• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan menajemen mutu dalam pendidikan di Madrasah Aliyah Negri (MAN) 2 Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan menajemen mutu dalam pendidikan di Madrasah Aliyah Negri (MAN) 2 Bogor"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Ummi Saroh Salamah. 105018200740. Penerapan Manajemen Mutu dalam Pendidikan di Madrasah Aliyah negeri 2 Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Juni 2010.

Penelitian dilakukan didasarkan pada kemajuan zaman yang semakin cepat, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut manusia memiliki kemampuan agar dapat survive dan dapat menghadapi tantangan hidup. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam membentuk manusia yang unggul dan berkualitas, ia memegang peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan akan menghasilkan output/ lulusan yang bermutu jika melalui proses yang bermutu pula.

Dalam melaksanakan pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakan secara berkesinambungan, salah satunya adalah melakukan perbaikan secara terus menerus (continue improvement) dalam segala aspek, seperti pengadaan sarana prasarana, pengadaan sumber daya manusia, pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan, dan melakukan evaluasi kinerja serta hasil yang didapatkan setiap tahunnya.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskripstif kualitatif yang menggambarkan objek penelitian secara verbal melalui data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kepala sekolah, dan penyebaran angket kepada 40 guru beserta karyawan.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor menunjukkan bahwa secara umum sekolah ini telah menerapkan manajemen mutu pendidikan dengan baik. hal ini didasarkan pada hasil wawancara, angket, serta data-data penunjang yang penulis dapatkan yang berkaitan dengan manajemen mutu. Berdasarkan hal itu, maka, penulis memberikan saran bagi sekolah agar tetap berkomitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dijalankan, dan tetap berupaya mempertahankan apa yang telah menjadi kekuatan atau kelebihan sekolah selama ini, agar Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor dapat tetap survive dan dinilai lebih baik lagi oleh masyarakat.

(2)

ii

 

Tidak ada kata yang sanggup mengungkapkan rasa syukur atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, khususnya bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu perjalanan dalam hidup. Tidak pernah ada satu ungkapan yang paling pantas untuk Allah Swt, satu-satunya Rabb yang wajib dan pantas disembah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, satu-satunya kekasih hati yang rela berkorban dan menjadi teladan bagi umatnya.

Gembira, merupakan kata yang dapat menggambarkan perasaan penulis saat menyelesaikan tugas akhir ini, senang dan lega ketika dapat melihat senyum kedua orang tua yang telah berjuang untuk penulis dalam menyelesaikan masa studi. Terasa nikmat rasanya ketika semua masalah dilalui dengan sabar dan tawakal serta dukungan dari orang-orang yang tercinta, dengan dukungan dari mereka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengungkapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. 2. Bpk. Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan

Islam-Manajemen Pendidikan

3. Drs. Mu’arif Syam, M.Pd, ketua program studi Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan.

(3)

iii

 

tanganku ketika aku lelah menopang, rela menjadi kakiku ketika aku lelah berjalan, rela menjadi mataku ketika aku tak tahu harus memilih jalan mana yang harus kutempuh dalam hidup. Love You So Much.

7. Kedua kakakku tersayang (Teh Hanni, Mas Eko) yang selalu mengoreksi kesalahan penulis dengan kasih sayang, adik-adikku tercinta (Lisa, de’ Ika, Abang Kiki, Neng Ziah) yang menemani penulis dengan segala keributan dan kebersamaan, memberi warna dan keceriaan yang tak tergantikan, serta keponakanku tersayang (Wiehan) yang selalu menjadi penghibur bagi penulis. 8. Seluruh dewan guru dan staf Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Kepala

sekolah, H. Kosasih Ismatullah, dan Dra. Baeti Suharti, untuk segala waktu dan kesempatan yang diberikan bagi penulis dalam melakukan penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen pendidikan angkatan 2005, special mate (opah, nana, icha, desy, nia, lely) kebersamaan yang tidak pernah tergantikan. Kamal (thank you untuk semua referensi yang dipinjamkan), dan semua teman-teman yang tidak mungkin penulis uraikan satu persatu.

10.Warm regard for big family of Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor, ibu&bapak Hadi, Syarah untuk segala dukungan, motivasi yang diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

(4)

iv

 

memberikan sedikit warna dalam dunia pendidikan dan juga bagi pembaca.

Jakarta, 29 Juli 2010

(5)

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

BAB II : KAJIAN TEORI A. Manajemen Mutu 1. Pengertian Manajemen ... 7

2. Fungsi Manajemen ... 9

3. Pengertian Mutu ... 10

4. Mutu Pendidikan ... 12

... 18

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 25

B. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan 1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ... 14

2. Falsafah Manajemen Mutu Terpadu ... 16

3. Hakikat Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. ... 4. Strategi Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan ... 20

C. Kerangka Berpikir ... 24

A. Tujuan Penelitian ... B. Metode Penelitian ... 25

(6)

BAB V

DAFTAR P LAMP

F. Teknik Pengumpulan Data ... 26 G. Teknik Analisa Data ... 29

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum MAN 2-Bogor ... 31 B. Deskripsi Data ... 35 C. Analisa Data ... 56 : PENUTUP

D. Kesimpulan ... 58 E. Saran-saran ... 59 USTAKA ... 60 IRAN-LAMPIRAN

vi 

(7)

Table 3. kisi-kisi alternative jawaban angket……….. 29 Table 4. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

perencanaan manajemen sekolah……….. 35 Table 5. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

penetapan visi, misi, serta tujuan sekolah………. 36 Table 6. kepemilikan terhadap visi, misi, dan tujuan yang sama……… 37 Table 7. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

penyusunan program-program pendidikan……… 38 Tabel 8. Ketersediaan sarana dan prasarana sudah sangat baik

dan sesuai dengan kebutuhan……… 39 Table 9. ketersediaan peralatan dan fasilitas pembelajaran

sudah memadai dan tepat……….. 39 Table 10. pengadaan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf……….... 40 Table 11. pengadaan pemberdayaan staf dan guru dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan………... 41 Table 12. sistem pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan

dan keadaan siswa ………... 42 Table 13. sekolah dapat mengatasi setiap hambatan dalam

proses pembelajaran………. 42 Table 14. kepala sekolah memberikan intruksi yang jelas dalam

melaksanakan tugas………. 43

vii 

(8)

……… 46 Tabel 19

abel 24. Kepala sekolah memotivasi staf dan guru dalam bekerja…….. 50 n

an

ram

prioritas disekolah dalam setiap kegiatan kependidikan……….. 44 table 17. sekolah memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen

dengan baik dalam melaksanakan manajemen sekolah……...… 45 Table 18. sekolah melaksanakan manajemen dengan baik…

. Sekolah berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan

kependidikan……… 46 Tabel 20. Sekolah memberikan pelayanan yang baik

bagi siswa maupun masyarakat………... 47 Tabel 21. Seluruh komite sekolah berperan aktif dalam

pengembangan program-program pendidikan………... 48 Tabel 22. Masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan

program-program pendidikan……….. 48 Tabel 23. Saya menyetujui ide-ide perbaikan kualitas

yang disarankan oleh seluruh pegawai……… 49 T

Tabel 25. Kepala sekolah mendukung dan menghargai pemikira

kreatif guru dan staf dalam perbaikan kualitas……… 50 Tabel 26. Komunikasi antara kepala sekolah, guru, dan karyaw

berjalan efektif……… 51 Tabel 27. Sekolah mengevaluasi dan memonitor setiap prog

dengan baik………. 52

viii 

(9)

ix 

 

… 55

melakukan evaluasi dan tinjauan ulang……….. 53 Tabel 30. Prestasi-prestasi yang diperoleh sekolah

dapat diraih dengan baik………. 54 Tabel 31. Sekolah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

sebagai pengguna jasa pendidikan……….. 54 Tabel 32. Sekolah menghasilkan lulusan yang diterima

pada perguruan tinggi favorit………. 55 Tabel 33. Sekolah dapat mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan keniscayaan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, jika tidak ingin bangsa ini kalah dalam persaingan di era globalisasi dewasa ini.

Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003, bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

(11)

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1. Secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Indonesia sudah cukup baik, namun secara kualitas perkembangannya masih belum merata. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah yang belum berorientasi pada mutu. Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan yang dihasilkan. Pendidikan yang dijalankan oleh suatu sekolah akan menghasilkan lulusan yang bermutu jika melalui proses yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu akan terjadi jika didukung oleh faktor-faktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula.

Makna dari mutu itu sendiri merupakan “suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan-harapan”2. Pada bidang pendidikan, “mutu pendidikan bersifat menyeluruh, melibatkan seluruh komponen, pelaksana, dan kegiatan yang ada dalam pendidikan dan disebut sebagai Mutu Total atau Total Quality”3. Hasil pendidikan yang bermutu tidak akan tercapai jika hanya dengan satu komponen dan kegiatan yang bermutu, karena kegiatan pendidikan cukup kompleks. Suatu komponen, kegiatan, pelaku, terkait dan membutuhkan dukungan dari kegiatan dan komponen yang lainnya.

Konsep mutu yang dikenal dengan manajemen mutu lahir beberapa dasawarsa lalu terutama untuk mengatasi beberapa masalah di bidang bisnis dan industri. Konsep itu telah diterapkan dengan sangat berhasil oleh dunia bisnis dan industri di Jepang yang kemudian juga banyak di negara lain. Namun, saat ini mutu bukan hanya menjadi masalah dalam bidang bisnis dan industri, tetapi juga dalam bidang-bidang lainnya. Salah satunya dalam bidang pendidikan.

Dalam dunia pendidikan banyak masalah mutu yang dihadapi, seperti mutu lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu profesionalisme dan kinerja guru. Pendidikan bermutu pasti terkait dengan mutu

1

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam http://www.inheret-dikti.net/files/sisdiknas.pdf.

2

Fandy Tjiptono&Anastasia Diana, Total Quality Management (TQM), Ed.IV, (Yogyakarta: ANDI, 2000), ed.IV, h. 4.

3

(12)

manajerial para pimpinan pendidikan, dana, sarana dan parasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait. Semua kelemahan mutu tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan yang dapat menimbulkan masalah, seperti lulusan tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan studinya pada jenjang yang lebih tinggi, tidak dapat diterima dalam dunia kerja, bekerja namun tidak berprestasi, tidak dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan tidak produktif.

Banyaknya masalah dalam dunia pendidikan diakibatkan oleh lulusan pendidikan yang tidak bermutu. Karena itu adanya program bermutu atau upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Kata kunci kemajuan dunia industri adalah manajemen. Dalam hal ini Islam menggariskan bahwa suatu manajemen harus dipegang oleh ahlinya, sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

ﺔﻋ

ﺎﱠ اﺮﻈﺘْﻨﻓ

ﻪ ْها

ﺮْﺒﻏ

ﺎ ا

ﺮْﻣءﻻا

ﺪـﱢ و

ادا

Artinya:

“Apabila suatu urusan dipegang dipegang selain ahlinya maka tunggulah kehancuran (HR. Baihaqi)”

Adanya globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Untuk melakukan hal tersebut, peranan manajemen pendidikan sangat signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu. Dari sini kita dapat mengadopsi konsep dan aplikasi manajemen mutu industri untuk perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan, tentu saja dengan sejumlah penyesuaian baik yang bersifat orientasi, paradigma, maupun dalam implementasinya. Sangat menarik bahwa konsep manajemen mutu kemudian ditelaah kemungkinan penerapannya di dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

(13)

rangka meningkatkan mutu agar dapat bersaing dalam kelas dunia. Salah satu sekolah yang merespon tantangan serta mengambil peluang tersebut adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor terletak di jalan Pajajaran no. 6, kota Bogor-Jawa Barat. Dalam melaksanakan pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bogor selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakan secara berkesinambungan. Selain itu, Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor pula menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam misi-misi sekolah yang telah dirumuskan. Selain itu, tidak sedikit arus lulusan yang dihasilkan oleh MAN 2 Bogor dapat melanjutkan pendidikannya pada perguruan tinggi favorit se-Indonesia. Semua itu tidak terlepas dari komitmen sekolah yang selalu menciptakan kedisiplinan, lingkungan belajar yang menyenangkan, kebersihan, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, yang menjadikan keunggulan tersendiri bagi MAN 2 Bogor dengan sekolah-sekolah yang lain. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh MAN 2 tersebut menimbulkan Animo masyarakat terhadap MAN 2 Bogor yang terlihat sangat baik, hal ini dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah siswa yang mendaftarkan diri setiap tahunnya. Pertanyaannya adalah, dengan jumlah yang siswa yang sangat banyak tersebut, apakah MAN 2 dapat memberikan pelayanan akademik yang baik bagi seluruh siswa?

Terkait dengan penerapan manajemen mutu dalam pendidikan dengan kondisi nyata yang ada di MAN 2 Bogor, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai penerapan manajemen mutu pada salah satu sekolah, yakni Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk skrispsi sebagai tugas akhir dengan judul:

”Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan di

(14)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor kepada setiap siswa?

2. Apakah pelayanan akademik yang diberikan kepada siswa sudah cukup baik dalam rangka mencapai mutu pendidikan yang berkualitas?

3. Sejauhmana penerapan manajemen mutu dapat menghasilkan lulusan yang bermutu?

4. Dengan pendekatan manajemen mutu, apakah sekolah dapat menjaga dan meningkatkan mutu secara berkesinambungan?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji, yakni:

1. Pelayanan akademik yang diberikan sekolah kepada siswa dalam rangka mencapai mutu pendidikan yang baik.

2. Output yang dihasilkan oleh sekolah dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada.

Untuk memudahkan penulis dalam membahas skripsi ini, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimana Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2-Bogor”.

D. Manfaat Penelitian

(15)

E. Metode Penelitian

(16)

BAB II KAJIAN TEORI A. Manajemen Mutu

1. Pengertian Manajemen

Manajemen saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok baik bagi individu, kelompok maupun organisasi untuk dapat mencapai tujuan. Manajemen secara bahasa berasal dari kata “to manage” yang artinya “mengatur”1, kemudian secara etimologi manajemen adalah “ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen diartikan sebagai “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran”3. Ini berarti bahwa manajemen dipandang sebagai suatu proses dalam memberdayakan sumber daya yang ada dengan tepat agar apa yang harapkan dapat tercapai dengan baik.

Selanjutnya untuk lebih memahami pengertian yang lebih luas mengenai manajemen, berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat dari para ahli yang berkaitan dengan pengertian manajemen.

1

Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1994), cet. IV, h.1.

2

Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia…h.1-2.

3

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.708.

(17)

Mary Parker Follet mendefinisikan bahwa manajemen sebagai “seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”4. Dari definisi ini tampak jelas bahwa untuk mencapai suatu tujuan dalam organisasi, manajer tidak dapat melakukan tugasnya sendiri tetapi juga melibatkan orang lain untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.

