1. Populasi Populasi Dan Dan Sampel Sampel PenelitianPenelitian a.
a. Populasi PenelitianPopulasi Penelitian
Menurut Fraenkel and Wallen (dalam Wibawa, 2009:43) populasi adalah Menurut Fraenkel and Wallen (dalam Wibawa, 2009:43) populasi adalah kelompok yang menarik perhatian peneliti, kelompok di mana peneliti menyukai kelompok yang menarik perhatian peneliti, kelompok di mana peneliti menyukai
untuk menggeneralisasikan hasil-hasil penelitiannya. Arikunto (dalam Wibawa, untuk menggeneralisasikan hasil-hasil penelitiannya. Arikunto (dalam Wibawa, 2009:43) populasi adalah keseluruhan subyek
2009:43) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah 9 sekolah yang ada di SD Gugus 3 di Populasi dalam penelitian ini adalah 9 sekolah yang ada di SD Gugus 3 di Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.
Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. b.
b. Sampel PenelitianSampel Penelitian
Menurut Hadi (dalam Wibawa, 2009:45) sampel adalah sejumlah Menurut Hadi (dalam Wibawa, 2009:45) sampel adalah sejumlah penduduk yang diambil dari populasi. Sampel penelitian diambil secara
penduduk yang diambil dari populasi. Sampel penelitian diambil secara randomrandom sampling
sampling (teknik pengambilan sampel secara acak), dalam pengambilan sample(teknik pengambilan sampel secara acak), dalam pengambilan sample teknik
teknik samplingsampling yang digunakan adalahyang digunakan adalah multi objek samplingmulti objek sampling.. Sampling
Sampling tahap tahap pertama pertama dilakukan dilakukan secara secara random random dengan dengan populasipopulasi sembilan sekolah yang ada di Gugus 3. Dari hasil sampling tahap pertama diambil sembilan sekolah yang ada di Gugus 3. Dari hasil sampling tahap pertama diambil dua sekolah yaitu SD No.
dua sekolah yaitu SD No. 5 Penyaringan dan SD No. 5 Penyaringan dan SD No. 8 Penyaringa sebagai sampel8 Penyaringa sebagai sampel penelitian. Kemudian dari dua sekolah yang terpilih, dipilah lagi secara random penelitian. Kemudian dari dua sekolah yang terpilih, dipilah lagi secara random kelas III yang nantinya akan dikelompokkan menjadi kelas eksperimen dan kelas kelas III yang nantinya akan dikelompokkan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil random didapatkan kelas III SD No. 8 Penyaringa sebagai kontrol. Dari hasil random didapatkan kelas III SD No. 8 Penyaringa sebagai kelas eksperimen dan kelas III SD No.
kelas eksperimen dan kelas III SD No. 5 Penyaringa sebagai kelas kontrol.5 Penyaringa sebagai kelas kontrol.
2.
2. Rancangan PenelitianRancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen semu (
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen semu ( QuasiQuasi Experime
Experiment nt ), dimana tidak semua variabel yang muncul dan kondisi eksperimen), dimana tidak semua variabel yang muncul dan kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat (
dapat diatur dan dikontrol secara ketat ( full full randomizerandomize) (Sukardi, 2003).) (Sukardi, 2003). Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui
Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui Pengaruh Model PembelajaranPengaruh Model Pembelajaran Heuristik
Heuristik Vee Vee terhadap terhadap Hasil Hasil Belajar Belajar Sains Sains Siswa Siswa Kelas Kelas III III SD SD Se-Gugus Se-Gugus 33 Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2012/2013. Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2012/2013. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posstest-only control group desigenPosstest-only control group desigen karena dalam penelitian ini hanya ingin mengetahui perbedaan hasil belajar sains karena dalam penelitian ini hanya ingin mengetahui perbedaan hasil belajar sains antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok dipilih secara
dipilih secara randomrandom (acak). Secara sistematis desain penelitian ini dapat(acak). Secara sistematis desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
digambarkan sebagai berikut.
