• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan di perusahaan peternakan Tunas Mekar Farm di Graha Indah Bogor dan peternak mitra yang tersebar di daerah Kabupaten Bogor yaitu Cibinong, Leuwiliang, Nanggung dan Cigudeg. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Desember 2005 sampai dengan tangal 10 Januari 2006.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peternak yang masih aktif menjalin kerjasama kemitraan dengan Tunas Mekar Farm. Jumlah peternak yang bermitra dengan Tunas Mekar Farm berjumlah 150 peternak.

Sampel

Jumlah sampel yang diambil dari populasi Tunas Mekar Farm sebanyak 40 peternak dengan metode pengambilan sampel adalah purposive sampling atau secara sengaja untuk memilih peternak plasma yang telah bermitra dengan Tunas Mekar Farm sejak awal Tunas Mekar Farm berdiri sampai saat ini.

Desain Penelitian

Penelitian ini didesain sebagai suatu survey yang bersifat deskriptif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial dan juga untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu, seperti interaksi sosial (Singarimbun dan Effendi, 1985). Interaksi sosial dilakukan antara peternak dengan mitranya dalam menjalankan suatu hubungan kerjasama dalam kemitraan. Deskriptif menggambarkan bagaimana peternak dan mitranya menjalankan kerjasama kemitraan agar tercipta suatu kepuasan dan rasa senang diantara keduanya karena untuk mencapai suatu kesinambungan bukan hanya diukur dengan keuntungan materi tapi lebih ke arah hubungan manusia yang mengakibatkan adanya interaksi diantara keduanya. Interaksi tidak akan timbul tanpa adanya keinginan dan

kesepakatan kedua belah pihak untuk bekerjasama, oleh karena itu maka peubah-peubah yang diteliti dalam penelitian ini bersifat sosial ekonomi yang artinya selain meneliti hubungan antar manusia juga melihat dari sisi ekonomi dari kemitraan tersebut sehingga dapat dirumuskan bahwa aspek sosial dan ekonomi mempengaruhi kesinambungan usaha yang tercermin dari peubah-peubah yang akan diteliti dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif yaitu: (1) etika bisnis, (2) kepemimpinan, (3) motivasi kerjasama, (4) performance numerical, dan (5) kontrak kerjasama.

Data dan Instrumentasi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara secara langsung dengan peternak yang bermitra dengan Tunas Mekar Farm. Data primer didapat melalui wawancara adalah mengenai daya terima peternak terhadap pelaksanaan kontrak kerjasama oleh mitranya dan juga mengenai data prestasi produksi ayam broiler mereka atau yang kita kenal dengan performance numerical. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan inti mengenai jumlah populasi ternak dan bentuk kerjasama yang dilaksanakan oleh peternak serta kontrak perjanjian kerjasama

Instrumentasi

Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan pada saat wawancara langsung dengan peternak yang bermitra. Kuesioner dibagi kedalam lima bagian, pertama untuk mengukur daya terima peternak terhadap etika bisnis yang dijalankan bersama, kedua mengukur daya terima peternak terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh mitra, ketiga mengukur sejauh mana motivasi kerjasama dari peternak, keempat adalah mengetahui nilai performance numerical dari masing-masing peternak yang diwawancara dan yang kelima adalah tentang kontrak kerjasama yang akan dilihat isi dan kandungan dari kontrak kerjasama serta pelaksanaannya apakah sesuai dengan kesepakatan atau tidak.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum instrumen atau kuesioner digunakan, telah dilakukan uji coba terlebih dahulu di lapang pada beberapa responden yang bukan sampel tapi memiliki ciri-ciri relatif sama dengan ciri-ciri responden. Uji validitas dilakukan kepada enam orang peternak, empat peternak di daerah Cibungbulang, Bogor yang merupakan peternak plasma dari perusahaan inti JP, sedangkan dua orang peternak lainnya merupakan peternak plasma dari PT. CPI di daerah Serang, Banten.

Tujuan pengukuran validitas adalah untuk melihat isi dan kegunaan suatu alat ukur. Untuk penelitian sosial, validitas isi adalah yang paling penting karena mempersoalkan isi dan makna dari kuesioner cukup mewakili atau tidak (Nazir, 1998).

