• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di gerai pusat Madu Pramuka PT. Madu Pramuka yang terletak di Komplek Wiladatika Cibubur RT 001 RW 005 Kelurahan Pondok Rangon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Dengan pertimbangan PT. Madu Pramuka merupakan pioner budidaya lebah modern di Indonesia dan pemilihan gerai didasarkan atas pertimbangan jumlah penjualan di gerai pusat paling tinggi. Penjualan yang tinggi mengindikasikan bahwa jumlah konsumen lebih banyak daripada di gerai Madu Pramuka yang terletak ditempat lain sehingga diharapakan akan mendapatkan karakteristik konsumen Madu Pramuka yang semakin beragam. Pengambilan data dilakukan pada pertengahan bulan September 2013.

Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling, dimana setiap konsumen yang membeli atau mengkonsumsi Madu Pramuka PT. Madu Pramuka tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu sampel dipilih karena pertimbangan kemudahan, ketersediaan, dan kenyamanan untuk diteliti. Convenience sampling merupakan sampel yang diambil dari siapa saja didalam populasi yang sedang berada dilokasi penelitian dan cocok sebagai sumber data serta bersedia menjadi sampel penelitian (Umar 2005).

Sampel yang menjadi responden adalah sampel yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu konsumen yang pernah membeli dan mengkonsumsi Madu Pramuka super sekaligus madu jenis lainnya ukuran 650 ml minimal sebanyak dua kali. Sehingga diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk menentukan secara obyektif dalam menduga atau membuat generalisasi terhadap karakteristik populasi. Menurut Supranto (2001), sampel yang tergolong sampel besar yang dianggap mengikuti distribusi normal adalah sampel yang jumlahnya lebih dari 30 kasus. Ukuran populasi konsumen Madu Pramuka tidak diketahui dengan tepat karena konsumen dapat membeli produk beberapa kali atau berulang-ulang. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini diambil lebih dari 30 responden, yaitu 100 responden yang pernah membeli dan mengkonsumsi Madu Pramuka PT. Madu Pramuka. Peneliti beranggapan bahwa ukuran sampel ini telah mengikuti distribusi normal karena jumlah responden yang diambil telah berada diatas jumlah minimum yang disyaratkan untuk dapat memenuhi asumsi distribusi normal.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti observasi

lapangan, penyebaran kuesioner, wawancara, pengamatan dan pencatatan dokumen dari perusahaan maupun dokumen terkait lain yang sumbernya berasal dari luar perusahaan.

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut seperti data dari studi pustaka berupa laporan–laporan peneliti yang terkait misalnya studi literatur, baik dari internet ataupun dari buku-buku terkait, data statistik produksi, impor madu, dan data konsumsi madu nasional.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian diuji terlebih dahulu keandalannya sebelum digunakan dalam penelitian. Pengujian yang dilakukan berupa uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Umar, 2005).

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada konsumen dan penyebaran sejumlah kuesioner kepada konsumen produk Madu Pramuka. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan dilakukannya penelitian. Pernyataan yang dibuat disesuaikan dengan data yang ingin diperoleh dan dibuat menggunakan kata yang sederhana dan mudah dipahami agar memudahakan responden dalam pengisian. Kuesioner dibagi menjadi empat bagian, bagian pertama berupa screening yang bertujuan untuk menyaring konsumen yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti. Bagian kedua berisi mengenai karakteristik responden. Bagian ketiga berisi pertanyaan terkait dengan kepuasan konsumen dan bagian keempat berisi mengenai pertanyaan terkait sensitivitas harga. Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner terdiri dari dua macam pertanyaan yang bersifat terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka berisi pertanyaan yang jawaban tidak ditentukan sebelumnya jadi responden memiliki kebebasan untuk mengisi. Sedangkan pertanyaan tertutup berupa pertanyaan yang alternatif-alternatif jawaban telah disediakan sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang menurutnya paling sesuai.

Selain menggunakan kuesioner yang diberikan kepada konsumen, data primer lainnya diperoleh melalui wawancara dengan pihak intern perusahaan. Wawancara dengan pihak intern perusahaan dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran umum perusahaan secara jelas mengenai produk madu, dan kegiatan pemasaran yang dilakukan. Data sekunder yang digunakan diperoleh melalui studi literatur dan pustaka baik dari internet ataupun dari buku- buku terkait.

Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh selama penelitian diolah menggunakan tiga alat analisis, yaitu analisis tabulasi deskriptif, analisis sensitivitas harga, serta

Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Berikut akan dijelaskan metode-metode analisis data tersebut.

Analisis Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 2011). Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji data yang berasal dari daftar pertanyaan atau kuesioner responden, validitas dan reliabilitas dapat membuktikan bahwa daftar pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden sudah mewakili populasi yang ada atau belum. Pada umumnya uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden diluar dari jumlah 100 responden yang digunakan sebagai sampel.

Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan derajat ketepatan suatu ukuran untuk menggambarkan kebenaran secara universal. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan menggunakan Cochran Q test dengan rumus (Suliyanto 2005):

Qhit = (

k- )[ k∑kiCi -(∑kiCi) ]

k∑ki i- ∑ni i Keterangan:

K : jumlah atribut yang diuji Ci : jumlah skor atribut i Ri : jumlah skor responden i Hipotesis:

Ho : kemungkinan semua atribut yang diuji dipertimbangkan oleh seluruh responden.

H1 : kemungkinan ada atribut yang diuji tidak dipertimbangkan oleh seluruh responden

Hasil Qhit dibandingkan dengan Qtabel, dimana penentuan Qtabel dengan α 0,05, derajat kebebasan (dk) = k-1. Apabila Qhit > Qtabel maka tolak Ho, dan sebaliknya apabila Qhit < Qtabel makaterima Ho.

Variabel yang dimaksud dalam uji validitas ini adalah atribut-atribut produk dan harga yang dimiliki oleh PT. Madu Pramuka. Penentuan atribut penelitian berdasarkan diskusi dengan pihak perusahaan untuk mendapatkan

rekomendasi terkait atribut apa saja yang penting untuk dikaji. Atribut yang digunakan terdiri dari 15 atribut yang disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Atribut Uji Validitas

No Atribut

1 Rasa Madu

2 Pilihan Jenis Madu 3 Kekentalan 4 Aroma 5 Warna 6 Harga 7 Material Kemasan 8 Variasi kemasan 9 Manfaat 10 Volume 11 Merek 12 Keaslian produk 13 Iklan dan Promosi

14 Kemudahan memperoleh produk

15 Informasi pada kemasan (tgl kadaluarsa, izin BPPOM RI dan label halal) Apabila dari hasil uji validitas nantinya terdapat atribut yang tidak valid maka harus dihilangkan atau tidak ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data.

Uji Reliabilitas

Keandalan atau reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random error variance). Kesalahan acak menurunkan tingkat keandalan pengukuran. Agar merasa yakin bahwa skor/nilai dari kuesioner dapat mencerminkan dimensi kepuasan secara handal (realibility), kuesioner harus menunjukkan keandalan yang tinggi (Supranto 1997).

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Hoyt test. Tahapan untuk uji Hoyt meliputi (IPB 2012) :

1. Mencari nilai jumlah kuadrat responden JKr dengan rumus;

Keterangan :

JKr : jumlah kuadrat responden k : banyaknya butir pertanyaan N : banyaknya responden Xt : skor total responden

2. Mencari jumlah kuadrat butir dengan rumus:

Keterangan :

JKb : jumlah kuadrat butir

∑ B : jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir (∑ Xt)²: kuadrat dari skor total

3. Mencari jumlah kuadrat total JKt dengan rumus: kt B B ∑ Keterangan:

JKt : jumlah kuadrat total

(∑B) : jumlah kuadrat jawaban benar (ya) seluruh butir (∑ ) : kuadrat jawaban salah (tidak) seluruh butir 4. Mencari jumlah kuadrat sisa dengan rumus:

Keterangan:

JKs : jumlah kuadrat sisa JKt : jumlah kuadrat total JKr : jumlah kuadrat responden JKb : jumlah kuadrat butir

5. Mencari varians responden, varians butir dan varian sisa dengan rumus : r rdbr b b

dbb s s dbs

Keterangan:

Vr : varians responden dbr : derajat bebas responden Vb : varians butir dbb : derajat bebas butir Vs : varians sisa dbs : derajat bebas sisa 6. Memasukkan nilai varians yang diperoleh ke rumus :

r11 - s r

Hasil perhitungan nilai r11 dibandingkan dengan nilai r product moment dimana penentuan nilai r product moment tabel diperoleh berdasarkan nilai N dengan α 0,05 . Apabila nilai │r │ < r product moment maka tidak reliable, dan sebaliknya apablia nilai │r │ > r product moment maka reliable.

Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menilai tingkat kinerja dan tingkat kepentingan berbagai atribut produk Madu Pramuka. Tingkat kinerja menunjukkan atribut aktual yang dirasakan oleh konsumen, sedangkan tingkat kepentingan atribut menunjukkan seberapa penting atribut tersebut bagi konsumen. Skor tingkat kinerja dan kepentingan ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan

Skor Kinerja (X) Kepentingan (Y)

Skor 1 Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Penting

Skor 2 Tidak Baik Tidak Penting

Skor 3 Cukup Baik Cukup Penting

Skor 4 Baik Penting

Skor 5 Sangat Baik Sangat Penting

Total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor penilaian yang diberikan oleh responden. Hasil perhitungan tersebut akan digambarkan dalam diagram IPA. Masing-masing atribut diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan skor rata-rata, dimana skor rata- rata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X. Sedangkan atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan (Y). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

∑ni i

n

∑ni i n

Keterangan:

X = Skor rata-rata tingkat kinerja Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden

