• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Berlangsung selama 3 bulan mulai bulan Juli sampai September 2013.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Domba lokal jantan lepas sapih sebanyak 20 ekor. Bahan pakan yang diberikan terdiri atas : tongkol jagung dan bioaktifator sebagai fermentor serta konsentrat terdiri atas: dedak halus, bungkil kedelai, ultra mineral dan garam. Bahan pakan difermentasikan dengan Starbio, Aspergilus niger dan Trichoderma viride. Obat-obatan seperti obat cacing (Kalbazen), anti bloat untuk obat kembung, air minum, desinfektan (Rodalon) dan obat tradisional.

Alat

Kandang terdiri atas kandang individu 20 unit dengan ukuran 1 x 0,5 m2 beserta perlengkapannya, ember sebanyak 20 buah sebagai tempat pakan dan 20 buah tempat minum, timbangan untuk menimbang bobot hidup berkapasitas 150 kg dengan kepekaan 50 g, timbangan berkapasitas 2 kg dengan kepekaan 10 g untuk menimbang pakan, terpal plastik untuk mencampur dan menjemur bahan pakan/konsentrat, goni plastik sebagai tempat pakan, alat penerangan, grinder untuk menggiling bahan pakan, mixer untuk mencampur bahan pakan/konsentrat,

alat tulis untuk mencatat data selama penelitian, alat pembersih kandang dan termometer untuk mengetahui suhu di dalam dan di luar kandang.

Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara experimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan.

Adapun perlakuan yang diberikan adalah :

P0 : Tongkol jagung fermentasi tanpa bioaktifator (kontrol) P1 : Tongkol jagung fermentasi dengan Starbio 0,5%

P2 : Tongkol jagung fermentasi dengan Aspergillus niger 0,5% P3 : Tongkol jagung fermentasi dengan Trichoderma viride 0,5%

P4 :Tongkol jagung fermentasi dengan Aspergillus niger 0,25% dan Trichoderma viride 0,25%

Dengan ulangan yang didapat berasal dari rumus : T (n-1) ≥ 15

5 (n-1) ≥ 15 5n - 5 ≥ 15 5n ≥ 20 n ≥ 4

Setiap percobaan diulang sebanyak lima kali, dengan demikian terdapat sebanyak 20 unit kandang.

Susunan perlakuan penelitian adalah sebagai berikut:

P2U1 P1U2 P4U3 P0U4

P4U1 P3U2 P0U3 P1U4

P3U1 P2U2 P1U3 P4U4

P0U1 P4U2 P2U3 P3U4

P1U1 P0U2 P3U3 P2U4

Dimana: Perlakuan (P0, P1, P2, P3 dan P4)Ulangan (U1, U2, U3, dan U4) Model Matematik RAL adalah sebagai berikut:

Yij = µ + σi + εij Dimana :

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke j i = 1, 2, 3, 4, 5 (perlakuan)

j = 1, 2, 3, 4 (ulangan) µ = nilai tengah umum σi = pengaruh perlakuan ke-i

εij = efek galat percobaan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j

Pakan yang digunakan merupakan fermentasi tongkol jagung dengan bioaktifator, konsentrat berupa dedak halus, bungkil kedelai, ultra mineral, garam dan molasses.

Adapun susunan ransum komplit dan kandungan beberapa nutrisi dalam ransum yang disusun dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini :

Tabel 9. Susunan Ransum Komplit

Bahan pakan Perlakuan (%)

P0 P1 P2 P3 P4

Tongkol jagung tanpa perlakuan (kontrol) 50 0 0 0 0

Tongkol jagung + Starbio 0 50 0 0 0

Tongkol jagung + Aspegillus niger 0 0 50 0 0

Tongkol jagung +Trichoderma viride 0 0 0 50 0

Tongkol jagung + Aspergillus niger dan

Trichoderma viride

0 0 0 0 50

Dedak padi 9 9 9 9 9

Molases 6 6 6 6 6

Urea 3 3 3 3 3

Garam 1 1 1 1 1

Ultra mineral 1 1 1 1 1

Jenis nutrisi Kandungan nutrisi (%)

Protein Kasar (PK) 15,7 17,2 16,4 16,3 17,3

Serat Kasar (SK) 23,8 17,1 17,6 17,9 17

TDN 61,5

Analisis Data

Semua data pada peubah yang diamati yang meliputi serat kasar dan protein kasar akan dihitung berdasarkan rancangan percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial. Apabila diantara perlakuan terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata, maka akan dilanjutkan dengan menggunakan Uji Ortogonal Kontras yang dikemukakan Hanafiah (2002).

