• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengaruh Hafalan Al-Qur’an Dan Intensitas Salat Tahajud Terhadap Prestasi Belajar Qur’an Hadis Pada Santriwati Kelas VIII Mts. Islam ngruki dan Mts. PPMI Assalaam Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengaruh Hafalan Al-Qur’an Dan Intensitas Salat Tahajud Terhadap Prestasi Belajar Qur’an Hadis Pada Santriwati Kelas VIII Mts. Islam ngruki dan Mts. PPMI Assalaam Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah

Swt. untuk seluruh umat manusia. Al-Qur’an diturunkan di tengah-tengah

bangsa Arab yang pada waktu itu kebanyakan masih buta huruf. Meskipun

begitu, mereka mempunyai satu keistimewaan yaitu ingatan yang sangat kuat.

Kenyataan kondisi bangsa Arab yang demikian, maka Nabi Muhammad Saw.

memerintahkan suatu cara yang selaras dengan keadaan itu dalam menyiarkan

dan memelihara al-Qur’an. Beliau memerintahkan bangsa Arab untuk

menghafal ayat-ayat al-Qur’an setiap kali diturunkan serta memerintahkan para

ahli untuk menuliskannya. Dengan cara demikian, al-Qur’an dapat senantiasa

dipelihara di masa Nabi Muhammad Saw.1























Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata

(QS. Al-Jum’ah: 2)2

1

Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, diterjemahkan oleh Aunur Rafiq

El-Mazni (Jakarta:Pustaka al-Kautsar, 2013), cet. VIII, hlm. 139

2

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Special for Women, (Jakarta:

(2)

Usaha-usaha untuk menghafal al-Qur’an oleh sebagian umat Islam terus

berlanjut dan hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan

memelihara kemurnian al-Qur’an. Meskipun dalam salah satu ayat al-Qur’an

Allah menegaskan dan memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian

al-Qur’an selama-lamanya, namun, secara operasional menjadi tugas dan

kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan memeliharanya, salah satunya

adalah dengan menghafalkannya. Dengan demikian, menjaga dan memelihara

al-Qur’an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin, demikian

juga mengajarkannya. Sebagaimana telah disebutkan di dalam suatu hadis:

Artinya: “Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)1

Mengajarkan al-Qur’an hendaknya dimulai sejak dini sebab masa

kanak-kanak adalah masa awal perkembangan manusia sehingga nilai-nilai

yang terkandung di dalam al-Qur’an akan tertanam kuat dalam dirinya serta

akan menjadi tuntunan dan pedoman hidupnya di dunia ini. Selain itu,

pembelajaran al-Qur’an yang dimulai sejak dini akan lebih mudah karena

pikiran anak-anak masih bersih dan ingatan mereka masih kuat. Sebagaimana

telah disebutkan dalam peribahasa Arab:

1

Muhammad Nashiruddin al-Bani, Ringkasan Shahih Bukhari, (Jakarta Selatan: Pustaka

(3)

Artinya: “Belajarlah sungguh-sungguh di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar”1

Salah satu pembelajaran al-Qur’an yang dimulai sejak dini adalah

tahfizul qur’an, yaitu proses mempelajari al-Qur’an dengan cara menghafalkan

ayat-ayat al-Qur’an. Semakin sering anak-anak menghafal al-Qur’an,

diharapkan akan semakin terasah konsentrasi mereka sehingga menghasilkan

daya ingat yang sangat kuat dan memudahkan mereka dalam menghafal dan

memahami berbagai macam ilmu.

Hamdan Hamud al-Hajiri menyatakan dalam bukunya “Agar Anak

Mudah Menghafal Al-Qur’an” bahwa salah seorang pejabat di Departemen

Pendidikan Saudi Arabia mengadakan penelitian dan menyebutkan bahwa

tingkat kemampuan siswa halakah al-Qur’an jauh lebih unggul dibanding yang

lain. Penyebab keunggulan tersebut adalah karena mereka menghafalkan

al-Qur’an. Sebagian besar siswa tahfizul qur’an menonjol dalam bidang spesialis

ilmu seperti kedokteran dan akuntansi (laporan penelitian diambil dari kaset

dokumentasi berjudul “Wa Laqod Yassarnal Qur’aana Lidz-dzikri” yayasan

Asjaa’.2

Selain menghafal al-Qur’an, salat tahajud adalah salah satu

pembiasaan yang perlu dilakukan oleh setiap orang tua kepada anak-anaknya

guna membentuk kepribadian anak agar menjadi insan yang bertakwa dan

mendapatkan kabar gembira berupa surga.

1

Kuliyatul Mu’alimin al-Islamiyah, Mahfudzat, (Sukoharjo: tnp, tt.), hlm. 6

2

Hamdan Hamud al-Hajiri, Agar Anak Mudah Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Darus

(4)

Terdapat sebuah pujian dari Allah kepada manusia yang bangun

malam dan melaksanakan salat tahajud berupa janji masuk surga, yang

disabdakan Nabi Muhammad Saw. dan diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Salam

ra.:

Artinya: “Wahai manusia, sebarkanlah salam, sedekahkanlah makanan, sambunglah tali silaturahmi, dan dirikanlah

ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.”

(HR. Tirmidzi, dia berkata hadis ini sahih)1

Disyariatkannya salat malam dalam Islam memiliki hikmah yang besar

dibaliknya. Salat malam memiliki keutamaan yang sangat luar biasa bagi

seorang muslim. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw. bersabda yang artinya:

Laksanakanlah salat malam, karena salat malam itu merupakan kebiasaan

orang-orang saleh sebelum kalian, merupakan qurbah (mendekatkan diri)

kepada Rabb kalian, merupakan ampunan dari kesalahan-kesalahan dan

pencegah dari dosa”. (HR. Tirmidzi)2

Usaha melaksanakan salat malam bagi banyak orang Islam merupakan

usaha yang tidak mudah. Karena sesuatu yang bernilai tinggi selalu

membutuhkan usaha keras mendapatkannya.3

1Sa’ad ‘Ali bin Wahf Al

-Qahthani, Tahajud Seperti Nabi, Diterjemahkan oleh Saiful

Aziz (Klaten: Inas Media, 2008), hlm. 21-22

2

Syaifuddin an-Nahrawi, Keajaiban Shalat Malam, (Yogyakarta: Jenius Publisher,

2012), hlm. 22

3

(5)

Melihat fenomena itu, lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah

(MTs.) Islam Ngruki di Pondok Pesantren Al-Mukmin dan MTs. PPMI

Assalaam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam di kabupaten

Sukoharjo berupaya memberlakukan kurikulum yang komperehensif, yaitu

dengan mengintegrasikan kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum

pesantren, yang bertujuan mencetak lulusan yang berhasil dalam aspek

akademik maupun non akademik. Dengan demikian, alumni dari lembaga

pendidikan MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam Sukoharjo akan

diperhitungkan di masyarakat.

