• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan dan Laboratorium Bioteknologi Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei 2013 – Juli 2013

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender, saringan ukuran 40-60 mesh, oven, aluminium foil, kantong plastik, kertas label, kertas saring,

kalipper, gelas erlenmeyer, autoclave, spatula, timbangan, kamera digital, kalkulator, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang akan digunakan adalah kayu karet (H. braziliensis) ukuran 20 mm (p) x 20 (l) mm x 10 (t) mm sebanyak 72 contoh uji, serbuk kulit mindi dan fungi S. commune, dan pelarut metanol.

Prosedur Penelitian

Persiapan Bahan Baku dan Contoh Uji

Pengambilan kulit kayu mindi yang segar kemudian bahan dikeringkan. Setelah kering bahan dihaluskan atau ditumbuk dengan menggunakan tumbukan atau blender untuk mendapatkan serbuk kulit kayu tersebut, kemudian bahan serbuk disaring dengan ukuran 40-60 mesh, dikeringkan sampai kering udara dan di masukkan ke dalam kantung plastik yang berukuran besar. Selanjutnya diukur kadar airnya.

Ekstraksi Kulit Kayu

Serbuk kulit kayu tersebut yang telah kering diambil sebanyak 500 gram, diekstrak dengan pelarut metanol dengan metode perendaman pada suhu ruangan selama 2 hari dengan perbandingan tinggi serbuk dan pelarut 1:3 dalam stoples, campuran ini diaduk dengan selang waktu 2 jam dengan menggunakan spatula, hasil ekstraksi tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring, hasil saringan tersebut di masukkan ke dalam botol, residunya direndam kembali selama 2 hari. Kegiatan perendaman dan penyaringan ini diulang sebanyak 3 kali. Hasil ekstraksi yang telah dievaporasi sampai kering dioven untuk mengetahui kadar ekstraknya. Kadar ekstrak = ekstraksi sebelum serbuk ing Bobot ekstrak ing Bobot ker ker x 100 %

Pembuatan Konsentrasi Larutan untuk Pengawetan

Tahap selanjutnya setelah melakukan ekstraksi dan diperoleh padatan ekstraktif yang dilakukan dengan pengeringan oven pada suhu 35oC adalah pembuatan konsentrasi larutan zat ekstraktif. Masing-masing hasil ekstrak metanol dibuat 4 taraf konsentrasi larutan ekstraktif, yaitu : 0%, 2%, 4%, dan 6%. Penentuan konsentarsi larutan berdasarkan volume untuk perendaman yang dibutuhkan.

Pembuatan Contoh Uji Dan Persiapan Contoh Uji Sebelum Pengawetan

a. Pembuatan Contoh Uji

Kayu karet yang segar bagian tengah tebang dibuat balok dengan panjang kurang lebih 1 m, lalu diambil kayu bagian terasnya untuk dibuat sebagai contoh uji. Contoh uji yang bebas cacat berukuran 20 mm (p) x 20 (l) mm x 10 (t) mm sebanyak 24 contoh uji yang dibuat dengan menggunakan gergaji mesin.

b. Persiapan Contoh Uji Sebelum Pengawetan

Contoh uji dikering udarakan selama 1 bulan. Kemudian contoh uji dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 1000C selama 48 jam kemudian ditimbang (W0) dan volumenya diukur dengan kalipper.

Perendaman (Pengawetan) Contoh Uji Pada Zat Ekstraktif

Perendaman contoh uji kayu karet dilakukan pada larutan ekstraksi metanol selama 3 hari. Contoh uji kayu karet yang direndam adalah 24 buah yang terdiri dari 12 contoh uji untuk pengujian stabilitas dimensi dan 12 buah contoh uji untuk pengujian fungi. Contoh uji sebanyak 24 buah diperoleh dari 1 jenis pelarut, 4 taraf konsentrasi dan 3 kali ulangan dengan ukuran 20 mm (p) x 20 mm (l) x 10 mm (t) yang sebelumnya dikering udarakan dan telah dioven serta telah diukur volumenya, agar contoh uji terendam dan tidak terapung, maka contoh uji diberi pemberat.

Pengujian Retensi

Setelah direndam, kemudian dioven pada suhu 1000C selama 48 jam selanjutnya contoh uji ditimbang dan dihitung penambahan beratnya. Perhitungan penambahan berat berdasarkan metode perendaman Rowell dan Ellis (1978) dalam Sanjaya (2001) menggunakan rumus :

Penambahan berat (%) = 100% 0 0 1 X W W W − Keterangan :

Wo = berat kering tanur contoh uji sebelum pengawetan (gram)

W1 = berat kering tanur contoh uji sesudah pengawetan (gram)

Selain penambahan berat dihitung juga besarnya nilai Retensi berdasarkan Duljapar (2001) dengan menggunakan rumus :

X K V W W R= 1 0 Keterangan :

W1 = berat kering tanur sesudah diawetkan (gram) Wo = berat kering tanur sebelum diawetkan (gram) R = retensi bahan pengawet (gram/m3)

K = konsentrasi larutan (% w1/w0) V = volume kayu yang diawetkan (m3)

Pengujian Efektifitas Zat Ekstraktif Terhadap Stabilitas Dimensi Kayu Karet

Pengujian terhadap stabilitas dimensi kayu karet dengan menggunakan contoh uji yang berukuran 20 mm (p) x 20 mm (l) x 10 mm (t) sebanyak 12 buah. Contoh uji yang sebelumnya telah direndam dengan ekstrak metanol, kemudian setelah jenuh air contoh uji diangkat dan diukur dimensinya (DB), selanjutnya dikeringkan dengan oven pada suhu 600C selama 48 jam dan diukur dimensinya (DK). Contoh uji setelah direndam dan dikering oven diukur dengan kalipper, dihitung koefisien pengembangan volume (S) berdasarkan metode perendaman Rowell dan Ellis (1978) dalam Sanjaya (2001) menggukan rumus:

S (%) = {(DB/DK) - 1} x 100 Keterangan:

DB = dimensi contoh uji setelah perendaman DK = dimensi contoh uji kering oven

Nilai ASE (Antiswelling efficiency) dapat dihitung dari perbedaan antara nilai pengembangan contoh uji (S) dengan perlakuan pengawetan dan tanpa perlakuan pengawetan berdasarkan metode perendaman Rowell dan Ellis (1978)

Keterangan :

S2 = koefisien pengembangan volumen contoh uji setelah perlakuan pengawetan

S1 = koefisien pengembangan volume contoh uji tanpa perlakuan pengawetan

Pengujian Pada Fungi

a. Penyediaan biakan fungi (isolasi fungi)

Media biakan fungi yang digunakan adalah PDA (Potato Dextrose Agar), degan bahan: 250 gr kentang, 20 gram gula (dextrosa), 21 gram tepung agar-agar, dan 1000 ml air suling. Cara pembuatan: kentang dikupas, diiris kecil-kecil, dimasak dalam 500 ml air suling selama 20 menit (sampai mendidih). Sarinya disaring dengan kasa. Tepung agar dilarutkan dalam air suling dan dicampur dengan gula sebanyak 20 gram, kemudian dimasukkan ke dalam sari kentang dan ditambahkan air suling sampai volumenya 1000 ml dalam gelas erlenmeyer berkapasitas 2000 ml. Sterilisasi media dilakukan dengan memasukkan media tersebut ke dalam autoclave selama 20 menit dengan tekanan 15 psi pada suhu 120oC.

b. Pembiakan Fungi

Fungi yang digunakan dalam penelitian ini adalah S. commune. Fungi tersebut diperoleh dari isolasi dari kayu dan dimurnikan untuk mendapatkan biakan murni (isolat) yang siap dipakai untuk pengujian. Isolat tersebut menjadi bahan yang akan diinokulasi pada media PDA baru (perlakuan) yang telah disiapkan.

c. Pengujian

a) Contoh uji yang steril dan diketahui beratnya dimasukkan ke dalam gelas yang sudah berisi biakan fungi penguji. Sebelumnya diperiksa dahulu kalau biakan

fungi terkontaminasi atau tidak. Biakan fungi yang terkontaminasi harus diganti dan tidak digunakan untuk pengujian.

b) Pengamatan dilakukan setelah 12 minggu. Contoh uji dibersihkan dari miselium dan diamati secara visual menurut kerusakan yang terjadi.

c) Penilaian kerusakan dapat dilakukan menurut kondisi contoh uji mulai dari “utuh” sampai “hancur sama sekali”.

d) Contoh uji tersebut kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam. Persentase kehilangan berat dihitung atas dasar selisih berat contoh uji sebelum dan sesudah diserang fungi.

d. Pengujian pada fungi

Pengamatan dilakukan setelah 12 minggu terhadap daya hidup dan intensitas serangan. Pengujian kayu terhadap fungi pelapuk didapat dengan menghitung:

a) Penurunan berat dengan menggunakan rumus :

% 100 1 2 1 X W W W P= P = Penurunan berat (%)

W1 = Berat contoh uji sebelum diumpankan (g) W2 = Berat contoh uji sesudah diumpankan (g)

b) Penentuan ketahanan kayu didasarkan atas beberapa kelas seperti Tabel 1 Tabel 1. Kelas Ketahanan Kayu Terhadap Fungi

Kelas Ketahanan Penurunan Berat (%)

I Sangat Tahan <1

II Tahan 1 – 5

III Agak Tahan 5-10

IV Tidak Tahan 10-30

V Sangat Tidak Tahan >30 %

Sumber : SNI 01-7207-2006

Untuk mengetahui pengaruh ekstraktif kulit mindi yang dilarutkan dengan metanol dengan perbedaan konsentrasi, maka dilakukan analisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Non-Faktorial. Model statistik dari rancangan percobaan ini adalah :

Yij = µ + Ti + ∑ij

Dimana :

Yij = Pengaruh perbedaan konsentrasi terhadap penekanan pertumbuhan Fungi S. commune FR

µ = Nilai rataan

τ

i = Pengaruh perbedaan konsentrasi

∑�� = Nilai galad

Untuk mengetahui pengaruh dari faktor perlakuan yang dicoba, dilakukan analisis keragaman dengan kriteria uji jika Fhit ≤ Ftabel maka Ho diterima, dan jika Fhit ≥ Ftabel maka Ho ditolak. Untuk mengetahui taraf konsentrasi mana yang berpengaruh maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji beda

Dokumen terkait