E
E X X OO11
K
(Sugiyono, 2009:112) (Sugiyono, 2009:112) Gambar 3.1
Gambar 3.1 Posttest Only Control Group DesignPosttest Only Control Group Design Keterangan :
Keterangan : E
E = = Kelompok Kelompok EksperimenEksperimen K
K = = Kelompok Kelompok KontrolKontrol X
X = = Perlakuan Perlakuan berupa berupa pembelajaran pembelajaran sains sains menggunakan menggunakan modelmodel Heuristik Vee
Heuristik Vee O
O1 ,1 , OO22 == Post-test Post-test
Dalam
Dalam Posttest Only Control DesignPosttest Only Control Design ini, ini, subjek subjek penelitian penelitian merupakanmerupakan kelompok-kelompok yang memiliki kemapuan yang sama. Kelompok pertama kelompok-kelompok yang memiliki kemapuan yang sama. Kelompok pertama diberi perlakuan atau
diberi perlakuan atau treatmentreatmen (X) berupa pembelajaran sains dengan(X) berupa pembelajaran sains dengan menggunakan model Heuristik Vee yang disebut dengan kelompok eksperimen. menggunakan model Heuristik Vee yang disebut dengan kelompok eksperimen. Sedangkan kelompok kedua tidak diberi perlakuan atau
Sedangkan kelompok kedua tidak diberi perlakuan atau treatmentreatmen (dengan(dengan menerapkan pembela
menerapkan pembelajran konvensional) dan disebut jran konvensional) dan disebut dengan kelompok kontrol.dengan kelompok kontrol.
3.
3. Variabel Penelitian Dan Definisi VariabelVariabel Penelitian Dan Definisi Variabel a. Variabel Penelitian
a. Variabel Penelitian Variabel ialah
Variabel ialah objek objek penelitian apenelitian atau segatau segala sesuatu yla sesuatu yang menang menjadi titik jadi titik fokus perhatian dalam suatu penelitian (Agung. 2010:44). Berikut merupakan fokus perhatian dalam suatu penelitian (Agung. 2010:44). Berikut merupakan pengertian variabel menurut beberapa ahli.
pengertian variabel menurut beberapa ahli. 1)
1) Menurut F.N. Kerlinger ( dalam Agung, 2010:41) variabel sebagaiMenurut F.N. Kerlinger ( dalam Agung, 2010:41) variabel sebagai “sebuah konsep”
“sebuah konsep” seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
dalam konsep kesadaran. 2)
2) Menurut Sutrisno Hadi ( dalam Agung, 2010:41) variabel merupakanMenurut Sutrisno Hadi ( dalam Agung, 2010:41) variabel merupakan “gejala yang bervariasi” misalnya kelamin, karena jenis kelamin “gejala yang bervariasi” misalnya kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki,
mempunyai variasi: laki-laki, perempuan.perempuan. 3)
3) Menurut Sumadi Suryabrata ( dalam Agung, 2010:41) variabel adalahMenurut Sumadi Suryabrata ( dalam Agung, 2010:41) variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dikatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan pula dikatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang akan melibatkan dua Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang akan melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas (
variabel yaitu variabel bebas (independent variabel)independent variabel) dan variabel terikatdan variabel terikat ((dependent variabel)dependent variabel)..
a)
a) Variabel Bebas (Variabel Bebas (independent variabel)independent variabel) Variabel beba
Variabel bebas yang s yang disimbolkan dendisimbolkan dengan X gan X adalah saadalah satu atau lebtu atau lebih dariih dari variabel-variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel variabel-variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung (Agung, 2010:43). Dalam penelitian ini
tergantung (Agung, 2010:43). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalahvariabel bebasnya adalah pendidikan sains dengan menggunakan model pembelajaran Heuristik Vee pendidikan sains dengan menggunakan model pembelajaran Heuristik Vee dan model
dan model pembelajaran konvensionapembelajaran konvensional.l. b)
b) Variabel Terikat (Variabel Terikat (dependent variabel)dependent variabel)
Variabel terikat yang biasa disimbolkan dengan Y adalah variabel yang Variabel terikat yang biasa disimbolkan dengan Y adalah variabel yang keberadaanyya atau munculnya bergantung pada variabel bebas (Agung, keberadaanyya atau munculnya bergantung pada variabel bebas (Agung, 2010:44) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar sains 2010:44) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar sains siswa kelas III.