Dari 5 perlakuan dapat disusun 4 pembandingan linier ortogonal kontras sebagai berikut:

Perlakuan Keterangan

P0 vs P1P2P3P4 Ransum tongkol jagung tanpa fermentasi dibandingkan dengan ransum tongkol jagung fermentasi Starbio,

Aspergillus niger, Trichoderma viride dan gabungan

Aspergillus niger dengan Trichoderma viride

P1 vs P2P3P4 Ransum tongkol jagung fermentasi Starbio

dibandingkan dengan ransum tongkol jagung

Aspergillus niger, Trichoderma viride dan gabungan

Aspergillus niger dengan Trichoderma viride

P2 vs P3P4 Ransum tongkol jagung fermentasi Aspergillus niger dibandingkan dengan ransum tongkol jagung

Trichoderma viride dan gabungan Aspergillus niger

dengan Trichoderma viride

P3 vs P4 Ransum tongkol jagung fermentasi Trichoderma viride

dibandingkan dengan ransum tongkol jagung gabungan

Aspergillus niger dengan Trichoderma viride

a. Kecernaan Serat Kasar (KcSK)

Kecernaan serat kasar dapat diukur dengan menghitung berdasarkan rumus:

KcSK = SK konsumsi – SK feses x 100%

SK konsumsi

Konsumsi dari pengeluaran feses (SK) diperoleh dalam jangka waktu pengukuran selama periode koleksi yaitu satu minggu.

b. Kecernaan Protein Kasar (KcPK)

Kecernaan protein kasar dapat diukur dengan menghitung berdasarkan rumus:

KcPK = PK konsumsi – PK feses x 100%

PK konsumsi

Konsumsi dan pengeluaran feses (PK) diperoleh dalam jangka waktu pengukuran selama periode koleksi yaitu selama satu minggu.

Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Kandang

Kandang dan semua peralatan dibersihkan dan dicuci, kemudian dilakukan penyemprotan dengan Rodalon (dosis 10 ml/2,5 liter air) pada lantai dan dinding kandang sebelum proses pemeliharaan.

b. Persiapan Domba

Domba yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 ekor yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, tiap percobaan terdapat 1 ekor domba. Penempatan domba dilakukan dengan sistem pengacakan yang tidak membedakan bobot badan domba.

- Fermentasi Tongkol Jagung

Sebelum difermentasi, tongkol jagung di jemur lalu digrinder untuk memperkecil partikelnya. Tepung tongkol jagung di siram dengan air yang telah dilarutkan Bioaktifator hingga merata dengan kelembaban 60%. Selanjutnya perlakuan difermentasi selama 10 hari di dalam karung goni terbuka, kemudian dikeringkan (lampiran 2)

- Pembuatan Pakan Komplit (Complete Feed)

Semua bahan pakan penyusun pakan ditimbang berdasarkan persentasinya. Bahan pakan tersebut diaduk secara merata bersama dengan tongkol jagung yang telah difermentasi secara merata. Pakan dimasukkan kdalam karung goni yang telah dilapisi plastik PPC. Setelah karung terisi penuh dan padat lalu ikat dengan tali rapiah. Karung hanya dibuka ketika akan memberikan pakan ke ternak agar pakan tidak rusak dan bertahan lama (lampiran 3)

d. Pemberian Pakan dan Air Minum

Pakan yang diberikan adalah pakan komplit berbentuk tepung tongkol jagung fermentasi sesuai dengan perlakuan:

P0= Tongkol jagung fermentasi tanpa bioaktifator (kontrol) P1= Tongkol jagung fermentasi dengan Starbio 0,5%

P2= Tongkol jagung fermentasi dengan Aspergillus niger 0,5% P3= Tongkol jagung fermentasi dengan Trichoderma viride 0,5% P4= Tongkol jagung fermentasi dengan Aspergillus niger 0,25% dan

Pakan diberikan pada pagi hari pada pukul 08.00 WIB dan pada sore hari pukul 16.00 WIB. Sisa pakan ditimbang pada waktu pagi hari keesokan

harinya sesaat sebelum ternak diberi makan kembali untuk mengetahui konsumsi ternak tersebut. Sebelum dilaksanakan penelitian diberikan waktu untuk beradaptasi selama 10 hari sedikit demi sedikit. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum, air diganti setiap harinya dan tempat minum dicuci bersih.

e. Pemberian Obat-obatan

Sebelum pelaksanaan penelitian terlebih dahulu domba diberikan obat cacing Kalbazen dengan dosis 1 tablet/50 berat badan untuk menghilangkan parasit dalam saluran pencernaan.Sedangkan obat-obatan lain diberikan berdasarkan kebutuhan bila ternak sakit.

f. Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada kecernaan pakan ini adalah metode total collection netral sesuai petunjuk Harris (1970), yaitu dengan menggunakan koleksi total feses dalam satu hari (24 jam). Cara mengkoleksi feses tersebut adalah :

- Feses diambil setiap pagi hari pada tiap ekor domba yang menjadi perlakuan, kemudian di timbang berat totalnya

- Feses diaduk merata, kemudian diambil sampel 100 gram untuk kemudian dimasukkan oven 60o C untuk analisa SK kemudian dikomposit sampai periode koleksi selesai.

- Selanjutnya diambil sampel untuk dianalisa kandungan serat kasar (SK) dan protein kasar (PK)

Pengambilan data dilakukan pada dua minggu sebelum berakhirnya penelitian. Adapun parameter kecernaan pakan yang akan diamati dalam penelitian ini meliputi: kecernaan serat kasar dan kecernaan protein kasar.

a. Persentase kecernaan serat kasar dihitung dengan cara serat kasar konsumsi dikurangi dengan serat kasar feses dibagi dengan serat kasar konsumsi setelah itu dikalikan 100%.

b. Persentase kecernaan protein kasar dihitung dengan cara protein kasar konsumsi dikurangi dengan protein kasar feses dibagi dengan protein kasar konsumsi setelah itu dikalikan 100%.

Dokumen terkait