SP. Siagian mengartikan manajemen sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain”5. Disini manajemen diartikan sebagai kemampuan, keterampilan yang dimiliki seseorang sebagai pemimpin untuk dapat mempengaruhi anggotanya dalam menjalankan suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.

Selain itu, Luther gullick mendefinisikan pula manajemen “sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama6. Disini manajemen lebih diartikan sebagai ilmu yang mencoba memahami apa tujuan manusia bekerjasama dalam suatu organisasi, dan bagaimana mereka bekerjasama untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli dalam manajemen, dapat penulis simpulkan bahwa manajemen adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat proses mempengaruhi orang lain dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai suatu tujuan.

4

T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003), cet.XVIII, h. 8.

5

John Salindcho, Peranan Tindak Lanjut Dalam Manajemen, (Jakarta: Sinar Graha Grafika, 1989), h. 28.

6

(18)

2. Fungsi manajemen

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yakni:

1. Perencanaan (planning), adalah pemilihan atau penatapan tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (organizing), adalah penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, perencanaan dan pengembangan suatu kelompok kerja, penugasan tanggung jawab tertentu, dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugasnya.

3. Pengarahan (leading), fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan, seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.

4. Pengawasan (controlling), adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.7

Selain itu, fungsi-fungsi manajemen pula sering diartikan “sebagai proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien”8.

Dari fungsi-fungsi pokok manajemen tersebut dapat penulis simpulkan bahwa fungsi manajemen merupakan kegiatan yang penting dilakukan dalam suatu manajemen organisasi yang mempunyai peranan dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga, semua fungsi-fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh manajer jika ingin tujuan organisasinya dapat tercapai.

7

T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003), cet.XVIII, h. 23-25

8

(19)

3. Pengertian Mutu

Edward Sallis mengemukakan konsep mutu dalam tiga pengertian, yakni:

1. Mutu sebagai konsep yang absolut (mutlak), dalam konsep ini, mutu dianggap sesuatu yang ideal dan tidak ada duanya.

2. Mutu dalam konsep yang relatif, konsep ini menyatakan bahwa suatu produk atau jasa telah memenuhi persyaratan atau criteria, atau spesifikasi yang ditetapkan (standar).

3. Mutu menurut konsumen, konsep ini menganggap konsumen sebagai penentu akhir tentang mutu suatu produk atau jasa, sehingga kepuasan konsumen menjadi prioritas.9

Dari konsep mutu yang dikemukakan oleh Edward Sallis dapat disimpulkan bahwa dari konsep-konsep ini didapatkan kualitas/ mutu bukanlah merupakan tujuan akhir, melainkan sebagai alat ukur atas produk akhir dari standar yang ditentukan.

Selain definisi mutu yang dikemukakan oleh Edward Sallis, “mutu secara kebahasaan dapat diartikan sebagai derajat keunggulan suatu barang atau jasa dibandingkan dengan yang lain”10. Ini berarti jika suatu barang atau jasa yang ada memiliki keunggulan dibanding yang lainnya, barang maupun jasa tersebut dapat dinilai bermutu.

Dalam definisi yang lebih luas mengenai mutu/ kualitas, ada yang menyebutkan bahwa kualitas/ mutu adalah “suatu nilai atau suatu keadaan”11. Ini berarti bahwa suatu barang atau jasa dapat dikatakan bermutu jika memiliki nilai yang terkandung didalamnya.

Secara substantif, menurut Sanusi Uwes dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pengembangan Mutu Dosen”, istilah mutu mengandung dua hal, “sifat dan taraf, sifat adalah sesuatu yang menerangkan keadaan benda, sedangkan taraf menuju kedudukan suatu

9

Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah (mengelola pendidikan dalam era masyarakat berubah), (Jakarta: CEQM, 2004), h. 161

10

Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah (mengelola pendidikan dalam era masyarakat berubah)…, h. 157.

11

(20)

skala”12. Dalam sifat, mutu diartikan sebagai keadaan suatu benda pada saat itu, apakah benda tersebut dapat dinilai baik keadaannya atau sebaliknya. Dan dalam taraf, mutu memiliki standar yang menggambarkan suatu benda, jika suatu benda berada dalam standar yang ada, maka dapat dikatakan bermutu begitu pula sebaliknya.

Goetsch dan Davis mengemukakan pengertian mutu/ kualitas “sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pengguna produk atau jasa”13. Ini berarti bahwa jika suatu benda maupun keadaan dapat memenuhi atau bahkan melebihi harapan pengguna produk maka dapat dikatakan bermutu. Jika dalam pendidikan dapat diartikan bahwa output/ lulusan dapat dikatakan bermutu jika dapat memenuhi atau melebihi harapan dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Kualitas/ mutu juga dapat didefinisikan “sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan upaya perubahan kearah perbaikan terus menerus, maka dikenal dengan istilah Q-MATCH (Quality = Meets Agreed Terms and Changes)14. Definisi ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Goetsch dan Davis, hanya pada definisi ini lebih menekankan pada perbaikan yang dilakukan secara terus menerus.

Menurut Juran, kualitas produk adalah “kecocokan pengguna produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan”15. Kecocokan penggunaan suatu produk adalah adalah apabila produk mempunyai daya tahan penggunaannya lama, produk yang digunakan akan meningkatkan citra atau status konsumen yang

12

Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), cet-1, h. 27.

13

Eti Rochaety, dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 96.

14

Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 5.

15

(21)

memakainya, produknya tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas dan sesuai etika bila digunakan. Khusus dalam bidang jasa, diperlukan pelayanan kepada pelanggan yang ramah tamah, sopan santun, serta jujur sehingga dapat menyenangkan dan memuaskan masyarakat.

Crosby menyatakan bahwa kualitas adalah “conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan”16. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Dalam pendidikan bahan baku merupakan input (siswa), proses produksi merupakan proses pembelajaran yang diperoleh oleh siswa, dan produk jadi merupakan output yang

, serta diproduksi/ dihasilkan dengan cara yang baik dan benar pula.

4. M

g

dihasilkan oleh sekolah.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran untuk menyatakan esensi/ nilai suatu benda atau hal berupa standar ideal yang ingin dicapai dalam suatu proses. Selain itu tampak jelas bahwa mutu/ kualitas selalu berfokus pada pelanggan (customer), sehingga produk-produk didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Karena kualitas/ mutu mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik

utu Pendidikan

Mutu dalam pendidikan dapat dilihat dari segi relevansinya dengan kebutuhan masyarakat, dapat tidaknya lulusan dapat melanjutkan ke jenjang selanjutnya bahkan sampai memperoleh suatu pekerjaan yan baik, serta kemampuan seseorang didalam mengatasi persoalan hidup.

16

(22)

Mutu pendidikan dapat ditinjau dari kemanfaatan pendidikan bagi individu, masyarakat dan bangsa atau Negara. Secara spesifik ada yang

apai oleh seseorang yang menempuh pendidikan.

sekolah dalam kurun waktu tetentu yang dapat erupa tes kemampuan akademik, seperti ulangan umum, raport, ujian

daknya

lah

(nilai) dan kstrakurikuler (aneka jenis keterampilan) pada peserta didik

melihat mutu pendidikan dari segi tinggi dan luasnya ilmu pengetahuan yang ingin dic

Dalam konteks pendidikan, mutu mengacu pada proses dan hasil pendidikan.

“Pada proses pendidikan, mutu pendidikan berkaitan dengan bahan ajar, metodologi, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan, lingkungan dan sebagainya. Namun pada hasil pendidikan, mutu berkaitan dengan prestasi yang dicapai

b

nasional, dan prestasi non-akademik seperti dibidang olah raga, seni atau keterampilan”17.