siswa kelas III.
b. Definisi Variabel b. Definisi Variabel
1) Definisi Konsep 1) Definisi Konsep
a) Model Pembelajaran Heuristik Vee a) Model Pembelajaran Heuristik Vee
Model pembelajaran Heuristik Vee adalah suatu model pembelaaran yang Model pembelajaran Heuristik Vee adalah suatu model pembelaaran yang dipakai untuk memecahakan masalah dengan menggunakan prosedur-prosedur dipakai untuk memecahakan masalah dengan menggunakan prosedur-prosedur penemuan dalam pembelajaran sains, serta mengaitkan antara konsep-konsep penemuan dalam pembelajaran sains, serta mengaitkan antara konsep-konsep dengan kajian-kajian alam dengan menggunakan Diagram Vee. Dalam model dengan kajian-kajian alam dengan menggunakan Diagram Vee. Dalam model pembelajaran Heuristik Vee tedapat lima langkah yang utama yang dilakaukan pembelajaran Heuristik Vee tedapat lima langkah yang utama yang dilakaukan oleh guru yaitu: (1) orintasi, (2) pengungapan gagasan siswa, (3) pengungkapan oleh guru yaitu: (1) orintasi, (2) pengungapan gagasan siswa, (3) pengungkapan permasalahan/fokus pertanyaan, (4) pengkonstruksian pengetahuan baru, dan (5) permasalahan/fokus pertanyaan, (4) pengkonstruksian pengetahuan baru, dan (5) evaluasi.
evaluasi.
b) Model Pembelajaran Konvensional b) Model Pembelajaran Konvensional
Metode konvensional adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan, Metode konvensional adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan, pengajaran konvensional juga bisa diartikan sebagai pengajaran yang diberikan pengajaran konvensional juga bisa diartikan sebagai pengajaran yang diberikan pada siswa secara bersama-sama yang biasa digunakan sehari-hari. Dalam pada siswa secara bersama-sama yang biasa digunakan sehari-hari. Dalam pembelajaran konvensional guru lebih aktif dari pada peserta didik, peserta didik pembelajaran konvensional guru lebih aktif dari pada peserta didik, peserta didik hanya menerima dan menghafal konsep-konsep yang disampaikan oleh guru.
c) Hasil Belajar c) Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama telah dilakukan berulang-ulang serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir
baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir
2) Definisi Operasional 2) Definisi Operasional
Secara operasional data hasil belajar diperoleh dengan menggunakan tes Secara operasional data hasil belajar diperoleh dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda mengenai indikator yang diambil, yaitu: (1) mendaftar alat objektif pilihan ganda mengenai indikator yang diambil, yaitu: (1) mendaftar alat dan bahan untuk membuat kincir angin, (2) menyebutkan kegunaan dari alat dan bahan untuk membuat kincir angin, (2) menyebutkan kegunaan dari alat tersebut, (3) memberi alasan atas pemilihan alat dan bahan, (4) membuat tersebut, (3) memberi alasan atas pemilihan alat dan bahan, (4) membuat rancangan kerja, (5) melaporkan cara kerja dari alat tersebut, (6) membuat rancangan kerja, (5) melaporkan cara kerja dari alat tersebut, (6) membuat rancangan yang akan dibuat modelnya, (7) mendemonstrasikan hasil percobaan rancangan yang akan dibuat modelnya, (7) mendemonstrasikan hasil percobaan bahwa energi angin dapat dirubah menjadi energi gerak, (8) menyebutkan cara bahwa energi angin dapat dirubah menjadi energi gerak, (8) menyebutkan cara menghemat energi, (9) menjelaskan manfaat menghemat energi, (10) menerapkan menghemat energi, (9) menjelaskan manfaat menghemat energi, (10) menerapkan cara penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari. Skor
cara penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari. Skor yang akan didapatkanyang akan didapatkan berupa skala interval.
berupa skala interval.
