• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan tesis, serta teknik analisis statistik yang akan digunakan.1

Penulis menggunakan paradigma penelitian kuantitatif. Paradigma penelitian kuantitatif dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab-akibat),

1

maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja.1

Penulis menggunakan paradigma kuantitatif dengan bentuk paradigma ganda dengan dua variabel independen.

Keterangan :

: Hafalan al-Qur’an

: Intensitas sholat tahajud

:

Prestasi belajar

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup penelitian, penulis menggunakan penelitian pendidikan dan agama. Pendidikan agama merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara santriwati dengan para ustazah

serta berbagai sumber pendidikan. Sumber materi pendidikan umum didapat dari Dinas Pendidikan Nasional, sedang materi keagamaan didapatkan dari materi kepondokan dan interaksi sehari-hari dalam lingkungan pesantren.

Berdasarkan tempat penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian lapangan (field research) mengambil tempat penelitian Pondok

1

Sugiyono, Memahami Penelitian…, hlm.65

Pesantren Islam Al-Mumin Ngruki dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo, untuk tingkat SLTP. Penelitian kepustakaan (library research) penulis gunakan untuk mencari kajian-kajian teori.

Berdasarkan tipe penelitian, penulis menggunakan penelitian eksplanatori (mencari hal baru) yang bercirikan menganalisis hubungan anatara variabel dan menguji hipotesis.1 Penulis mencari pengaruh hafalan

al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar Qur’an

Hadis santriwati Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam pada tingkat MTs. tahun pelajaran 2014/2015 semester gasal baik secara bersma-sama maupun secara parsial.

3. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologis dan

phenomenologis. Pendekatan psikologis digunakan untuk meneliti sisi dalam manusia yang melahirkan perbuatan yang nampak lahiriyah karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya,2 dalam hal ini adalah motivasi santri dalam menghafal al-Qur’an, salat tahajud, dan dalam belajar.

Pendekatan phenomenologis yaitu mendekati secara mendalam suatu fenomena (peristiwa, kejadian, atau fakta) yang menyita perhatian masyarakat luas karena keunikan dan kedahsyatan fakta tersebut

1

Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta, Buku Panduan Penulisan

Tesis, (Surakarta: PPs. Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014), hlm. 12

2

mempengaruhi masyarakat.1 Fenomena tersebut adalah kejadian yang diyakini bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam untuk menyaksikan hamba-Nya yang melaksanakan salat tahajud seraya berdo’a kepada-Nya.

4. Sumber Data

Data yang diperoleh diklasifikasikan ke dalam dua golongan, yaitu: sumber primer yang berupa data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan, seperti hasil wawancara, nilai rapor, dan jawaban angket. Sumber sekunder berupa artikel, literatur, dan jurnal.

5. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

a) Metode Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap subjek yang diteliti sebagaimana yang telah dikatakan oleh Sutrisno Hadi: “Metode observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas. Observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung”.2

1

Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta, Buku Panduan…., hlm. 15

2

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis terhadap subjek yang diteliti, dalam hal ini penulis menggunakan observasi, yaitu secara langsung, penulis mendatangi Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam. Selain itu, penulis memerhatikan jalannya proses hafalan al-Qur’an.

b) Metode Interview

Metode interview adalah pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah disiapkan secara tuntas dan lengkap beserta instrumennya.1

Wawancara yang dilakukan penulis bertujuan untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan mengkomparasikan data yang diperoleh melalui angket. Wawancara dilakukan dengan kepala bagian Kurikulum MTs. PPMI Assalaam, pembimbing hafalan al-Qur’an, wali kamar, dan ketua kamar.

c) Metode Kuesioner (Angket)

Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden dalam menyampaikan sesuatu informasi mengenai hal-hal yang diteliti.2

Kuesioner/angket dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai kegiatan hafalan al-Qur’an santriwati dan salat tahajud guna menguji hipotesis dan model kajian. Untuk memperoleh data tersebut,

1

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)

hlm. 27

2

digunakan kuesioner yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan responden dibatasi dalam memberikan jawaban dari beberapa alternatif saja atau memilih pada satu jawaban saja.