Dikatakan pula bahwa dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan, proses, keluaran, dan dampaknya.

• Mutu masukan dapat dilihat dari kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf, dan siswa. Memenuhi atau tidaknya criteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, sarana prasarana, dan lain-lain. Memenuhi atau ti

perangkat lunak pendidikan, seperti peraturan, struktur oeganisasi dan deskripsi kerja. Mutu masukan yang berupa harapan, seperti visi, motivasi, ketekunan serta cita-cita.

• Mutu proses meliputi kemampuan sumber daya seko mentransformasikan multijenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu bagi siswa. Seperti, kesehatan, kedisipilinan, kepuasan, keakraban, dan lain-lain. • Mutu keluaran, yakni hasil pendidikan dipandang bermutu jika

mampu melahirkan keunggulan akademik e

yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu.18

Dari pengertian dan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan tidak hanya berada pada unsur masukan (input), tetapi juga proses, kinerja Sumber Daya Manusia yang mengelola, kreatifitas 17

Choirul Fuad Yusuf, Budaya Sekolah dan mutu Pendidikan, (Jakarta: PT. Pena Citrasatria, 2008), h. 21.

18

(23)

dan produktifitas meraka, terutama unsure keluaran atau lulusan (output) agar dapat memuaskan dan memenuhi harapan serta kebutuhan masyarakat sebagai pelanggan pendidikan. Dengan menggunakan konsep sistem maka input, proses, dan output yang ada dalam

idikan kan

administrator, uru, staf, pengawas sebagai professional pendidikan

bahwa dalam usaha eningkatan mutu seluruh elemen yang ada dalam suatu organisasi ikut

sama

B. Ma 1.

i. Salah satu upaya yang sedang disosialisasikan dan

pendidikan memiliki hubungan yang saling mempengaruhi untuk dapat mencapai kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Nana Syaodih, dkk, dalam bukunya “Pengendalian Mutu Pend Sekolah Menengah (konsep, prinsip dan instrument)”, mengemuka prinsip-prinsip dalam peningkatan mutu pendidikan, antara lain:

• Kepemimpinan yang professional dalam bidang pendidikan. • Adanya komitmen pada perubahan.

• Para professional pendidikan sebaiknya dapat membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkanguna bersaing didunia global.

• Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika adanya g

mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi19.

Dari prinsip-prinsip tersebut dapat disimpulkan p

terlibat serta memiliki tugas, visi, misi yang

najemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Pengertian Manajemen Mutu Terpadu

Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini telah, sedang dan akan terus dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Dalam dunia pendidikan usaha ini dilakukan mulai dari peningkatan kualitas pendidikan pra sekolah, sekolah dasar, menengah sampai perguruan tingg

dianggap tepat adalah melalui Total Quality Management (manajemen mutu terpadu).

19

(24)

Seperti halnya dengan kualitas/ mutu, definisi manajemen mutu terpadu juga bermacam-macam. Total Quality Management (TQM) atau manajemen mutu terpadu diartikan “Sebagai suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya”20. Dalam definisi ini TQM diartikan sebagai pendekatan, metode dalam menjalankan suatu usaha dengan perbaikan yang dilakukan secara berkelanjutan dari segala aspek yang

ni lebih menekankan

yang melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan

terlibat, yakni produk, jasa, proses, lingkungan dan terutama manusia yang menjalankannya.

TQM merupakan “sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi”21. Definisi i

TQM sebagai sistem yang melibatkan seluruh manusia yang berperan dalam rangka memenuhi harapan pengguna produk.

Selain definisi yang telah ada, para ahli manajemen telah banyak mengemukakan pendapatnya mengenai manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management. Diantaranya adalah Edward Sallis yang mengemukakan bahwa “Total Quality Management is a philosophy and methodology which assists institutions to manage change and to set their own agendas for dealing with the plethora of new external pressures”22, (manajemen mutu terpadu merupakan suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi, terutama industri, dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi tekanan-tekanan faktor eksternal). Selain itu, Franklin P. Schargel menegaskan bahwa “Total Quality Management merupakan suatu proses

20

Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: ANDI OFFSET,1995), h. 4.

21

MN. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 22.

22

(25)

pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian tanggung jawab dengan para pegawai dan pengurangan pekerjaan tersisa serta pengerjaan

tahunnya yang akan iperbaiki atau ditingkatkan pada tahun selanjutnya.

2.

every time (kerjakan sesuatu yang

yang terdiri dari hal-hal sebagai

kembali”23.

Banyaknya definisi mengenai Total Quality Management, namun pada dasarnya manajemen mutu terpadu merupakan “suatu cara meningkatkan performansi secara terus menerus (continous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia”24. Ini berarti bahwa Total Quality Management menekankan pentingnya perbaikan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mendapatkan suatu hasil yang bermutu secara menyeluruh, baik pada proses maupun hasil agar dapat memenuhi harapan pelanggan dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Dalam pendidikan, Total Quality Management merupakan suatu cara dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan perbaikan/ evaluasi yang dilakukan secara terus menerus, baik pada input, proses, dan output yang dihasilkan serta mengevaluasi kekurangan atau kelebihan yang dimiliki setiap

d

Falsafah Manajemen Mutu Terpadu

Yang mendasari falsafah manajemen mutu terpadu adalah fokus pada pernyataan do the right things, first time,

benar sejak pertama kali, setiap waktu).

Edward Deming secara rinci meletakkan kerangka pemikiran dalam perbaikan mutu secara berkelanjutan

berikut:

23

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (konsep, strategi dan aplikasi), …, h. 36.

24

(26)

1. Reaksi berantai untuk perbaikan kualitas. Menyatakan bahwa perbaikan kualitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan dalam

menuntut perubahan dalam

nilai-juan yang tetap untuk perbaikan kualitas, hanya

oleh pelanggan, apa yang perlu dilaukan untuk memperbaiki kualitas, apa kebutuhan dan harapan

. Hal ini dilakukan agar harapan pengguna jasa pendidikan dapat tercapai.

halproduk, barang atau jasa yang sekaligus akan mengurangi biaya produksi, sehingga meningkatkan produktifitas.

2. Transformasi organisasi. Kemampuan untuk mencapai perbaikan yang penting dan berkelanjutan

nilai yang dianut. Selain itu, proses kerja dan struktur kewenangan dalam organisasi perlu dibenahi.

3. Peran esensial pimpinan. Kepemimpinan mempunyai peran strategis dalam upaya perbaikan kualitas.

4. Hindari praktik-praktik manajemen yang merugikan. Setiap keputusan yang didasarkan pada pandangan jangka pendek dan terkotak-kotak, akhirnya akan merugikan organisasi, seperti tidak adanya tu

memikirkan keuntungan jangka pendek, dan berganti-ganti kegiatan.

