• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Experimen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Experimen"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HEURISTIK VEE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HEURISTIK VEE

TERHADAP HASIL BELAJAR SAINS SISWA KELAS III SD

TERHADAP HASIL BELAJAR SAINS SISWA KELAS III SD

SE-GUGUS 3 KECAMATAN MENDOYO, KABUPATEN

SE-GUGUS 3 KECAMATAN MENDOYO, KABUPATEN

JEMBRANA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

JEMBRANA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

OLEH : OLEH : I G

I GEDE EDE EKA EKA RAI BARAI BAWA WA (0911021053)(0911021053)

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd. Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd.

Dr. I Made Tegeh, S.Pd, M.Pd. Dr. I Made Tegeh, S.Pd, M.Pd.

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

SINGARAJA

2012

2012

(2)

 A.

 A. Judul :Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee terhadap Hasil Belajar Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee terhadap Hasil Belajar  Sains Siswa Kelas III SD Se-Gugus 3 Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Sains Siswa Kelas III SD Se-Gugus 3 Kecamatan Mendoyo, Kabupaten  Jembrana T

 Jembrana Tahun Pelajaahun Pelajaran 2012/2013ran 2012/2013

B.

B. Latar belakangLatar belakang

Mewujudkan masyarakat adil dan makmur serta dalam rangka Mewujudkan masyarakat adil dan makmur serta dalam rangka meningkatkan pembangunan bangsa, diperlukan sumber daya manusia yang meningkatkan pembangunan bangsa, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu faktor yang dapat ditingkatkan untuk mencapai tujuan berkualitas. Salah satu faktor yang dapat ditingkatkan untuk mencapai tujuan bangsa tersebut adalah faktor di bidang pendidikan. Pendidikan adalah usaha bangsa tersebut adalah faktor di bidang pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi peranannya di masa depan. Dalam hal ini pendidikan sangat dan pelatihan bagi peranannya di masa depan. Dalam hal ini pendidikan sangat menentukan tercapainya sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan dapat menentukan tercapainya sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan dapat membangun bangsa ke depan.

membangun bangsa ke depan.

Salah satu kebijakan pendidikan yang dituangkan dalam Propenas Salah satu kebijakan pendidikan yang dituangkan dalam Propenas 1999-2004 adalah peningkatan mutu pendidikan nasional. Pemerintah dan berbagai 2004 adalah peningkatan mutu pendidikan nasional. Pemerintah dan berbagai instansi pemerintah, telah melakukan renovasi dan reformasi sistem pendidikan instansi pemerintah, telah melakukan renovasi dan reformasi sistem pendidikan untuk meningkatkan mutu kelulusan. Pembaharuan dalam bidang pendidikan, untuk meningkatkan mutu kelulusan. Pembaharuan dalam bidang pendidikan, seperti: (1) perubahan dan penyempurnaan kurikulum secara berkesinambungan, seperti: (1) perubahan dan penyempurnaan kurikulum secara berkesinambungan, (2) program pelatihan dan penataran guru-guru (SD, SLTP, dan SMU), (3) (2) program pelatihan dan penataran guru-guru (SD, SLTP, dan SMU), (3) kerjasama LPTK dengan lembaga pendidikan formal melalui program ASD, (4) kerjasama LPTK dengan lembaga pendidikan formal melalui program ASD, (4) program musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), (5) proyek peningkatan program musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), (5) proyek peningkatan kualitas guru melalui program penyetaraan, (6) Bantuan pemerintah berupa Dana kualitas guru melalui program penyetaraan, (6) Bantuan pemerintah berupa Dana BOS untuk memenuhi fasilitas sekolah.

BOS untuk memenuhi fasilitas sekolah.

Selain itu program yang sudah dikembangkan oleh pemerintah sebagai Selain itu program yang sudah dikembangkan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah mengadakan program upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah mengadakan program sertifikasi guru. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik  sertifikasi guru. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik  kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk  kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk  (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik  (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik  profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, dan (4) meningkatkan martabat guru dalam rangka kesejahteraan guru, dan (4) meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (Dikti,

(3)

Sertifikasi guru diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk  Sertifikasi guru diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk  peningkatan kesejah

peningkatan kesejahteraan tersebut berupa pemberian teraan tersebut berupa pemberian tunjangan profesi bagi gurutunjangan profesi bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS)

yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukanmaupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (Dikti, 2009).

pegawai negeri sipil (Dikti, 2009).

Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru berdasarkan Dikti (2009) Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru berdasarkan Dikti (2009) adalah: a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan adalah: a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; b) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; c) Nasional; b) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; c) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 Pendidikan; d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik; e) Peraturan Pemerintah tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik; e) Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru; f) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 74 Tahun 2008 tentang Guru; f) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan yang sedang Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan yang sedang dalam proses perubahan Kepmendiknas yang baru; g) Peraturan Mendiknas dalam proses perubahan Kepmendiknas yang baru; g) Peraturan Mendiknas Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan melalui Jalur Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan; h) Keputusan Mendiknas Nomor 056/O/2007 tentang Pembentukan Pendidikan; h) Keputusan Mendiknas Nomor 056/O/2007 tentang Pembentukan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG); i

Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG); i ) Keputusan Mendiknas Nomor 057/O/2007) Keputusan Mendiknas Nomor 057/O/2007 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan yang sedang dalam proses perubahan Kepmendiknas yang baru. Jabatan yang sedang dalam proses perubahan Kepmendiknas yang baru. Sertifikasi guru bertujuan untuk membentuk guru yang profesional, dengan guru Sertifikasi guru bertujuan untuk membentuk guru yang profesional, dengan guru yang profesional pemerintah mengharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat yang profesional pemerintah mengharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat meningkat.

meningkat.

Dilihat dari segi perencanaan, pemerintah berupaya untuk meningkatkan Dilihat dari segi perencanaan, pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara melakukan pembaharuan kurikulum. Sampai saat mutu pendidikan dengan cara melakukan pembaharuan kurikulum. Sampai saat ini terdapat beberapa perubahan kuriukulum dari kurikulum 1994 menjadi ini terdapat beberapa perubahan kuriukulum dari kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004 yang kembali Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004 yang kembali mengalami revisi menjadi kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengalami revisi menjadi kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kuriukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan paradigma (KTSP). Kuriukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan paradigma baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pemberlakuan KTSP diharapkan baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pemberlakuan KTSP diharapkan mampu membawa perbaikan di dunia pendidikan dimana salah satu cerminan mampu membawa perbaikan di dunia pendidikan dimana salah satu cerminan kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil belajar peseta didik. KTSP kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil belajar peseta didik. KTSP

(4)

mengharapkan agar peserta didik belajar secara aktif dan mewajibkan guru dalam mengharapkan agar peserta didik belajar secara aktif dan mewajibkan guru dalam melaksanakan pembelajaran menyesuaikan dengan kondisi sekolah yang ada. melaksanakan pembelajaran menyesuaikan dengan kondisi sekolah yang ada.

Namun sampai sekarang masih saja terdapat beberapa permasalahan Namun sampai sekarang masih saja terdapat beberapa permasalahan formal yang menyebabkan pendidikan di Indonesia menduduki peringkat

formal yang menyebabkan pendidikan di Indonesia menduduki peringkat 65 pada65 pada tahun 2010 dan peringkat 69 pada tahun 2011 dari 127 negara di dunia. Hal ini tahun 2010 dan peringkat 69 pada tahun 2011 dari 127 negara di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan pada kualitas pendidikan Indonesia dari menunjukkan bahwa terdapat penurunan pada kualitas pendidikan Indonesia dari tahun 2010 sampai 2011 bahkan yang lebih menyedihkan lagi peringkat Indonesia tahun 2010 sampai 2011 bahkan yang lebih menyedihkan lagi peringkat Indonesia berada di bawah Malaysia yang menduduki peringkat 65 pada tahun 2011 berada di bawah Malaysia yang menduduki peringkat 65 pada tahun 2011 (Napitupulu, 2011).

