• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya

sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.”44

“Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian

tindakan kelas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas.

Pertama, penelitian adalah suatu proses secara pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan control.

Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan peneliti oleh guru. Ketiga, kelas menunjukan pada tempat

proses pembelajaran berlangsung.”45

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang dengan sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Jadi dalam praktiknya penelitian tindakan ini melibatkan guru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran.

44

Wiajaya Kusumah & Dewi Dwigataama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.

Indeks, 2010), cet ke-2, hlm. 9 45

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Dengan demikian, PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengkaji mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Data yang didapat dianalisi melalui beberapa tindakan dalam siklus-siklus tindakan. Adapun model penelitian tindakan ini meliputi empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat46

46

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta :

Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 30

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Siklus II Refleksi Pelaksanaan Pengamatan ?

Tahap I: Menyusun Perencanaan Tindakan (Planning)

Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amanat yang dilakukan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dipakai siklus yang dilakukan secara barulang-ulang dan berkelanjutan, sehingga diharapkan semakin lama semakin menunjang hasil yang akan dicapai. Langkah-langkah kegiatan yang harus dipersiapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Observasi

b. Identifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar c. Merumuskan metode strategi yang sesuai dengan pembelajaran d. Membuat rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP)

e. Menyusun lembar observasi aktifitas siswa. f. Membuat instrument tes (pre test dan pos test) Tahap II: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas ini. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan anatara pelaksanaan dengan perancanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

Tahap III: Pengamatan (Observasi)

Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat, kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan

karena seharusnya pengamtan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Dalam kegiatan pembelajaran, peneliti mengadakan pengamatan dengan pengambilan data hasil belajar dan kinerja siswa.

Tahap VI: Analisis dan Refleksi

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksanaan sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Data yang diperoleh dari tindakan kelas yang telah dilaksanakan akan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran e-learning yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut adalah bagan prosedur penelitian media e-learning :

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian E-learning Penelitian pendahuluan Observasi

Kegiatan Persiklus

Sosialisasi pembelajaran dengan menggunakan media e-learning

Siklus I Siklus II Planing Acting Observing Reflecting Planing ng Acting Observing Reflecting g Tahap Perencanaan

Merancang pembelajaran dengan media e-learning

Tahap Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan pembelajaran IPS sesuai dengan apa yang sudah direncanakan

Tahap Observing dan Reflecting

Melakukan refleksi yang diperoleh selama siklus I dan II

Harapan:

Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran e-learning yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS. Adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Fokus masalah

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya media pembelajaran e-learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada materi “Peta, Atlas dan Globe”.

2. Hasil yang diharapkan

Pada penelitian ini harapan yang ingin dicapai adalah dengan diterapkannya media pembelajaran e-learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi Peta, Atlas, dan Globe.

3. Solusi masalah

Pembelajaran IPS dengan menggunakan media e-learning. 4. Indikator penelitian

Indikator yang dijadikan acuan keberhasilan dari penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan mencapai nilai minimum sesuai dengan KKM yaitu 65.

b. Terjadi peningkatan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa. Maksudnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa, siswa yang lebih aktif dalam belajar dari pada guru. Guru hanya bertindak sebgai fasilitator yang membimbing siswa bila terdapat kesulitan.

Dokumen terkait