Penyusunan skala pengukuran digunakan model Likert Summated Rating (LSR), dengan alternatif pilihan satu sampai empat jawaban pertanyaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas. Berikut ketentuan jawaban pertanyaan/pernyataan positif:

Jawaban S : untuk jawaban S artinya responden selalu atau hampir tidak pernah meninggalkan hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari pertanyaan/pernyataan ini adalah 4.

Jawaban SR : untuk jawaban SR artinya responden sering, dengan pertanyaan/pernyataan karena responden sering melakukan hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari pertanyaan/pernyataan ini adalah 3.

Jawaban KK : untuk jawaban KK artinya responden kadang-kadang atau sesekali melakukan hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari pertanyaan/pernyataan ini adalah 2.

Jawaban TP : untuk jawaban TP artinya responden tidak pernah melakukan hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari pertanyaan/pernyataan ini adalah 1.

Ketentuan jawaban pertanyaan/pernyataan negatif berbalik atau berlawanan dengan ketentuan jawaban pertanyaan/pernyataan positif.

Jumlah santriwati yang menjadi responden adalah santriwati yang mengikuti program tahfiz khas dari kelas VIII MTs. Islam Ngruki berjumlah 32 dan yang mengikuti program kulliyatul tahfizul qur’an

MTs. PPMI Assalaam berjumlah 8 santriwati. Hal ini penulis lakukan berdasarkan teori Suharsimi Arikunto yaitu, apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun, jika jumlah subjeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.1 Berdasarkan teori di atas, maka penulis mengambil 40 santriwati MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam sebagai sampel.

Penyusunan angket hafalan al-Qur’an mengacu pada indikator: membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, fashahah

(berbicara dengan menggunakan kata-kata yang benar),dan kelancaran hafalan al-Qur’an. Penyusunan angket intensitas salat tahajud meliputi keadaan tingkat pelaksanaan salat tahajud, shalat pada waktu yang utama, motivasi dalam pelaksanaan salat tahajud.

d) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan-bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi

1

dengan tujuan penelitian.1 Metode ini digunakan untuk mencari data-data yang berhubungan dengan kondisi subjek yaitu keadaan tempat penelitian, seperti jumlah santriwati yang mengikuti kelompok tahfiz, jumlah ustaz pembimbing tahfiz, serta prestasi belajar santriwati, yaitu nilai rapor mata pelajaran Qur’an Hadis semester gasal 2014/2015. 6. Uji Instrumen Penelitian

Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam sebuah penelitian karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Selain itu, benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Pengukuran keabsahan data pada penelitian kuantitatif mengacu pada validitas internal, validitas eksternal, dan validitas reliabilitas.2

a. Uji Validitas

Validitas internal berhubungan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil penelitian.3 Peneliti menguji derajat akurasi desain penelitian kuantitatif dengan hasil penelitian berupa pengaruh positif hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud dengan prestasi belajar Qur’an Hadis.

Validitas eksternal diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan

1

Anas Sudjono, Pengantar Statistik…,hlm. 27

2

Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta, Buku Panduan …., hlm.

19

3

fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.1 Instrumen untuk mengukur hafalan al-Qur’an santriwati kelas VIII, maka kriteria hafalan al-Qur’an pada instrumen itu dibandingkan dengan data-data yang ada di lapangan.

