• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

Dalam dokumen PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN TAHUN 1948 (Halaman 60-64)

BAB I : PENDAHULUAN

H. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode adalah prosedur atau langkah-langkah kerja dalam rangka membuat analisis dan sintesis dari bahan yang dikaji.101 Metode penelitian yang digunakan dalam rangka penulisan skripsi berjudul “Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948” meliputi 4 tahap :

a. Heuristik

Heuristik adalah proses pengumpulan sumber yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Sumber data penelitian ini diperoleh dari buku-buku yang terdapat di perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Kolese St. Ignatius, Perpustakaan Pusat UGM dan Perpusda Pusat DIY. Sumber primer yang

101

Program Studi Pendidikan Sejarah, 2003, Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Sejarah,

digunakan dalam penelitian ini adalah buku yang berjudul Sekitar Perang

Kemerdekaan Indonesia Jilid 8 : Pemberontakan PKI 1948 yang ditulis oleh

Abdul Haris Nasution, kemudian buku yang berjudul Perintah Presiden Soekarno

: “Rebut Kembali Madiun…” dan buku yang berjudul Madiun : Dari Republik ke

Republik yang ditulis oleh Himawan Soetanto. Kedua penulis buku tersebut

adalah saksi mata dari peristiwa pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948. Sumber sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku berjudul

Rangkaian Peristiwa Pemberontakan PKI di Indonesia yang diterbitkan oleh

Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Sosial. Kedua buku berjudul Lubang-lubang

Pembantaian Petualangan PKI di Madiun yang ditulis oleh Maksum, Agus

Sunyoto dan A. Zainuddin. Ketiga buku berjudul Peristiwa Coup Berdarah PKI

September 1948 di Madiun yang ditulis oleh Pinardi. Keempat adalah buku

berjudul Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis di Indonesia :

Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya yang diterbitkan oleh Sekretariat

Negara Republik Indonesia. Kelima adalah buku berjudul Menyingkap Tabir

Fakta-fakta Pemberontakan PKI dalam Peristiwa Madiun yang ditulis oleh

Djamal Marsudi. Selain itu masih ada beberapa buku yang digunakan untuk melengkapi penulisan skripsi ini.

b. Verifikasi

Verifikasi adalah kritik sejarah atau keabsahan sumber. Ada dua macam verifikasi, yaitu kritik ekstern atau otentisitas dan kritik intern atau kredibilitas. Kritik ekstern dapat dilihat dari sifat bahan, tinta, gaya penulisan, bahasa maupun jenis huruf yang digunakan. Kritik ekstern didalam melihat keaslian dari sumber

yang digunakan penulis tidak perlu dilakukan karena buku-buku sumber primer ditulis sendiri oleh orang-orang yang mengalami peristiwanya. Dalam buku karangan Himawan Soetanto berjudul Perintah Presiden Soekarno : “Rebut Kembali Madiun” yang diterbitkan pada tahun 1994penulisan nama- nama tokoh dituliskan dengan menggunaan ejaan lama, misalnya saja Moeso. Namun buku Madiun : Dari Republik ke Republik yang diterbitkan pada tahun 2006 dituliskan Muso. Ini menunjukkan bahwa penulisan buku sesuai dengan jamannya.

Kritik intern bertujuan untuk menguji apakah isi dari suatu sumber sejarah bisa diterima sebagai kenyataan. Kritik intern bisa dilakukan dengan membandingkan beberapa sumber yang ada sehingga bisa dilakukan rekonstruksi. Dari sejumlah sumber yang digunakan penulis terdapat pernyataan bahwa pada tanggal 18 September 1948 PKI memproklamasikan berdirinya “ Soviet Republik Indonesia” dan melakukan pembunuhan massal. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa PKI melakukan pemberontakan di Madiun. Namun ada sumber lain yang menyatakan bahwa peristiwa di Madiun merupakan usaha kelompok komunis untuk memperbaiki arah revolusi Indonesia yang dinilai defensif, dan bukanlah suatu pemberontakan. Dengan demikian harus dilakukan koroborasi (pendukungan) terhadap fakta bahwa pada tanggal 18 Septemer 1948 terjadi pemberontakan PKI di Madiun.

Sebuah unsur primer yang telah disimpulkan dari sebuah dokumen melalui proses kritik ekstern dan intern yang telah dilukiskan hingga sekarang, belum dapat dianggap tegak sebagai fakta sejarah.102 Para sejarawan memiliki

102

kesepakatan bahwa yang dapat diterima sebagai fakta sejarah adalah kesaksian dari dua atau lebih saksi yang dapat dipercaya. Terjadinya kesepakatan antara dua saksi disebabkan karena adanya kesaksian dari pihak ketiga mengenai suatu fakta yang sama. Dapat juga terjadi karena kedua saksi tersebut dipengaruhi oleh pihak atau saksi ketiga. Dengan demikian saksi ketiga merupakan koroborasi (pendukungan) terhadap suatu fakta sejarah.

Koroborasi dalam mengungkap kebenaran fakta sejarah sulit untuk dilakukan karena saksi-saksi yang terlibat dalam peristiwanya sudah mati, sehingga tidak mungkin diwawancarai. Koroborasi dilakukan dengan menafsirkan dokumen-dokumen maupun sumber-sumber yang ada. Tidak adanya kontradiksi dalam isi dokumen-dokumen, tidak adanya kontradiksi dengan sumber-sumber lain, tidak adanya anakronisme dapat digunakan sebagai koroborasi. Koroborasi terhadap fakta bahwa pada tanggal 18 September 1948 terjadi pemberontakan di Madiun dilihat dari dokumen-dokumen PKI yang berhasil disita oleh pasukan TNI dalam operasi penumpasan. Dokumen-dokumen itu berisi persiapan-persiapan pemberontakan oleh PKI untuk menggulingkan kabinet Hatta dan mejadikan Indonesia sebagai negara komunis.

c. Interpretasi

Setelah melalui tahap heuristik dan verifikasi, maka tahap selanjutnya adalah interpretasi atau penafsiran data. Interpretasi terdiri dari dua unsur, yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan. Kadang-kadang sebuah sumber mengandung beberapa kemungkinan.103 Sedangkan sintesis berarti menyatukan

sejumlah data-data sejarah yang saling berkaitan kemudian ditarik satu kerangka konseptual. Setelah melakukan interpretasi penulis bisa menyimpulkan bahwa

Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 disebabkan oleh kedatangan Muso

dari Moskow, dan berhasil bersekutu dengan Amir Syarifuddin beserta kelompoknya yang pada saat itu kecewa dengan kabinet Hatta. Amir Syarifuddin dengan dukungan dari sayap kiri membentuk FDR agar dapat merebut kembali kekuasaan pemerintah, khususnya kedudukan Menteri Pertahanan.

d. Historiografi

Historiografi adalah suatu proses rekonstruksi masa lampau yang merupakan suatu totalitas yang utuh.104 Ini merupakan tahap akhir dari penelitian sejarah. Aspek kronologis dan sistematis menempati posisi penting dalam historiografi. Penulisan penelitian ini sudah disusun secara kronologis dan sistematis, dimulai dari latar belakang PKI melakukan pemberontakan, bagaimana meletuskan pemberontakan di Madiun dan usaha pemerintah menumpas para pemberontak.

Dalam dokumen PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN TAHUN 1948 (Halaman 60-64)