• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, melalui penelitian lapangan dan kepustakaan yang bertujuaan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian ini berdasarkan pada apa yang terjadi.

C.Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor mulai bulan Januari 2010 s/d selesai. Adapun tempat penelitian bertempat di MAN 2 Bogor bertempat di Jl. Padjajaran No. 6 – Bogor.

D.Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yakni penerapan manajemen mutu terpadu yang ada pada MAN 2 Bogor.

E.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan 40 tenaga pendidik dan kependidikan MAN 2 Bogor dari 97 orang yang ada.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan masalah yang ingin diteliti.

1. Observasi

”Observasi pengamatan terhadap sutau objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung utnutk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian”1. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai fasilitas/ sarana prasarana yang dapat menunjang keberhasilan penerapan manajemen mutu di sekolah tersebut. Observasi dilakukan dengan mengamati keadaaan sekolah beserta sarana dan prasara penunjangnya.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dianggap perlu, sehingga lebih menyakinkan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang lainnya mengenai penerapan manajemen mutu terpadu yang ada disekolah tersebut. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan

1

Djam’an satori, Aan Komariah, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2009), h. 105.

kepala sekolah dan wakil kepala sekolah MAN 2 Bogor. Adapun instrument yang penulis gunakan adalah pedoman wawancara dengan rincian kisi-kisi dan item pertanyaan wawancara dibawah ini.

Tabel 1

Kisi-kisi pertanyaan wawancara

No Dimensi Aspek No. Item

1 Perencanaan a) Gambaran terhadap mutu

pendidikan

b) Perencanaan manajemen sekolah

c) Penyusunan program sekolah d) Pengadaan sarana prasarana

1 dan 2 15 4 dan 5 7

2 Pengorganisasian a) Pengorganisasian Sumber

Daya Manusia b) Pengorganisasian system pembelajaran c) Pembagian tugas/job description 9 dan 10 12 13 dan 14

3 Pelaksanaan a) Pelaksanaan manajemen mutu

b) Pemberian pelayanan terhadap pengguna pendidikan c) Pengembangan program-program pendidikan 3 dan 16 8 6

4 Evaluasi a) Penilaian kinerja karyawan

b) Perbaikan secara terus menerus c) Penilaian terhadap hasil

penerapan manajemen mutu

11 18 17

3. Dokumentasi

Melalui dokumentasi ini diharapkan dapat memperoleh data-data yang valid yang berhubungan dengan arsip sekolah sebagai penunjang dalam penelitian ini. Dengan dokumentasi ini sudah pasti dijamin kebenarannya yang didapatkan dari pihak-pihak sekolah, seperti: bagian administrasi, bagian kepegawaian dan terutama manajemen sekolah.

4. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan kepada sumber data baik secara langsung atau tidak langsung. Selain observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk mendapat informasi lebih penulis menyebarkan angket kepada 40 orang tenaga pendidik dan

kependidikan dari 97 orang yang ada sebagai sumber data. Dimana angket yang disebar adalah angket yang berbentuk pernyataan-pernyataan dengan memilih jawaban yang telah dianggap paling tepat diantara alternative jawaban yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi angket yang ditujukan kepada guru-guru adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Kisi-kisi pertanyaan angket Variable Manajemen Mutu Terpadu

No Dimensi Aspek No. Item

1 Perencanaan a) Perencanaan manajemen sekolah

b) Penyusunan program sekolah c) Pengadaan sarana prasarana

1, 2 dan 3 4 5 dan 6 2 Pengorganisasian a) Pengorganisasian SDM b) Pengorganisasian system pembelajaran

c) Pembagian tugas/ job description

7 dan 8 9 dan 10 11 3 Pelaksanaan a) Pelaksanaan manajemen

mutu terpadu b) Pemberian pelayanan bagi pengguna pendidikan c) Pengembangan program-program pendidikan 12,13,14,15 dan 16 17 18 dan 19 4 Pengarahan a) Pemberian motivasi

b) Menjaga komunikasi yang Baik

20, 21 dan 22 23

5 Evaluasi a) Evaluasi program-program pendidikan

b) Penilaian kinerja karyawan c) Perbaikan secara terus

menerus

d) Penilaian terhadap hasil

24 25 26

27, 28, 29 dan 30

Adapun kisi-kisi penskoran yang digunakan dalam penelitian merujuk pada empat alternatif jawaban sebagaimana dalam table 3 berikut ini:

Table 3

Kisi-kisi alternatif jawaban angket manajemen mutu No Alternatif jawaban Nilai skor

1 Selalu 4

2 Sering 3

3 Kadang-kadang 2

4 Tidak pernah 1

G.Teknik Analisa Data

Setelah semua data dikumpulkan dan lengkap, tahap berikutnya adalah tahap analisis. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sehingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Dalam analisis data penulis melakukan cara sebagai berikut:

1. Editing

Pada tahap editing penulis memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Setelah angket diisi dan dikembalikan kepada penulis, penulis memeriksa satu persatu angket yang dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.