5. Penerapan system of profound knowledge. Penerapan sistem ini meliputi empat disiplin, yakni orientasi pada sistem yang focus pada kinerja total organisasi, teori variasi yang akan membantu pengambil keputusan untuk mengetahui kapan harus melakukan perubahan-perubahan dalam suatu sistem guna memperbaiki kinerja, teori pengetahuan yang akan membantu kita untuk mengetahui apa yang dikehendaki

baru pelanggan, dan sebagainya.25

Dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah sebagai pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengadakan perubahan yang berkelanjutan dalam rangka perbaikan mutu. Sehingga konsep sekolah bermutu (unggul) perlu ada dalam konsep setiap kepala sekolah. Kepala sekolah perlu memahami TQM sebagai suatu falsafah, metode, tekhnik, dan strategi manajemen untuk perbaikan mutu sekolah, karena kinerja organisasi sekolah senantiasa dinilai masyarakat dalam situasi yang semakin maju. Kepala sekolah dan para guru perlu memahami harapan masyarakat terhadap sekolahnya

25

(27)

3.

utu sangat

n exceeding

pai kebutuhan

dan masyarakat menjadi tertarik tetrhadap perubahan

Hakikat Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

Jasa pendidikan memegang peranan vital dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun, minat dan perhatian pada aspek kukalitas jasa pendidikan dapat dikatakan baru berkembang dalam satu decade terakhir. Keberhasilan jasa pendidikan ditentukan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para pengguna jasa pendidikan (peserta didik). Sehingga konsep manajemen m

diperlukan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.

Dalam konteks aplikasi, konsep manajemen mutu terpadu terhadap pendidikan, Edward Sallis menegaskan bahwa “Total quality management is a philosophy improvement, which can provide any educational institution with a set of practical tools for meeting a d

presentand future customers needs, wants and expectations”26.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa manajemen mutu terpadu menekankan pada dua konsep utama, yakni continous improvement (sebagai filosofi dari perbaikan yang terus menerus) dan yang berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti brainstorming and force field analysis (analisis kekuatan lapangan) yang digunakan untuk perbaikan kualitas dalam tindakan manajemen untuk menca

dan harapan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Hal ini berarti manajemen mutu dalam pendidikan dapat dikatakan mengutamakan pelajar atau program perbaikan sekolah yang mungkin dapat dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif, sehingga dapat merubah kultur sekolah menjadi lebih baik yang dapat membuat para pelajar, orang tua

yang ditimbulkan.

Aplikasi TQM dalam satuan pendidikan dapat pula disebut Total Quality School (TQS). Jerome S. Arcaro dalam bukunya “Pendidikan

26

(28)

Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah penerapan)” mengemukakan “Sekolah Bermutu Total terdiri dari lima pilar, yakni: focus pada pelanggan (costumer), keterlibatan total, pengukuran (adanya ukuran baku mutu lulusan sekolah), adanya komitmen, dan perbaikan yang

padu pendidikan (Total Quality Management in

rsitas, bisnis, militer serta

ng jawab dan keterampilan dalam rangka

dan pengerjaan ulang adalah putus sekolah (dropping out) yang dialami

berkelanjutan”27.

Dari penjelasan dan pengertian yang ada mengenai Manajemen Mutu Terpadu, setidaknya ada empat hal yang ditekankan dalam memahami hakikat mutu ter

education), yakni:

1. Pencapaian dan pemuasan harapan pelanggan. 2. Perbaikan terus menerus.

3. Pembagian tanggung jawab dengan para pegawai. 4. Pengurangan sisa pekerjaan dan pengerjaan ulang. 28

Pemuasan harapan pelanggan (pengguna jasa pendidikan) berarti mengantisipasi kebutuhan pelanggan dimasa yang akan dating, mengambil resiko dan mengembangkan produk serta melayani pelanggan, baik pelanggan internal (pegawai, pelajar dan orang tua pelajar) maupun pelanggan eksternal (akademi dan unive

masyarakat luas sebagai pengguna produk).

Perbaikan terus menerus berarti sesuatu yang belum pernah dilakukan. Suatu tindakan yang mengejar mutu, prosesnya harus terus menerus diperbaiki dengan diubah, ditambah, dikembangkan dan dimurnikan.

Pemberdayaan pegawai meruapakan satu hal yang sangat penting dalam perbaikan mutu, sehingga perlu ada pembagian tanggung jawab sesame pegawai. Para guru dan pegawai dapat diberdayakan sepenuhnya dengan memberikan tanggu

pencapaian kinerja sekolah.

Dalam kegiatan pendidikan yang disebut sebagai sisa pekerjaan (scrap)

27

Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 15.

28

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan Aplikasi)

(29)

oleh siswa karena kondisi tertentu (tinggal kelas, sehingga harus mengulang kelas dengan biaya yang mahal).

Keempat hal ini adalah yang harus diperhatikan para pengelola pendidikan dalam dalam menjalankan manajemen sekolah agar dapat dihasilkan hasil atau produk pendidikan (output) yang bermutu.

4. Strategi Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Pemikiran manajemen modern seperti Total Quality Management (TQM) semula diaplikasikan pada dunia bisnis dan industry. Dalam perkembangannya, paradigm baru manajemen mutu terpadu tersebut dapat pula diadopsi untuk dunia pendidikan. Untuk mencapai kepuasan pelanggan pendidikan (masyarakat) hari ini dan masa depan, maka hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah pengembangan manajemen yang kuat, penyampaian hasil mutu organisasi, visi dan misi yang jelas, dan sebagainya.

Untuk menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan, menurut Joseph C. Field ada sepuluh langkah yang harus dilalui, yaitu: 1. Mempelajari dan memahami manajemen mutu terpadu secara

menyeluruh.

2. Memahami dan mengadopsi jiwa filosofi untuk perbaikan terus menerus.

3. Menilai jaminan mutu saat ini dan program pengendalian mutu.

4. Membangun sistem mutu terpadu (kebijakan mutu, rencana strategis mutu, impelementasi rencana, rencana pelatihan, organisasi dan struktur, prosedur bagi tindakan perbaikan, pendefinisian terhadap nilai tambah tindakan).

5. Mempersiapkan orang-orang untuk perubahan, menilai budaya mutu sebagai tujuan untuk mempersiapkan perbaikan, melatih orang-orang untuk bekerja pada suatu kelompok kerja.

6. Mempelajari tekhnik menyerang atau mengatasi akar persoalan (penyebab) dan mengaplikasikan tindakan koreksi dengan menggunakan tekhnik dan alat manajemen mutu terpadu.

7. Memilih dan menetapkan pilot project untuk diaplikasikan.

8. Tetapkan prosedur tindakan perbaikan dan sadari akan keberhasilannya.

(30)

10.Memelihara jiwa mutu terpadu dalam penyelidikan dan aplikasi pengetahuan yang amat luas. 29

Sepuluh langkah tersebut tidak akan berjalan sebelum para professional pendidikan memahami makna mutu itu sendiri. Suatu hal yang perlu dikaji terlebih dahulu adalah apa sebenarnya mutu. Sehingga perlu bagi para professional pendidikan memahami makna mutu sebelum mengaplikasikannya.

Joseph C. Field mengatakan aplikasi TQM menjadi mutu terpadu pendidikan atau Total Quality Education (TQE) . Ia memberi definisi mutu terpadu dalam pendidikan “everyone commited for meeting or exceeding customers expectation , setiap orang bertanggung jawab atau berkewajiban untuk mencapai atau mengejar kepuasan pelanggan” 30. Ini berarti bahwa suatu mutu terpadu dalam pendidikan membuat setiap orang berjanji untuk melayani orang lain berdasarkan setiap tuntutan kebutuhan pendidikan.

Untuk dapat mengejar mutu, ada tujuh elemen-elemen pokok yang dikemukakan sebagai bangunan pemikiran manajemen mutu terpadu, yakni:

1. Strategi yang terfokus pada pelanggan

2. Kepercayaan terhadap orang-orang, baik internal maupun eksternal merupakan sumber daya yang sangat penting.

3. Aktivitasnya yang menunjukkan perbaikan terus menerus meruapakan norma yang diharapkan.

4. Pengembangan dan pelaksanaan suatu sistem berdasarkan proyek dan proses pengawasan dengan menggunakan alat dan teknik mutu.