(Napitupulu, 2011).

Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia erat kaitannya dengan masalah Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia erat kaitannya dengan masalah proses pembelajaran yang pada hakekatnya adalah proses komunikasi yaitu proses proses pembelajaran yang pada hakekatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan atau pikiran dari seseorang kepada orang lain yang di penyampaian pesan atau pikiran dari seseorang kepada orang lain yang di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan. Salah satu kegiatan tersebut di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan. Salah satu kegiatan tersebut di antaranya adalah penyampaian materi pelajaran. Penyampaian materi pelajaran antaranya adalah penyampaian materi pelajaran. Penyampaian materi pelajaran adalah kegiatan yang penting dalam proses pembelajaran, karena proses belajar adalah kegiatan yang penting dalam proses pembelajaran, karena proses belajar mengajar menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran yang mengajar menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran yang berlangsung.

berlangsung.

Proses penyampaian materi pelajaran merupakan salah satu faktor yang Proses penyampaian materi pelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruh

mempengaruhi kualitas pendidikan di i kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu, faktor tIndonesia. Selain itu, faktor terpenting yangerpenting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang baik adalah harus diperhatikan untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang baik adalah pendidik itu sendiri. Guru merupakan salah satu profesi yang berlandaskan pendidik itu sendiri. Guru merupakan salah satu profesi yang berlandaskan intelektual. Dalam melakukan profesi tersebut dituntut adanya kemampuan yang intelektual. Dalam melakukan profesi tersebut dituntut adanya kemampuan yang mantap dan digunakannya pertimbangan yang rasional. Agar dapat melakukan mantap dan digunakannya pertimbangan yang rasional. Agar dapat melakukan profesi tersebut, guru harus

profesi tersebut, guru harus mendapatkamendapatkan pendidikan terstruktur n pendidikan terstruktur yang mempelajariyang mempelajari teknik dan prosedur ilmiah sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual tersebut teknik dan prosedur ilmiah sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual tersebut sehingga dapat memberikan pelayanan yang meyakinkan dan memperoleh sehingga dapat memberikan pelayanan yang meyakinkan dan memperoleh kepercayaan dari pihak yang memerlukannya. Sebagai sebuah profesi, guru kepercayaan dari pihak yang memerlukannya. Sebagai sebuah profesi, guru dibebani beberapa tugas yang harus dilaksanakan dengan melandasi atas dibebani beberapa tugas yang harus dilaksanakan dengan melandasi atas panggilan hati nurani, ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bertumpu panggilan hati nurani, ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bertumpu pada pengabdian dan sikap kepribadian yang mulia.

pada pengabdian dan sikap kepribadian yang mulia.

Seorang guru memiliki fungsi utama untuk membelajarkan, mendidik, Seorang guru memiliki fungsi utama untuk membelajarkan, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

(5)

Dalam menjalankan tugasnya, guru secara langsung berhubungan dengan Dalam menjalankan tugasnya, guru secara langsung berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan peserta didik untuk tumbuh dan berkembang ke arah kepentingan dan kebutuhan peserta didik untuk tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan dan kemandirian melalui proses pembelajaran. Melalui interaksi kedewasaan dan kemandirian melalui proses pembelajaran. Melalui interaksi edukatif antara guru dengan peserta didik akan dapat mengembangkan proses edukatif antara guru dengan peserta didik akan dapat mengembangkan proses kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga dihasilkan suatu hasil belajar yang kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga dihasilkan suatu hasil belajar yang berguna untuk masa depan anak didik, masyarakat, dan bangsa. Selain itu, guru berguna untuk masa depan anak didik, masyarakat, dan bangsa. Selain itu, guru  juga

 juga dituntut dituntut untuk untuk mampu mampu mengikuti mengikuti perkembangaperkembangan n ilmu ilmu pengetahuapengetahuan n dandan teknologi (IPTEK) dengan dukungan fasilitas yang ada.

teknologi (IPTEK) dengan dukungan fasilitas yang ada.

Cara pembelajaran guru juga sangat menentukan kualitas dari

Cara pembelajaran guru juga sangat menentukan kualitas dari output output  yangyang dihasilkan. Kebiasaan umum pendidik dalam cara mengajar hanyalah ceramah. dihasilkan. Kebiasaan umum pendidik dalam cara mengajar hanyalah ceramah. Pada cara pembelajaran ceramah, guru hanya mengaktifkan ingatan jangka Pada cara pembelajaran ceramah, guru hanya mengaktifkan ingatan jangka pendek 

pendek  “short term memory”“short term memory” peserta didik peserta didik  dan tidak memotivasi peserta didik dan tidak memotivasi peserta didik  untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga peserta didik tidak memahami lebih untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga peserta didik tidak memahami lebih mendalam apa yang telah diajarkan. Sedangkan pada cara mengajar dengan mendalam apa yang telah diajarkan. Sedangkan pada cara mengajar dengan diskusi, hanya menekankan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Cara ini diskusi, hanya menekankan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Cara ini terkadang mampu merespon memori peserta didik dalam jangka waktu panjang terkadang mampu merespon memori peserta didik dalam jangka waktu panjang tetapi kebanyakan cara mengajar diskusi hanya sebagai variasi mengajar agar tetapi kebanyakan cara mengajar diskusi hanya sebagai variasi mengajar agar kelas menjadi lebih hidup. Kedua cara tersebut belum efektif

kelas menjadi lebih hidup. Kedua cara tersebut belum efektif dalam meningkatkandalam meningkatkan kualitas peserta didik untuk memahami materi

kualitas peserta didik untuk memahami materi yang telah diajarkan oleh guru.yang telah diajarkan oleh guru. Cara mengajar guru tersebut digunakan pada SD di Gugus 3 Kecamatan Cara mengajar guru tersebut digunakan pada SD di Gugus 3 Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana berdasarkan obsevasi dan wawancara yang telah Mendoyo, Kabupaten Jembrana berdasarkan obsevasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran yang memegang mata pelajaran peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran yang memegang mata pelajaran Sains. Hal ini menyebabkan dampak negatif pada hasil belajar mereka. Sains. Hal ini menyebabkan dampak negatif pada hasil belajar mereka. Rendahnya hasil belajar Sains, dapat dilihat dari banyaknya peserta didik yang Rendahnya hasil belajar Sains, dapat dilihat dari banyaknya peserta didik yang harus mengikuti remidi setelah diberikanya tes oleh guru.

harus mengikuti remidi setelah diberikanya tes oleh guru.

Rendahnya nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh peserta didik Rendahnya nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh peserta didik yangyang berada di SD Se-gugus 3 disebabkan oleh cara mengajar guru yang cenderung berada di SD Se-gugus 3 disebabkan oleh cara mengajar guru yang cenderung menggunakan metode konvensional mengakibatkan peserta didik tidak bisa menggunakan metode konvensional mengakibatkan peserta didik tidak bisa bereksplorasi dalam artian tidak bisa menggali pengetahuan sendiri berdasarkan bereksplorasi dalam artian tidak bisa menggali pengetahuan sendiri berdasarkan petunjuk-petunjuk dari guru. Hal tersebut berdampak pada pengetahuan yang petunjuk-petunjuk dari guru. Hal tersebut berdampak pada pengetahuan yang dimiliki peserta didik ti

(6)

peserta didik yang sudah melupakan pembelajaran dengan begitu cepat karena peserta didik yang sudah melupakan pembelajaran dengan begitu cepat karena konsep yang dimiliki

konsep yang dimiliki hanya bersifat hafalan, bukan pemahaman.hanya bersifat hafalan, bukan pemahaman.