Setelah melakukan uji validitas dengan jumlah responden pada saat uji coba berjumlah enam orang peternak plasma, maka dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Effendi, 1985). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 10 for windows maka didapat nilai rhitung = 0,947 sedangkan nilai rtabel = 0,878 karena nilai rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5% maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang diujikan valid dan memiliki reliabilitas yang tinggi.

Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan di sekitar daerah Bogor, di tempat perusahaan inti dan peternak plasma selama 1 bulan. Data dikumpulkan melalui:

1) Pengamatan langsung di lapangan dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner kepada para peternak plasma dalam kemitraan.

2) Pengumpulan data sekunder dari pihak perusahaan sebagai sumber informasi tentang data jumlah peternak dan kontrak kerjasama.

Analisis Data

Data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:

1) Analisis Peubah Etika Bisnis (X1)

Menganalisis daya terima peternak terhadap etika bisnis yang dilakukan oleh mitra melalui kuesioner dengan memperhatikan indikator-indikator yang diteliti dalam etika bisnis yaitu: (a) integritas dan kejujuran, (b) kepercayaan, (c) komunikasi yang terbuka, (d) adil, dan (e) keseimbangan antara insentif dan resiko. Setelah didapatkan nilainya maka akan diketahui dari semua indikator yang mempengaruhi etika bisnis, indikator mana saja yang berpengaruh signifikan terhadap kesinambungan usaha.

2) Analisis Peubah Kepemimpinan (X2)

Cara pengukuran gaya kepemimpinan dari perusahaan mitra berdasarkan konsep skala semantik differensial, menurut Osgood (1957) konsep ini mengklasifikasi sifat-sifat yang dipilih untuk penilaian dari kategori kepemimpinan yang dibagi dalam tiga dimensi sifat yang akan diukur, yaitu: (1) dimensi evaluasi, (2) dimensi potensi, (3) dimensi aktivitas. Sifat-sifat dari seorang pemimpin yang digunakan sebagai indikator setelah dibagi kedalam tiga dimensi, (1) evaluasi: respek dari peternak, kejujuran, kepercayaan, (2) potensi: memegang komitmen, kemampuan berkomunikasi, kecakapan emosional, (3) aktivitas: memotivasi, gaya berbicara, ketegasan. Indikator digunakan untuk menganalisis sejauh mana daya terima peternak terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh mitra, setelah diketahui nilainya melalui kuesioner maka dapat diketahui sejauhmana pengaruhnya terhadap kesinambungan usaha.

Menurut Osgood (1975) dalam Library Gunadarma (2006) teknik beda semantik ini memiliki karakteristik unik yang membedakannya dengan teknik-teknik lainnya, yaitu pada cara responden memberikan respons terhadap item pada skala beda semantik, dimana responden tidak diminta untuk memberikan respons setuju atau tidak setuju, akan tetapi justru diminta langsung memberikan bobot penilaian mereka terhadap suatu stimulus. Teknik ini menggunakan kata sifat sebagai karakteristik stimulus yang disajikan dalam suatu kontinum psikologis yang kedua kutubnya berisi kata sifat yang berlawanan.

Dikatakan oleh Azwar (1995) dalam Library Gunadarma (2006) bahwa kontinum psikologis pada teknik beda semantik dibagi menjadi tujuh bagian yang diberi angka 1 sampai 7, mulai dari kutub unfavorable sampai dengan kutub favorable. Cara pemberian angka seperti ini adalah cara yang telah disederhanakan yaitu angka 1 berarti adanya arah sikap yang unfavorable dengan intensitas tinggi, sedangkan angka 7 menunjukkan adanya sikap favorable dengan intensitas tinggi pula. Makin mendekati ke tengah kontinum maka arah sikap makin menjadi kurang jelas dan intensitasnya pun berkurang. Suatu posisi respons yang diletakkan pada angka 4, yang berada di tengah-tengah berarti adanya sikap netral terhadap objek yang bersangkutan bila dikaitkan dengan kata sifat yang berada pada kedua kutub kontinum.

3) Analisis Peubah Motivasi Kerjasama (X3)

Menganalisis seberapa besar motivasi kedua belah pihak untuk melanjutkan kerjasama kemitraan dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kesinambungan usaha suatu kemitraan.