2. Tabulating

Dalam tahap tabulating, penulis menyusun data dalam bentuk tabel. Tahap ini merupakan tahap lanjutan dalam proses analisis data. Melalui tabulasi ini akan didapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item-item pertanyaan angket. Kemudian angket tersebut diprosentasikan dan dianalisis sehingga data yang diperoleh dari lapangan akan tampak ringkas dan tersusun dengan baik dan dapat dengan mudah dipahami.

Angka prosentasi diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi dengan jumlah responden dan dikalikan 100% dengan rumus statistik prosentasi sebagai berikut:

P = F/N x 100% Keterangan:

P = prosentase jawaban F = Frekuensi

N = number of Cases (jumlah responden) 100% = angka tetap

Dengan kategori persentasi sebagai berikut: 76% - 100% = Sangat baik

51% - 75% = Baik 26% - 50% = Cukup baik 0% - 25% = Kurang

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor 1. Sejarah berdirinya sekolah

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor merupakan Madrasah Aliyah Alih Fungsi dari Pendidikan Guru Agama ( PGAN ) Bogor, yang berdiri sejak tahun 1950 semula bernama Sekolah Guru Agama Islam ( SGAI ) berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 277/C9 Tanggal 15 Agustus 1950, pada tahun 1951 SGAI berubah menjadi PGA berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 7 tahun 1951 dengan masa belajar 5 tahun. Kemudian tahun 1953 dilakukan perubahan kembali dengan masa belajar 6 tahun dengan pembagian kelas 1 sampai dengan kelas 4 dengan lama belajar 4 tahun dan kelas 5 sampai kelas 6 lama belajar belajar 2 tahun. Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Agama No.18 tahun 1978 berubah lagi menjadi PGAN 6 tahun yaitu sekolah dinas yang menyelenggarakan Pendidikan Guru Agama dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Dan pada tahun 1978 Menteri Agama dengan Surat Keputusannya Nomor 19 tahun 1978 merubah kembali PGAN 6 tahun menjadi PGAN 3 tahun.

Melalui Surat Keputusan menteri Agama RI Nomor : 64 / 1990 PGAN Bogor dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Bogor II, dan dengan Surat Keputusan Penyempurnaan Nomor 42 tahun

1992 Tanggal 27 Januari 1992 Madrasah Aliyah Negeri Bogor II menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor ( sekarang lebih dikenal MAN 2 Kota Bogor ) yang terletak di Jalan Raya Pajajaran No. 6 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.

Dengan semangat kerja keras menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, sejak berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor mengalami peningkatan. Kemajuan sekolah tidak hanya dilihat dari gedung yang mewah, sarana, prasarana yang memadai, tetapi juga dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas dari siswa yang mengikuti pendidikan disekolah itu. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah siswa dan prestasi-prestasi yang diperoleh baik secara akademik maupun non akademik.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Aliyah negeri 2 Kota Bogor Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang, diwujudkan dalam visi madrasah, yaitu:

”Mewujudkan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas tinggi dalam Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Menguasai Ekstrakurikuler, Berakhlaqul Karimah dan mampu mengaktualisasikannya di masyarakat serta terbentuknya pribadi Muslim yang Kaaffah”

Visi tersebut mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekikinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut:

1. Menyiapkan Calon pemimpin masa depan yang menguasai Ilmu Pengetahuan dan teknologi, Kreatif, Inovatif dan mempunyai landasan iman dan taqwa serta akhlaqul karimah yang kuat dan pengamalan ajaran agama sehari-hari

2. Mengembangkan pelayanan profesional dalam semangat kerjasama guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta didik. 3. Mengembangkan semangat demokrasi serta inovatif mengantar

peserta didik meraih prestasi , bermanfaat dan bahagia untuk masa depan (dunia akhirat).

4. Menjadikan MAN 2 Kota Bogor sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, wawasan kependidikan bagi Madrasah yang ada di wilayah KKMnya

(Kelompok Kerja Madrasah).

5. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan profesional tenaga kependidikan sesuai perkembangan dunia pendidikan.

Selain visi dan misinya, MAN 2 Kota Bogor memiliki tujuan dari penyelenggaraan pendidikan yang mereka jalankan, yakni:

1. Menghasilkan output (lulusan) yang bermutu tinggi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Berakhlakul karimah dengan landasan iman dan taqwa.

