• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penilitian menggunakan metode deskriptif dimana peneliti menjabarkan dan menginter pretasikan data hasil penelitian secara sistematis mengenai opini masyarakat Surabaya usia 17 tahun keatas dalam menonton tayangan Film 2012.

3. 1 Definisi Operasional

Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan dalam penelitian yang dapat diamati. Dalam penelitian ini, hubungan antara variabel tidak dibicarakan oleh peneliti karena variabel dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yaitu opini. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan opini masyarakat Surabaya terhadap tayangan film 2012.

3. 1.1 Tayangan Film 2012

Untuk mempermudah dalam penyampaian opini tentang tayangan film 2012 maka perlu melihat unsur – unsur tayangan film 2012, meliputi :

1. Ramalan Suku Maya.

a). Kalender bangsa Maya meramalkan.

Kalender bangsa Maya meramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan “dimurnikan”, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir

dan mulai memasuki peradaban baru mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012, tepatnya tanggal 21 Desember 2012, merupakan “End of Times”. Maksud dari “End of Times” yang berarti Berhentinya waktu (bumi berhenti berputar). Dalam kalender bangsa Maya yang sangat tersohor itu, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan dimurnikan, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.

b). Dalam penanggalan Maya.

Dalam penanggalan Maya tercatat bahwa sistim galaksi tata surya kita sedang mengalami ‘The Great Cycle’ (siklus besar) yang berjangka lima ribu dua ratus tahun lebih. Kalender mereka dimulai dari tahun 3114 SM menandai periode 394 tahun yang dikenal dengan nama Baktun. Angka 13 dianggap sakral oleh suku ini dan Baktun (ahap) ke-13 berakhir sekitar 21 Desember 2012. Kemudian setiap Baktum (tahap) itu dibagi lagi menjadi 20 masa evolusi. Setiap masa itu akan memakan waktu 20 tahun lamanya. Dari masa 20 tahun antara tahun 1992-2012 itu, bumi kita telah memasuki tahap terakhir dari fase Siklus Besar, bangsa Maya menganggap ini adalah periode penting sebelum masa pra-Galatic Synchronization. Selama periode ini bumi akan mencapai pemurnian total. Setelah itu, bumi kita akan meninggalkan jangkauan sinar galaksi dan memasuki tahap baru: penyelarasan galaksi. Pada 21 Desember 2012 akan menjadi hari berakhirnya peradaban umat manusia kali ini, dalam perhitungan kalender Maya.Sesudah itu, umat manusia akan memasuki peradaban baru total yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sekarang.

Suku Maya kuno juga meramalkan hubungan tanggal 21 Desember dengan titik balik matahari musim dingin di tahun 2012 suku Maya merayakannya sebagai pertanda transisi spiritual mendalam untuk manusia. Pendukung Zaman Baru mengenai hipotesis kesejajaran galaktik menyatakan bahwa, sebagaimana astrologi menggunakan posisi bintang dan planet untuk meramalkan peristiwa masa depan, suku Maya memenuhi kalender mereka dengan maksud persiapan untuk peristiwa-peristiwa besar dunia. Namun Suku Maya tidak hendak mengatakan dunia akan berakhir, namun sekadar merekam ulang tahun penciptaan. kompas.com

2. Bencana Alam.

Definisi bencana alam adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Definisi bencana alam menurut WHO adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau

wilayah yang terkena.

http://indonetasia.com/definisionline/index.php/2009/05/definisi-bencana. Bencana alam yang ditampilkan dalam Film ini berupa :

Aktivitas matahari yang semakin aktif, membuatnya semakin intens melontarkan partikel-partikel, hingga sampai ke bumi sehingga mengakibatkan sebagian bumi terbakar

b). Gempa bumi yang membuat dataran di berbagai bagian bumi terbelah.

Digambarkan bagaimana lempengan bumi bagian selatan terus bergeser ke utara dan juga sebaliknya, lempengan bumi bagian utara bergeser ke selatan yang menyebabkan gempa bumi dan menimbulkan retakan-retakan yang membuat daratan bumi terbelah, perpindahan kutub magnet bumi juga mengakibatkan perpindahan iklim.Serta memicu gunung-gunung berapi aktif, sehingga beberapa gunung berapi meletus dan mengeluarkan lahar.

c). Tsunami besar yang menenggelamkan sebagian besar permukaan Bumi.