Suatu alat ukur yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Di dalam penelitian ini, kuesioner penelitian terbentuk dari 2 konsep yang terdiri dari hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud. Korelasi product moment dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= �. ∑ − ∑

√ � ∑ − ∑ . �. ∑ − ∑

= koefisien product moment (korelasi antara X dan Y)

� = jumlah subjek

= jumlah skor item = jumlah skor total

= jumlah perkalian antara skor item dengan skor total = jumlah kuadrat skor item

= jumlah kuadrat skor total

1

Perhitungan validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan menggunakan komputer dengan program Statistical Program for Social Science (SSPS) for Windows Versi 21 sebagai program analisis kesahihan butir. Parameter yang digunakan adalah dengan membandingkan hasil korelasi atau ℎ� �� dengan �� atau

menggunakan probabilitas.1

Pengambilan keputusan pada saat menguji kevalidan instrumen adalah jika ℎ� ��>�� �� maka instrumen dikatakan valid atau jika

probabilitas �� < , 5 , maka instrumen dapat dikatakan valid. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.2 Salah satu pengujian reliabilitas dilakukan dengan metode atau rumus Alpha Croncbach. Rumus ini menentukan konsistensi internal atau korelasi rata-rata semua item yang ada dalam instrumen untuk menguji realibilitas.3 Instrumen yang mempunyai reliabilitas apabila koefisien Alpha Cronbach lebih besar daripada nilai kritisnya, dengan rumus sebagai berikut:

= (� − ) −∑ �

1

Suliyanto, Analisis Data Dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm.54

2

Ibid., hlm.42

3

J. Reynald Santos, Cronbach Alpha: A Tool for Assessing the Reliability of Scales,

= reliabilitas instrumen

� = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

� = jumlah varians butir

� = varians total

Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan karena jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid, maka dapat dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliabel.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.1

a. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan agar dalam pengerjaan model regresi tidak menemukan masalah-masalah statistik. Selain itu, model regresi yang dihasilakn dapat memenuhi standar statistik sehingga parameter yang diperoleh logis dan masuk akal. Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama proses uji regresi sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan langkah kerja yang sama dengan uji regresi.2

Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik berupa: Uji

Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heterokodatisitas, dan Uji

Autokorelasi. 1) Uji Normalitas

1

Sugiyono, Memahami Penelitia…, hlm. 207

2

Irwan Gani dan Siti Amalia, Alat Analisis Data, Aplikasi Statistik untuk Penelitian

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi suatu data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan.1

Uji ini dilakukan menggunakan metode Kolmogorov.smirnov dengan menggunakan komputer program SPSS for Windows versi 21 dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika (sig) > a, berarti data tersebar secara normal. Jika (sig) < a, berarti data tidak tersebar secara normal.2

2) Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk melihat korelasi sesama variabel bebas. Analisis ini dilakukan karena penulis memakai dua variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud. Pendeteksian problem multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10, maka tidak ada gejala

Multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai VIF lebih dari 10 dan nilai

tolerance lebih dari 0,01, maka tidak ada gejala multikolinieritas.3 3) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana varian dari nilai sisa adalah tidak sama (unequal) antara satu pengamatan dari pengamatan lainnya. Jika varian dan nilai sisa sama (uqual) antara satu pengamatan dari pengamatan lainnya, maka kondisi ini disebut dengan kondisi

1

Asep Saipul Hamdi dan E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam

Pendidikan, (Yogyakarta, Deepublish, 2014), hlm. 113

2

Ibid., hlm. 114

3

homoskedastisitas. Regresi yang baik adalah regresi yang berada dalam posisi homoskedastisitas dan bukan kondisi

hesteroskedastisitas.

Variabel dinyatakan dalam posisi homoskedastisitas jika penyebaran titik-titik pengamatan di atas dan atau di bawah angka nol pada sumbu y mengarah kepada satu pola yang jelas. Jika sebaliknya, yaitu penyebaran titik-titik pengamatan di atas dan atau di bawah angka nol pada sumbu y mengarah kepada satu pola yang tidak jelas, maka telah terjadi heteroskedastisitas.1

4) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah di dalam persamaan regresi terdapat masalah autokorelasi atau tidak, yaitu adanya masalah korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t (sebelumnya) pada model regresi linier yang digunakan.2 Jika terjadi masalah, maka dinamakan terjadi autokorelasi yang menyebabkan model regresi menjadi buruk karena akan menghasilkan parameter yang tidak layak pakai.3 Dengan demikian, dapat diketahui bahwa model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan nilai Durbin Watson. Hasil perhitungan dilakukan pembandingan dengan Ftabel. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai Durbin Watson (DW) < Ftabel, maka

1

Irwan Gani dan Siti Amalia, Alat Analisis …, hlm. 126

2

Muhammad Nishannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2009), hlm. 92

3

diantara variabel bebas dalam persamaan regresi tidak ada autokorelasi, demikian sebaliknya.1

b. Uji Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

H01 : Tidak terdapat pengaruh signifikan hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ha1 : terdapat pengaruh signifikan hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh signifikan positif hafalan al-Qur’an terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ha2 : Terdapat pengaruh signifikan positif hafalan al-Qur’an terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ho3 : Tidak terdapat pengaruh signifikan positif intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ha3 : Terdapat pengaruh signifikan positif intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

1

Tesis Disertasi Com, Buku Pintar Skripsi Tesis Disertasi: Cara Mudah Memahami dan

Perlu dilakukan uji statistik untuk menguji hipotesis di atas, dan uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analisis korelasi dan regresi berganda.

c. Analisis Korelasi

Menurut Santoso dalam bukunya yang berjudul Statistik Parametrik mengatakan bahwa tujuan analisis korelasi ini adalah “ingin mengetahui apakah di antara dua variabel terdapat hubungan. Jika ada hubungan, bagaimana arah hubungannya, seberapa kuat hubungan tersebut”. Jika besarnya korelasi > 0,5, maka terdapat hubungan (korelasi) yang kuat antara dua variabel tersebut. Bila tidak, artinya nilai korelasi < 0,5, maka hubungan antara dua variabel lemah.1

Tidak setiap variabel yang berhubungan atau berkorelasi memiliki hubungan yang signifikan. Untuk itu, perlu dilakukan uji signifikansi hasil korelasi. Berkaitan dengan hal tersebut, hipotesis uji signifikansi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho = tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat

H1 = ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat

Adapun dasar pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas) adalah: Jika probabilitas > 0.5, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0.5, maka Ho ditolak

1

Singgih Santoso, Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta: PT.

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi bertujuan untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh variabel satu kepada variabel lain ketika ada hubungan (korelasi) antara dua variabel. Disebutkan oleh Harinaldi, bahwa tujuan dari analisis regresi

adalah “memprediksi besar variabel tergantung dengan menggunakan data

variabel bebas yang sudah diketahui jumlahnya”.1

Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi linier berganda dengan pengolahan data dan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) dengan formulasi sebagai berikut:

Y= α + β1 X1 + β2 X2 + ε

Keterangan :

a = Konstanta

X1 = Hafalan Al-Qur’an X2 = Intensitas Salat Tahajud Y = Prestasi Belajar Qur’an Hadis β1, β2 = Koefisien Regresi

ε = Error

Menggunakan tingkat kepercayaan 95%, maka hasil perumusan di atas dilakukan tahap analisis sebagai berikut:

1) Uji serempak (uji F) untuk melihat signifikasi secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, hipotesisnya:

1

Harinaldi, Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains, (Jakarta: Erlangga, 2005).

H0 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

H1 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Alat uji yang digunakan untuk menilai hipotesis adalah uji statistik F, dengan ketentuan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.

2) Uji Parsial (uji t) untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, hipotesisnya adalah: H0 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

secara parsial tidak berpengaruh terhadap prestasi Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

H1 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah uji statistik t dua arah, dengan ketentuan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak.

Ketentuan uji:

1) Membandingkan antara |thitung| dengan ttabel. Jika |thitung| > ttabel, maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang positif signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Sedangkan jika |thitung| < ttabel, maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

2) Melihat nilai signifikasi, jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Sedangkan apabila nilai sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sarna terhadap variabel terikat.

Dokumen terkait