5. Jaminan mutu yang terus berjalan berdasarkan penilaian kinerja. 6. Bersikap positif terhadap koreksi kegagalan.

7. Pemikiran yang berbeda terhadap segala sesuatu dalam pencarian atau pengejaran kepuasan pelanggan. 31

29

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan Aplikasi) … ,h. 81-82.

30

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan Aplikasi) … ,h. 83

31

(31)

Selain elemen-elemen yang dianggap sebagai bangunan pemikiran manajemen mutu terpadu, Josep C. Field mengemukakan prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam mengimplementasikan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan, yaitu:

1. Komitmen manajemen terpadu. 2. Selalu mengutamakan pelanggan. 3. Komitmen terhadap tim kerjasama.

4. Komitmen terhadap manajemen pribadi dan kepemimpinan. 5. Komitmen terhadap perbaikan terus menerus.

6. Komitmen terhadap kepercayaan kemampuan pribadi dan tim. 7. Komitmen untuk meraih mutu. 32

Dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi TQM dalam pendidikan tidak hanya mempertimbangkan langkah-langkah yang harus dilalui tetapi juga mempertimbangkan elemen-elemen yang akan memastikan langkah-langkah yang ada dan prinsip-prinsip yang menunjang keberhasilan dari penerapan manajemen mutu terpadu, sehingga usaha perbaikan mutu benar-benar dilakukan secara optimal.

Adapun penyusunan program peningkatan mutu dengan mengaplikasikan empat teknik :33

a. School review

Suatu proses dimana seluruh komponen sekolah bekerja sama khususnya dengan orang tua dan tenaga profesional (ahli) untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah, serta mutu lulusan.

School review akan menghasilkan rumusan tentang kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan dan prestasi siswa, serta rekomendasi untuk pengembangan program tahun mendatang.

32

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan Aplikasi) … ,h. 85

33

(32)

b. Benchmarking :

Suatu kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu. Benchmarking dapat diaplikasikan untuk individu, kelompok ataupun lembaga.

c. Quality assurance

Suatu teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah berlangsung sebagaimana seharusnya. Dengan teknik ini akan dapat dideteksi adanya penyimpangan yang terjadi pada proses. Teknik menekankan pada monitoring yang berkesinambungan, dan melembaga, menjadi subsistem sekolah. Quality assurance akan menghasilkan informasi, yang :

1. Merupakan umpan balik bagi sekolah

2. Memberikan jaminan bagi orang tua siswa bahwa sekolah senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.

Untuk melaksanakan quality assurance, maka sekolah harus : 1. Menekankan pada kualitas hasil belajar

2. Hasil kerja siswa dimonitor secara terus menerus

3. Informasi dan data dari sekolah dikumpulkan dan dianalisis untuk memperbaiki proses di sekolah.

4. Semua pihak mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan juga orang tua siswa harus memiliki komitmen untuk secara bersama mengevaluasi kondisi sekolah yang kritis dan berupaya untuk memperbaiki.

d. Quality control

(33)

C. Kerangka Berpikir

Manajemen mutu terpadu menekankan pada dua konsep utama, yakni continous improvement (sebagai filosofi dari perbaikan yang terus menerus) dan yang berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti brainstorming and force field analysis (analisis kekuatan lapangan) yang digunakan untuk perbaikan kualitas dalam tindakan manajemen untuk mencapai kebutuhan dan harapan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Kondisi MAN 2 yang dilihat dari visi yang mereka miliki menggambarkan MAN 2 Bogor memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakan, namun dalam pengadaan tenaga kependidikan, khususnya pada tata usaha, MAN 2 Bogor belum dapat memenuhi standar tenaga kependidikan yang seharusnya.

Dalam konsep manajemen mutu, terbentuknya komitmen yang kuat serta visi yang sama untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap orang yang terlibat dalam suatu lembaga adalah kunci keberhasilan dalam perbaikan dan peningkatakan mutu. Sumber daya manusia yang berkualitas pun memegang peranan dalam menghasilkan output yang berkualitas pula. Hal ini berarti dalam suatu sekolah dibutuhkan SDM yang baik agar dapat memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas, sehingga output yang diinginkan dapat tercapai, yakni hasil pendidikan yang baik/ berkualitas.

Dari keadaan yang nyata di MAN 2 Bogor, dengan kondisi yang seharusnya pada manajemen mutu dalam pendidikan dapat dilihat adanya permasalahan, yakni sumber daya manusia yang dimiliki belum cukup baik, khususnya pada tenaga tata usaha. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah dengan kondisi tetrsebut MAN 2 Bogor dapat memberikan pelayanan yang baik kepada setiap siswa?.

(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor kepada setiap siswa dalam mencapai mutu pendidikan.

2. Untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia yang ada di MAN 2 Bogor.

3. Untuk mengetahui penerapan manajemen mutu yang diterapkan oleh Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.

4. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor dari usahanya dalam meningkatkan mutu secara berkesinambungan.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, melalui penelitian lapangan dan kepustakaan yang bertujuaan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian ini berdasarkan pada apa yang terjadi.

(35)

C.Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor mulai bulan Januari 2010 s/d selesai. Adapun tempat penelitian bertempat di MAN 2 Bogor bertempat di Jl. Padjajaran No. 6 – Bogor.

D.Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yakni penerapan manajemen mutu terpadu yang ada pada MAN 2 Bogor.

E.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan 40 tenaga pendidik dan kependidikan MAN 2 Bogor dari 97 orang yang ada.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan masalah yang ingin diteliti.

1. Observasi

”Observasi pengamatan terhadap sutau objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung utnutk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian”1. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai fasilitas/ sarana prasarana yang dapat menunjang keberhasilan penerapan manajemen mutu di sekolah tersebut. Observasi dilakukan dengan mengamati keadaaan sekolah beserta sarana dan prasara penunjangnya.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dianggap perlu, sehingga lebih menyakinkan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang lainnya mengenai penerapan manajemen mutu terpadu yang ada disekolah tersebut. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan

1

(36)

kepala sekolah dan wakil kepala sekolah MAN 2 Bogor. Adapun instrument yang penulis gunakan adalah pedoman wawancara dengan rincian kisi-kisi dan item pertanyaan wawancara dibawah ini.

Tabel 1

Kisi-kisi pertanyaan wawancara

No Dimensi Aspek No. Item

1 Perencanaan a) Gambaran terhadap mutu

pendidikan

b) Perencanaan manajemen sekolah

c) Penyusunan program sekolah d) Pengadaan sarana prasarana

1 dan 2

15

4 dan 5 7

2 Pengorganisasian a) Pengorganisasian Sumber

Daya Manusia

3 Pelaksanaan a) Pelaksanaan manajemen mutu

b) Pemberian pelayanan terhadap pengguna pendidikan

4 Evaluasi a) Penilaian kinerja karyawan

b) Perbaikan secara terus menerus c) Penilaian terhadap hasil

penerapan manajemen mutu

11 18 17

3. Dokumentasi

Melalui dokumentasi ini diharapkan dapat memperoleh data-data yang valid yang berhubungan dengan arsip sekolah sebagai penunjang dalam penelitian ini. Dengan dokumentasi ini sudah pasti dijamin kebenarannya yang didapatkan dari pihak-pihak sekolah, seperti: bagian administrasi, bagian kepegawaian dan terutama manajemen sekolah.