Para ahli pendidikan telah banyak mengemukakan dan mengenalkan Para ahli pendidikan telah banyak mengemukakan dan mengenalkan model-model pembelajaran yang inovatif yang bertujuan untuk  model-model pembelajaran yang inovatif yang bertujuan untuk  mengefektifitaskan proses belajar mengajar. Sarya (dalam Wibawa, 2010:1481) mengefektifitaskan proses belajar mengajar. Sarya (dalam Wibawa, 2010:1481) berpendapat setiap proses belajar mengajar menuntut upaya penyampaian suatu berpendapat setiap proses belajar mengajar menuntut upaya penyampaian suatu tujuan tertentu. Arends (dalam Wibawa, 2010:1481) juga berpendapat setiap tujuan tertentu. Arends (dalam Wibawa, 2010:1481) juga berpendapat setiap tujuan menuntut pula suatu model bimbingan untuk terciptanya suatu model tujuan menuntut pula suatu model bimbingan untuk terciptanya suatu model bimbingan untuk terciptanya situasi belajar tertentu.

bimbingan untuk terciptanya situasi belajar tertentu. Pada proses belajar mengajar,Pada proses belajar mengajar, tidak ada suatu model yang paling baik. Dari hal tersebut, guru perlu menguasai tidak ada suatu model yang paling baik. Dari hal tersebut, guru perlu menguasai dan dapat menerapkapkan berbagai model pembelajaran agar dapat mencapai dan dapat menerapkapkan berbagai model pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beranekaragam. Bermodalkan kemampuan tujuan pembelajaran yang beranekaragam. Bermodalkan kemampuan melaksanakan berbagai model pembelajaran, guru dapat memilih model yang melaksanakan berbagai model pembelajaran, guru dapat memilih model yang sesuai dengan lingkungan belajar serta kelompok peserta didik tertentu. Memilih sesuai dengan lingkungan belajar serta kelompok peserta didik tertentu. Memilih suatu model pembelajaran, guru harus berorientasi pada tujuan

suatu model pembelajaran, guru harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yangpembelajaran yang hendak dicapai, dan tidak sesuai materi harus diajarkan dengan model yang sama. hendak dicapai, dan tidak sesuai materi harus diajarkan dengan model yang sama. Berdasarkan pandangan dan indentifikasi masalah yang telah diuraikan di Berdasarkan pandangan dan indentifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan upaya perancangan pembelajaran dengan atas, maka perlu dilakukan upaya perancangan pembelajaran dengan menggunakan berbagai model pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil menggunakan berbagai model pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar Sains. Untuk maksud tersebut akan dirancang model pembelajaran belajar Sains. Untuk maksud tersebut akan dirancang model pembelajaran Heuristik Vee terhadap hasil belajar Sains.

Heuristik Vee terhadap hasil belajar Sains. Model Heuristik Vee

Model Heuristik Vee merupakan salah satu model yang dikembangkanmerupakan salah satu model yang dikembangkan oleh Gowin sejak tahun 1977 sebagai suatu pendekatan untuk membantu peserta oleh Gowin sejak tahun 1977 sebagai suatu pendekatan untuk membantu peserta didik dalam memahami struktur pengetahuan dan proses berbagai pengetahuan didik dalam memahami struktur pengetahuan dan proses berbagai pengetahuan dikonstruksikan (Suastra, 2009).

dikonstruksikan (Suastra, 2009).

Beberapa kelebihan model Heuristik Vee

Beberapa kelebihan model Heuristik Vee yaitu yaitu (1) (1) Konstruksi Konstruksi Heuristik Heuristik  Vee

Vee dapat membantu peserta didik dapat membantu peserta didik dalam menangkap makna pada praktek-praktek dalam menangkap makna pada praktek-praktek  laboratorium yang sebelumnya telah diterapkan fokus-fokus pertanyaan yang laboratorium yang sebelumnya telah diterapkan fokus-fokus pertanyaan yang menuntut peserta didik berpikir reflektif. (2) Model Heuristik Vee

menuntut peserta didik berpikir reflektif. (2) Model Heuristik Vee membantumembantu peserta didik menemukan konsep antara apa yang mereka miliki atau ketahui peserta didik menemukan konsep antara apa yang mereka miliki atau ketahui dengan pengetahuan baru yang berusaha dikonstruksi atau dipahami. (3) Model dengan pengetahuan baru yang berusaha dikonstruksi atau dipahami. (3) Model Heuristik Vee

(7)

tidak hanya mendorong belajar secara bermakna, tetapi juga membantu peseta tidak hanya mendorong belajar secara bermakna, tetapi juga membantu peseta didik memahami proses

didik memahami proses penemuan pengetahuanpenemuan pengetahuan.. Berdasarkan

Berdasarkan uraian duraian di atas, i atas, maka maka untuk menuntuk meningkatkan ingkatkan hasil behasil belajarlajar peserta didik kelas III, maka dikembangkan pembelajaran dengan Model peserta didik kelas III, maka dikembangkan pembelajaran dengan Model Heuristik Vee. Peneliti menuangkan ide ini ke dalam penelitian yang berjudul Heuristik Vee. Peneliti menuangkan ide ini ke dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh

“Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik VeeModel Pembelajaran Heuristik Vee terhadap Hasil Belajar IPA Siswaterhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III Se-Gugus 3, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana Tahun Kelas III Se-Gugus 3, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2012/2013

Pelajaran 2012/2013”.”. Dengan adanya penelitian tersebut, diharapkan hasilDengan adanya penelitian tersebut, diharapkan hasil belajar peserta didik meningkat sehingga pada nantinya peserta didik memiliki belajar peserta didik meningkat sehingga pada nantinya peserta didik memiliki pengetahuan lebih dan sikap ilmiah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan pengetahuan lebih dan sikap ilmiah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga mutu pendidikan bisa menjadi lebih baik.

yang lebih tinggi sehingga mutu pendidikan bisa menjadi lebih baik.

C.

C. Identifikasi masalahIdentifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas t

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa permasalahan yang dapaterdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain Rendahnya hasil belajar peserta didik kelas III pada diidentifikasi, antara lain Rendahnya hasil belajar peserta didik kelas III pada pelajaran Sains, rendahnya aktivitas ilmiah peserta didik pada pelajaran Sains, pelajaran Sains, rendahnya aktivitas ilmiah peserta didik pada pelajaran Sains, kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat proses belajar mengajar sehingga rendahnya hasil belajar mata pelajaran Sains, proses belajar mengajar sehingga rendahnya hasil belajar mata pelajaran Sains, sistem pembelajaran berpola satu arah (teacher centered), rendahnya motivasi sistem pembelajaran berpola satu arah (teacher centered), rendahnya motivasi yang dimiliki oleh peserta didik untuk belajar, kurang aktifnya peserta didik  yang dimiliki oleh peserta didik untuk belajar, kurang aktifnya peserta didik  dalam proses belajar mengajar baik dalam menjawab pertanyaan maupun dalam proses belajar mengajar baik dalam menjawab pertanyaan maupun mengajukan pertanyaan.

mengajukan pertanyaan.

D.

D. Pembatasan MasalahPembatasan Masalah

Sebagaimana yang telah diuraikan pada identifikasi masalah diatas maka Sebagaimana yang telah diuraikan pada identifikasi masalah diatas maka tampak jelas permasalahan perilaku belajar peserta didik sangatlah kompleks tampak jelas permasalahan perilaku belajar peserta didik sangatlah kompleks sehingga perlu dilakukkan penelitian yang komperhensif serta mendalam. Akan sehingga perlu dilakukkan penelitian yang komperhensif serta mendalam. Akan tetapi menyadari keterbatasan peneliti, baik keterbatasan waktu, tenaga, maupun tetapi menyadari keterbatasan peneliti, baik keterbatasan waktu, tenaga, maupun biaya maka subjek penelitian ini hanya dibatasi pada hasil belajar peserta didik  biaya maka subjek penelitian ini hanya dibatasi pada hasil belajar peserta didik  dalam mata pelajaran Sains

dalam mata pelajaran Sains

E.