Pembiasaan kemandirian dalam mengelola diri santri, sikap toleransi,

saling menghargai satu dengan yang lain, tanggung jawab, disiplin dengan satu

konsep dan tujuan yang sama dalam mempelajari, memahami, dan

mengamalkan dienul Islam secara kaffah. Itu semua merupakan suatu aturan

yang sudah diberlakukan di Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin dan PPMI

Assalaam Sukoharjo yang menggunakan sistem asrama (boarding).

Sekolah berasrama dikenal dengan boarding school. Seperti yang sudah

ada dan dikenal misalnya, sistem boarding school di Madrasah Tsanawiyah

(MTs.) Islam Ngruki Sukoharjo, Madrasah Tsanawiyah (MTs.) PPMI

Assalaam, boarding school di Daarun Najah Jakarta, atau di Pesantren Tahfiz

Daarul Qur’an Tangerang sendiri berkonsep boarding school. Konsep sekolah

ini mengintegrasikan dengan nilai-nilai keagamaan Islam, maka

dikenal Islamic Boarding School. Sebagai contoh, Madrasah Tsanawiyah

(6)

asramanya, ustaz/ustazahnya telah berhasil mendidik santrinya menjadi

manusia berilmu dan berakhlak karimah.

Upaya yang dilakukan oleh dua lembaga pendidikan tersebut untuk

menghasilkan peserta didik yang berakhlak karimah adalah dengan

mempekerjakan ustaz/ustazah yang berkompeten dalam bidangnya. Pengajar

materi umum adalah lulusan dari berbagai perguruan tinggi yang mengajar

sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pengajar materi kepesantrenan

beberapa di antaranya adalah lulusan luar negeri, tetapi ada juga pengajar dua

lembaga tersebut lulusan sederajat SLTA.1

Bertambahnya minat masyarakat menitipkan anaknya ke pesantren atau

sekolah berkonsep boarding karena buruknya pergaulan para remaja di luar

pesantren, sehingga orang tua lebih memilih memasukkan anaknya ke dalam

pesantren, terlebih pesantren yang berlabel atau mempunyai keunggulan

tahfizul qur’an.2

Program tahfiz adalah salah satu keunggulan yang dimunculkan Pondok

Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki dan Pondok Pesantren Modern Islam

Assalaam di kabupaten Sukoharjo yang memfokuskan santriwati kelompok

tahfiz untuk menghafal al-Qur’an, baik di tingkat SLTP maupun SLTA. Semua

santriwati kelompok tahfiz menginap dalam satu kamar atau santriwati yang

1

Wawancara dengan ustaz Triyatno bagian kurikulum MTs. PPMI Assalaam pada tanggal 7 Agustus 2014 di kantor administrasi

2

Direktur Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin KH. Wahyudin dalam kajian jum’at, 27

(7)

mengikuti kelompok tahfiz memiliki kamar khusus untuk tinggal setelah

kembali dari sekolah.1

Peraturan atau tata tertib yang berlaku sedikit berbeda dengan santriwati

yang tidak tinggal di kamar kelompok tahfiz. Bagian Tahfiz di Pondok

Pesantren Al-Mukmin Ngruki memberikan jadwal setoran wajib pagi hari dari

pukul 05.30 sampai 06.30, dan sore hari pukul 16.00-17.00. Selain itu,

dianjurkan bagi mereka melaksanakan salat tahajud setiap malam. Pondok

Pesantren Modern Islam Assalaam memiliki waktu setoran yang sama. Sistem

pendidikan seperti ini diharapkan membuat setiap santriwati mampu belajar

mandiri, memiliki kompetensi yang berbeda dengan santriwati lain terutama

kemampuan mereka dalam menghafalkan al-Qur’an hingga 30 juz.2

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan, ditemukan bahwa

santriwati di Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki kelompok tahfiz

dibimbing oleh empat hafizhah dibantu beberapa ustazah yang masih proses

menghafal al-Qur’an. Setiap ustazah membimbing 8 sampai 10 santriwati.

Sementara di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam terdapat 3

pembimbing tahfiz. Setiap ustazah membimbing santriwati sebanyak 20

dengan perbandingan 1:20. Padatnya jadwal menghafal al-Qur’an bagi

santriwati di pondok tidak lantas menelantarkan kegiatan-kegiatan mereka.

Bahkan, akan semakin cemerlang dan menjadi semakin mudah dari

sebelumnya. Hal ini berlaku juga terhadap prestasi belajar mata pelajaran

1

Wawancara dengan ustazah Widad penanggung jawab tahfiz Pondok Pesantren Islam

Al-Mukmin dan Assalaam Sukoharjo pada tanggal 7 Agustus 2014

2

Wawancara dengan ustazah Nur Latifah penanggung jawab tahfiz Pondok Pesantren

(8)

Qur’an Hadis. Tidak menutup kemungkinan, tingkat intensitas salat tahajud

lebih banyak, dan perilaku yang lebih baik dibanding dengan santriwati yang

tidak mengikuti kelompok tahfiz al-Qur’an.1

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk

meneliti bagaimana pengaruh hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud

terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki

dan MTs. Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam. Peneliti

mengambil sampel santriwati tiga puluh dua dari kelas VIII MTs. Islam Ngruki

dan delapan dari kelas VIII MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun

pelajaran 2014/2015.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar

mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam

Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran

2014/2015?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan hafalan al-Qur’an terhadap

prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII

1

Wawancara dengan ustazah Widad dan Ustazah Nur Latifah penanggung jawab tahfiz

(9)

MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun

pelajaran 2014/2015?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan intensitas salat tahajud terhadap

prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII

MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun

pelajaran 2014/2015?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penulis

mengemukakan tujuan penulisan ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar

mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam

Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran

2014/2015.

b. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan hafalan al-Qur’an terhadap

prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII

MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun

pelajaran 2014/2015.

c. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan intensitas salat tahajud

(10)

kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal

tahun pelajaran 2014/2015.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

1) Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi

pengembangan pemikiran dan pengembangan ilmu pendidikan,

khususnya kajian Pendidikan Agama Islam.

2) Meningkatkan mutu pendidikan di lembaga pendidikan Islam,

khususnya di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam di

kabupaten Sukoharjo.

b. Manfaat Praktis

1) Untuk peningkatan prestasi santri madrasah, guna meningkatkan

mutu dan kualitas kelembagaan di MTs. Islam Ngruki dan MTs.

PPMI Assalaam Sukoharjo.

2) Sebagai bahan penelitian guna pengembangan lebih lanjut terhadap

dunia pendidikan dalam peningkatan kelembagaan pendidikan model

boarding.