4) AnalisisPeubah Performance Numerical (PN) (X4)

Prestasi produksi ayam broiler atau performance numerical (PN) diukur dan dianalisis dengan mengetahui berapa standar PN yang digunakan oleh mitra agar peternak tetap bisa bekerjasama dan dibandingkan juga dengan keadaan lapang dari peternak, sehingga diketahui berapa nilai PN rata-rata dari peternak dan diketahui pengaruhnya terhadap kesinambungan usaha. Untuk mengukur Indeks Prestasi ayam atau performance numerical adalah dengan formula sebagai berikut:

panen umur rata Rata x FCR x dipanen yang ayam berat rata Rata x kematian Persentase PN − − − =(100% ) 100

5) Analisis Peubah Kontrak Kerjasama (X5)

Indikator yang digunakan dalam menganalisis kontrak kerjasama adalah: (a) keberadaan, (b) isi kontrak kerjasama, (c) bentuk kerjasama, (d) pelaksanaan kontrak kerjasama. Peubah kontrak kerjasama akan dianalisis dengan melihat sejauhmana kepuasan peternak dengan isi kontrak kerjasama dan pelaksanaannya selama menjalin hubungan kerjasama kemitraan dengan mitra, apakah sudah sesuai dengan

kontrak atau belum sesuai. Setelah dianalisis maka akan diketahui dari keempat indikator tersebut indikator mana yang paling signifikan dan berpengaruh terhadap kesinambungan usaha.

6) Analisis Kesinambungan Usaha (Y)

Indikator yang digunakan untuk mengukur kesinambungan usaha adalah lamanya menjalin hubungan kerjasama, lamanya waktu tersebut dikategorikan dalam hitungan siklus periode produksi selama menjalin hubungan kemitraan.

Metode regresi berganda digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peubah-peubah apa saja yang berpengaruh terhadap kesinambungan usaha kerjasama kemitraan. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4 + a5X5 + e dimana: Y = kesinambungan usaha a0 = intersep a1 – a5 = koefisien regresi X1 = etika bisnis X2 = kepemimpinan

X3 = keinginan kontinuitas kerjasama X4 = performance numerical

X5 = kontrak kerjasama

Setelah mengetahui persamaan yang terbentuk maka dilakukan uji BLUE (Best Unbiased Estimator) agar persamaan yang telah terbentuk adalah persamaan regresi yang terbaik dan tidak mengandung autokorelasi dan multikolinearitas.

Definisi Istilah

Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau oleh usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

Kesinambungan usaha adalah mempertahankan suatu usaha agar tetap berlanjut dalam eksistensinya (lamanya kerjasama).

Etika bisnis adalah kiat dan disiplin untuk menerapkan prinsip-prinsip etika dalam mengkaji dan mengatasi masalah-masalah yang rumit dalam dunia bisnis.

Kepemimpinan adalah usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah ditetapkan.

Motivasi kerjasama adalah suatu alasan yang menyebabkan salah satu pihak bertindak untuk melanjutkan hubungan kerjasama.

Performance Numerical adalah suatu formula yang paling umum dipakai untuk

mengetahui prestasi ayam broiler komersial, yang perhitungannya dengan formula sebagai berikut: panen umur rata Rata x FCR x dipanen yang ayam berat rata Rata x kematian Persentase PN − − − =(100% ) 100

Kontrak kerjasama adalah suatu nota kesepahaman antara dua pihak yang bermitra yang memuat aspek-aspek penting dalam bermitra dan sebagai tanda bukti bahwa telah terjadi kesepakatan kerjasama.

Perusahaan inti adalah perusahaan peternak yang mengadakan kemitraan dengan pola inti plasma yang berkewajiban menyediakan sarana produksi peternakan, bimbingan teknis, manajemen, dan memasarkan hasil produk peternak plasma.

Peternak plasma adalah kelompok peternak ayam ras pedaging yang melakukan kerjasama dengan suatu perusahaan inti dalam usaha budidaya dengan perjanjian yang telah disepakati.

Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi.

Harga output adalah harga beli perusahaan mitra terhadap produk yang dihasilkan oleh peternak mitra.

Resiko adalah kemungkinan untuk mengalami kerugian atau kegagalan dalam berbisnis.

Insentif adalah merupakan pendapatan yang didapat oleh kedua belah pihak yang bermitra dan besarnya telah ditentukan dan disepakati dalam surat perjanjian.

KEADAAN UMUM TUNAS MEKAR FARM

Dokumen terkait