(8)

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah

masalah di adi atas, tas, dapat ddapat dirumuskan irumuskan masalah masalah sebagai sebagai berikutberikut ““Apakah adaApakah ada perbedaan hasil belajar sains yang signifikan atara kelompok siswa yang perbedaan hasil belajar sains yang signifikan atara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Heuristik Vee dengan dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Heuristik Vee dengan kelompok yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kelompok yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas III di SD Se-gugus 3 Kecamatan Mendoyo, konvensional pada siswa kelas III di SD Se-gugus 3 Kecamatan Mendoyo, Kabupaten

Kabupaten Jembrana TahuJembrana Tahun n Pelajaran 20Pelajaran 2012/2013?12/2013?””

F.

F. Tujuan PenelitianTujuan Penelitian

Secara operasional tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada Secara operasional tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaaan hasil belajar sains yang signifikan atara kelompok siswa tidaknya perbedaaan hasil belajar sains yang signifikan atara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Heuristik Vee yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Heuristik Vee dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas III di SD Se-gugus 3 Kecamatan Mendoyo, konvensional pada siswa kelas III di SD Se-gugus 3 Kecamatan Mendoyo, Kabupaten

Kabupaten Jembrana TahuJembrana Tahun n Pelajaran 20Pelajaran 2012/2013.12/2013.

G.

G. Manfaat PenelitianManfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritik  Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritik  maupun dari segi praktis. Dari segi teoritik, hasil penelitian ini dapat memberikan maupun dari segi praktis. Dari segi teoritik, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam bidang pendidikan terutama dalam memperbaiki kualitas sumbangan dalam bidang pendidikan terutama dalam memperbaiki kualitas pembelajaran sains di SD dan dapat melatih kemampuan keterampilan kerja pembelajaran sains di SD dan dapat melatih kemampuan keterampilan kerja ilmiah peserta didik. Dari segi praktis, manfaat yang diperoleh adalah sebagai ilmiah peserta didik. Dari segi praktis, manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut.

berikut. 1.

1. Bagi guru, penerapan model heuristik Vee diharapkan dapat menjadi alternatif Bagi guru, penerapan model heuristik Vee diharapkan dapat menjadi alternatif  model pembelajaran untuk menciptakan situasi kondusif dalam proses model pembelajaran untuk menciptakan situasi kondusif dalam proses pembeajaran sehingga mutu pendidikan sains

pembeajaran sehingga mutu pendidikan sains meningkat.meningkat. 2.

2. Bagi peserta didik, penelitian ini bermanfaat untuk melatih peserta didik agarBagi peserta didik, penelitian ini bermanfaat untuk melatih peserta didik agar lebih aktif dalam proses bejar mengajar.

lebih aktif dalam proses bejar mengajar. 3.

3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh pengalamanBagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh pengalaman langsung tentang melakukan penelitian eksperimen dan dapat digunakan langsung tentang melakukan penelitian eksperimen dan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengajar ketika telah lulus dari perguruan tinggi.

(9)

H.

H. Kajian PustakaKajian Pustaka

1.1 Pembelajaran Sains 1.1 Pembelajaran Sains

Sains merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia itu Sains merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia itu mengenal diri dan alam sekitarnya (Suastra, 2009:1). Secara sederhana dapat mengenal diri dan alam sekitarnya (Suastra, 2009:1). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sains merupakan pengalaman individu manusia yang oleh dikatakan bahwa sains merupakan pengalaman individu manusia yang oleh masing-masing individu itu dirasakan atau dimaknai berbeda atau sama. Sains masing-masing individu itu dirasakan atau dimaknai berbeda atau sama. Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana suatu proses penemuan. Pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

pengalaman langsung untuk langsung untuk mengembangmengembangkan kompetenkan kompetensi agar si agar menjelajahimenjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk  dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk  inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Permendiknas No.22 pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Permendiknas No.22 Tahun 2006).

Tahun 2006).

Sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan Sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk  Penerapan sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk  terhadap

terhadap lingkungan. lingkungan. Di Di tingkat tingkat SD/MI SD/MI diharapkan diharapkan ada ada penekananpenekanan pembelajaran

pembelajaran Salingtemas Salingtemas (Sains, ling(Sains, lingkungan, kungan, teknologi, teknologi, dan madan masyarakat)syarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui pe

karya melalui penerapan konsnerapan konsep sains dan ep sains dan kompetensi kompetensi bekerja ilmiah sebekerja ilmiah secaracara bijaksana. Suastra (2009) juga berpendapat tujuan dari pembelajaran sains di bijaksana. Suastra (2009) juga berpendapat tujuan dari pembelajaran sains di SD yaitu: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha SD yaitu: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) Esa berdasarkan keberadaan keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains,

(10)

masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaa Tuhan, (7) memperoleh bekal segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaa Tuhan, (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan sains sebagai dasar untuk melanjutkan pengetahuan, konsep dan keterampilan sains sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

pendidikan ke SMP/MTs.

Pembelajaran sains sebaiknya dilaksa

Pembelajaran sains sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah nakan secara inkuiri ilmiah ((scientificscientific inquiry

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran sains di SD/MI menekankan pada pemberian Oleh karena itu pembelajaran sains di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan sains mencakup dua Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan sains mencakup dua dimensi yaitu dimensi sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Sains dimensi yaitu dimensi sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Sains sebagai produk merupakan kumpulan pengetahuan yang berupa sebagai produk merupakan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip (generalisasi), fakta, teori, dan hukum-hukum. Artinya konsep, prinsip-prinsip (generalisasi), fakta, teori, dan hukum-hukum. Artinya substansi sains perlu dikuasai oleh peserta didik melalui pendidikan. substansi sains perlu dikuasai oleh peserta didik melalui pendidikan. Penguasaan peserta didik terhadap sains mempermudah peserta didik dalam Penguasaan peserta didik terhadap sains mempermudah peserta didik dalam pemecahan masalah dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemecahan masalah dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Sedangkan Sains sebagai proses berisi sekumpulan (IPTEK). Sedangkan Sains sebagai proses berisi sekumpulan keterampilan-keterampilan sains meliputi: mengamati, mengklarifikasi, mengukur/  keterampilan sains meliputi: mengamati, mengklarifikasi, mengukur/  melakukan pengukuran, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, melakukan pengukuran, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menginterpretasikan hasil pengamatan dan merencanakan percobaan, menginterpretasikan hasil pengamatan dan berkomunikasi.

berkomunikasi.

1.2 Tujuan Pembelajaran Sains 1.2 Tujuan Pembelajaran Sains

Mata Pelajaran Sains di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki Mata Pelajaran Sains di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

kemampuan sebagai berikut. 1.

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha EsaMemperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan n, keindahan dan keteraturan alam keteraturan alam ciptaan-Nyaciptaan-Nya 2.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yangMengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

(11)

3.

3. MengembangMengembangkan rasa kan rasa ingin tahu, ingin tahu, sikap positip sikap positip dan kesdan kesadaran adaran tentangtentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat

teknologi dan masyarakat 4.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat

memecahkan masalah dan membuat keputusankeputusan 5.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjagamemelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

dan melestarikan lingkungan alam 6.

6. Meningkatkan Meningkatkan kesadaran kesadaran untuk untuk menghargai menghargai alam alam dan dan segalasegala keteraturannya sebaga

keteraturannya sebagai salah i salah satu ciptaan Tuhansatu ciptaan Tuhan 7.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan sains sebagaiMemperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan sains sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs (Permendiknas No.22 dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs (Permendiknas No.22 Tahun 2006).

Tahun 2006).

1.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Sains di SD 1.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Sains di SD

Ruang Lingkup bahan kajian sains untuk SD/MI meliputi aspek-aspek  Ruang Lingkup bahan kajian sains untuk SD/MI meliputi aspek-aspek  berikut.

berikut. 1.