3) Sebagai media informasi ilmiah bagi bagian tahfiz di bawah binaan

MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam demi peningkatan

(11)

D.Telaah Pustaka

Usaha mengantisipasi terjadinya titik tekan objek penelitian yang sama

dengan penelitian terdahulu, maka penulis akan mengkaji secara mendalam

pada pokok bahasan atau titik tekan tertentu yang belum pernah dibahas secara

detail pada penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang berupa buku, artikel,

jurnal ilmiah, ataupun yang sejenisnya. Dengan demikian, diharapkan

penelitian yang penulis lakukan bisa bermanfaat bagi pengembangan teori yang

sudah ada.

Penelusuran penelitian dan kajian-kajian ilmiah terdahulu menggunakan

studi kepustakaan dalam bentuk mencari atau mengeksplorasi dari berbagai

sumber seperti internet dan perpustakaan. Dari penelusuran tersebut, terdapat

beberapa hasil penelitian dan kajian ilmiah terdahulu, yaitu:

Pertama, Fifi Lutfiah, tahun penelitian 2011 dalam skripsinya yang

berjudul “Hubungan Hafalan Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an

Hadis Siswa MTs. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang”. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pendekatan korelasional.

Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara

hafalan al-Qur’an dengan prestasi belajar al-Qur’an Hadis siswa MTs.

Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang. Terlihat kontribusi kecenderungan kegiatan

(12)

koefisien korelasi sebesar 0,858 dengan kontribusi sebesar 73,61 % terhadap

prestasi belajar siswa dan 26,39 % ditentukan oleh faktor lain.1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan

oleh Fifi Lutfiah terletak pada jumlah variabel, yakni penelitian Fifi Lutfiah

menggunakan satu variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan satu variabel

terikat, yakni Prestasi belajar al-Qur’an Hadis, sedangkan penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan intensitas salat

tahajud serta satu variabel terikat, yakni prestasi belajar Qur’an Hadis.

Kedua, penelitian Ferri Andika Rosadi dan Muhammad Munir tahun

penelitian 2014 tentang “Pengaruh Kemampuan Menghafal Al-Qur’an dan

Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Ekstrakurikuler Elektronika

SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta”. Penelitian yang dilakukan oleh

Ferri Andika dan Muhammad Munir termasuk penelitian ex-post facto dengan

pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan data menggunakan angket dan

dokumentasi. Validitas instrumen penelitian dilakukan dengan analisis butir

yang dihitung dengan rumus korelasi product moment. Reliabilitas instrumen

dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data

yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah dengan teknik analisis korelasi

product moment dan teknik analisis regresi ganda 2 prediktor.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Terdapat pengaruh positif

kemampuan menghafal Al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa

ekstrakurikuler elektronika dengan koefisien korelasi (rX1Y) sebesar 0,409,

1

Fifi Lutfiah, Hubungan Hafalan Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadis

siswa MTs. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang, Skripsi (Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama

(13)

dengan sumbangan efektif sebesar 12%; 2) Terdapat pengaruh positif motivasi

belajar terhadap prestasi belajar siswa ekstrakurikuler elektronika dengan

koefisien korelasi (rX2Y) sebesar 0.451, dengan sumbangan efektif sebesar

16%; 3) Terdapat pengaruh positif dan kemampuan menghafal Al-Quran,

motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa ekstrakurikuler elektronika,

yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi R sebesar 0,529, dengan

sumbangan efektif sebesar 28 %.1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ferri Andika Rosadi dan Muhammad Munir terletak pada variabel bebas,

yaitu kemampuan menghafal al-Qur’an dan motivasi belajar, variabel terikat

prestasi belajar siswa ekstrakurikuler elektronika. Sedangkan penelitian yang

dilakukan peneliti menggunakan variabel bebas hafalan al-Qur’an dan

intensitas salat tahajud, dan variabel terikat prestasi belajar Qur’an Hadis.

Ketiga,Maulida Nisful Laila, tahun penelitian 2014 tentang “Korelasi

antara Pelaksanaan Salat Tahajud dan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa

di MAN Denanyar Jombang”. Penelitian Maulida menggunakan teknik

pengumpulan data dengan observasi, interview, kuesioner (angket), dan

dokumentasi untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan MAN

Denanyar Jombang. Adapun, uji statistik product moment untuk mengetahui

ada tidaknya korelasi antara pelaksanaan salat tahajud dan prestasi belajar

1

Ferri Andika Rosadi dan Muhammad Munir, “Pengaruh Kemampuan Menghafal

Al-Qur’an dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Ekstrakurikuler Elektronika SMP

Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta”, dalam Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Elektronika.

(14)

Aqidah Akhlak siswi di MAN Denanyar Jombang tahun ajaran 2013/2014

yang berjumlah 590 siswa. Adapun sampelnya sebanyak 59 siswa yang

diambil secara acak atau random sampling.

Hasil analisa penelitian Maulida menunjukkan adanya korelasi. Hal ini

dibuktikan dengan skor nilai ℎ� �� 0,630 dan �� dengan taraf signifikan

5% adalah 0,250. Karena ℎ� ��> ��, maka dapat disimpulkan adanya

pengaruh antara pelaksanaan salat tahajud dan prestasi belajar Aqidah Akhlak

siswa di MAN Denanyar Jombang.1

Keempat, Husna Rosidah, tahun penelitian 2015 dalam judul “Pengaruh

Kemampuan Menghafal Al-Qur’an terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab

Siswa Tahfiz MTs. Yapi Pakem Sleman Yogyakarta Ditinjau dari Perspektif

Teori Behaviorisme”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, metode

penelitian menggunakan kuantitatif deskriptif statistik, pengumpulan data

dilakukan dengan cara dokumentasi observasi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kegiatan tahfiz al-Qur’an yang dilaksanakan di MTs. Yapi Pakem dapat

mempengaruhi prestasi belajar Bahasa Arab. Hal ini dibuktikan dari hasil

penelitian yang diperoleh dari analisis data penelitian dengan menggunakan

rumus korelasi product moment diperoleh sebesar 0,795 dan hasil tersebut

dikonsultasikan dengan “r” tabel product moment dengan N=32 dan taraf

signifikansi 5% diperoleh “r” tabel sebesar 0,349. Dengan hasil penelitian

tersebut dapat diketahui bahwa lebih besar dari “r” tabel (0, 795>0,349)

1

Maulida Nisful Laila, “Korelasi Antara Pelaksanaan Shalat Tahajud dan Prestasi

belajar Aqidah Akhlak Siswa di MAN Denanyar Jombang”, Skripsi, (Surabaya: Universitas Islam

(15)

yang berarti bahwa ada pengaruh yang positif antara hafalan al-Qur’an dengan

prestasi belajar Bahasa Arab siswa kelas tahfiz MTs. Yapi Pakem Sleman.1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan

oleh Husna Rosidah terletak pada teknik analisis data yang digunakan untuk

menguji hipotesis. Penelitian Husna Rosidah menggunakan teknik analisis

data korelasi product moment, sedangkan penelitian ini menggunakan dua

teknis analisis, yaitu analisis korelasi product moment dan teknik regresi

ganda 2 prediktor.

