• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKI sampai dengan kedatangan Muso dari Moskow

Dalam dokumen PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN TAHUN 1948 (Halaman 84-89)

BAB II : FAKTOR PENDORONG PEMBERONTAKAN PKI

B. Kedatangan Muso dari Moskow

1. PKI sampai dengan kedatangan Muso dari Moskow

PKI dibentuk pada tanggal 23 Mei 1920.144 Partai yang bertujuan untuk membentuk masyarakat komunis Indonesia ini diketuai oleh Semaun. Pendukung utama PKI adalah masyarakat kelas buruh dan tani. PKI mampu berkembang pesat melalui VSTP yang sangat militan. Terbukti ketika PKI mengadakan kongres di Semarang pada bulan Agustus 1920, dihadiri oleh 22 serikat buruh. Kemudian pada kongres Istimewa yang berlangsung tanggal 24 Desember 1920 diputuskan bahwa PKI berafiliasi dengan Komintern. Berkat bantuan Sneevliet, Komintern mengijinkan PKI bekerjasama dengan SI, karena itulah satu-satunya jalan agar PKI terlibat dalam percaturan politik Indonesia. Namun kerjasama PKI dan SI tidak berlangsung lama, pada tahun 1921 terjadi perpecahan dalam tubuh SI yang berakibat pada pendisiplinan anggota partai. Setiap anggota SI tidak

143

Ibid., hlm. 60.

diijinkan menjadi anggota partai lain pada waktu yang bersamaan. Langkah ini bertujuan untuk menyingkirkan anggota-anggota PKI dari tubuh SI.

Keputusan kongres itu sudah barang tentu merupakan pukulan keras terhadap PKI.145 Semaun yang menjadi pemimpin PKI kemudia n melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari penangkapan pemerintah kolonial. Pimpinan PKI kemudian dipegang oleh Tan Malaka. Ia berusaha untuk memulihkan kembali hubungan PKI dan SI. Tetapi pemerintah sudah berhasil menangkapnya sebelum hubungan SI dan PKI membaik. Tan Malaka menolak rencana pemerintah kolonial untuk mengasingkan dirinya ke Kupang, ia lebih memilih untuk pergi ke luar negeri. Melihat kekosongan kepemimpinan dalam tubuh PKI, pada tahun 1922 Semaun kembali ke Indonesia. Satu tahun kemud ian, Komintern mengirimkan Darsono untuk mendampingi Semaun. Semakin hari pengikut PKI bertambah banyak. Dalam kongres PKI di Kotagede, Yogyakarta pada bulan Desember 1924 tercatat bahwa PKI mempunyai 38 seksi yang meliputi 1.140 anggota.146

Dengan alasan untuk memerangi penjajah Belanda, pada tahun 1926 - 1927 PKI melancarkan pemberontakan di beberapa daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatra. Tetapi sesungguhnya pemberontakan itu adalah salah satu usaha dari PKI untuk me mbentuk masyarakat komunis Indonesia. Pemberontakan yang dilancarkan PKI itu seluruhnya bisa ditumpas oleh pemerintah. PKI kemudian dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan para pengikutnya ditangkap. Ribuan

145

Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI, 1995, Bahaya Laten Komunisme di Indoensia jilid I :

Perkembangan Gerakan dan Pengkhianatan Komunisme di Indonesia (1913 -1948), Jakarta,

Yayasan Telapak, hlm. 9.

pengikut PKI yang tertangkap diasingkan ke Boven Digul, Papua (dahulu Irian Jaya). Namun Alimin dan Muso, tokoh PKI dari cabang Jakarta yang ikut mempimpin pemberontakan berhasil lolos dari penangkapan pemerintah kolonial dan melarikan diri ke Moskow. Setelah penangkapan tersebut, tidak ada lagi aktivitas komunis di Indonesia.

Bangkitnya fasisme baik di Jerman maupun di Italia menyadarkan Stalin bahwa fasisme lebih berbahaya daripada kapitalisme, terutama menjadi ancaman langsung terhadap Negara Uni Soviet.147 Komintern kemudian memutuskan bahwa diperlukan kerjasama dengan golongan kapitalis untuk menghancurkan fasisme. Sehingga untuk sementara waktu, permussuhan golongan komunis terhadap kapitalisme harus ditiadakan. Keputusan ini disebut dengan garis Dimitrov. Untuk menjelaskan garis baru ini kepada partai komunis di seluruh dunia, Komintern mengirimkan sejumlah tokoh-tokoh lokal yang berada di Moskow kembali ke Negara masing- masing.148 Muso yang pada saat itu berada di Moskow dikirim kembali ke Indonesia untuk menjelaskan perubahan itu.

Pada tahun 1935 Muso kembali ke Indonesia dan mendirikan PKI Illegal. Namun karena usaha Muso untuk menghidupkan kembali PKI di Indonesia tidak membuahkan hasil, satu tahun kemudian ia memutuskan kembali ke Moskow. Pendidikan kader-kader PKI kemudian dilakukan melalui Gerindo, karena merupakan organisasi yang menganut azas kooperatif dengan pemerintah kolonial dan menentang fasisme.

147

Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI, Ibid., hlm. 23.