4. Angket

(37)

kependidikan dari 97 orang yang ada sebagai sumber data. Dimana angket yang disebar adalah angket yang berbentuk pernyataan-pernyataan dengan memilih jawaban yang telah dianggap paling tepat diantara alternative jawaban yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi angket yang ditujukan kepada guru-guru adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Kisi-kisi pertanyaan angket Variable Manajemen Mutu Terpadu

No Dimensi Aspek No. Item

1 Perencanaan a) Perencanaan manajemen sekolah

b) Penyusunan program sekolah c) Pengadaan sarana prasarana

1, 2 dan 3 4

5 dan 6 2 Pengorganisasian a) Pengorganisasian SDM

b) Pengorganisasian system pembelajaran

c) Pembagian tugas/ job description

7 dan 8 9 dan 10 11 3 Pelaksanaan a) Pelaksanaan manajemen

mutu terpadu 4 Pengarahan a) Pemberian motivasi

b) Menjaga komunikasi yang Baik

20, 21 dan 22 23

5 Evaluasi a) Evaluasi program-program pendidikan

b) Penilaian kinerja karyawan c) Perbaikan secara terus

menerus

d) Penilaian terhadap hasil

24 25 26

27, 28, 29 dan 30

(38)

Table 3

Kisi-kisi alternatif jawaban angket manajemen mutu No Alternatif jawaban Nilai skor

1 Selalu 4

2 Sering 3

3 Kadang-kadang 2

4 Tidak pernah 1

G.Teknik Analisa Data

Setelah semua data dikumpulkan dan lengkap, tahap berikutnya adalah tahap analisis. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sehingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Dalam analisis data penulis melakukan cara sebagai berikut:

1. Editing

Pada tahap editing penulis memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Setelah angket diisi dan dikembalikan kepada penulis, penulis memeriksa satu persatu angket yang dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.

2. Tabulating

Dalam tahap tabulating, penulis menyusun data dalam bentuk tabel. Tahap ini merupakan tahap lanjutan dalam proses analisis data. Melalui tabulasi ini akan didapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item-item pertanyaan angket. Kemudian angket tersebut diprosentasikan dan dianalisis sehingga data yang diperoleh dari lapangan akan tampak ringkas dan tersusun dengan baik dan dapat dengan mudah dipahami.

(39)

Angka prosentasi diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi dengan jumlah responden dan dikalikan 100% dengan rumus statistik prosentasi sebagai berikut:

P = F/N x 100% Keterangan:

P = prosentase jawaban F = Frekuensi

N = number of Cases (jumlah responden) 100% = angka tetap

Dengan kategori persentasi sebagai berikut: 76% - 100% = Sangat baik

(40)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor 1. Sejarah berdirinya sekolah

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor merupakan Madrasah Aliyah Alih Fungsi dari Pendidikan Guru Agama ( PGAN ) Bogor, yang berdiri sejak tahun 1950 semula bernama Sekolah Guru Agama Islam ( SGAI ) berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 277/C9 Tanggal 15 Agustus 1950, pada tahun 1951 SGAI berubah menjadi PGA berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 7 tahun 1951 dengan masa belajar 5 tahun. Kemudian tahun 1953 dilakukan perubahan kembali dengan masa belajar 6 tahun dengan pembagian kelas 1 sampai dengan kelas 4 dengan lama belajar 4 tahun dan kelas 5 sampai kelas 6 lama belajar belajar 2 tahun. Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Agama No.18 tahun 1978 berubah lagi menjadi PGAN 6 tahun yaitu sekolah dinas yang menyelenggarakan Pendidikan Guru Agama dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Dan pada tahun 1978 Menteri Agama dengan Surat Keputusannya Nomor 19 tahun 1978 merubah kembali PGAN 6 tahun menjadi PGAN 3 tahun.

Melalui Surat Keputusan menteri Agama RI Nomor : 64 / 1990 PGAN Bogor dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Bogor II, dan dengan Surat Keputusan Penyempurnaan Nomor 42 tahun

(41)

1992 Tanggal 27 Januari 1992 Madrasah Aliyah Negeri Bogor II menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor ( sekarang lebih dikenal MAN 2 Kota Bogor ) yang terletak di Jalan Raya Pajajaran No. 6 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.

Dengan semangat kerja keras menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, sejak berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor mengalami peningkatan. Kemajuan sekolah tidak hanya dilihat dari gedung yang mewah, sarana, prasarana yang memadai, tetapi juga dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas dari siswa yang mengikuti pendidikan disekolah itu. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah siswa dan prestasi-prestasi yang diperoleh baik secara akademik maupun non akademik.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Aliyah negeri 2 Kota Bogor Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang, diwujudkan dalam visi madrasah, yaitu:

”Mewujudkan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas tinggi dalam Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Menguasai Ekstrakurikuler, Berakhlaqul Karimah dan mampu mengaktualisasikannya di masyarakat serta terbentuknya pribadi Muslim yang Kaaffah”

Visi tersebut mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekikinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut:

(42)

2. Mengembangkan pelayanan profesional dalam semangat kerjasama guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta didik. 3. Mengembangkan semangat demokrasi serta inovatif mengantar

peserta didik meraih prestasi , bermanfaat dan bahagia untuk masa depan (dunia akhirat).

4. Menjadikan MAN 2 Kota Bogor sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, wawasan kependidikan bagi Madrasah yang ada di wilayah KKMnya

(Kelompok Kerja Madrasah).

5. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan profesional tenaga kependidikan sesuai perkembangan dunia pendidikan.

Selain visi dan misinya, MAN 2 Kota Bogor memiliki tujuan dari penyelenggaraan pendidikan yang mereka jalankan, yakni:

1. Menghasilkan output (lulusan) yang bermutu tinggi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Berakhlakul karimah dengan landasan iman dan taqwa.

3. Berdedikasi tinggi terhadap kinerja, masyarakat, bangsa dan negara. 4. Siap berkompetisi memasuki Perguruan Tinggi terbaik nasional

maupun internasional.

5. Menjadikan MAN 2 sebagai institusi pilihan ( populis ) bagi masyarakat.

3. Sarana dan Prasarana MAN 2 Kota Bogor

4. Keadaan siswa, guru dan karyawan MAN 2 Kota Bogor 5. Struktur organisasi

3. Profil guru dan karyawan MAN 2 Bogor

(43)

memperkerjakan orang-orang yang memiliki kompetensi dan loyalitas yang tinggi terhadap sekolah. (data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 1).

4. Keadaan siswa MAN 2 Bogor

Keadaan siswa MAN 2 Bogor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, untuk tahun ajaran 2008/2009 seluruh siswa berjumlah 940 orang, yang terdiri dari kelas X sebanyak 325 orang, kelas XI sebanyak 293 orang, dan kelas XII sebanyak 322 orang. Sedangkan pada tahun ajaran 2009/2010 seluruhnya berjumlah 1062 orang, yang terdiri dari kelas X sebanyak 363 orang, kelas XI sebanyak 339 orang, dan kelas XII sebanyak 360 orang (data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 2). Dari jumlah siswa yang semakin bertambah setiap tahunnya membuktikan bahwa MAN 2 Bogor dinilai baik oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan dan melaksanakan pendidikan.

5.Keadaan sarana dan prasana

(44)

B. Deskripsi Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode angket, wawancara, dan observasi. Angket yang disebarkan sebanyak 40 angket, dibagikan kepada guru dan karyawan. Angket tersebut mencakup pernyataan perihal penerapan manajemen mutu. Seluruh pernyataan itu dijawab oleh responden dengan memberikan checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sudah disediakan.