Kelima, penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir pada

tahun 2015 yang berjudul “Effects of Memorizing Quran by Heart (Hifz) on

Later Academic Achievement.” penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana

Jahangir membahas tentang pengaruh menghafal al-Qur’an dalam

hubungannya dengan prestasi akademik dan kehidupan sosio-budaya para

penghafal al-Qur’an (Huffazh). Penelitian ini menggunakan perhitungan

dengan SPSS, teknik content analysis, dengan hasil terdapat perbedaan

signifikan terdadap prestasi akademik antara Huffazh sebelum dan sesudah

menghafal. Teknik analisis menunjukkan pengaruh/dampak positif menghafal

al-Qur’an terhadap pendidikan dan kehidupan sosio-budaya Huffazh secara

keseluruhan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan

jumlah responden 35 Huffazh (21 laki-laki dan15 perempuan). Hasil penelitian

1

Husna Rosidah, “Pengaruh Kemampuan Menghafal Al-Qur’an terhadap Prestasi

Belajar Bahasa Arab Siswa Tahfiz MTs. Yapi Pakem Sleman Yogyakarta Ditinjau dari Perspektif

Teori Behaviorisme”. Skripsi. (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

(16)

menunjukkan perbedaan pengaruh prestasi akademik sebelum menghafal

(5,58) dan sesudah menghafal (8,17).1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangirterletak pada jumlah variabel.

Penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir menggunakan satu

variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan satu variabel terikat, yakni prestasi

akademik. Sedangkan penelitian ini menggunakan dua variabel bebas, yaitu

hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud serta satu variabel terikat, yakni

prestasi belajar Qur’an Hadis.

Keenam, penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir pada

tahun 2015 yang berjudul “Effects of Memorizing Quran by Heart (Hifz) on

Later Academic Achievement.” penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana

Jahangir membahas tentang pengaruh menghafal al-Qur’an dalam

hubungannya dengan prestasi akademik dan kehidupan sosio-budaya para

penghafal al-Qur’an (Huffazh). Penelitian ini menggunakan perhitungan

dengan SPSS, teknik content analysis, dengan hasil terdapat perbedaan

signifikan terdadap prestasi akademik antara Huffazh sebelum dan sesudah

menghafal. Teknik analisis menunjukkan pengaruh/dampak positif menghafal

al-Qur’an terhadap pendidikan dan kehidupan sosio-budaya Huffazh secara

keseluruhan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan

jumlah responden 35 Huffazh (21 laki-laki dan15 perempuan). Hasil penelitian

1

Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir, Effects of Memorizing Quran by Heart (Hifz)

on Later Academic Achievement, (Amerika: American research institute for policy development,

(17)

menunjukkan perbedaan pengaruh prestasi akademik sebelum menghafal

(5,58) dan sesudah menghafal (8,17).1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangirterletak pada jumlah variabel.

Penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir menggunakan satu

variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan satu variabel terikat, yakni prestasi

akademik. Sedangkan penelitian ini menggunakan dua variabel bebas, yaitu

hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud serta satu variabel terikat, yakni

prestasi belajar Qur’an Hadis.

E. Kerangka Teoritik

Kerangka teoritik merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan

dalam penelitian, yakni teori hafalan al-Qur’an, intensitas salat tahajud, dan

teori prestasi belajar.

1. Hafalan Al-Qur’an

Hafal al-Qur’an menurut Abdurrab Nawabuddin adalah hafal seluruh

al-Qur’an dengan mencocokkan dan menyempurnakan hafalannya

menurut aturan-aturan bacaan serta dasar-dasar tajwid yang benar.2

1

Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir, Effects of Memorizing Quran by Heart (Hifz)

on Later Academic Achievement, (Amerika: American research institute for policy development,

2015), hlm. 58-64

2

Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an. Diterjemahkan oleh Bambang

(18)

Selain menyempurnakan bacaan sesuai ilmu tajwid, hendaknya

calon penghafal al-Qur’an juga memperhatikan adab-abad dalam

membaca al-Qur’an, diantara adab-adab membaca al-Qur’an adalah

membersihkan mulutnya dengan siwak atau lainnya, berada dalam

kondisi suci (berwudu), berada di tempat yang bersih dan nyaman,

menghadap qiblat, dan memulai qiro’ah dengan ta’awudz.1

Metode merupakan cara untuk mencapai maksud yang diinginkan.

Dalam proses menghafal al-Qur’an, berikut metode-metode

menghafal al-Qur’an menurut Ahsin W. Hafizh2, yaitu:

a. Metode Wahdah

Metode wahdah yaitu menghafal satu persatu ayat yang akan

dihafal.

b. Metode Kitabah (menulis)

Penghafal lebih dahulu menulis ayat dalam secarik kertas,

kemudian dibaca dengan baik dan mulai dihafal.

c. Metode Sima’i (mendengar)

Penghafal mendengarkan lebih dahulu ayat-ayat yang akan

dihafalkannya untuk kemudian berusaha diingat-ingat.

d. Metode Gabungan

Metode ini adalah gabungan antara metode wahdah dan

metode kitabah.

1

Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, at-Tibyan Adab…,hlm. 67-75

2

Ahsin W. Hafizh, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara,

(19)

e. Metode Jama’

Metode ini menggunakan pendekatan menghafal al-Qur’an

secara kolektif, yaitu membaca ayat-ayat yang telah dihafal secara

bersama-sama, dipimpin oleh seorang pembimbing.

Setelah dijelaskan metode menghafal al-Qur’an berikut faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan menghafal al-Qur’an:

a. Faktor Internal

Faktor meliputi: kesiapan individu (perhatian dan minat yang

sungguh-sungguh untuk menghafalkan al-Qur’an1, ketekunan dan

kesungguhan2), kecerdasan dan kekuatan ingatan3, menghafal sejak

kecil4, dan target hafalan5.

b. Faktor Eksternal

Faktor meliputi: guru qiro’ah, menejemen waktu dan tempat6, dan

memilih makanan dan minuman7.

Hafalan al-Qur’an merupakan variabel bebas pertama yang digunakan

dlam penelitian ini.

1

Abdurrrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an Kaifa Tahfizhul Qur’an,.

Diterjemahkan oleh Bambang Saiful Ma’arif. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), hlm. 29

2

Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Yogyakarta: Diva

Press, 2012), hlm. 32

3

Amjad Qosim, Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan, (Yogyakarta: Qiblat Press, 2009), hlm.