Diagram IPA merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan masing-masing bagian dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (a,b). Titik tersebut diperoleh dari rumus:

a ∑k i b ∑ i

k

Keterangan:

a = Batas sumbu X (tingkat kinerja) b = Batas sumbu Y (tingkat kepentingan) k = Banyaknya atribut yang diteliti

Hubungan antara tingkat kinerja (X) dan kepentingan kepentingan (Y) yang diperoleh dari responden dapat diinterpretasikan pada diagram Importance Performance Analysis yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Kepentingan Y Penting

Kuadaran I Kuadaran II

(Prioritas Utama) (Pertahankan Prestasi)

Kuadran III Kuadran IV

Kurang (Prioritas Rendah) (Berlebihan) Penting

X

Kurang Baik Kinerja Baik

Gambar 5 Diagram Kartesius Tingkat Kinerja dan Kepentingan Konsumen (Rangkuti, 2006)

Keterangan :

1. Kuadran I (Prioritas utama)

Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan atau tidak puas.

2. Kuadran II (Pertahankan prestasi)

Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.

3. Kuadran III (Prioritas rendah)

Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.

4. Kuadran IV (Berlebihan)

Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.

Customer Satisfaction Index (CSI)

Metode Customer Satisfaction Index digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melakukan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut yang diukur. Perhitungan CSI diperoleh dari perhitungan IPA yang tiap nilai rata-rata kepentingan dan kinerja atribut dihitung rata-rata tertimbangnya sebagai bobot. Perhitungan CSI digunakan sebagai pelengkap dari perhitungan IPA yang terbatas pada penilaian atribut yang tidak mencerminkan kepuasan pelanggan secara

langsung. Metode pengukuran CSI meliputi tahap-tahap sebagai berikut (Supranto, 2001):

1. Menentukan Mean Importance Score (MIS), nilai ini didapat dari rata-rata kepentingan tiap responden.

I ∑ni n i Keterangan :

n = Jumlah responden

Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i

2. Weight Factors (WF), adalah fungsi dari Mean Importance Score atau nilai dari rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) per atribut terhadap total MIS seluruh atribut yang diuji. Dimana p merupakan atribut kepentingan ke-p.

F I i

∑pi I i 00

3. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor (WF) dengan rata-rata tingkat kinerja atau Mean Satisfaction Score (MSS).

F

4.Menghitung Customer Satisfaction Index, yaitu jumlah Weight Score (WS) dibagi dengan Highest Scale (HS). Skala maksimum diperoleh dari ukuran Skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan yaitu lima.

C I 00

Tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada Tabel 6.

Tabel 6 Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index

Angka Indeks Interpretasi

0,00 – 0,21 Sangat tidak puas

0,21 – 0,40 Tidak puas

0,41 – 0,60 Cukup puas

0,61 – 0,80 Puas

0,81 – 1,00 Sangat puas

Indeks kepuasan pelanggan menggunakan rentang skala untuk menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Rentang skala kepuasan pelanggan berkisar antara 0 – 100 persen. Rumus rentang skala yang digunakan adalah sebagai berikut:

(m n)b Keterangan:

RS = rentang skala m = skor tertinggi n = skor terendah

b = jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima). Analisis Sensitivitas Harga

Sensitivitas harga konsumen yaitu kepekaan relatif dari harga dalam mempengaruhi keputusan pembelian dan kecenderungan untuk melakukan pencarian harga untuk menemukan harga yang lebih baik. Analisis sensitivitas harga menggunakan pendekatan Van Westendorp didasarkan pada asumsi bahwa harga yang wajar ada bagi konsumen dalam setiap kategori dan untuk setiap tingkat kualitas dalam kategori. Keputusan harga konsumen dibuat melalui menyeimbangkan nilai terhadap harga, terdapat harga atas dan bawah bagi konsumen yang akan membayar untuk produk atau jasa (Lipovetsky et al,2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga antara lain: pengaruh nilai unik, pengaruh kesadaran atas produk pengganti, pengaruh perbandingan yang sulit, pengaruh pengeluaran total, pengaruh manfaat akhir, pengaruh biaya bersama, pengaruh investasi tertanam, pengaruh mutu harga, dan pengaruh persediaan.

Objek yang digunakan dalam analisis sensitivitas harga adalah Madu Pramuka super PT. Madu Pramuka ukuran 650 ml. Hal tersebut didasarkan pada kondisi yang ada dilapangan bahwa produk Madu Pramuka yang lebih banyak dibeli adalah madu super ukuran 650 ml, hal ini dikarenakan kandungan dalam madu super lebih lengkap yaitu terdapat campuran royal jelly dan bee pollen. Dalam penelitian ini penilaian harga yang digunakan konsumen berdasarkan kategori harga sangat murah, harga murah, harga mahal, dan harga sangat mahal. Range harga yang digunakan pada produk madu yang tertinggi dan terendah diperoleh dari hasil survey harga madu rata-rata di pasaran.

Dokumen terkait