Data yang dideskripsikan dan dianalisis adalah skor-skor dari penyebaran angket tenaga pendidik dan kependidikan yang ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam persentase yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4

1. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam perencanaan manajemen sekolah

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 3 7.5

Kadang-kadang 2 22 55

Tidak pernah 1 5 12.5

Jumlah 10 40 100

Perencanaan (planning) merupakan salah satu fungsi dari manajemen, dalam perencanaan ditentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan program. Sehingga perencanaan merupakan langkah awal dari keberhasilan suatu tujuan.

(45)

menjawab kadang-kadang, dan 12.5% menjawab tidak pernah terlibat dalam perencanaan manajemen sekolah. Dalam merencanakan, kepala sekolah memerlukan masukan dari guru dan karyawan yang terlibat dalam manajemen sekolah. Namun, seperti hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa di MAN 2 Bogor hanya wakil kepala sekolah bagian kurikulum, kesiswaan, dan kepala administrasi/ tata usaha serta beberapa guru yang terlibat dalam perencanaan manajemen sekolah. Setelah adanya perencanaan, kepala sekolah akan mensosialisasikan kepada seluruh elemen sekolah. Hal ini dimaksudkan agar masukan yang diberikan oleh staf dan guru dapat sampai pada kepala sekolah secara efektif dan efisien.

2. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam penetapan visi, misi, serta tujuan sekolah

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 7 17.5

Kadang-kadang 2 11 27.5

Tidak pernah 1 12 30

Jumlah 10 40 100

Sekolah yang sehat adalah sekolah yang memiliki visi, misi, tujuan dan program yang jelas. Pada prinsipnya visi dibangun atas dasar bagaimana membaca masa depan kondisi sekolah agar lebih eksis. Oleh karena itu, membangun visi bukan hanya kepentingan pimpinan, dewan guru, tetapi juga seluruh masyarakat keluarga besar MAN 2 Bogor.

(46)

sekolah hanya melibatkan beberapa orang tenaga pendidik dan kependidikan.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan yakni, Visi, misi dan tujuan sekolah dirumuskan dalam rapat tahunan yang diadakan MAN 2 Bogor. Dalam penetapan visi, misi serta tujuan kepala sekolah tidak melibatkan seluruh elemen sekolah, namun kepala sekolah mengambil beberapa orang dari dewan guru dan staf untuk terlibat dalam penetapan visi, misi dan tujuan. Hal ini dilakukan agar penetapan visi, misi serta tujuan sekolah dapat berjalan efektif dan efisien. Setelah penetapan visi, misi serta tujuan dilakukan, kepala sekolah mensosialisasikannya kepada seluruh elemen sekolah.

3. Kepemilikan terhadap visi, misi, dan tujuan yang sama Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 22 55

Sering 3 5 12.5

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 3 7.5

Jumlah 10 40 100

(47)

4. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam penyusunan program-program pendidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 12 30

Sering 3 7 17.5

Kadang-kadang 2 13 32.5

Tidak pernah 1 8 20

Jumlah 10 38 100

(48)

5. Ketersediaan sarana dan prasarana sudah sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 25 62.5

Sering 3 9 22.5

Kadang-kadang 2 6 15

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Upaya meningkatkan kepuasan pelanggan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor dilakukan dengan menyediakan sarana prasarana yang diperlukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa 62,5% dari sumber data menjawab sekolah selalu menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa, 22.5% menjawab sering, dan 15% menjawab kadang-kadang. Dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor telah terpenuhi dan menunjang proses pembelajaran dengan baik.

6. Ketersediaan peralatan dan fasilitas pembelajaran sudah memadai dan tepat

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 20 50

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 5 12.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

(49)

dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa peralatan dan fasilitas pembelajaran yang ada sudah memadai dan tepat dalam menunjang proses pembelajaran, dapat dilihat bahwa 50% dari sumber data menjawab sekolah selalu menyediakan peralatan dan fasilitas pembelajaran yang memadai dan tepat bagi siswa, 37,5% menjawab sering, 12,5% menjawab kadang-kadang. Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa dalam penyediaan sarana prasarana pembelajaran MAN 2 mengacu pada standar nasional tentang penyediaan sarana dan parasarana pendidikan,  sehingga sudah dapat dikatakan memadai dan tepat dalam mendukung proses pembelajaran.

7. Pengadaan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 12 30

Sering 3 14 35

Kadang-kadang 2 14 35

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dalam rangka mengembangkan sumber daya yang dimilikinya, Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pengajar dan karyawan. Hal ini dikarenakan MAN 2 Bogor menyadari bahwa tenaga pengajar dan karyawan memegang peranan penting dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sumber data yang ada 30% menjawab sekolah selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf, 35% menjawab sering, dan 35% menjawab kadang-kadang.

(50)

dari pendidikan nasional, kanwil, dll) serta menyertakan dewan guru dalam MGMP, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf telah dilakukan dengan cukup baik oleh sekolah.

8. Pengadaan pemberdayaan staf dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 15 37.5

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

(51)

9. System pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan siswa

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 14 35

Sering 3 17 42.5

Kadang-kadang 2 9 22.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dapat kita lihat dalam tabel sistem pembelajaran yang diterapkan pada MAN 2 Bogor, dari sumber data yang ada 35% menjawab sistem pembelajaran selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan siswa, 42.5% menjawab sering, 22.5% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor selalu berusaha menyesuaikan sistem pembelajaran yang diterapkan dengan kebutuhan dan keadaan siswa.

10.Sekolah dapat mengatasi setiap hambatan dalam proses pembelajaran

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 9 22.5

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 15 37.5

Tidak pernah 1 1 2.5

Jumlah 10 40 100

(52)

dibutuhkan tindakan preventif dari tenaga pengajar yang ada. Dari sumber data yang ada 22,5% menjawab sekolah selalu dapat mengatasi hambatan dalam proses pembelajaran, 37,5% menjawab sering dan kadang-kadang, dan hanya 2,5% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami oleh MAN 2 Bogor dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan cukup baik oleh sekolah.

11.Kepala sekolah memberikan intruksi dan prosedur yang jelas dalam melaksanakan tugas

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 20 50

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Gambar

Tabel 24. Kepala sekolah memotivasi staf dan guru dalam bekerja…….. 50
Tabel 30. Prestasi-prestasi yang diperoleh sekolah
Tabel 1 Kisi-kisi pertanyaan wawancara
Tabel 2 Kisi-kisi pertanyaan angket
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jalan R.E Martadinata sebagai bagian dari kawasaan militer yang merupakan salah satu kawasan cagar budaya di Bandung saat ini telah berubah menjadi kawasan komersial tetapi

Bagaimana perilaku anda dalam melayani nasabah dan membebaskan nasabah dalam memilih produk bank syariah sesuai dengan yang nasabah inginkan1. Sangat tidak pernah membebaskan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Senam

Penelitian ini membahas fenomena akhir pekan menyatakan bahwa harga saham cenderung naik pada hari Jum’at dan turun pada hari Senin. Oleh karena itu, studi ini meneliti

Tak ada gunanya memberikan mainan yang diperuntukkan anak lebih besar, karena anak usia ini juga tidak akan tahu apa yang harus dilakukan dengan mainan

Hasil penelitian ini menunjukkan siswa kelas X MAN 2 Kudus pada tahun akademik 2013/2014 memiliki komposisi yang baik dalam menggunakan ciri-ciri kebahasaan

[r]

Perlu saya jelaskan bahwa yang mengetik/membuat surat tertanggal 10 Agustus 2010, perihal : Permohonan Penerbitan SKSKB yang ditujukan kepada Bapak IRWAN EFENDI (P2SKSKB)