3. Berdedikasi tinggi terhadap kinerja, masyarakat, bangsa dan negara. 4. Siap berkompetisi memasuki Perguruan Tinggi terbaik nasional

maupun internasional.

5. Menjadikan MAN 2 sebagai institusi pilihan ( populis ) bagi masyarakat.

3. Sarana dan Prasarana MAN 2 Kota Bogor

4. Keadaan siswa, guru dan karyawan MAN 2 Kota Bogor 5. Struktur organisasi

3. Profil guru dan karyawan MAN 2 Bogor

Saat ini MAN 2 Bogor dikepalai oleh H. Kosasih Ismatullah, M.Pd.I sejak tahun 2002, dan memiliki 89 orang tenaga kependidikan dengan rincian 19 orang karyawan, dan 70 orang tenaga pengajar yang seluruhnya berpendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan komitmen MAN 2 Bogor dalam meningkatkan kualitas mereka dengan

memperkerjakan orang-orang yang memiliki kompetensi dan loyalitas yang tinggi terhadap sekolah. (data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 1).

4. Keadaan siswa MAN 2 Bogor

Keadaan siswa MAN 2 Bogor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, untuk tahun ajaran 2008/2009 seluruh siswa berjumlah 940 orang, yang terdiri dari kelas X sebanyak 325 orang, kelas XI sebanyak 293 orang, dan kelas XII sebanyak 322 orang. Sedangkan pada tahun ajaran 2009/2010 seluruhnya berjumlah 1062 orang, yang terdiri dari kelas X sebanyak 363 orang, kelas XI sebanyak 339 orang, dan kelas XII sebanyak 360 orang (data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 2). Dari jumlah siswa yang semakin bertambah setiap tahunnya membuktikan bahwa MAN 2 Bogor dinilai baik oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan dan melaksanakan pendidikan.

5.Keadaan sarana dan prasana

Dalam pengadaan sarana prasarana sejak MAN 2 Bogor didirikan mengalami peningkatan hingga saat ini MAN 2 Bogor telah memiliki sarana, prasarana, dan fasilitas yang memadai, baik berupa fisik bangunan maupun non fisik seperti kurikulum, metode pengajaran, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Sarana fisik di MAN 2 Bogor seperti gedung sekolah, ruang belajar, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya merupakan sarana belajar yang terus menerus mengalami kemajuan. (data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 3).

B. Deskripsi Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode angket, wawancara, dan observasi. Angket yang disebarkan sebanyak 40 angket, dibagikan kepada guru dan karyawan. Angket tersebut mencakup pernyataan perihal penerapan manajemen mutu. Seluruh pernyataan itu dijawab oleh responden dengan memberikan checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sudah disediakan.

Data yang dideskripsikan dan dianalisis adalah skor-skor dari penyebaran angket tenaga pendidik dan kependidikan yang ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam persentase yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4

1. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam perencanaan manajemen sekolah

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 3 7.5

Kadang-kadang 2 22 55

Tidak pernah 1 5 12.5

Jumlah 10 40 100

Perencanaan (planning) merupakan salah satu fungsi dari manajemen, dalam perencanaan ditentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan program. Sehingga perencanaan merupakan langkah awal dari keberhasilan suatu tujuan.

Dapat kita lihat dalam table bahwa 25% menjawab selalu terlibat dalam perencanaan manajemen sekolah, 7.5% menjawab sering, 55%

menjawab kadang-kadang, dan 12.5% menjawab tidak pernah terlibat dalam perencanaan manajemen sekolah. Dalam merencanakan, kepala sekolah memerlukan masukan dari guru dan karyawan yang terlibat dalam manajemen sekolah. Namun, seperti hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa di MAN 2 Bogor hanya wakil kepala sekolah bagian kurikulum, kesiswaan, dan kepala administrasi/ tata usaha serta beberapa guru yang terlibat dalam perencanaan manajemen sekolah. Setelah adanya perencanaan, kepala sekolah akan mensosialisasikan kepada seluruh elemen sekolah. Hal ini dimaksudkan agar masukan yang diberikan oleh staf dan guru dapat sampai pada kepala sekolah secara efektif dan efisien.

2. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam penetapan visi, misi, serta tujuan sekolah

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 7 17.5

Kadang-kadang 2 11 27.5

Tidak pernah 1 12 30

Jumlah 10 40 100

Sekolah yang sehat adalah sekolah yang memiliki visi, misi, tujuan dan program yang jelas. Pada prinsipnya visi dibangun atas dasar bagaimana membaca masa depan kondisi sekolah agar lebih eksis. Oleh karena itu, membangun visi bukan hanya kepentingan pimpinan, dewan guru, tetapi juga seluruh masyarakat keluarga besar MAN 2 Bogor.