24-29

4 Ibid.

5

Sa’dullah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Gema Insani Press, 2008),

hlm.55

6

Ahsin W. Hafizh, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara,

1994), cetakan pertama. hlm.59

7

Hamdan Hamud al-Hajiri, Agar Anak Mudah Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Darus

(20)

2. Intensitas Salat Tahajud

Salat tahajud adalah salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari,

dimulai setelah salat isya’ sampai menjelang salat subuh.1

Hussain al-Waan’isah menyatakan dalam jurnal yang berjudul The

Superiority Of The Night (Tahajud) Prayer And Its effect In Increasing

Eemaan, bahwa salat tahajud dapat meneguhkan hati, dan menambah

kekuatan. Salat tahajud juga merupakan kunci menuju sukses dan

mencegah dari kejahatan, menambah iman, dan menjadikan orang-orang

yang melaksanakannya masuk ke golongan orang-orang saleh dan

muh’{sin.2

Menurut Mohammad Sholeh tahajud memiliki keutamaan yang sangat

banyak, terutama dalam hal kesehatan. Beliau menyingkap manfaat salat

tahajud dan hubungannya dengan sistem imun tubuh. Penelitian tersebut

menjelaskan bahwa manusia yang melaksanakan salat tahajud dengan

khusyuk, tulus ikhlas, gerakannya seperti Rosulullah salat kemudian

kontinu memiliki ketahanan imun yang bagus.3

Maksud intensitas tahajud di sini adalah keadaan tingkat pelaksanaan

salat tahajud, baik dari segi frekuensi pelaksanaan, jumlah rakaat, maupun

motivasi dalam pelaksanaan salat tahajud. Intensitas salat tahajud

merupakan variabel bebas dua.

1

Muhammad Farhan el-Qudsy, Dahsyatnya Shalat Tahajud, (Yogyakarta: Media Lintas

Askara, 2010), hlm. 11

2

Hussain al-Waan’isah, The Superiority Of The Night (Tahajud) Prayer And Its effect In

Increasing Eemaan, 2001(Online), (http://www.Salafipublications.com, diakses 15 Maret 2017).

3

Mohammad Sholeh, Tahajud Memperkuat Imun Tubuh, (m. republika.co.id, diakses 17

(21)

3. Prestasi Belajar

Winkel mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.1

Sedangkan menurut S. Nasution, prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebaliknya, dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”2

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses

belajar mengajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belejar secara umum

menurut Slameto adalah faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu:

pertama faktor jasmaniah, mencakup: kesehatan dan cacat tubuh. Kedua

Faktor psikologis, mencakup: intelegensi, perhatian dan motivasi, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Ketiga Faktor kelelahan.

Faktor ekstern, yaitu: pertama faktor keluarga, mencakup: cara orang

tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, perhatian oang tua, dan latar belakang kebudayaan. Kedua

faktor sekolah, mencakup: metode mengajar (cara/jalan yang harus dilalui

di dalam mengajar), kurikulum (sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

1

W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 1996), hlm. 162

2

(22)

santriwati), relasi guru dengan santriwati (hubungan yang baik antara guru

dan santriwati), relasi santriwati dengan santriwati (hubungan yang baik

antara santriwati dan guru), disiplin sekolah (kerajinan santriwati dalam

sekolah dan belajar), alat pelajaran (buku-buku, laboratorium, atau

media-media lain), waktu sekolah (waktu terjadinya belajar mengajar di sekolah),

keadaan gedung (fasilitas gedung dan kelas yang memadai jumlah

santriwati), metode belajar (sebaiknya belajar dilakukan setiap hari), dan

tugas rumah (diharapkan guru tidak memberi tugas rumah yang terlalu

banyak). Ketiga faktor masyarakat.1

Maksud dari prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh santriwati

pada mata pelajaran Qur’an Hadis setelah mereka mengikuti kegiatan

evaluasi pembelajaran pada akhir semester. Acuan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai rapor Ujian Akhir Semester (UAS) gasal tahun

pelajaran 2014/2015. Prestasi belajar Qur’an Hadis dalam penelitian ini

penulis sebut sebagai variabel terpengaruh (terikat) yang dilambangkan

dengan huruf (Y).

F. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori, hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara hafalan

al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar mata pelajaran

1

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),

(23)

Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs.

PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial hafalan al-Qur’an

terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati

kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal

tahun pelajaran 2014/2015.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial intensitas salat tahajud

terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati

kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal

tahun pelajaran 2014/2015.

G. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan

hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis

dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori

yang digunakan untuk merumuskan tesis, serta teknik analisis statistik

yang akan digunakan.1

Penulis menggunakan paradigma penelitian kuantitatif. Paradigma

penelitian kuantitatif dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu

dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab-akibat),

1

(24)

maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada

beberapa variabel saja.1

Penulis menggunakan paradigma kuantitatif dengan bentuk paradigma

ganda dengan dua variabel independen.

Keterangan :

: Hafalan al-Qur’an

: Intensitas sholat tahajud

:

Prestasi belajar

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup penelitian, penulis menggunakan

penelitian pendidikan dan agama. Pendidikan agama merupakan suatu

kegiatan yang berintikan interaksi antara santriwati dengan para ustazah

serta berbagai sumber pendidikan. Sumber materi pendidikan umum

didapat dari Dinas Pendidikan Nasional, sedang materi keagamaan

didapatkan dari materi kepondokan dan interaksi sehari-hari dalam

lingkungan pesantren.

Berdasarkan tempat penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian

lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research).

Penelitian lapangan (field research) mengambil tempat penelitian Pondok

1

Sugiyono, Memahami Penelitian…, hlm.65

(25)

Pesantren Islam Al-Mumin Ngruki dan Pondok Pesantren Modern Islam

Assalaam Sukoharjo, untuk tingkat SLTP. Penelitian kepustakaan (library

research) penulis gunakan untuk mencari kajian-kajian teori.

Berdasarkan tipe penelitian, penulis menggunakan penelitian

eksplanatori (mencari hal baru) yang bercirikan menganalisis hubungan

anatara variabel dan menguji hipotesis.1 Penulis mencari pengaruh hafalan

al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar Qur’an

Hadis santriwati Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki dan Pondok

Pesantren Modern Islam Assalaam pada tingkat MTs. tahun pelajaran

2014/2015 semester gasal baik secara bersma-sama maupun secara

parsial.

3. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologis dan

phenomenologis. Pendekatan psikologis digunakan untuk meneliti sisi

dalam manusia yang melahirkan perbuatan yang nampak lahiriyah karena

dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya,2 dalam hal ini adalah

motivasi santri dalam menghafal al-Qur’an, salat tahajud, dan dalam

belajar.