Dalam tayangan film ini juga di gambar terjadinya tsunami raksasa yang tingginya mencapai 30000kaki dan hampir menenggelamkan seluruh bagian bumi termasuk bukit dan pegunungan.Dalam bencana alam tersebut, sebagian besar manusia menjadi korban, dan hanya sebagian kecil saja manusia yang dapat menghindarinya dengan menaiki Bahtera raksasa semacam Kapal Selam Raksasa. 4. Prediksi Para Ahli.

a).Prediksi di Nature.

Prediksi di Nature jurnal paling dihormati di dunia menyatakan bahwa paling tidak tigaperempat spesies di Bumi akan musnah setiap 62 sampai 65 juta tahun. Sudah 65 juta tahun sejak bencana Cretaceous-Tertiary memusnahkan

dinosaurus, berarti sudah waktunya kita menghadapi malapetaka besar yang tak diragukan lagi akan mengurangi paling tidak setengah populasi kita,” tulis Lawrence E. Joseph.

b).Lawrence E. Joseph.

Lawrence E. Joseph juga menyatakan jika di paruh akhir tahun 2012 seperti dalam flm 2012, yang akan terjadi bukanlah kiamat dalam artian musnahnya seluruh umat manusia dan kehidupan di bumi, namun lebih merupakan satu perpindahan zaman yang entah benar atau tidak, akan diwarnai oleh bencana alam yang hebat.

c).Beberapa lembaga penelitian dunia.

Beberapa lembaga penelitian dunia yang secara intens mengamati dan mempelajari denyut alam semesta memang memperkirakan (bukan meramalkan) akan terjadinya sejumlah peningkatan aktifitas matahari yang intensitasnya sangat mencemaskan. Salah satu ahli dalam hal ini, Sami Solanki dari Max Plank Institute for Solar System Research yang bermarkas di Katlenburg-Lindau, Jerman, menyatakan jika perilaku matahari sekarang ini sangat enerjik. “Matahari jauh lebih aktif saat ini dibanding kapan pun selama 11.000 tahun terakhir atau akhir dari zaman es terakhir!”

3.1.2 Opini

Opini dinyatakan dalam sesuatu hal yang kontroversial atau paling sedikit terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut. Opini berupa reaksi pertama ketika orang mempunyai rasa ragu – ragu terhadap sesuatu

masalah yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian sehingga mendorong orang untuk saling mempertentangkannya. Opini bisa juga disebut pendapat, yaitu suatu pernyataan mengenai masalah yang kontroversial, pendapat itu dapat dinyatakan dengan kata – kata atau ditujukkan dengan tingkah laku. Secara operasional opini dapat dikategorikan menjadi 3 bagian :

1. Opini Positif : Pernyataan yang mendukung orang memberikan pendapat positif terhadap tayangan film 2012.

2. Opini Negatif : Pernyataan yang tidak mendukung dan memberikan pendapat negatif terhadap tayangan film 2012.

3. Opini Netral : adalah yang tidak memilih negatif atau positif terhadap tayangan film 2012.

3.1.3. Pengukuran Variabel

Opini merupakan jawaban dari stimulus yang berupa respon. Cara pengukurannya, yaitu dengan mengetahui jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Pengukuran opini penonton terhadap tayangan film 2012 dibioskop dapat ditunjukkan nelalui total skor dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Asumsi pemberian empat macam jawaban untuk tiap – tiap pertanyaan yang diajukan adalah :

1). Skor 1 untuk jawaban ( Sangat Setuju), jika semua materi/ isi dari tayangan film 2012 dianggap sebagai tayangan yang sangat meresahkan dan tidak mendidik.

2). Skor 2 untuk jawabanl (Setuju), jika semua materi/ isi dari tayangan film 2012 di anggap tidak mendidik biasa oleh penonton.

2). Skor 3 untuk respon (Tidak Setuju)), jika semua materi/ isi dari tayangan film 2012 di anggap oleh penonton menghibur.

3). Skor 4 untuk jawaban (Sangat Tidak Setuju), jika semua materi/ isi tayangan film 2012 dianggap sebagai tontonan yang menarik dan menghibur.