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhanMakhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya

dan interaksinya dengan lingkungdengan lingkungan, an, serta kesehatanserta kesehatan 2.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gasBenda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas 3.

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

cahaya dan pesawat sederhana

4.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tBumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-bendaata surya, dan benda-benda langit lainnya (Permendiknas No.22 Tahun 2006).

langit lainnya (Permendiknas No.22 Tahun 2006).

2. Model Pembelajaran Heuristik Vee 2. Model Pembelajaran Heuristik Vee 2.1 Pengertian Heuristik Vee

2.1 Pengertian Heuristik Vee

Kata Heuristik Vee Berasal dari bahasa Yunani yaitu

Kata Heuristik Vee Berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskeinheuriskein yangyang  berarti

 berarti “saya “saya menemukan”. menemukan”. Pengertian Pengertian ini ini menurut menurut Rusman Rusman (dalam (dalam suryatini,suryatini, 2010) adalah fakta psikologis yang muncul sebagai kodrat manusia yang 2010) adalah fakta psikologis yang muncul sebagai kodrat manusia yang memiliki nafsu menyelidiki dari sejak bayi. Keinginan memperoleh memiliki nafsu menyelidiki dari sejak bayi. Keinginan memperoleh pengetahua

pengetahuan dan informasi n dan informasi dari orang lain dari orang lain adalah dorongan yang terdapat padaadalah dorongan yang terdapat pada setiap manusia. Candiasa (dalam Ariana, 2011)

setiap manusia. Candiasa (dalam Ariana, 2011) mendefinisikan proses heuristik mendefinisikan proses heuristik  sebagai aturan dengan tujuan utama mengurangi proses pencarian sebagai aturan dengan tujuan utama mengurangi proses pencarian

(12)

penyelesa

penyelesaian. Sejalan dengan pendapat ian. Sejalan dengan pendapat diatas Salim diatas Salim (dalam Suastra, 2009:127)(dalam Suastra, 2009:127) menyatakan bahwa Heuristik merupakan suatu cara yang dipakai untuk  menyatakan bahwa Heuristik merupakan suatu cara yang dipakai untuk  memecahkan masalah dengan menggunakan prosedur-prosedur penemuan memecahkan masalah dengan menggunakan prosedur-prosedur penemuan dalam ilmu pengetahuan. Sedangkan Vee dalam Heuristik Vee merupakan dalam ilmu pengetahuan. Sedangkan Vee dalam Heuristik Vee merupakan diagram yang berbentu “V”. Jadi Heuristik Ve

diagram yang berbentu “V”. Jadi Heuristik Vee dapat diartikan sebagai carae dapat diartikan sebagai cara memecahakan masalahdengan menggunakan prosedur-prosedur penemuan memecahakan masalahdengan menggunakan prosedur-prosedur penemuan dalam ilmu sains yang dituangkan dalam diagram

dalam ilmu sains yang dituangkan dalam diagram “V”“V” ..

Model pembelajaran Heuristik Vee dikembangkan oleh Gowin

Model pembelajaran Heuristik Vee dikembangkan oleh Gowin sejak tahunsejak tahun 1977 sebagai suatu model untuk membantu peserta didik dalam memahami 1977 sebagai suatu model untuk membantu peserta didik dalam memahami struktur pengetahuan dan proses bagaimana pengetahuan dikonstruksi (

struktur pengetahuan dan proses bagaimana pengetahuan dikonstruksi ( Suastra,Suastra, 2009). Model pembelajaran Heuristik Vee merupakaan suatu cara

2009). Model pembelajaran Heuristik Vee merupakaan suatu cara yang dipakaiyang dipakai untuk memecahakan masalah dengan prosedur-prosedur penemuan dalam ilmu untuk memecahakan masalah dengan prosedur-prosedur penemuan dalam ilmu pengetahuan alam (Suastra, 2009). Model pembelajaran Heuristik Vee pengetahuan alam (Suastra, 2009). Model pembelajaran Heuristik Vee dikembangkan untuk melihat secara jelas sifat dan maksud dari dikembangkan untuk melihat secara jelas sifat dan maksud dari praktek-praktek laboratorium. Menurut Novak & Gowin (dalam Wibawa, 2009:18) praktek laboratorium. Menurut Novak & Gowin (dalam Wibawa, 2009:18) pengkonstruksian pengetahuan pada model pembelajaran Heuristik Vee pengkonstruksian pengetahuan pada model pembelajaran Heuristik Vee dikembangkan melalui lima buah pertanyaan yaitu: (1) apakah fokus dikembangkan melalui lima buah pertanyaan yaitu: (1) apakah fokus pertanyaan? (2) apakah konsep-konsep pokoknya? (3) metode inkuiri apakah pertanyaan? (2) apakah konsep-konsep pokoknya? (3) metode inkuiri apakah yang dikembangkan? (4) pertanyaan pokok apakah yang diklaim? (5) nilai yang dikembangkan? (4) pertanyaan pokok apakah yang diklaim? (5) nilai apakah yang diklaim?

apakah yang diklaim?

Sisi

Sisi Konseptual Konseptual Pertanyaan Pertanyaan Kunci Kunci Sisi MetodelogiSisi Metodelogi

Teori

Teori yang yang sesuai sesuai Pengetahuan/NilaiPengetahuan/Nilai

Prinsip-prinsip

Prinsip-prinsip Transpormasi Transpormasi DataData

Konsep-kons

Konsep-konsep ep Catatan Catatan (Record)(Record)

Kejadian/Objek  Kejadian/Objek 

Gambar 1.1 Diagram Vee (Novak & Gowin, 1985) Gambar 1.1 Diagram Vee (Novak & Gowin, 1985)

(13)

(dalam Wibawa, 2009:18) (dalam Wibawa, 2009:18)

Gambar Diagram Vee diatas dapat

Gambar Diagram Vee diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada bagiandijelaskan sebagai berikut. Pada bagian kiri Diagram Vee adalah sisi konseptual dan bagian kanan adalah sisi kiri Diagram Vee adalah sisi konseptual dan bagian kanan adalah sisi metodologi.

metodologi. Pada sisi konseptual (sebelah kiri “V”) berisi teoriPada sisi konseptual (sebelah kiri “V”) berisi teori-teori, prinsip--teori, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep. Teori dibangun dari prinsip-prinsip dan prinsip prinsip, dan konsep-konsep. Teori dibangun dari prinsip-prinsip dan prinsip dibangun oleh

konsep-dibangun oleh konsep-konsep. Gagasan atau sejenis “teori anak”konsep. Gagasan atau sejenis “teori anak” mengenaimengenai pristiwa-pristiwa alam perlu

pristiwa-pristiwa alam perlu dibuktikan kebenarannydibuktikan kebenarannya dengan mengamati suatua dengan mengamati suatu objek atau pristiwa-pristiwa (bagian ba

objek atau pristiwa-pristiwa (bagian bawah “V”) melalui suatu percobaan. Padawah “V”) melalui suatu percobaan. Pada sisi metodelogi (sisi kanan “V”)

sisi metodelogi (sisi kanan “V”) berisi catatan-catatan yang harus dibuat,berisi catatan-catatan yang harus dibuat, trasformasi, serta klaim pengetahuan (generalisasi dan nilai). Pembuatan trasformasi, serta klaim pengetahuan (generalisasi dan nilai). Pembuatan catatan perlu mempertimbangkan konsep dan catatan yang dibuat sesuai. Pada catatan perlu mempertimbangkan konsep dan catatan yang dibuat sesuai. Pada  bagian

 bagian atas atas “V” “V” diletakandiletakan pertanyaan kunci yang berfungsi untuk menuntunpertanyaan kunci yang berfungsi untuk menuntun siswa dalam me

siswa dalam melakukan penylakukan penyelidikan elidikan (Suastra, 2009).(Suastra, 2009).

