• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2011 di Laboratorium Lingkungan Akuakultur Departemen Budidaya Perairan,

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat

Wadah Percobaan

Wadah percobaan yang digunakan adalah akuarium kaca berukuran 50 cm x 30 cm x 30 cm yang diisi air sebanyak 30 liter. Masing-masing wadah

ditutup dengan plastik hitam yang bertujuan untuk mengkondisikan sesuai dengan sifat udang yang nocturnal sehingga merangsang udang dapat makan pada waktu siang. Selain itu dilengkapi shelter yang terbuat dari potongan pipa paralon yang diletakkan di dalam wadah.

Media Percobaan

Sebagai media percobaan adalah penambahan kalsium Ca(OH)2 dengan konsentrasi berbeda dan masing-masing dicampur dengan air salinitas 4 ppt. Konsentrasi salinitas 4 ppt yang digunakan mengacu pada Hamzah (2002). Untuk mendapatkan salinitas media 4 ppt dilakukan pengenceran air laut dengan air tawar dengan menggunakan prinsip pengenceran :

V1.M1 = V2.M2 dengan : V1 = Volume awal (liter)

V2 = Volume akhir (liter)

M1 = Konsentrasi salinitas awal (mg/L) M2 = Konsentrasi salinitas akhir (mg/L)

Setelah mendapatkan salinitas media 4 ppt dilanjutkan dengan penambahan kalsium sesuai perlakuan. Sebelum ditambahkan kalsium Ca(OH)2,

terlebih dahulu dilakukan analisis kadar Ca media yang bersalinitas 4 ppt. Kemudian ditambahkan Ca(OH)2 pada masing-masing wadah sesuai perlakuan

dan diaerasi dengan tujuan untuk membantu kelarutan kalsium dalam media dan agar jenuh oksigen. Dalam waktu 12 jam sebagian kalsium akan mengendap dan air bening yang dihasilkan akan digunakan dalam percobaan.

Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan pada percobaan ini adalah udang galah PL20

hari yang diperoleh dari Balai Benih Udang Galah Pelabuhan Ratu. Larva udang galah sebelum digunakan sebagai hewan uji terlebih dahulu dipelihara dan diadaptasikan pada media salinitas 4 ppt selama 1 minggu, kemudian diseleksi sehingga didapatkan ukuran yang seragam.

Pakan

Pakan uji yang digunakan adalah pakan alami berupa Daphnia beku. dengan kandungan bobot kering protein 63,59 %, lemak 17,81 %, BETN 8,07 % dan GE 4134 kal/g pakan (Hamzah 2002)

Metode Percobaan

Penelitian Tahap I

Penelitian tahap I bertujuan untuk menentukan konsentrasi kalsium yang akan digunakan sebagai penentu selang nilai perlakuan pada penelitian tahap II. Parameter yang diamati adalah kelangsungan hidup dan pertumbuhan selama 14 hari. Perlakuan pada tahap I adalah terdiri dari :

A = Salinitas 4 ppt + 0 mg/L Ca(OH)2

B = Salinitas 4 ppt + 20 mg/LCa(OH)2 C = Salinitas 4 ppt + 40 mg/L Ca(OH)2 D = Salinitas 4 ppt + 60 mg/L Ca(OH)2 E = Salinitas 4 ppt + 80 mg/L Ca(OH)2

Penelitian Tahap II

Penelitian tahap II bertujuan untuk mengevaluasi peranan kalsium terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan juvenil udang galah. Rancangan percobaan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah tingkat konsentrasi kalsium media yang diperoleh pada penelitian tahap I sebagai berikut :

A = Salinitas 4 ppt + 0 mg/L Ca(OH)2

B = Salinitas 4 ppt + 25 mg/LCa(OH)2

C = Salinitas 4 ppt + 50 mg/L Ca(OH)2

D = Salinitas 4 ppt + 75 mg/L Ca(OH)2

Udang uji yang telah diadaptasikan secara bersamaan dimasukkan ke dalam setiap wadah percobaan sesuai dengan perlakuan dengan kepadatan 60 ekor setiap wadah percobaan. Sebelum dimasukkan dilakukan pengukuran biomassa udang. Pemeliharaan berlangsung selama 30 hari dan diberi pakan alami berupa

Daphnia beku dengan frekuensi pemberian 5 kali sehari (setiap 3 jam), yaitu pada pukul 06.00, 09.00, 12.00, 15.00 dan 18.00 secara at satiation (sampai kenyang). Untuk menjaga kualitas media pemeliharaan dilakukan penyiponan tiap hari.