4.
4. Metode Pengumpulan Data dan InstrumentasiMetode Pengumpulan Data dan Instrumentasi a. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Pengumpulan Data
Data hasil belajar siswa yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan Data hasil belajar siswa yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tes objektif pilihan ganda. Tes diberikan di akhir pertemuan
dengan tes objektif pilihan ganda. Tes diberikan di akhir pertemuan (post test)(post test) atau setelah diberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok atau setelah diberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes yang sama diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes yang sama diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
kontrol.
b. Instrumen Tes b. Instrumen Tes
Tes objektif pilihan ganda disusun berdasarkan SK, KD, dan indikator dalam Tes objektif pilihan ganda disusun berdasarkan SK, KD, dan indikator dalam silabus mata pelajaran sains. Instrumen yang digunakan mengumpulkan data silabus mata pelajaran sains. Instrumen yang digunakan mengumpulkan data tentang hasil belajar sains adalah tes objektif pilihan ganda yang berjumlah 20 tentang hasil belajar sains adalah tes objektif pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Setiap soal disertai tiga alternatif jawaban yang dipilih siswa ( alternatif a, b, soal. Setiap soal disertai tiga alternatif jawaban yang dipilih siswa ( alternatif a, b, dan c).
1)
1) Cara Pemberian SkorCara Pemberian Skor
Setiap butir soal akan diberikan skor 1 bila siswa menjawab dengan Setiap butir soal akan diberikan skor 1 bila siswa menjawab dengan benar dan
benar dan skor 0 skor 0 untuk siswa yang untuk siswa yang menjawab salah. Skor yang menjawab salah. Skor yang diperoleh setiapdiperoleh setiap siswa kemudian dijumlahkan, jumlah skor-skor tersebut merupakan skor hasil siswa kemudian dijumlahkan, jumlah skor-skor tersebut merupakan skor hasil belajar sains siswa. Skor hasil belajar sains akan bergerak dari 0-20. Skor 0 belajar sains siswa. Skor hasil belajar sains akan bergerak dari 0-20. Skor 0 merupakan skor minimal ideal dan skor 20
merupakan skor minimal ideal dan skor 20 merupakan skor maksimal ideal.merupakan skor maksimal ideal.
c.
c. Prosedur EksperimenProsedur Eksperimen
1) Validasi Tes Hasil Belajar Sains 1) Validasi Tes Hasil Belajar Sains
Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas emperis (validitas butir Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas emperis (validitas butir tes) dalam penelitian ini adalah dengan teknik korelasi
tes) dalam penelitian ini adalah dengan teknik korelasi korelasi point biserialkorelasi point biserial dengan rumus lengkapnya sebagai berikut.
dengan rumus lengkapnya sebagai berikut.
√ √
(Koyan, 2007:87) (Koyan, 2007:87) Keterangan:
Keterangan:
= = koefesien koefesien korelasi korelasi point biserialpoint biserial MMpp = = rerata skor rerata skor dari subjek dari subjek yang yang menjawab menjawab betul bagi betul bagi item yang item yang dicaridicari validitasnya
validitasnya M
Mtt = = rerata rerata skor skor totaltotal S
Stt = standar deviasi dari skor total= standar deviasi dari skor total p
p = = proporsi proporsi siswa siswa yang yang menjawab menjawab benarbenar q
q = = proprsi proprsi siwa siwa yang yang menjawab menjawab salahsalah (q= 1-p)
(q= 1-p) 2)
2) Reliabilitas Tes dengan rumus KR-20Reliabilitas Tes dengan rumus KR-20
Dalam penelitian ini untuk menguji realibilitas instrument hasil belajar Dalam penelitian ini untuk menguji realibilitas instrument hasil belajar sains siswa digunakan rumus
sains siswa digunakan rumus Kuder-RichardsonKuder-Richardson (KR- 20). Rumus ini secara(KR- 20). Rumus ini secara khusus untuk menghitung reliabilitas tes
khusus untuk menghitung reliabilitas tes yang datanya dikotomi.yang datanya dikotomi.