Novak & Gowin (dalam Wibawa, 2009:19) menyatakan bahwa manusia Novak & Gowin (dalam Wibawa, 2009:19) menyatakan bahwa manusia memiliki suatu kebutuhan untuk mempelajari pengetahuan mengenai memiliki suatu kebutuhan untuk mempelajari pengetahuan mengenai bagaimana pengetahuan diproduksi atau dihasilkan. Model pembelajaran bagaimana pengetahuan diproduksi atau dihasilkan. Model pembelajaran Heuristik Vee adalah alat untuk memperoleh pemahaman bagaimana Heuristik Vee adalah alat untuk memperoleh pemahaman bagaimana pengetahuan dikonstruksi serta digunakan. Di laboratorium IPA, peserta didik  pengetahuan dikonstruksi serta digunakan. Di laboratorium IPA, peserta didik  mungkin terbuai ketika mencatat kejadian atau objek dan mungkin terbuai ketika mencatat kejadian atau objek dan mentransformasikannya dalam grafik, tabel, dan mengemukakan pengetahuan mentransformasikannya dalam grafik, tabel, dan mengemukakan pengetahuan atau generalisasi. Peserta didik jarang secara sadar menetahui mengapa suatu atau generalisasi. Peserta didik jarang secara sadar menetahui mengapa suatu peristiwa terjadi karena peserta didik jarang mengunakan konsep, prinsip, teori peristiwa terjadi karena peserta didik jarang mengunakan konsep, prinsip, teori yang relevan dalam memahami suatu kejadian atau objek. Hal ini juga disebab yang relevan dalam memahami suatu kejadian atau objek. Hal ini juga disebab oleh tidak adanya saling keterkaitan antara pemikiran peserta didik

oleh tidak adanya saling keterkaitan antara pemikiran peserta didik (bagian kiri(bagian kiri Heuristik Vee) dengan kegiatan peserta didik (bagian kanan Heuristik Vee). Heuristik Vee) dengan kegiatan peserta didik (bagian kanan Heuristik Vee). Akibatnya, praktek dilaboratrium sering menjadi hal yang tidak bermakna. Akibatnya, praktek dilaboratrium sering menjadi hal yang tidak bermakna.

Balajar sains bukanlah pembelajaran yang bersifat hafalan saja tapi perlu Balajar sains bukanlah pembelajaran yang bersifat hafalan saja tapi perlu pemahan darimana suatu konsep itu didapat dan pembelajaran sains juga tidak  pemahan darimana suatu konsep itu didapat dan pembelajaran sains juga tidak  bisa dimana guru bisa mentrasfer ilmu yang dimiliki secara utuh kepada bisa dimana guru bisa mentrasfer ilmu yang dimiliki secara utuh kepada peserta didik oleh karena itu model konstruktivis mengkehendaki pergeseran peserta didik oleh karena itu model konstruktivis mengkehendaki pergeseran pandangan guru yang dulunya guru sebagai sumber informasi sekaran hanya pandangan guru yang dulunya guru sebagai sumber informasi sekaran hanya

(14)

menjadi seorang fasilitator sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih menjadi seorang fasilitator sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Heuristik Vee 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Heuristik Vee

Kelebihan model pembelajaran Heuristik Vee menurut Suastra (dalam Kelebihan model pembelajaran Heuristik Vee menurut Suastra (dalam Sudarma, 2011) adalah sebagai berikut

Sudarma, 2011) adalah sebagai berikut 1.

1. Konstruksi Heuristik VeeKonstruksi Heuristik Vee dapat membantu peserta didik dalam menangkapdapat membantu peserta didik dalam menangkap makna pada praktek-praktek laboratorium yang sebelumnya telah makna pada praktek-praktek laboratorium yang sebelumnya telah diterapkan fokus-fokus pertanyaan yang menuntut peserta didik berpikir diterapkan fokus-fokus pertanyaan yang menuntut peserta didik berpikir reflektif.

reflektif. 2.

2. Model Heuristik VeeModel Heuristik Vee membantu peserta didik menemukan konsep antaramembantu peserta didik menemukan konsep antara apa yang mereka miliki atau ketahui dengan pengetahuan baru yang apa yang mereka miliki atau ketahui dengan pengetahuan baru yang berusaha dikonstruksi atau dipahami.

berusaha dikonstruksi atau dipahami. 3.

3. Model Heuristik VeeModel Heuristik Vee juga memiliki nilai psikologis sebab model Heuristik  juga memiliki nilai psikologis sebab model Heuristik  Vee

Vee tidak hanya mendorong belajar secara bermakna, tetapi jugatidak hanya mendorong belajar secara bermakna, tetapi juga membantu peseta didik memahami proses penemuan pengetahuan (dalam membantu peseta didik memahami proses penemuan pengetahuan (dalam Suastra, 2009: 21).

Suastra, 2009: 21).

Selain terdapat kelebihan dari model ini, Heuristik Vee tentu memiliki Selain terdapat kelebihan dari model ini, Heuristik Vee tentu memiliki kelemahan yaitu.

kelemahan yaitu. 1.

1. Terkadang pembelajaran di laboraturium bisa berbahaya, jika Terkadang pembelajaran di laboraturium bisa berbahaya, jika siswa teledorsiswa teledor dan tidak mengikuti tata tertib maka kemugkinan akan tejadi kecelakaan dan tidak mengikuti tata tertib maka kemugkinan akan tejadi kecelakaan baik disengaja maupun tidak

baik disengaja maupun tidak disengaja.disengaja. 2.

2. Memerlukan biaya yang cukup untuk penerapan model ini, karena tidak Memerlukan biaya yang cukup untuk penerapan model ini, karena tidak  semua sekolah memiliki ruang laboratorium sehingga memerlukan dana semua sekolah memiliki ruang laboratorium sehingga memerlukan dana untuk melengkapi sesuai dengan kegiatan penelitian

untuk melengkapi sesuai dengan kegiatan penelitian yang akan dilakukan.yang akan dilakukan. 3.

3. Bagi siswa yang kurang mampu mengikuti pembelajaran di sekolah akanBagi siswa yang kurang mampu mengikuti pembelajaran di sekolah akan sulit mengikuti kegiatan laboratorium, sehingga kemungkinan besar tidak  sulit mengikuti kegiatan laboratorium, sehingga kemungkinan besar tidak  semua berpartisipasi dalam kegiatan itu dan pembelajaran tersebut tidak  semua berpartisipasi dalam kegiatan itu dan pembelajaran tersebut tidak  berjalan secara maksimal.

berjalan secara maksimal.

2.3 Tahap-Tahap Penerapan Model Heurisik Vee 2.3 Tahap-Tahap Penerapan Model Heurisik Vee

Lima tahap model pembelajaran Heuristik Vee dalam pembelajaran sains Lima tahap model pembelajaran Heuristik Vee dalam pembelajaran sains terangkum dalam Tabel 2.1 berikut.

terangkum dalam Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Heuristik Vee Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Heuristik Vee

(15)

TAHAPAN

TAHAPAN PERILAKU PERILAKU GURUGURU Tahap 1

Tahap 1 Orientasi Orientasi

Guru memusatkan perhatian peserta didik  Guru memusatkan perhatian peserta didik  dengan menyebutkan beberapa fenomena dengan menyebutkan beberapa fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik yang akan dipelajari

dengan topik yang akan dipelajari Tahap 2

Tahap 2

Pengungkapan Gagasan Peserta Pengungkapan Gagasan Peserta didik 

didik 

Guru meminta peserta didik untuk  Guru meminta peserta didik untuk  mengungkapkan gagasan konseptual yang mengungkapkan gagasan konseptual yang dimilkinya dengan memberikan dimilkinya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang ada kaitanya dengan pertanyaan yang ada kaitanya dengan kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari Tahap 3 Tahap 3 Pengungkapan permasalahan/fokus Pengungkapan permasalahan/fokus pertanyaan pertanyaan