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sejumlah sumber data untuk tenaga pendidik dan kependidikan yang turut serta dalam pembuatan visi, misi serta tujuan sekolah sebesar 25% selalu terlibat dalam pembuatan visi, misi, serta tujuan sekolah, 17,5% sering, 27,5% kadang-kadang, dan 30% tidak pernah. Ini berarti bahwa dalam penetapan visi misi kepala

sekolah hanya melibatkan beberapa orang tenaga pendidik dan kependidikan.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan yakni, Visi, misi dan tujuan sekolah dirumuskan dalam rapat tahunan yang diadakan MAN 2 Bogor. Dalam penetapan visi, misi serta tujuan kepala sekolah tidak melibatkan seluruh elemen sekolah, namun kepala sekolah mengambil beberapa orang dari dewan guru dan staf untuk terlibat dalam penetapan visi, misi dan tujuan. Hal ini dilakukan agar penetapan visi, misi serta tujuan sekolah dapat berjalan efektif dan efisien. Setelah penetapan visi, misi serta tujuan dilakukan, kepala sekolah mensosialisasikannya kepada seluruh elemen sekolah.

3. Kepemilikan terhadap visi, misi, dan tujuan yang sama Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 22 55

Sering 3 5 12.5

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 3 7.5

Jumlah 10 40 100

Sekolah akan dapat mencapai tujuan yang tepat jika seluruh elemen yang terlibat didalamnya memiliki visi, dan misi yang sama dalam melaksanakan pendidikan. Walaupun hampir sebagian tenaga pendidik dan kependidikan tidak tetrlibat dalam perumusan visi, misi dan tujuan sekolah, namun mereka memiliki visi, misi dan tujuan yang sama. Hal ini dikarenakan mereka sadar akan pentingnya tujuan sekolah yang ingin mereka capai. Seperti yang diperoleh dari hasil data bahwa 55% sumber data menjawab selalu memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama, 12,5% menjawab sering, 25% menjawab kadang-kadang dan 7,5% menjawab tidak pernah.

4. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam penyusunan program-program pendidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 12 30

Sering 3 7 17.5

Kadang-kadang 2 13 32.5

Tidak pernah 1 8 20

Jumlah 10 38 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 30% dari sumber data yang ada menjawab selalu terlibat dalam penyusunan program-program pendidikan sekolah, 17.5% menjawab sering, 32.5% menjawab kadang-kadang, dan 20% menjawab tidak pernah. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam penyusunan program-program pendidikan kepala sekolah tidak selalu melibatkan seluruh staf dan dewan guru. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan, yakni dalam rangka merealisasikan program-program, MAN 2 Bogor membagi program kedalam beberapa bidang. Seperti bidang kurikulum yang merupakan jantung sekolah yang bertanggung jawab secara maksimal terhadap kegiatan pembelajaran, jadual sekolah, pendalaman materi, dan system pembelajaran. Bidang kesiswaan yang mengurus seluruh kegiatan ekstrakurikuler, latihan kepemimpinan, dsb. Bidang keagamaan yang mengisi spiritual anak didik, seperti tadarus selama 15 menit sebelum memulai pelajaran, kultum dan sebagainya. Namun, dalam penyusunan program sekolah tersebut, kepala sekolah tidak melibatkan seluruh guru, tetapi hasil dari penyusunan program akan disosialisasikan kepada seluruh guru dan karyawan.

5. Ketersediaan sarana dan prasarana sudah sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 25 62.5

Sering 3 9 22.5

Kadang-kadang 2 6 15

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Upaya meningkatkan kepuasan pelanggan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor dilakukan dengan menyediakan sarana prasarana yang diperlukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa 62,5% dari sumber data menjawab sekolah selalu menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa, 22.5% menjawab sering, dan 15% menjawab kadang-kadang. Dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor telah terpenuhi dan menunjang proses pembelajaran dengan baik.

6. Ketersediaan peralatan dan fasilitas pembelajaran sudah memadai dan tepat

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 20 50

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 5 12.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dengan adanya kemajuan teknologi pada saat ini, mempengaruhi pula pada kemajuan media pembelajaran yang dipakai para tenaga pendidik

dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa peralatan dan fasilitas pembelajaran yang ada sudah memadai dan tepat dalam menunjang proses pembelajaran, dapat dilihat bahwa 50% dari sumber data menjawab sekolah selalu menyediakan peralatan dan fasilitas pembelajaran yang memadai dan tepat bagi siswa, 37,5% menjawab sering, 12,5% menjawab kadang-kadang. Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa dalam penyediaan sarana prasarana pembelajaran MAN 2 mengacu pada standar nasional tentang penyediaan sarana dan parasarana pendidikan sehingga sudah dapat dikatakan memadai dan tepat dalam mendukung proses pembelajaran.