rr1.11.1 ==
((
∑∑
))
(Koyan 2007: 90) (Koyan 2007: 90)
Keterangan: Keterangan:
rr1.11.1 = koefesien reliabilitas tes= koefesien reliabilitas tes p = proporsi testee
p = proporsi testee yang menjawab benaryang menjawab benar q = proporsi testee
q = proporsi testee yang menjawab benaryang menjawab benar
= varian total tes= varian total tes
jumlah respond jumlah respondenenUntuk menentukan derajat reliabilitas tes, dapat digunakan kriteria yang Untuk menentukan derajat reliabilitas tes, dapat digunakan kriteria yang dikemukaka
dikemukakan oleh n oleh Guilford 1951 (dalam Guilford 1951 (dalam Koyan, 2007:93) sebagai beikut.Koyan, 2007:93) sebagai beikut. ≤ 0,20
≤ 0,20 : sangat rendah: sangat rendah 0,20 0,20 ≤ 0,40≤ 0,40 : rendah: rendah 0,40 0,40 ≤ 0,60≤ 0,60 : sedang: sedang 0,60 0,60 ≤ 0,80≤ 0,80 : tinggi: tinggi 0,80
0,80 ≤ 1,00≤ 1,00 : sangat tinggi: sangat tinggi
3)
3) Taraf Kesukaran TesTaraf Kesukaran Tes
Taraf kesukaran tes adalah kesulitan tes dipandang dari kemampuan Taraf kesukaran tes adalah kesulitan tes dipandang dari kemampuan peserta didik untuk menjawab soal tersebut; artinya, tes tersebut akan lebih peserta didik untuk menjawab soal tersebut; artinya, tes tersebut akan lebih banyak dapat dijawab benar oleh peserta didik yang pandai dan lebih banyak banyak dapat dijawab benar oleh peserta didik yang pandai dan lebih banyak dijawab salah oleh peserta didik yang bodoh, taraf kesukaran yang baik adalah dijawab salah oleh peserta didik yang bodoh, taraf kesukaran yang baik adalah antara 20%-80% atau antara 30%-70% (Koyan, 2007:94-95).
antara 20%-80% atau antara 30%-70% (Koyan, 2007:94-95).
Tingkat kesukaran perangkat tes adalah bilangan yang menunjukkan Tingkat kesukaran perangkat tes adalah bilangan yang menunjukkan rata-rata proporsi testee yang dapat menjawab seluruh tes
rata proporsi testee yang dapat menjawab seluruh tes tersebut, dengan rumus:tersebut, dengan rumus:
(Koyan, 2007:95) (Koyan, 2007:95) Keterangan:
Keterangan:
Pp = tingkat kesukaran perangkat tes Pp = tingkat kesukaran perangkat tes P
P = = tingkat tingkat kesukaran kesukaran tiap tiap butirbutir n
n = = banyaknybanyaknya a butir butir testes
Pp = Pp =
Tingkat kesukaran tiap butir tes merupakan bilangan yang menunjukkan Tingkat kesukaran tiap butir tes merupakan bilangan yang menunjukkan proporsi peserta ujian yang dapat menjawab betul butir soal tersebut, dihitung proporsi peserta ujian yang dapat menjawab betul butir soal tersebut, dihitung dengan rumus: dengan rumus: (Koyan, 2007:95) (Koyan, 2007:95) Keterangan: Keterangan: P
P = = tingkat tingkat kesukaran kesukaran tiap tiap butirbutir
nB = banyak subyek yang menjawab soal dengan betul nB = banyak subyek yang menjawab soal dengan betul n
n = = jumlah jumlah subyek subyek seluruhnyaseluruhnya
Kriteria tingkat kesukaran (P): Kriteria tingkat kesukaran (P):
0,00 0,00 – – 0,29 0,29 = = sukarsukar 0,30 0,30 – – 0,70 0,70 = = sedangsedang 0,71 0,71 – – 1,00 1,00 = = mudahmudah
Tes yang baik adalah tes yang memiliki taraf kesukaran antara 0,25
Tes yang baik adalah tes yang memiliki taraf kesukaran antara 0,25 – – 0,750,75 (Fernandes dalam Koyan, 2007:95).