Guru mengajukan permasalahan yang Guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penyelidikan yang berkaitan dengan penyelidikan yang dilakukan dalam bentuk

dilakukan dalam bentuk pertanyaan kuncipertanyaan kunci Tahap 4

Tahap 4 Pengkons

Pengkonstruksian truksian pengetahuanpengetahuan baru

baru

Untuk mengkonstruksi pengetahuan baru Untuk mengkonstruksi pengetahuan baru peserta didik diminta melakukan peserta didik diminta melakukan eksperimen. Guru mengawasi siwa dan eksperimen. Guru mengawasi siwa dan memberikan bimbingan seperlunya. Guru memberikan bimbingan seperlunya. Guru meminta peserta didik untuk memberikan meminta peserta didik untuk memberikan komentar terhadap hasil pengamatan serta komentar terhadap hasil pengamatan serta menuangka

menuangkanya dalam nya dalam diagram Veediagram Vee Tahap 5

Tahap 5 Evaluasi Evaluasi

Untuk mengevaluasi gagasan mana yang Untuk mengevaluasi gagasan mana yang paling benar untuk menjelaskan fenomena paling benar untuk menjelaskan fenomena yang dipelajari dan pengkonstruksian yang dipelajari dan pengkonstruksian pengetahuan yang baru, peserta didik  pengetahuan yang baru, peserta didik  diminta melakukan tanya jawab (diskusi) diminta melakukan tanya jawab (diskusi) yang dipandu oleh guru. Guru mencatat yang dipandu oleh guru. Guru mencatat ide-ide pokok yang sesuai dengan konsep ide pokok yang sesuai dengan konsep ilmiah dan mendiskusikan jawaban peserta ilmiah dan mendiskusikan jawaban peserta didik yang salah. Dengan demikian peserta didik yang salah. Dengan demikian peserta didik dapat melihat ketidak sesuaian didik dapat melihat ketidak sesuaian gagasan yang dimiliki sebelumnya dan gagasan yang dimiliki sebelumnya dan

(16)

kemudian mengubahnya (merekonstruksi). kemudian mengubahnya (merekonstruksi).

Suastra (dalam Wibawa, 2009:21) Suastra (dalam Wibawa, 2009:21)

Belajar menggunakan model pembelajaran Heuristik Vee adalah belajar Belajar menggunakan model pembelajaran Heuristik Vee adalah belajar memecahkan masalah dengan menggunakan ide-ide atau konsep-konsep yang memecahkan masalah dengan menggunakan ide-ide atau konsep-konsep yang telah dimiki oleh peserta didik sebelumnya yang dituangakan dalam diagram telah dimiki oleh peserta didik sebelumnya yang dituangakan dalam diagram Vee dan menggunakan prosedur-prosedur penemuan dalam ilmu sains.

Vee dan menggunakan prosedur-prosedur penemuan dalam ilmu sains.

3. Model Pembelajaran Konvensional 3. Model Pembelajaran Konvensional 3.1 Pengertian Model Pe

3.1 Pengertian Model Pembelajaran Konvensionalmbelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional adalah suatu model pembelajaran yang Model pembelajaran konvensional adalah suatu model pembelajaran yang cenderung menekankan guru sebagai pusat informasi (

cenderung menekankan guru sebagai pusat informasi ( teacher centered).teacher centered). Model pembelajaran tersebut masih didasarkan atas asumsi bahwa Model pembelajaran tersebut masih didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindah secara untuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. pengetahuan dapat dipindah secara untuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Burowes (dalam Purnamiyati, 2011) menyatakan bahwa model konvensional Burowes (dalam Purnamiyati, 2011) menyatakan bahwa model konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya atau menerapkan pada menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya atau menerapkan pada kehidupan nyata. Sejalan dengan pendapat diatas Sudjana (dalam Suryanti, kehidupan nyata. Sejalan dengan pendapat diatas Sudjana (dalam Suryanti, 2010) menyatakan bahwa model pembelajaran konvensional merupakan 2010) menyatakan bahwa model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang menekankan penyampaian materi dari guru kepada model pembelajaran yang menekankan penyampaian materi dari guru kepada siswa. Pembelajaran ini lebih didominasi oleh guru dan siswa bersifat pasif  siswa. Pembelajaran ini lebih didominasi oleh guru dan siswa bersifat pasif  selama pembelajaran b

selama pembelajaran berlangsung.erlangsung.

Pembelajaran konvensional dalam penerapannya guru mentrasfer Pembelajaran konvensional dalam penerapannya guru mentrasfer pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik dengan teknik ceramah. pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik dengan teknik ceramah. Menurut Winatapura dan Suherman (dalam Muhfida, 2008) metode ceramah Menurut Winatapura dan Suherman (dalam Muhfida, 2008) metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan Menurut St. Vembriarto (dalam adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan Menurut St. Vembriarto (dalam Muhfida, 2008) pengajaran tradisional adalah pengajaran yang diberikan pada Muhfida, 2008) pengajaran tradisional adalah pengajaran yang diberikan pada siswa secara bersama-sama. Sedangkan menurut Ruseffendi pengajaran siswa secara bersama-sama. Sedangkan menurut Ruseffendi pengajaran tradisional adalah pengajaran yang pada umumnya biasa kita lakukan tradisional adalah pengajaran yang pada umumnya biasa kita lakukan sehari-hari (dalam Muhfida, 2008).

(17)

Berdasarkan uraian diatas maka model

Berdasarkan uraian diatas maka model pembelajaran konvensionapembelajaran konvensional adalahl adalah upaya penyampaian pengetahuan dari guru kepada peserta didik secara lisan. upaya penyampaian pengetahuan dari guru kepada peserta didik secara lisan. Dalam hal ini guru sebagai sumber informasi berperan aktif dalam proses Dalam hal ini guru sebagai sumber informasi berperan aktif dalam proses pembelajaran sedangakan peserta didik sebagai objek yang bersifat pasif  pembelajaran sedangakan peserta didik sebagai objek yang bersifat pasif  hanya mendengarkan dan menghafal pengetahuan yang ditrasfer oleh guru. hanya mendengarkan dan menghafal pengetahuan yang ditrasfer oleh guru.

Model pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini Model pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru sehari-hari di kelas. adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru sehari-hari di kelas. Secara u

Secara umum, tahapamum, tahapan yang dilakun yang dilakukan kan dalam proses bedalam proses belajar mengajar dlajar mengajar dii kelas konvensional adalah apersepsi, kegiatan Inti, dan penutup.

kelas konvensional adalah apersepsi, kegiatan Inti, dan penutup. Jadi,Jadi, pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses.

keterampilan proses.

3.2 Tahap-Tahap Penerapan Model Konvensional 3.2 Tahap-Tahap Penerapan Model Konvensional

Tiga fase model pembelajaran konvensional terangkum dalam tabel 3.1 Tiga fase model pembelajaran konvensional terangkum dalam tabel 3.1 berikut.

berikut.