Pendekatan phenomenologis yaitu mendekati secara mendalam suatu

fenomena (peristiwa, kejadian, atau fakta) yang menyita perhatian

masyarakat luas karena keunikan dan kedahsyatan fakta tersebut

1

Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta, Buku Panduan Penulisan

Tesis, (Surakarta: PPs. Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014), hlm. 12

2

(26)

mempengaruhi masyarakat.1 Fenomena tersebut adalah kejadian yang

diyakini bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam untuk

menyaksikan hamba-Nya yang melaksanakan salat tahajud seraya berdo’a

kepada-Nya.

4. Sumber Data

Data yang diperoleh diklasifikasikan ke dalam dua golongan, yaitu:

sumber primer yang berupa data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan,

seperti hasil wawancara, nilai rapor, dan jawaban angket. Sumber

sekunder berupa artikel, literatur, dan jurnal.

5. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

metode sebagai berikut:

a) Metode Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap subjek yang diteliti sebagaimana yang

telah dikatakan oleh Sutrisno Hadi: “Metode observasi bisa dikatakan

sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika

fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas. Observasi tidak hanya

terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun

tidak langsung”.2

1

Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta, Buku Panduan…., hlm. 15

2

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

(27)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan

mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis terhadap subjek

yang diteliti, dalam hal ini penulis menggunakan observasi, yaitu secara

langsung, penulis mendatangi Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin

Ngruki Sukoharjo dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam. Selain

itu, penulis memerhatikan jalannya proses hafalan al-Qur’an.

b) Metode Interview

Metode interview adalah pengumpulan data berbentuk pengajuan

pertanyaan secara lisan. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu

telah disiapkan secara tuntas dan lengkap beserta instrumennya.1

Wawancara yang dilakukan penulis bertujuan untuk memperoleh

data yang lebih mendalam dan mengkomparasikan data yang diperoleh

melalui angket. Wawancara dilakukan dengan kepala bagian Kurikulum

MTs. PPMI Assalaam, pembimbing hafalan al-Qur’an, wali kamar, dan

ketua kamar.

c) Metode Kuesioner (Angket)

Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan daftar

pertanyaan untuk dijawab oleh responden dalam menyampaikan sesuatu

informasi mengenai hal-hal yang diteliti.2

Kuesioner/angket dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai

kegiatan hafalan al-Qur’an santriwati dan salat tahajud guna menguji

hipotesis dan model kajian. Untuk memperoleh data tersebut,

1

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)

hlm. 27

2

(28)

digunakan kuesioner yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan responden

dibatasi dalam memberikan jawaban dari beberapa alternatif saja atau

memilih pada satu jawaban saja.

Penyusunan skala pengukuran digunakan model Likert Summated

Rating (LSR), dengan alternatif pilihan satu sampai empat jawaban

pertanyaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan

responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang

jelas. Berikut ketentuan jawaban pertanyaan/pernyataan positif:

Jawaban S : untuk jawaban S artinya responden selalu atau

hampir tidak pernah meninggalkan hal-hal yang dinyatakan atau

ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari

pertanyaan/pernyataan ini adalah 4.

Jawaban SR : untuk jawaban SR artinya responden sering,

dengan pertanyaan/pernyataan karena responden sering melakukan

hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket yang diajukan.

Bobot nilai dari pertanyaan/pernyataan ini adalah 3.

Jawaban KK : untuk jawaban KK artinya responden

kadang-kadang atau sesekali melakukan hal-hal yang dinyatakan atau

ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari

pertanyaan/pernyataan ini adalah 2.

Jawaban TP : untuk jawaban TP artinya responden tidak pernah

melakukan hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket

(29)

Ketentuan jawaban pertanyaan/pernyataan negatif berbalik atau

berlawanan dengan ketentuan jawaban pertanyaan/pernyataan positif.

Jumlah santriwati yang menjadi responden adalah santriwati yang

mengikuti program tahfiz khas dari kelas VIII MTs. Islam Ngruki

berjumlah 32 dan yang mengikuti program kulliyatul tahfizul qur’an

MTs. PPMI Assalaam berjumlah 8 santriwati. Hal ini penulis lakukan

berdasarkan teori Suharsimi Arikunto yaitu, apabila subjek penelitian

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Namun, jika jumlah subjeknya besar,

maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.1

Berdasarkan teori di atas, maka penulis mengambil 40 santriwati MTs.

Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam sebagai sampel.

Penyusunan angket hafalan al-Qur’an mengacu pada indikator:

membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, fashahah

(berbicara dengan menggunakan kata-kata yang benar),dan kelancaran

hafalan al-Qur’an. Penyusunan angket intensitas salat tahajud meliputi

keadaan tingkat pelaksanaan salat tahajud, shalat pada waktu yang

utama, motivasi dalam pelaksanaan salat tahajud.

d) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan

meneliti bahan-bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi

1

(30)

dengan tujuan penelitian.1 Metode ini digunakan untuk mencari

data-data yang berhubungan dengan kondisi subjek yaitu keadaan tempat

penelitian, seperti jumlah santriwati yang mengikuti kelompok tahfiz,

jumlah ustaz pembimbing tahfiz, serta prestasi belajar santriwati, yaitu

nilai rapor mata pelajaran Qur’an Hadis semester gasal 2014/2015.

6. Uji Instrumen Penelitian

Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam sebuah penelitian

karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi

sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data sangat menentukan

mutu hasil penelitian. Selain itu, benar tidaknya data tergantung dari baik

tidaknya instrumen pengumpulan data. Pengukuran keabsahan data pada

penelitian kuantitatif mengacu pada validitas internal, validitas eksternal, dan

validitas reliabilitas.2

a. Uji Validitas

Validitas internal berhubungan dengan derajat akurasi desain

penelitian dengan hasil penelitian.3 Peneliti menguji derajat akurasi

desain penelitian kuantitatif dengan hasil penelitian berupa pengaruh

positif hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud dengan prestasi

belajar Qur’an Hadis.

Validitas eksternal diuji dengan cara membandingkan (untuk

mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan

1

Anas Sudjono, Pengantar Statistik…,hlm. 27

2

Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta, Buku Panduan …., hlm.

19

3

(31)

fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Bila telah terdapat kesamaan

antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat

dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas eksternal yang

tinggi.1 Instrumen untuk mengukur hafalan al-Qur’an santriwati kelas

VIII, maka kriteria hafalan al-Qur’an pada instrumen itu dibandingkan

dengan data-data yang ada di lapangan.

Suatu alat ukur yang valid mempunyai validitas yang tinggi.

Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

variabel yang dimaksud. Di dalam penelitian ini, kuesioner penelitian

terbentuk dari 2 konsep yang terdiri dari hafalan al-Qur’an dan intensitas

salat tahajud. Korelasi product moment dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

= �. ∑ − ∑ ∑

√ � ∑ − ∑ . �. ∑ − ∑

= koefisien product moment (korelasi antara X dan Y)

� = jumlah subjek

= jumlah skor item

= jumlah skor total

= jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

= jumlah kuadrat skor item

= jumlah kuadrat skor total

1

(32)

Perhitungan validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan

menggunakan komputer dengan program Statistical Program for Social

Science (SSPS) for Windows Versi 21 sebagai program analisis

kesahihan butir. Parameter yang digunakan adalah dengan

membandingkan hasil korelasi atau ℎ� �� dengan �� atau

menggunakan probabilitas.1

Pengambilan keputusan pada saat menguji kevalidan instrumen

adalah jika ℎ� ��>�� �� maka instrumen dikatakan valid atau jika

probabilitas �� < , 5 , maka instrumen dapat dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan

berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut

dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.2 Salah satu pengujian

reliabilitas dilakukan dengan metode atau rumus Alpha Croncbach.

Rumus ini menentukan konsistensi internal atau korelasi rata-rata semua

item yang ada dalam instrumen untuk menguji realibilitas.3 Instrumen

yang mempunyai reliabilitas apabila koefisien Alpha Cronbach lebih

besar daripada nilai kritisnya, dengan rumus sebagai berikut:

= (� − )� −∑ �

1

Suliyanto, Analisis Data Dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm.54

2

Ibid., hlm.42

3

J. Reynald Santos, Cronbach Alpha: A Tool for Assessing the Reliability of Scales,

(33)

= reliabilitas instrumen

� = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

� = jumlah varians butir

� = varians total

Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan karena jika

instrumen yang digunakan sudah tidak valid, maka dapat dipastikan hasil

penelitiannya pun tidak akan valid dan reliabel.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.1

a. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan agar dalam pengerjaan model regresi

tidak menemukan masalah-masalah statistik. Selain itu, model regresi

yang dihasilakn dapat memenuhi standar statistik sehingga parameter yang

diperoleh logis dan masuk akal. Proses pengujian asumsi klasik dilakukan

bersama proses uji regresi sehingga langkah-langkah yang dilakukan

dalam pengujian asumsi klasik menggunakan langkah kerja yang sama

dengan uji regresi.2

Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik berupa: Uji

Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heterokodatisitas, dan Uji

Autokorelasi.

1) Uji Normalitas

1

Sugiyono, Memahami Penelitia…, hlm. 207

2

Irwan Gani dan Siti Amalia, Alat Analisis Data, Aplikasi Statistik untuk Penelitian

(34)

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi suatu data. Hal ini penting diketahui berkaitan

dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan.1

Uji ini dilakukan menggunakan metode Kolmogorov.smirnov

dengan menggunakan komputer program SPSS for Windows versi 21

dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika (sig) > a,

berarti data tersebar secara normal. Jika (sig) < a, berarti data tidak

tersebar secara normal.2

2) Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk melihat korelasi sesama variabel bebas.

Analisis ini dilakukan karena penulis memakai dua variabel bebas,

yaitu hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud. Pendeteksian

problem multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation

Factor (VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10, maka tidak ada gejala

Multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai VIF lebih dari 10 dan nilai

tolerance lebih dari 0,01, maka tidak ada gejala multikolinieritas.3

3) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana varian dari nilai sisa

adalah tidak sama (unequal) antara satu pengamatan dari pengamatan

lainnya. Jika varian dan nilai sisa sama (uqual) antara satu pengamatan

dari pengamatan lainnya, maka kondisi ini disebut dengan kondisi

1

Asep Saipul Hamdi dan E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam

Pendidikan, (Yogyakarta, Deepublish, 2014), hlm. 113

2

Ibid., hlm. 114

3

(35)

homoskedastisitas. Regresi yang baik adalah regresi yang berada

dalam posisi homoskedastisitas dan bukan kondisi

hesteroskedastisitas.

Variabel dinyatakan dalam posisi homoskedastisitas jika

penyebaran titik-titik pengamatan di atas dan atau di bawah angka nol

pada sumbu y mengarah kepada satu pola yang jelas. Jika sebaliknya,

yaitu penyebaran titik-titik pengamatan di atas dan atau di bawah

angka nol pada sumbu y mengarah kepada satu pola yang tidak jelas,

maka telah terjadi heteroskedastisitas.1

4) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah di dalam

persamaan regresi terdapat masalah autokorelasi atau tidak, yaitu

adanya masalah korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan t (sebelumnya) pada model regresi linier yang

digunakan.2 Jika terjadi masalah, maka dinamakan terjadi autokorelasi

yang menyebabkan model regresi menjadi buruk karena akan

menghasilkan parameter yang tidak layak pakai.3 Dengan demikian,

dapat diketahui bahwa model regresi yang baik adalah tidak terjadi

autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan nilai Durbin Watson.

Hasil perhitungan dilakukan pembandingan dengan Ftabel. Kriteria

pengujiannya adalah apabila nilai Durbin Watson (DW) < Ftabel, maka

1

Irwan Gani dan Siti Amalia, Alat Analisis …, hlm. 126

2

Muhammad Nishannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2009), hlm. 92

3

(36)

diantara variabel bebas dalam persamaan regresi tidak ada

autokorelasi, demikian sebaliknya.1

b. Uji Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

H01 : Tidak terdapat pengaruh signifikan hafalan al-Qur’an dan intensitas

salat tahajud secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Qur’an

Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ha1 : terdapat pengaruh signifikan hafalan al-Qur’an dan intensitas salat

tahajud secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis

di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh signifikan positif hafalan al-Qur’an terhadap

prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI

Assalaam.

Ha2 : Terdapat pengaruh signifikan positif hafalan al-Qur’an terhadap

prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI

Assalaam.

Ho3 : Tidak terdapat pengaruh signifikan positif intensitas salat tahajud

terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan

MTs. PPMI Assalaam.

Ha3 : Terdapat pengaruh signifikan positif intensitas salat tahajud terhadap

prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI

Assalaam.