Melalui penskalaan diatas, nantinya jawaban akan diberi skor pada semua pertanyaan dengan menggunakan skala interval (tinggi, sedang, rendah). Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat tinggi, rendah, dan sedang menggunakan rumus :

Range = Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan

Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh lebar interval untuk mengetahui arah opini penonton, daftar pernyataan tentang materi tayangan film 2012 di bioskop terdiri dari 12 pertanyaan, sehingga :

Skor terendah : 12 x 1 = 12 Skor tertinggi : 12 x 4 = 48 Skor interval : 48 – 12 = 12

3

Batasan skor untuk mengetahui arah opini penonton terhadap tayangan film 2012

Jumlah skor 12 – 23 (opini positif) Jumlah skor 24 – 35 (opini netral) Jumlah skor 36 – 48 (opini negatif)

3. 2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3. 2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun, dipilihnya usia 17 tahun keatas karena Individu yang sudah berusia 17 tahun keatas sudah mulai tertarik dengan fenomena – fenomena social dan dianggap sudah dapat menganalisa fenomen – fenomena tersebut Hullok dalam (haosan 2002 : 12). Masyarakat Surabaya secara keseluruhan berjumlah 2. 902. 507 jiwa (BPS, 2008)

3. 2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multistage Cluster Sampling (Kluster Sampling Bertahap), mengingat responden dalam penelitian ini banyak dan tersebar luar dalam wilayah kota Surabaya, dimana populasi ini dibagi – bagi menjadi beberapa cluster berdasarkan wilayah tempat tinggal.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan Penduduk Surabaya 17 tahun keatas yang telah menonton film 2012 dan bertempat tinggal di

kota Surabaya. Dari teknik cluster random sampling melalui multistage random sampling di Kotamadya Surabaya kemudian terpilih wilayah Surabaya Barat dan Surabaya Utara. Teknik ini digunakan, jika populasi letaknya tersebar secara geografis, sehingga peneliti sangat sulit didalam menentukan kerangka sampling dari semua unsur – unsur yang terdapat dalam populasi tersebut. Mengingat di Kodya Surabaya terdapat 31 Kecamatan dengan 163 Kelurahan, (BPS, 2007 : 26)

Gambar 3.1 Pola teknik pengambilan sampel

Pada penelitian ini menggunakan cluster random sampling dengan melakukan sebanyak 3 tahap : Surabaya Wilayah Utara Wilayah Barat Kec.Tandes Kec. Sambikerep Kec.Kremban gan Kec.Kenjeran Kel Sambike rep Kel Lontar Kel Manukan Wetan Kel Balongs ari Kelurahan Dupak Kel Morokre mbanga n Kel Bulak Banteng Kel Sidotopo Wetan

a) Tahap pertama, adanya pemilihan pada wilayah penelitian di kota surabaya. Wilayah Kotamadya Surabaya terdapat 5 distrik (BPS, 2007 : 26) maka setelah diadakan pengundian secara random (acak) terpilihlah wilayah Surabaya Barat dan Surabaya Utara.

b) Tahap Kedua, pemilihan pada wilayah kecamatan yang mana wilayah Surabaya Barat terdapat 7 (tujuh) Kecamatan dan Surabaya Utara terdapat 5 (Lima) Kecamatan (BPS, 2007 : 26). Surabaya Barat setelah dilakukan pengundian secara random (acak) maka terpilihlah Kecamatan Sambikerep dan Kecamatan Tandes sedangkan Surabaya Utara adalah : Kecamatan Krembangan dan Kecamatan Kenjeran.

c) Tahap Ketiga, pemilihan tingkat kelurahan yang setelah dilakukan pengundian secara random (acak) maka terpilihlah Kelurahan Sambikerep, Lontar,Balong Sari, Manukan Wetan, Dupak, Morokrembangan, Bulak Banteng, Sidotopo Wetan

Jumlah populasi responden yang berusia 17 tahun keatas pada masing – masing Kelurahan adalah sebagai berikut :

a. Kelurahan Sambikerep 9.996 Jiwa

b. Kelurahan Lontar 16.920 Jiwa

c. Kelurahan Balong Sari 8.086 Jiwa

d. Kelurahan Manukan Wetan 3.395 Jiwa

e. Kelurahan Dupak 18.357 Jiwa

f. Kelurahan Morokrembangan 20.502 Jiwa g. Kelurahan Bulak Banteng 15.424 Jiwa

h. Kelurahan Sidotopo Wetan 36.810 Jiwa

Jumlah 129.490 Jiwa

Dalam teknik Multistage cluster random sampling, untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumus Yamane, yakni :

n = N Nd2 + 1 Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diperlukan N = Jumlah populasi yang diduga

d = Tingkat presisi yang diinginkan (derajat ketelitian)

Dengan menentukan presisi (d) + 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (Rakhmad, 1989 :82)

Jumlah populasi yang terdapat pada 8 (delapan) kelurahan yang diteliti adalah sebanyak 129.490 jiwa, jadi berdasarkan data tersebut untuk mengetahui jumlah sampel maka akan dihitung sebagai berikut :

n = 129.490

129.490.(0.01) + 1 n = 129.490 130.784,9

Maka sampel pada penelitian ini sebanyak 100 responden, dengan demikian respomden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

Setelah menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini kemudian menentukan jumlah sampel yang proporsional pada masing – masing kelurahan yang terpilih secara acak. Jumlah sampel pada masing – masing kelurahan di sesuikan dengan banyaknya jumlah populasi pada kelurahan tersebut dengan rumus :

Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 100 orang. Untuk lebih rincinya, jumlah sampel yang akan diteliti tiap – tiap wilayah kelurahan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

n 1 = N1 x n (Nazir, 1985 : 361) N

Keterangan :

n = Jumlah sampel Penduduk di suatu kelurahan N1 = Ukuran strate ke-1

N = Jumlah seluruh penduduk

n = Jumlah sampel minimal yang ditetapkan

Jumlah sampel untuk masing – masing kelurahan adalah sebagai berikut : 1. Kelurahan Sambikerep = n = 9.996X 100

129.490 = 7,72 dibulatkan menjadi 8

129.490

= 13,07 dibulatkan menjadi 13

3. Kelurahan Balong Sari = n =8.086 X 100 129.490 = 6,24 dibulatkan menjadi 6

4. Kelurahan Manukan Wetan = n = 3.395X 100 129.490 = 2,6 dibulatkan menjadi 3 5. Kelurahan Dupak = n = 18.357 X 100 129.490 = 14,17dibulatkan menjadi 14 6. Kelurahan Morokrembangan = n = 20.502 X 100 129.490 = 15,83 dibulatkan menjadi 16

7. Kelurahan Bulak Banteng = n = 15.424 X 100 129.490

8. Kelurahan Sidotopo Wetan = n = 36.810 X 100 129.490

= 28,43 dibulatkan menjadi 28

Tabel 3.1

Jumlah Responden pada Masing – Masing Kelurahan

No. Kelurahan Populasi Responden

1 Kelurahan Sambikerep 9.996 8

2 Kelurahan Lontar 16.920 13

3 Kelurahan Balong Sari 8.086 6

4 Kelurahan Manukan Wetan 3.395 3

5 Kelurahan Dupak 18.357 14

6 Kelurahan Morokrembangan 20.502 16

7 Kelurahan Bulak Banteng 15.424 12

8 Kelurahan Sidotopo Wetan 36.810 28

Jumlah 129.490 100

3. 3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara pengumpulan data yang diperoleh langsung atau tidak langsung dari lapangan yang nantinya akan di generalisasi dan dianalisis. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi, penyebaran kuesioner, dan pengumpulan data – data sekunder (Rakmat ;2001:96). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden berdasarkan data isi kuesioner yang diberikan. Sedang alat yang

digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a). Data primer.

Data yang diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan secara terstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuesioner. Selain itu dalam menyebarkan kuesioner yang diajukan terdapat pertanyaan yang kurang dipahami, oleh responden maka dapat dijelaskan oleh peneliti agar tidak terjadi salah dalam mengisi kuesioner.

b). Data sekunder.

Data sekunder diperoleh melalui bahan – bahan pustaka yang terkait dengan masalah – masalah yang akan diteliti. Bahan – bahan pustaka didapat dari buku – buku literatur atau informasi tertulis lainnya. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Surabaya dan instansi – instansi yang terkait.

3. 4 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.

Data yang diperoleh dari hasilkuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendeskripsikan pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk

selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data dianalasisi menggunakan tabel frekuensi yang kemudian data tersebut dianalisa dan diinterpretasikan sesuai dengan tujuan dan perumusan masalah dengan mengguakan rumus : Keterangan : P = Persentase responden F = Frekuensi responden N = Jumlah responden P = F x 100% N

BAB IV

Dokumen terkait