7. Pengadaan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 12 30

Sering 3 14 35

Kadang-kadang 2 14 35

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dalam rangka mengembangkan sumber daya yang dimilikinya, Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pengajar dan karyawan. Hal ini dikarenakan MAN 2 Bogor menyadari bahwa tenaga pengajar dan karyawan memegang peranan penting dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sumber data yang ada 30% menjawab sekolah selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf, 35% menjawab sering, dan 35% menjawab kadang-kadang.

Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa dalam memberdayakan guru dan staf, MAN 2 Bogor mengadakan pendidikan dan pelatihan (diklat), workshop pendidikan, baik internal (dalam sekolah, dengan memanggil nara sumber) maupun eksternal (diluar sekolah, seperti

dari pendidikan nasional, kanwil, dll) serta menyertakan dewan guru dalam MGMP, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf telah dilakukan dengan cukup baik oleh sekolah.

8. Pengadaan pemberdayaan staf dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 15 37.5

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Tenaga pendidik dan kependidikan merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian mutu dalam pendidikan. Maka pemberdayaan bagi para guru diperlukan dalam rangka meningkatkan kompetensi yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas kerja mereka yang akan berpengaruh pada kualitas hasil (anak didik). MAN 2 Bogor rutin mengadakan pemberdayaan bagi para staf dan guru, baik internal (dalam sekolah) maupun eksternal (luar sekolah), dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan sebagainya. Seperti dalam tabel bahwa 37.5% dari sumber data yang ada menjawab sekolah selalu mengadakan pemberdayaan bagi para staf dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, 37.5% menjawab sering, 25% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan staf dan guru yang telah dilakukan dengan baik oleh MAN 2 Bogor.

9. System pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan siswa

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 14 35

Sering 3 17 42.5

Kadang-kadang 2 9 22.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dapat kita lihat dalam tabel sistem pembelajaran yang diterapkan pada MAN 2 Bogor, dari sumber data yang ada 35% menjawab sistem pembelajaran selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan siswa, 42.5% menjawab sering, 22.5% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor selalu berusaha menyesuaikan sistem pembelajaran yang diterapkan dengan kebutuhan dan keadaan siswa.

10.Sekolah dapat mengatasi setiap hambatan dalam proses pembelajaran

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 9 22.5

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 15 37.5

Tidak pernah 1 1 2.5

Jumlah 10 40 100

Proses pembelajaran tidak selalu berjalan mulus dalam pelaksanaannya. Sedikit banyaknya pasti terdapat hambatan yang ada, seperti kurangnya informasi, ketimpangan siswa dalam memahami pembelajaran, dan sebagainya. Namun dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut

dibutuhkan tindakan preventif dari tenaga pengajar yang ada. Dari sumber data yang ada 22,5% menjawab sekolah selalu dapat mengatasi hambatan dalam proses pembelajaran, 37,5% menjawab sering dan kadang-kadang, dan hanya 2,5% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami oleh MAN 2 Bogor dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan cukup baik oleh sekolah.

11.Kepala sekolah memberikan intruksi dan prosedur yang jelas dalam melaksanakan tugas

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 20 50

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Pimpinan merupakan seseorang yang memegang peran utama dalam suatu organisasi. Anggota akan melaksanakan tugasnya dengan baik jika seorang pemimpin memberikan intruksi dan prosedur yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Guru/ tenaga pengajar dipimpin oleh kepala sekolah, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran kepala sekolah berperan dalam memberikan intruksi dan prosedur yang jelas bagi guru. Dapat kita lihat dalam tabel, 25% sumber data menjawab kepala sekolah selalu memberikan intruksi dan prosedur yang jelas babgi anggotanya dalam menjalankan tugas, 50% menjawab sering dan 25% menjawab kadang-kadang. Dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah MAN 2 Bogor telah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pemimpin, sehingga staf dan dewan guru dapat menjalakan tugas kependidikan dengan baik.

12.Seluruh elemen sekolah bertanggung jawab terhadap pengembangan dan peningkatan mutu

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 21 52.5

Sering 3 13 32.5

Kadang-kadang 2 6 15

Tidak pernah 1 - -

Dokumen terkait