1

Tesis Disertasi Com, Buku Pintar Skripsi Tesis Disertasi: Cara Mudah Memahami dan

(37)

Perlu dilakukan uji statistik untuk menguji hipotesis di atas, dan uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analisis korelasi

dan regresi berganda.

c. Analisis Korelasi

Menurut Santoso dalam bukunya yang berjudul Statistik Parametrik

mengatakan bahwa tujuan analisis korelasi ini adalah “ingin mengetahui

apakah di antara dua variabel terdapat hubungan. Jika ada hubungan,

bagaimana arah hubungannya, seberapa kuat hubungan tersebut”. Jika

besarnya korelasi > 0,5, maka terdapat hubungan (korelasi) yang kuat

antara dua variabel tersebut. Bila tidak, artinya nilai korelasi < 0,5, maka

hubungan antara dua variabel lemah.1

Tidak setiap variabel yang berhubungan atau berkorelasi memiliki

hubungan yang signifikan. Untuk itu, perlu dilakukan uji signifikansi hasil

korelasi. Berkaitan dengan hal tersebut, hipotesis uji signifikansi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho = tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat

H1 = ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat

Adapun dasar pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas) adalah:

Jika probabilitas > 0.5, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0.5, maka Ho ditolak

1

Singgih Santoso, Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta: PT.

(38)

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi bertujuan untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh

variabel satu kepada variabel lain ketika ada hubungan (korelasi) antara

dua variabel. Disebutkan oleh Harinaldi, bahwa tujuan dari analisis regresi

adalah “memprediksi besar variabel tergantung dengan menggunakan data

variabel bebas yang sudah diketahui jumlahnya”.1

Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah

regresi linier berganda dengan pengolahan data dan menggunakan SPSS

(Statistical Package for Social Science) dengan formulasi sebagai berikut:

Y= α + β1 X1 + β2 X2 + ε

Keterangan :

a = Konstanta

X1 = Hafalan Al-Qur’an

X2 = Intensitas Salat Tahajud

Y = Prestasi Belajar Qur’an Hadis

β1, β2 = Koefisien Regresi

ε = Error

Menggunakan tingkat kepercayaan 95%, maka hasil perumusan di atas

dilakukan tahap analisis sebagai berikut:

1) Uji serempak (uji F) untuk melihat signifikasi secara simultan variabel

bebas terhadap variabel terikat, hipotesisnya:

1

Harinaldi, Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains, (Jakarta: Erlangga, 2005).

(39)

H0 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs.

Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

H1 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam

Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Alat uji yang digunakan untuk menilai hipotesis adalah uji statistik F,

dengan ketentuan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.

2) Uji Parsial (uji t) untuk melihat pengaruh masing-masing variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat, hipotesisnya adalah:

H0 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

secara parsial tidak berpengaruh terhadap prestasi Qur’an Hadis di

MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

H1 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis

di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis

adalah uji statistik t dua arah, dengan ketentuan jika thitung > ttabel, maka H0

ditolak.

Ketentuan uji:

1) Membandingkan antara |thitung| dengan ttabel. Jika |thitung| > ttabel, maka

Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang positif signifikan

(40)

Sedangkan jika |thitung| < ttabel, maka Ho diterima yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara

parsial terhadap variabel terikat.

2) Melihat nilai signifikasi, jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak yang

berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Sedangkan apabila

nilai sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara

bersama-sarna terhadap variabel terikat.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Penelitian ini disusun dengan kerangka sistematika berikut: bab I :

pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah; rumusan masalah;

tujuan, dan manfaat penelitian baik manfaat akademik maupun praktis; telaah

pustaka; kerangka teori; metode penelitian, yang terdapat di dalamnya

paradigma penelitian, jenis penelitian, dan pendekatan penelitian, sumber data,

pengumpulan data, uji instrumen penelitian, teknik analisis data; dan diakhiri

dengan sistematika pembahasan.

Deskripsi teori yang digunakan dalam penelitian ini peneliti paparkan

dalam bab II. Bab kedua dalam penelitian ini menguraikan tentang teori-teori hafalan al-Qur’an, yang meliputi: pengertian hafalan al-Qur’an, adab

penghafal al-Qur’an, metode menghafal al-Qur’an, serta faktor-faktor yang

(41)

Teori tentang intensitas salat tahajud meliputi: pengertian salat tahajud,

dalil disyari’atkannya salat tahajud, waktu pelaksanaan salat tahajud, bilangan

rakaat salat tahajud, keutamaan salat tahajud, dan faktor-faktor yang

mendorong seseorang melakukan salat tahajud.

Teori tentang prestasi belajar Qur’an Hadis, meliputi: pengertian prestasi

belajar, faktor yang memengaruhi prestasi belajar, dan prestasi belajar Qur’an

Hadis.

Deskripsi data-data yang ditemukan di lapangan dibahas dalam bab III,

yang mencakup gambaran umum Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki

dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam tentang letak geografis,

sejarah berdiri, visi dan misi, serta struktur kepemimpinan.

Penyajian data, yakni tentang pelaksanaan kegiatan hafalan al-Qur’andi

MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam, data tentang hafalan al-Qur’an,

intensitas sholat tahajud, dan prestasi belajar berupa nilai rapor santriwati

kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan kelas VIII MTs. PPMI Assalaam.

BAB IV Analisis data, pada bab ini, penulis memaparkan cara membahas hasil penelitian yang telah diperoleh dengan berbagai teori yang

relevan dengan kajian penelitian. Menyajikan deskripsi responden, yaitu

mendiskripsikan responden berdasarkan asal sekolah, jenis kelamin,

klasifikasi kelas. Uji coba instrumen penelitian, memaparkan hasil uji validitas

angket hafalan al-Qur’an dan angket intensitas salat tahajud, dan memaparkan

uji reliabilitas. Deskripsi variabel penelitian, meliputi: deskripsi variabel

(42)

meliputi uji asumsi klasik, yang mencakup uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Selanjutnya,

dijelaskan analisis regresi berganda yang meliputi: uji koefisien regresi dan uji

determinasi dan terakhir pengujian hipotesis dan pembahasan, meliputi: uji F

dan uji t.

Terakhir, pembahasan bab V sebagai penutup yang berisi penyampaian kesimpulan, saran, yang dilanjutkan dengan rekomendasi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal diatas maka untuk meningkatkan sistem keamanan serta melindungi data-data alumni dari pihak- pihak yang tidak diinginkan digunakan sebuah sistem keamanan

Bab II kajian pustaka yang berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah penelitian, tujuan dan hipotesis penelitian yang berisi tentang kemampuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat locus of control dan kinerja karyawan serta pengaruh antara locus of control dengan kinerja

Tujuan penelitian ini yaitu; untuk memperoleh data mengenai gaya hidup mahasiswa migran asal Belitung Timur di Kota Bandung, faktor yang melatarbelakangi perubahan gaya hidup,

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa kelas VII A SMP Muhammadiyah Kupang tahun ajaran 2018/2019, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan

Pada Tabel 12 disajikan perhitungan nilai tambah produksi gula aren granul dari nira aren segar (GAG- Nira ) yang selama ini dilakukan oleh petani dibandingkan

Komoditas unggulan utama di Kota Pagar Alam untuk komoditas perkebunan adalah kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Dempo Tengah, Dempo Utara dan Pagar Alam Utara,