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Konvensional Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Konvensional Fase

Fase Aktivitas Aktivitas Guru Guru Aktivitas Aktivitas SiswaSiswa Apersepsi

Apersepsi Menyampaikan pokok Menyampaikan pokok  bahasan atau materi yang bahasan atau materi yang akan diberikan

akan diberikan

Mendengarka

Mendengarkan informasi n informasi yangyang disampaikan dan menerima disampaikan dan menerima materi baru materi baru Kegiatan Kegiatan Inti Inti Mendemonstrasikan Mendemonstrasikan keterampilan atau keterampilan atau

menyajikan materi tahp menyajikan materi tahp demi tahap demi tahap Memperhatikan penjelasan Memperhatikan penjelasan guru guru

Memberikan contoh soal Memberikan contoh soal yang relevan dengan materi yang relevan dengan materi yang diberikan yang diberikan Mencatat soal Mencatat soal Menyuruh siswa Menyuruh siswa menyelesa

menyelesaikan ikan soal-soalsoal-soal yang ada dalam LKS yang ada dalam LKS

Menyelesaik

Menyelesaikan soal-soal an soal-soal yangyang ada dalam LKS

ada dalam LKS

Penutup

Penutup Memberikan pekerjaanMemberikan pekerjaan rumah (PR)

rumah (PR)

Mencatat pekerjaan rumah Mencatat pekerjaan rumah (PR)

(18)

Sumber: Wibawa (2009) Sumber: Wibawa (2009) 3.3 Kelebihan dan Kelemahan Model

3.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran KonvensionalPembelajaran Konvensional

Suatu model pembelajaran pastilah memiliki keunggulan dan kelemahan Suatu model pembelajaran pastilah memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penerapannya, berikut adalah keunggulan model kovensional menurut dalam penerapannya, berikut adalah keunggulan model kovensional menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (dalam Agung, 2005) yaitu.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (dalam Agung, 2005) yaitu. 1.

1. Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan biaya denganMurah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan biaya dengan seorang guru menhadapi peserta didik.

seorang guru menhadapi peserta didik. 2.

2. Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan waktu,Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan waktu, karakter peserta didik tertentu, pokok permasalahan dan keterbatasan karakter peserta didik tertentu, pokok permasalahan dan keterbatasan peralatan serta dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap peralatan serta dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap ketersediaan bahan-bahan tulis.

ketersediaan bahan-bahan tulis. 3.

3. meningkatkan daya dengar pesrta didik dan menumbuhkan minat belajarmeningkatkan daya dengar pesrta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain.

dari sumber lain. 4.

4. Memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guruMemperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh penghargaan kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta memperoleh penghargaan kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta didik.

didik. 5.

5. Memberikan wawasan yang luas daripada sumber lain karena guru dapatMemberikan wawasan yang luas daripada sumber lain karena guru dapat menjelaskan topik dengan mengaitkannya dalam

menjelaskan topik dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.kehidupan sehari-hari. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh model pembelajaran Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh model pembelajaran konvensional yaitu

konvensional yaitu 1.

1. Dapat menimbulkan kejenuhan kepada siswa apalagi guru kurang dapatDapat menimbulkan kejenuhan kepada siswa apalagi guru kurang dapat mengorganisasikannya.

mengorganisasikannya. 2.

2. Menimbulkan verbalisme pada peserta didik.Menimbulkan verbalisme pada peserta didik. 3.

3. Materi terbatas pada apa yang diingat oleh Materi terbatas pada apa yang diingat oleh guru.guru. 4.

4. Merugikan peserta didik yang lMerugikan peserta didik yang lemah dalam keterampilan mendengarkan.emah dalam keterampilan mendengarkan. 5.

5. Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat tMenjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat t erus.erus. 6.

6. Informasi yang disampaikan mudah usang dan Informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman.ketinggalan jaman. 7.

7. Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik.Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik. 8.

8. Terjadi proses satu arah yaitu dari Terjadi proses satu arah yaitu dari guru kepada siswa.guru kepada siswa.

4. Hasil belajar 4. Hasil belajar

4.1 Pengertian Hasil Belajar 4.1 Pengertian Hasil Belajar

(19)

Oemar Hamalik (2011) mengatakan bahwa hasil belajar adalah bila Oemar Hamalik (2011) mengatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan Dimyati dan Moedjiono (dalam Agung, menjadi mengerti. Sedangkan Dimyati dan Moedjiono (dalam Agung, 2005:74) menyatakan bahwa

2005:74) menyatakan bahwa ““hasil belajar merupakan hasil dari suatuhasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar”.

interaksi tindak mengajar atau tindak belajar”. Dengan kata lain, dapatDengan kata lain, dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Hasil pengukuran belajar inilah

penting dalam proses pembelajaran. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnyaakhirnya akan sangat berguna bagi guru untuk mengetahui seberapa jauh tujuan akan sangat berguna bagi guru untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.

pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.

Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif

meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.dan ranah psikomotorik. Dalam ranah kognitif, hasil

Dalam ranah kognitif, hasil belajar tersusun dalam enam tingkatan. Enambelajar tersusun dalam enam tingkatan. Enam tingkatan tersebut ialah, (1) Pengetahuan atau ingatan, (2) Pemahaman,(3) tingkatan tersebut ialah, (1) Pengetahuan atau ingatan, (2) Pemahaman,(3) Penerapa

Penerapan, n, (4) (4) Sintesis, Sintesis, (5) (5) analisis analisis dan dan (6) (6) evaluasi. evaluasi. .. .

. Ranah Ranah psikomotorik psikomotorik terdiri terdiri dari dari lima lima tingkatan tingkatan yaitu, yaitu, 1) Pe1) Peniruanniruan (menirukan gerak), 2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan (menirukan gerak), 2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak), 3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar), 4) Perangkaian gerak), 3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar), 4) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar), 5) Melakukan gerak  (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar), 5) Melakukan gerak  secara wajar (naturalisasi).

secara wajar (naturalisasi).

Terakhir ranah afektif terdiri dari lima tingkatan yaitu, 1) Pengenalan Terakhir ranah afektif terdiri dari lima tingkatan yaitu, 1) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu), 2) Merespon (aktif  (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu), 2) Merespon (aktif  berpartisipasi), 3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai berpartisipasi), 3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu),

tertentu), 4) 4) PengorganisaPengorganisasian sian (menghubung-hubun(menghubung-hubungkan gkan nilai-nilai nilai-nilai yangyang dipercaya) dan

dipercaya) dan 5) 5) Pengamalan (menjadikan nilai-nilai Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian darisebagai bagian dari pola hidup).

pola hidup).

Oemar Hamalik (2001) menyatakan bahwa hasil belajar dalam kelas Oemar Hamalik (2001) menyatakan bahwa hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan kedalam situasi-situasi di luar

harus dapat dilaksanakan kedalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan katasekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentrasfer hasil belajar itu kedalam situasi-situasi yang lain, murid dapat mentrasfer hasil belajar itu kedalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Tentang transfer hasil belajar, Oemar sesungguhnya di dalam masyarakat. Tentang transfer hasil belajar, Oemar Hamalik (2001) mengemukaka

Gambar

diagram  yang  berbentu  “V”.  Jadi  Heuristik  Vee  dapat  diartikan  sebagai  cara e  dapat  diartikan  sebagai  cara memecahakan  masalahdengan  menggunakan  prosedur-prosedur  penemuanmemecahakan  masalahdengan  menggunakan  prosedur-prosedur  penemuan
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran KonvensionalTabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Konvensional Fase

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Kristiyanto (2010 : 32) tujuan pendidikan jasmani di SD ialah membentuk siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian

A common way to evaluate these errors consist in positionning the sensor parallel to a wall at different known distances.. The M8 LIDAR system is intended to be use both indoor

Selain itu, didalam penelitian yang relevan diatas para peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui minat, hasil belajar siswa dan terhadap motivasi belajar

KASENIAN ANGKLUNG BUNCIS DI KACAMATAN CIGUGUR KABUPATÉN KUNINGAN PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA BAHASAN DI SMA KELAS XII. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan Penetapan Pemenang Paket Pekerjaan tersebut diatas, dengan ini POKJA II Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Bangka Tengah mengundang Saudara agar dapat hadir pada :. 13

keterampilan siswa tahunan sekolah menengah kejuruan yang dilaksanakan. secara berjenjang mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/

(2) Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Dengan integrasi LDAP sebagai otentikasi user untuk klien OwnCloud dan monitoring performansi server menggunakan Nagios dapat disimpulkan bahwa hasil yang dicapai pada