148

Pada saat itu PKI sama sekali tidak memiliki ruang gerak di Indonesia, terlebih lagi setelah kedatangan Jepang ke Indonesia. Pada permulaan pendudukan Jepang, anggota-anggota Central Comite PKI dan kader-kader penting PKI banyak yang ditangkap dan diantaranya mendapat hukuman mati.149 Sesudah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1945 Moh Yusuf mendirikan kembali PKI dan mencoba melancarkan pemberontakan. Tetapi sekali lagi pemerintah berhasil menumpasnya.

Maklumat Perdana Menteri Moh. Hatta tanggal 3 November 1945, tentang anjuran kepada rakyat untuk mendirikan partai-partai, maka dunia kepartaian di Indonesia serta merta tumbuh dengan suburnya.150 Orang-orang komunis kemudian mencoba menghidupkan kembali PKI di Indoensia. Tokoh-tokoh komunis dari luar negeri seperti Sarjono, Setaijid, Alimin, dan Maruto Darusman kembali ke Indonesia untuk melakukan konsolidasi kekuatan. Pada perkembangan selanjutnya mulai terlihatlah aktivitas kaum komunis yang berusaha mendominasi kepemimpinan di dalam tubuh Partai Sosialis, yang pada gilirannya menyebabkan munculnya dua kutub dalam tubuh Partai Sosialis.151 Salah satu kutub didominasi oleh Sutan Syahrir sedangkan kutub yang lain didominasi oleh Amir Syarifuddin.

Sutan Syahrir kemudian mendirikan partai baru, yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI). Tokoh-tokoh cendekiawan Partai Sosialis seperti Sugondo Djoyopuspito, Subadio Sastrosatomo dan para mahasiswa memilih bergabung dengan PSI. Masuknya kalangan terpelajar dalam PSI menyebabkan Amir Syarifuddin kehilangan pendukung. ia kemudian bersekutu dengan kelompok

149

D.N. Aidit, op. cit., hlm. 417.

150

Pinardi, op. cit., hlm. 26.

sayap kiri. Pandangan politik Amir Syarifuddin bukan lagi bersifat nasionalis, tetapi berorientasi pada ketentuan Moskow. Melalui Amir Syarifuddin inilah PKI mencoba merebut kekuasaan pemerintah. Pada waktu Amir Syarifuddin memegang jabatan perdana menteri merangkap menteri pertahanan, Kementrian Pertahanan dijadikan sarang kekuatan sayap kiri.152 Ia bahkan membentuk TNI Masyarakat dan melantik para perwira politik (Pepolit) tanpa sepengetahuan Markas Besar Tentara (MBT) untuk menanamkan pengaruh komunis di tubuh Angkatan Bersenjata.

Persetujuan Renville yang ditandatangani oleh Amir Syarifuddin mematikan aktivitas komunis di kancah pemerintahan pusat. Amir Syarifudiin harus menyerahkan kembali mandat kabinet pada presiden. Moh. Hatta kemudian ditunjuk sebagai perdana menteri menggantikan Amir Syarifuddin. Sesungguhnya Moh. Hatta ingin membentuk kabinet nasional dengan mengikutsertakan seluruh partai politik yang ada, namun karena menginginkan 10 kursi maka sayap kiri sama sekali tidak memiliki wakil dalam kabinet. Moh. Hatta memang tidak menginginkan kabinetnya didominasi oleh kelompok komunis. Untuk memperkuat oposisinya terhadap pemerintah, maka pada tanggal 26 Februari 1948 kelompok komunis membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR). FDR terdiri dari PKI, PS, SOBSI, Pesindo, BTI, Laskar Rakyat, Laskar Merah, Laskar Buruh, dan Partai Buruh.

Setelah tersisih dari pemerintahan, kelompok komunis semakin tersingkir dengan adanya program Re-Ra Angkatan Perang. TNI Masyarakat yang dibentuk

152

Amir Syarifuddin sebagai benteng pertahanan niliter komunis pada tanggal 15 Mei 1948 secara resmi dibubarkan. Dua minggu kemudian Gubernur Militer Daerah Surakarta yang dipegang oleh tokoh komunis, yaitu Wikana diberhentikan dan tugas-tugasnya diambil alih oleh Dewan Pertahanan Daerah Surakarta.

Ketika FDR sedang berusaha keras merebut kembali kekuasaan pemerintah ke tangan kelompok komunis, Muso kembali ke Indonesia setelah sekian lama bermukim di Moskow. Kehadiran Muso mempunyai arti penting bagi kaum komunis Indonesia yang sedang berada dalam konsisi yang kurang menguntungkan. Kedatangannya membawa misi dari Moskow untuk melakukan koreksi terhadap PKI dan revolusi Indonesia yang dinilai defensif. Menurut Muso, PKI seharusnya sudah menjadi partai politik yang legal sesudah kemerdekaan. Partai-partai yang tergabung dalam FDR dilebur menjadi PKI baru yang legal dibawah pimpinan Muso. Pada tanggal 1 September 1948 kepengurusan FDR sepenuhnya diambil alih oleh pimpinan PKI.153

Dalam dokumen PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN TAHUN 1948 (Halaman 84-89)