penyuluhan dari petugas pajak, guna memberikan kesadaran bagi wajib pajak dalam melakukan kewajibannya dilakukan sangat baik.

B. Saran

Penerapan pajak kendaraan bermotor sebaiknya berdasarkan tipe, merk, dan nilai jual kendaraan bermotor, dan dalam penetapan tarif pajak kendaraan bermotor Pemerintah hendaknya melakukan survey guna mengetahui tingkat kemampuan dari masyarakat.

1. Hendaknya petugas-petugas yang berada di Instansi Direktorat Jenderal Lalu Lintas, Dinas Pendapatan Daerah, PT. Jasa Raharja melakukan koordinasi agar bisa bekerja lebih maksimal tanpa mengabaikan hak-hak wajib pajak.

2. Untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak, hendaknya Pemerintah melakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai pentingnya pajak, dan dalam penetapan pajak Pemerintah hendaknya memperhatikan azas ekonomis.

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo,2011, Perpajakan,Andi, Yogyakarta.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan:Teori dan Kasus Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.

Suandy, Erly. 2008, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.

Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Pemberian Keringangan Serta Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor

Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan Daerah

Peraturan Presiden Republik Indonesia Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Satuan Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap Kendaraan Bermotor dispenda.sumutprov.go.id

Gambar

Tabel 1. Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama  Kendaraan Bermotor (BBN-KB)  No  Tahun  PKB  BBN-KB  1  2014    22.362.296.206     426.283.573   2  2015    19.989.875.412     425.537.410   4  2017        27.863.860.351
Tabel 3. Realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Desember 2017  NO
Tabel 3. Realisasi Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)  dan Denda Bea Balik Nama Kendaraan (BBN-KB)

Referensi

Dokumen terkait

Upaya non litigasi dalam proses penyelesaian sengketa penyerobotan tanah yang terjadi di Desa Rogojampi, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, dapat mencapai

Menurut Mardiasmo (2011:5) pajak dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu menurut golongannya, sifatnya dan lembaga pemungutnya. Pajak langsung, yaitu pajak yang

Oleh kerena itu, disarankan kepada guru bahasa Indonesia pada umumnya dan guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 6 Sinagaraja pada khususnya, hendaknya mencoba

Dengan demikian, pesan moral yang ingin disampaikan tanda kolom Muhasabah edisi Juli 2006 adalah mengajak umat manusia untuk senantiasa waspada dan harus mampu

Pasar secara umum adalah wahana yang baik untuk mengkoordinasikan kegiatan ekonomi... week-1 ekmakro08-ittelkom-mna 70.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan perekam suara untuk merekam dan memberi pesan sebagai pengumpulan data karena hal tersebut diperlukan untuk menyajikan

Kewenangan Bank Sentral dalam melakukan pengawasan bank adalah sebagai alat atau sarana untuk mewujudakan sistem perbankan yang sehat yang menjamin dan memastikan

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBERIAN KERINGANAN PENGURANGAN DAN ATAU PEMBEBASAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR