• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah 1. Limbah cair industri

2. NaOH 15 % 3. KOH 36 % 4. KOH 0,05 N 5. KOH Alkoholik 0,5 N 6. KOH Alkoholik 0,1 N 7. HCl 0,5 N 8. HCl ALkoholik 0,1 N 9. Akuades 10.Arang aktif

11.Parfum non alkohol 12.Pewarna makanan 13.CMC sabun 14.Texaphon (SLES) 15.Alkohol

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Proses Pemisahan Minyak Dari Limbah Cair Dan Kotoran Sehingga Diperoleh Minyak Goreng Bekas

Diambil sampel dari limbah cair sebanyak 1 liter dengan cara mengambil bagian permukaan atasnya saja. Dilakukan pemanasan hingga suhu 100 oC kemudian didinginkan hingga suhu 40oC dan dilakukan penyaringan dengan kain saring untuk memisahkan impurities (kotoran) dari minyak.

3.3.2 Proses Penghilangan Kotoran (Despicing) Minyak Goreng Bekas

Minyak hasil pemisahan dari limbah yang akan dimurnikan, dimasukkan ke dalam beaker glass 500 ml sebanyak 100 g. Tambahkan akuades ke dalam minyak sebanyak 100 g. Campuran kemudian dipanaskan sampai air dalam wadah tersisa setengah dari volume awal. Dilakukan pemisahan minyak dari air dan kotorannya. (Susinggih Wijana,dkk, 2005)

3.3.3 Proses Netralisasi Minyak Goreng Hasil Despicing

Larutan NaOH 15% dibuat dengan cara melarutkan 15 g NaOH dengan akuades hingga volume 100 ml. Dipanaskan larutan NaOH sampai suhu 350C dalam beaker glass 100 ml. Dipanaskan 100 g minyak goreng hasil penghilangan kotoran (despicing) sampai suhu 0C didalam beaker glass 500 ml. Dimasukkan larutan NaOH 15 % ke dalam minyak dengan perbadingan minyak : NaOH 15 % sama dengan 100 g : 5 ml. Campuran di aduk dengan mixer selama 10 menit pada suhu 40oC. Didinginkan campuran selama 10 menit, kemudian dilakukan penyaringan dengan kertas saring Whatman no.1 untuk memisahkan endapan. (Susinggih Wijana,dkk, 2005)

3.3.4 Proses Pemucatan (Bleaching)

Dipanaskan minyak goreng hasil netralisasi sebanyak 100 g sampai suhu 70oC. Dimasukkan karbon aktif sebanyak 7,5 g ke dalam larutan minyak goreng hasil netralisasi. Dilakukan pengadukan dengan magnetic stirer selama 60 menit dan dipanaskan sampai 150oC. Kemudian campuran disaring dengan kertas saring Whatman no.1 untuk memisahkan kotoran. Minyak goreng hasil pemurnian siap digunakan. (Susinggih Wijana,dkk, 2005)

3.3.5 Pemeriksaan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng Hasil Reprocessing

Ditimbang minyak goreng reprocessing sebanyak 5 g di dalam Erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan alkohol sebanyak 30 ml (yang telah dinetralkan dengan KOH 0,05 N). Ditambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein Dititrasi dengan KOH 0,05 N sampai terbentuk larutan berwarna merah lembayung yang tidak akan berubah hingga 15 detik. Dicatat volume KOH yang terpakai sebagai titik akhir titrasi. Dihitung kadar asam lemak bebas pada minyak goreng hasil reprocessing dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

V = KOH 0,05 N yang diperlukan (ml) N = Normalitas KOH yang dipergunakan W = Berat sampel (g)

3.3.6 Pemeriksaan Bilangan Penyabunan

Ditimbang ± 2 g sampel (minyak reprocessing) di dalam labu alas 250 ml kemudian ditambahkan KOH alkoholik 0,5 N sebanyak 50 ml. Ditambahkan 50 ml alkohol dan dimasukkan juga batu didih kemudian direfluks selama 60 menit. Didinginkan dan ditambahkan 3 tetes indikator fenolphthalein kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N sampai warna merah lembayung hilang. Dicatat volume HCl yang terpakai. Dilakukan hal yang sama secara bersamaan terhadap blanko.

Dihitung bilangan penyabunan dengan rumus :

Keterangan : Vb = volume (ml) HCl untuk titrasi blanko. Vs = volume (ml) HCl untuk titrasi sampel. N = normalitas HCl

W = berat sampel (mg)

3.3.7 Proses Pembuatan Sabun Mandi Cair

Dibuat larutan KOH 36 % dengan cara melarutkan 36 g KOH dengan aquades hingga volume 100 ml. Dimasukkan 100 g minyak hasil reprocessing ke dalam beaker glass 500 ml dan dipanaskan pada suhu 45oC di dalam beaker glass 500 ml. Larutan KOH 36% dipanaskan juga sampai suhu 35oC pada beaker glass 100 ml. Ditambahkan larutan KOH 36% ke dalam minyak sebanyak 50 mL. Campuran diaduk dengan mixer selama 45 menit sehingga diperoleh sabun kental . Ditambahkan surfaktan Texaphon sebanyak 18 g ke dalam campuran, sambil terus diaduk perlahan. Ditambahkan CMC sebanyak 2 g ke dalam campuran dan aduk perlahan sampai terbentuk larutan sabun. Larutan didiamkan selama 48 jam. Setelah 48 jam ditambahkan air secara perlahan-lahan sambil terus diaduk perbandingan air : larutan sabun adalah 2:1. Dilakukan penyaringan dengan kain saring untuk memisahkan bagian yang tak larut. Tambahkan parfum 0,5 ml ke dalam campuran sambil diaduk dan tambahkan juga pewarna sebanyak 1 g atau secukupnya. Larutan sabun didiamkan selama ± 24 jam. Setelah didiamkan selama ± 24 jam, sabun mandi cair siap untuk digunakan. (Susinggih Wijana,dkk, 2005)

3.3.8 Pemeriksaan Uji Organoleptik Sabun Mandi Cair

Diambil cairan sabun secukupnya, kemudian dianalisa warna, bau, dan fisiknya dengan cara melihatnya secara visual. Setelah melakukan uji organoleptik tersebut kemudian dibandingkan dengan standar organoleptik yang dipersyaratkan oleh SNI 06-4085-1996 yaitu sabun harus berbentuk cairan homogen dengna bau dan warna yang khas.

3.3.9 Pemeriksaan pH Sabun Mandi Cair

Dimasukkan sabun mandi cair ke dalam beaker glass 100 ml sebanyak 100 ml. Diaduk larutan sabun mandi cair tersebut hingga homogen. Bersihkan elektroda dan bilas dengan akuades. Kemudian celupkan elektroda dari pH meter ke dalam larutan sabun mandi cair. Dicatat nilai pH yang ditunjukkan pada alat pH meter.

3.3.10 Pemeriksaan Kadar Alkali Bebas/Asam Lemak Bebas Sabun Mandi Cair

Ditimbang 5 g larutan sabun di dalam labu alas 250 ml, ditambahkan 100 ml alkohol, dimasukkan juga batu didih, ditambahkan beberapa tetes indikator phenolphthalein. Dipanaskan diatas penangas air dengan memakai pendingin Liebig selama 30 menit. Larutan akan terbentuk berwarna merah dan didinginkan dan didinginkan hingga 70oC, kemudian titrasi dengan HCL alkoholik 0,1 N sampai warna merah cepat hilang. Kadar alkali bebas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

V = Volume HCl yang digunakan untuk titrasi (ml) N = Normalitas HCl

Apabila larutan tidak bersifat alkalis (tidak berwarna merah), didinginkan sampai 70o

Kadar asam lemak bebas =

C dan titrasi dengan menggunakan KOH alkoholik 0,1 N sampai timbul warna merah lembayung. Kadar asam lemak bebas dapat dihitung sebagai berikut :

x 100%

Keterangan :

V = KOH 0,1 N yang diperlukan (ml) N = Normalitas KOH yang dipergunakan W = Berat sampel (g)

256 = Berat setara asam palmitat

3.3.11 Pemeriksaan Viskositas Sabun Mandi Cair

Dimasukkan 250 ml sabun mandi cair yang akan dihitung viskositasnya ke dalam gelas beaker 500 ml dan diletakkan persis dibawah spindle alat Viscosimeter Brook Field. Turunkan spindle ke dalam sabun mandi cair. Hidupkan alat dan biarkan beberapa saat hingga pembacaan alat stabil. Tekan tombol bagian belakang untuk mengetahui nilai pembacaan alat. Viskositas dapat diketahui dengan cara membaca skala yang ditunjukkan oleh alat dan mengalikannya dengan factor spindle yang tertera pada alat Viscosimeter Brook Field.

Dokumen terkait