Parameter yang diamati pada penelitian tahap II

Parameter yang diamati meliputi kondisi udang dan kondisi air media pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Parameter yang diamati

No. Parameter Satuan Alat/Metode

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Salinitas Suhu pH NH3 Kesadahan Mineral Ca2+

Tingkat kerja osmotik Tingkat konsumsi oksigen Efisiensi pakan Frekuensi molting Pertumbuhan Kelangsungan hidup ppt oC mg/L mg/L mg/L mOsmo/L mg O2/g/jam Refraktometer Termometer pH-meter Spektrofotometer Titrimetrik Titrimetrik/AAS Osmometer DO-meter - - Timbangan -

Teknik Pengumpulan Data

Data kualitas air diperoleh dari pengukuran sampel air yang terprogram. Setiap 7 hari diambil sebanyak 1 liter dari setiap akuarium yang digunakan untuk mengukur salinitas, suhu, pH, dan NH3. Sebanyak 1 liter air sesuai perlakuan ditambahkan ke dalam masing-masing akuarium sebagai pengganti air yang digunakan untuk pengukuran kualitas air.

Data mengenai bobot juvenil udang diperoleh dari pengukuran pada saat awal percobaan, hari ke 7, 14, 21, dan akhir percobaan. Data kematian udang diperoleh dari pemantauan setiap ada udang yang mati. Efisiensi pemanfaatan pakan diperoleh pada akhir percobaan. Pengukuran kadar kalsium untuk melihat seberapa besar kadar kalsium yang terdapat pada media dan tubuh udang.

Beberapa parameter yang diamati dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

a.Tingkat Kerja Osmotik (TKO)

Tingkat kerja osmotik merupakan salah satu parameter pendukung pertumbuhan. Tingkat Kerja Osmotik (TKO) dihitung berdasarkan rumus yang digunakan Anggoro (1992):

TKO = [ Osmolaritas hemolim udang (mOsm/L H2O) – Osmolaritas media (mOsm/L H2O) ]

b. Tingkat Konsumsi Oksigen

Tingkat konsumsi oksigen merupakan variabel yang dapat digunakan untuk menentukan laju metabolisme, ini berkaitan erat dengan pertumbuhan. TKO diukur dengan menggunakan toples tertutup dan volume air 3 liter. Air yang digunakan adalah air media yang diaerasi selama 24 jam. Selanjutnya 3 ekor udang yang telah dipuasakan selama 1 hari ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam toples dan diukur DO awalnya. Setelah 1 jam, diukur lagi DO akhirnya. Tingkat konsumsi oksigen dihitung berdasarkan NRC (1977) :

OC =

( )

wxt DO DO

Vx tott

dengan : OC = tingkat konsumsi oksigen (mg O2/g/jam) V = volume air dalam wadah (L)

DOo = konsentrasi oksigen terlarut pada awal pengamatan (mg/L) DOt = konsentrasi oksigen terlarut pada waktu t (mg/L)

w = bobot udang uji (g)

t = periode pengamatan (jam) c. Pertumbuhan

Laju pertumbuhan bobot rata-rata harian dihitung berdasarkan rumus Huisman ( 1987) : ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − = t 1 o t w w α x 100

dengan: α = laju pertumbuhan bobot rata-rata harian (%) wt = bobot rata-rata individu pada waktu t (g) wo = bobot rata-rata individu pada waktu t0 (g) t = lama percobaan (hari)

Laju pertumbuhan panjang total rata-rata harian : ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − = t 1 o t l l α x 100

dengan: α = laju pertumbuhan panjang rata-rata harian (%) lt = panjang rata-rata individu pada waktu t (g) lo = panjang rata-rata individu pada waktu t0 (g) t = lama percobaan (hari)

d. Kelangsungan Hidup SR = o t N N x 100

dengan : SR = kelangsungan hidup (%)

Nt = jumlah udang pada waktu t (ekor)

No = jumlah udang pada awal percobaan (ekor) e. Efisiensi Pakan (E)

Efisiensi pakan merupakan parameter penunjang pertumbuhan. Nilai ini menunjukkan berapa proporsi pakan yang dikonsumsi diubah menjadi daging. Efisiensi pakan dihitung berdasarkan rumus berikut:

EP = F w w wt + d)− o ( x 100 dengan : EP = efisiensi pakan (%)

wt = bobot udang pada waktu t (g)

wo = bobot udang pada awal percobaan (g) wd = bobot udang yang mati selama penelitian (g) F = bobot total pakan yang diberikan (g)

Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan program Excel 2007 dan SPSS 17.0. Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95 digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap kadar kalsium di dalam tubuh udang, frekuensi molting, tingkat kerja osmotik, tingkat konsumsi oksigen, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup. Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Tukey untuk menentukan perbedaan antar perlakuan. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan kualitas air media pemeliharaan bagi kehidupan juvenil udang galah yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

Dokumen terkait