(Fernandes dalam Koyan, 2007:95).
4)
4) Daya Pembeda TesDaya Pembeda Tes
Daya beda tes adalah kemampuan tes untuk membedakan antara peserta Daya beda tes adalah kemampuan tes untuk membedakan antara peserta didik yang pandai dan bodoh; artinya, jika tes tersebut diberikan kepada anak didik yang pandai dan bodoh; artinya, jika tes tersebut diberikan kepada anak yang tergolong pandai akan lebih banyak dapat dijawab dengan benar, sedangkan yang tergolong pandai akan lebih banyak dapat dijawab dengan benar, sedangkan bila diberikan pada peserta didik
bila diberikan pada peserta didik yang tergolong bodoh akan lebih banyak dijawabyang tergolong bodoh akan lebih banyak dijawab salah. Daya pembeda yang baik adalah antara 20%-80% atau antara 30%-70% salah. Daya pembeda yang baik adalah antara 20%-80% atau antara 30%-70% (Koyan, 2007:95-96).
(Koyan, 2007:95-96).
Rumus untuk menghitung tingkat daya beda tes adalah sebagai berikut Rumus untuk menghitung tingkat daya beda tes adalah sebagai berikut
(Koyan, 2007:96) (Koyan, 2007:96) P = P =
n n P P P P D D p p
(( A A BB))Keterangan: Keterangan: Dp
Dp = = daya daya beda beda testes n
n = = jumlah jumlah butir butir testes
rumus untuk menghitung daya beda butir tes adalah sebagai berikut: rumus untuk menghitung daya beda butir tes adalah sebagai berikut:
atau atau (Koyan, 2007:96) (Koyan, 2007:96) Keterangan: Keterangan: nB
nBAA = jumlah subyek yang menjawab betul pada kelompok atas= jumlah subyek yang menjawab betul pada kelompok atas nB
nBBB = jumlah subyek yang menjawab betul pada kelompok bawah= jumlah subyek yang menjawab betul pada kelompok bawah n
nAA = jumlah subyek atas= jumlah subyek atas n
nBB = jumlah subyek bawah= jumlah subyek bawah
Kriteria daya beda (D): Kriteria daya beda (D):
0,00
0,00 – – 0,19 0,19 = = kurang kurang baik baik 0,20
0,20 – – 0,39 0,39 = = cukup cukup baik baik 0,40
0,40 – – 0,70 0,70 = = baik baik 0,71
0,71 – – 1,00 1,00 = = sangat sangat baik baik
Jika “D” negatif, soal tersebut sangat buruk dan harus dibuang. Tes yang Jika “D” negatif, soal tersebut sangat buruk dan harus dibuang. Tes yang baik adalah tes yang memiliki D antara 0,15
baik adalah tes yang memiliki D antara 0,15 – – 0,20 (Fernandes dalam Koyan,0,20 (Fernandes dalam Koyan, 2007:96).
2007:96).
5)
5) Analisis PengecohAnalisis Pengecoh
Pengecoh atau distractor yang baik adalah pengecoh yang dapat mengecoh Pengecoh atau distractor yang baik adalah pengecoh yang dapat mengecoh peserta didik; artinya, pengecoh tersebut dapat mengecoh peserta didik atau peserta didik; artinya, pengecoh tersebut dapat mengecoh peserta didik atau paling sedikit pengecoh tersebut dipilih oleh 2% atau 3% dari peserta tes. paling sedikit pengecoh tersebut dipilih oleh 2% atau 3% dari peserta tes.
