• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi yang bersifat kuantitatif, dengan menggunakan perangkat statistik sebagai analisis, hal ini dapat mempermudah penelitian membuat kesimpulan secara ringkas dan obyektif. Tujuan dari analisis isi adalah merepresentasikan kerangka pesan secara akurat. Untuk itu, kuantifikasi menjadi penting dalam upaya memperoleh obyektifitas yang dimaksud. Kuantifikasi juga mempermudah peneliti untuk membuat kesimpulan dan laporan secara lebih ringkas dan menarik.

Stone dalam Klaus krippendorf (1991:17) mengemukakan analisis isi adalah sebuah teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasikan secara sistematik dan objektif, karakteristik khusus dalam sebuah teks selanjutnya meyakini karakter inferensial pengkodean unit-unit teks.

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah deskriptif, yakni metode yang meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomenan yang diselidiki. (Nasir, 2009:54).

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah film “Taken“ yang tersaji dalam bentuk audio visual, yang berupa rekaman data VCD dengan durasi 89 menit yang difokuskan pada adegan-adegan yang bertemakan kekerasan berdasarkan kategorisasi yang ada.

3. Unit Analisis dan Satuan Ukur

Unit analisis film adalah pembahasan per-scene terhadap keseluruhan film untuk mengetahui jumlah kemunculan tindak kekerasan laki-laki terhadap perempuan dalam film ”Taken”.

Satuan ukur dalam penelitian ini adalah durasi per detik setiap scene yang mengandung unsur muatan tindak kekerasan laki-laki terhadap perempuan dalam film ”Taken” karya Pierre Morel.

4. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah film ”Taken” versi VCD yang diproduksi oleh EuropaCorp. EuropaCorp adalah studio film Perancis. Peneliti memilih untuk mempergunakan sumber data berupa VCD karena versi VCD dapat memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

Dan kemudian untuk penelitian ini dilakukan dengan cara melihat langsung dan mengamati film versi VCD yang diedarkan di Indonesia oleh PT Jive Collection yang telah melalui badan sensor film, dan dinyatakan telah lulus sensor pada tanggal 2 Juni 2009, dengan nomor seri lulus sensor (No. SLS.) : 101/VCD/D.SDP/PA/3.2018/2009 untuk kategori dewasa.

5. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Untuk langkah pertama yang dilakukan adalah melihat dan mengamati dari film Taken tersebut dan untuk memperoleh data muatan kekerasan yang terdapat dalam tiap scene. Kemudian data dimasukkan ke dalam kategorisasi kekerasan yang telah ditetapkan. Selanjutnya untuk mempermudah pengkategorisasian, maka dibuat lembar koding seperti contoh berikut:

Tabel 1.2

Contoh Lembar Koding Kategorisasi

Fisik Psikis Seksual Ekonomi Sosial Budaya Scene

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 1 2 1 1 2

Jumlah Durasi

Sebagai contoh dalam satu scene terdapat indikasi adanya kekerasan, maka peneliti akan mendistribusikan data tersebut dengan mengisi jumlah durasi per detik pada masing-masing tabel.

Kemudian data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi tindak kekerasan per kategori untuk mempermudah penghitungan guna mengetahui banyaknya durasi kemunculan dari masing indikator. Adapun tabel distribusi frekuensi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Contoh tabel distribusi frekuensi Muatan kekerasan terhadap perempuan

dalam film ”Taken” (Semua Kategori)

Kategorisasi Durasi Persentase

1 2 3 4 5 6 7 Kekerasan fisik 8 1 2 Kekerasan psikis 3 1 Kekerasan seksual 2 Kekerasan ekonomi 1 1 Kekerasan sosial budaya 2 Jumlah

Keterangan Muatan kekerasan terhadap perempuan dalam film ”Taken” (Semua Kategori):

Kategori Kekerasan Fisik:

1)Adegan dimana tokoh laki-laki melakukan tindakan pemukulan terhadap perempuan

2)Adegan dimana tokoh laki-laki melakukan tindakan menendang tokoh perempuan.

3)Adegan dimana tokoh laki-laki melakukan tindakan menjambak rambut perempuan

4)Adegan dimana tokoh laki-laki melakukan tindakan menyerang perempuan. 5)Adegan dimana tokoh laki-laki melakukan tindakan melukai perempuan. 6)Adegan dimana tokoh laki-laki melakukan tindakan menampar perempuan. 7)Adegan dimana tokoh laki-laki melakukan tindakan membenturkan kepala

perempuan.

8)Adegan dimana tokoh laki-laki melakukan tindakan mendorong perempuan. Kategori Kekerasan Psikis:

1) Adegan dimana tokoh laki-laki mengucapkan kata-kata kasar terhadap perempuan

2) Adegan dimana tokoh laki-laki menunjukkan tindakan mengancam terhadap perempuan.

3) Adegan dimana tokoh laki-laki mempermalukan perempuan di muka umum dengan menjadikannya tontonan atau bahan ejekan.

Kategori Kekerasan Seksual:

1) Adegan yang menunjukkan tokoh laki-laki melakukan tindak perkosaan terhadap perempuan yaitu memaksa perempuan untuk melakukan hubungan seksual disertai ancaman atau upaya menyakiti perempuan. 2) Adegan yang menunjukkan tokoh laki-laki melakukan pelecehan seksual

yang meliputi tindakan meraba, menyentuh, atau memeluk dengan tujuan melakukan agresivitas seksual.

Kategori Kekerasan Ekonomi:

1) Tokoh laki-laki memperjual belikan perempuan dengan imbalan yang menguntungkan baginya.

Kategori Kekerasan Sosial Budaya:

1) Tokoh laki-laki mengungkapkan konsep bahwa perempuan lebih rendah kedudukannya di bawah laki-laki.

2) Melalui tindakan verbal dan non-verbal, tokoh laki-laki melemahkan posisi perempuan dengan menganggap perempuan merupakan sosok yang tidak berharga.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Agar data yang di dapat valid maka penelitian ini dibantu oleh dua orang coder (orang yang melakukan pengkodingan) dalam pengkodingan data. Pada dua orang koder yang telah dipilih diberikan definisi struktur kategori, unit analisis, bahan yang akan dikoding (film “Taken”) dan tabel kerja koding.

Berdasarkan definisi struktur kategori atau indikator dan unit analisis yang telah ditetapkan, koder diminta menilai bahan dan memberikan tanda (kode) pada tabel koding. Hasil pengkodingan dari dua orang koder dalam tabel kerja koding dikumpulkan dan dihitung menggunakan rumus Holsty sebagai berikut:

Coefisien Reliability = 2 1 2 N N M

M = jumlah kesepakatan antara peneliti dan koder N1 = total jumlah coding dari peneliti.

N2 = total jumlah coding dari koder.

Hasil selanjutnya kemudian menurut Scott dikembangkan dalam ‘Index of Reliability” yang bukan hanya mengoreksi dalam suatu kelompok kategori, tetapi juga kemungkinan frekuensi yang timbul. Rumus Scott adalah sebagai berikut:

Pi = reement ExpectedAg reement ExpectedAg reement ObservedAg % 1 % %   Pi : Nilai keterhandalan.

Observed Agreement: Jumlah persetujuan nyata antar pengkode yaitu CR. Expected Agreement: Jumlah persetujuan yang diharapkan karena peluang. Dari uji statistik tersebut, dapat diketahui kesepakatan para juri. Nilai kesepakatan yang dianggap reliabel menurut Lasswell (Bungin, 2001) menyebutkan kesepakatan antar juri 70 % - 80 % sudah cukup handal.

Dokumen terkait