B B B B A A A A B B n n nB nB n n nB nB D D B B A A
PP
P
P
D
D
Pengecoh yang baik (efektif) ialah pengecoh yang dipilih minimal oleh 2-3% Pengecoh yang baik (efektif) ialah pengecoh yang dipilih minimal oleh 2-3% dari pengikut tes (Koyan, 2007:96)
dari pengikut tes (Koyan, 2007:96)
6.
6. Metode Analisi DataMetode Analisi Data a.
a. Deskriptif DataDeskriptif Data 1)
1) Modus (Mode)Modus (Mode)
Modus adalah skor yang paling sering muncul (frekuensi terbanyak/tertinggi) Modus adalah skor yang paling sering muncul (frekuensi terbanyak/tertinggi) (Koyan, 2007:72) (Koyan, 2007:72) (Koyan 2007: 72-73) (Koyan 2007: 72-73) Keterangan: Keterangan: Mo = modus Mo = modus b
b = b= batas atas kelas kelas interval deinterval dengan ngan frekuensi frekuensi terbanyak terbanyak (batas (batas bawah)bawah) p
p = = panjang panjang kelas kelas (i = (i = interval) interval) dengan dengan frekuensi frekuensi terbanyak terbanyak b
b11 = Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang terbanyak)= Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval
dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnyaterdekat sebelumnya b
b22 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya
2)
2) Median (Md)Median (Md)
Median atau nilai tengah adalah nilai yang menunjukkan bahwa di bawah dan Median atau nilai tengah adalah nilai yang menunjukkan bahwa di bawah dan di atas nilai tersebut, masing-masing terdapat 50% nilai (data) (Koyan 2007: 73) di atas nilai tersebut, masing-masing terdapat 50% nilai (data) (Koyan 2007: 73)
(Koyan 2007: 74) (Koyan 2007: 74) Keterangan: Keterangan: Md = median Md = median )) (( 2 2 1 1 1 1 b b b b b b p p b b Mo Mo )) 2 2 / / 1 1 (( f f F F n n p p b b Md Md
b
b = = Batas Batas bawah, bawah, dari dari daerah daerah medianmedian P
P = = panjang panjang kelas kelas (interval)(interval) n
n = = banyak banyak data/jumlah data/jumlah sampelsampel F
F = f = f kumulatif sekumulatif sebelum kelabelum kelas medias median (jumlah n (jumlah semua semua frekuensi frekuensi sebelum ksebelum kelaselas median)
median) f
f = = frekuensi frekuensi kelas/daerah kelas/daerah medianmedian
3)
3) Mean (M = nilai rerata hitung)Mean (M = nilai rerata hitung)
Untuk menghitung mean atau nilai rata-rata hitung
Untuk menghitung mean atau nilai rata-rata hitung digunakan rumus berikut:digunakan rumus berikut:
(Koyan 2007: 74) (Koyan 2007: 74)
4)
4) Standar DeviasiStandar Deviasi
Standar deviasi atau simpangan baku adalah akar varians, yang dinyatakan Standar deviasi atau simpangan baku adalah akar varians, yang dinyatakan dengan rumus berikut.
dengan rumus berikut.
)) 1 1 (( )) (( )) 1 1 (( )) (( )) 1 1 (( 2 2 2 2 2 2 2 2
n n n n X X X X n n n n X X X X n n x x ss (Koyan 2007: 75) (Koyan 2007: 75) b.b. Uji Prasyarat AnalisisUji Prasyarat Analisis
Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu (1) Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu (1) Uji Normalitas sebaran data dan (2)
Uji Normalitas sebaran data dan (2) Homogenitas VariansHomogenitas Varians 1)
1) Uji Normalitas sebaran dataUji Normalitas sebaran data
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel b
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel b enar-benarenar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dilakukan