Tempat dan Waktu Penelitian
Uji Pendahuluan dilaksanakan di Rumah Kasa yang terdapat pada Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Tanaman Dan Agens Hayati Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang yang dilaksanakan pada bulan Desember 2010.
Sebelum melakukan penelitian di lapangan (lahan sawah) terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan, sehingga akan didapat konsentrasi ekstrak pinang yang akan digunakan sebagai dasar penelitian di tanah sawah.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah keong mas, tanah sawah, ekstrak pinang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : cangkul, ember plastik, meteran, jangka sorong, kain kasa gelas ukur, blender,dan timbangan analitik.
Rancangan Penelitian
Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor dan 3 (tiga) ulangan.
Faktor pertama berupa Ekstrak Pinang yang terdiri dari 4 taraf yaitu: P0 P = 0 cc/l 1 P = 10 cc/l 2 P = 20 cc/l 3= 30 cc/l
Faktor kedua adalah Ukuran Keong Mas yang terdiri dari 3 taraf yaitu; M1 M = 1,0 cm 2 M = 1.5 cm 3= 2,0 cm
Sehingga didapat kombinasi perlakuan:
P0 M1 P1 M1 P2 M1 P3 M P 1 0 M2 P1 M2 P2 M2 P3 M P 2 0 M3 P1 M3 P2 M3 P3 M3 - Jumlah ulangan : 3 - Jumlah plot/ember : 36 - Diameter ember : 50 cm - Jarak antar blok : 60 cm - Jarak antar plot : 15 cm - Jumlah keong mas/plot : 100 ekor - Jumlah keong mas seluruhnya : 3600 ekor
Data penelitian yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan RAL Faktorial yaitu:
Yijk = μ + pi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
Yijk = Nilai pengamatan pada blok ke-i, perlakuan ekstrak pinang pada taraf ke-j dan perlakuan keong mas pada taraf ke-k
μ = Nilai tengah
αj = Pengaruh perlakuan ekstrak pinang pada taraf ke-j
βk = Pengaruh perlakuan keong mas pada taraf ke-k
(αβ)jk = Pengaruh interaksi perlakuan ekstrak pinang pada taraf ke-j dan keong mas pada taraf ke-k
εijk = Galat percobaan pada blok ke-i, perlakuan ekstrak pinang pada taraf ke-j dan perlakuan keong mas pada taraf ke-k.
Bila data yang diperoleh berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda jarak berganda Duncan pada taraf 5% (Gomez and Gomez, 1995).
Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan Ekstrak Biji Pinang
Biji pinang yang digunakan adalah biji pinang yang masih segar berwarna hijau tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda. Biji pinang yang terkumpul kemudian dibelah lalu dikeluarkan daging buahnya dan ditimbang sebanyak 1 kg. Setelah itu dihaluskan dengan cara di belender dan ditambahkan air sebanyak 1 liter. Kemudian disaring dengan kain kasa dan diperas, setelah itu didiamkan selama 24 jam.
Cara Aplikasi
Aplikasi ekstrak pinang dilakukan sesuai perlakuan, yaitu dengan menyemprotkan secara merata pada permukaan air dalam ember (ember diisi tanah sawah sitinggi 5 cm dan air setinggi 2,5 cm). Kemudian masukkan keong mas sesuai perlakuan. Kemudian ember ditutup dengan kain kasa dan ditutup tali karet supaya keong mas tidak bisa keluar.
Parameter Yang Diamati
Persentase Mortalitas Hama Keong Emas
Pengamatan persentase kematian hama dilakukan setiap hari setelah aplikasi, dan dihentikan apabila kematian hama telah ada yang mencapai 95 %.
Untuk menghitung persentase mortalitas hama keong emas dihitung dengan menggunakan rumus persentase:
a
M = x 100% b
Keterangan :
M = Persentase mortalitas
a = Jumlah hama yang mati akibat pestisida b = Jumlah hama yang diuji
Penelitian di Lapangan
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di UPT. Balai Benih Induk Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian tempat ± 20 m dpl, selama 4 bulan dari bulan Januari 2011 – April 2011.
Bahan dan Alat Bahan
Varietas yang digunakan varietas Cigeulis (sumber dari BBI Murni), keong mas dewasa dengan ukuran 1,5 cm, ekstrak pinang, dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat
Alat yang digunakan antara lain: meteran, timbangan, leaf area meter, hand sprayer, cangkul, tali plastik, seng, kayu plat, pisau dan alat tulis.
Rancangan Penelitian
Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 (dua) faktor dan 3 ulangan.
Faktor pertama berupa Ekstrak pinang (E) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: E0 E = 0 cc/l air 1 E = 20 cc/l air 2 E = 30 cc/l air 3 = 40 cc/l air
Faktor kedua adalah Keong mas (K) dengan ukuran 1,5 cm yang terdiri dari 4 taraf yaitu: K0= 0 ekor/16m K 2 1= 8 ekor/16m K 2 2= 16 ekor/16m K 2 3= 24 ekor/16m2
Sehingga didapat kombinasi perlakuan: E0 K0 E1 K0 E2 K0 E3 K E 0 0 K1 E1 K1 E2 K1 E3 K E 1 0 K2 E1 K2 E2 K2 E3 K E 2 0 K3 E1 K3 E2 K3 E3 K - Jumlah ulangan : 3 3 - Jumlah plot : 48 - Luas plot : 400 cm x 400 cm - Jarak tanam : 20 x 20
- Jarak antar blok : 100 cm - Jarak antar plot : 50 cm
- Jumlah tanaman/plot : 400 tanaman/plot - Jumlah tanaman sample : 15 tanaman - Jumlah tanaman seluruhnya : 19.200 tanaman
Data penelitian yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan RAK Faktorial yaitu:
Yijk = μ + pi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
Bila data yang diperoleh berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda jarak berganda Duncan pada taraf 5% (Gomez and Gomez, 1995).
Pelaksanaan Penelitian Pemilihan Benih
Benih padi yang akan dipilih direndam dengan air yang bertujuan untuk memisahkan benih yang ringan dengan yang bernas. Benih bernas akan tenggelam sedang benih yang ringan akan terapung. Perendaman benih dilakukan selama 24 jam.
Persiapan Areal Persemaian
Areal yang akan dijadikan persemaian dibersihkan dari rumput dan sisa jerami. Tanah dicangkul sehingga mendapatkan struktur tanah yang gembur dan baik untuk pertumbuhan benih.
Penyemaian Benih
Persemaian dilakukan dilahan untuk membantu tanaman beradaptasi pada masa perkecambahan dan pertumbuhan awal. Pemindahan bibit ke areal penelitian pada umur 12 hari di persemaian.
Persiapan Areal Penanaman
Seminggu sebelum mengolah tanah, dilakukan penggenangan air secukupnya untuk dapat melunakkan tanah. Areal digemburkan dengan cara membajak dan mencangkul masing-masing satu kali sampai terbentuk struktur lumpur, selanjutnya disisir untuk mendapatkan permukaan tanah yang baik. Areal juga dibersihkan dari keong mas, dengan cara manual yaitu mengambil dengan tangan satu persatu.
Pembuatan Plot Percobaan
Plot dibuat dengan ukuran 400 x 400 cm dengan jarak antar plot dibuat dengan ukuran 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm. Setiap plot dikelilingi plastik putih dengan ketinggian 25 cm agar keong tidak dapat keluar. Jarak tanam yang digunakan 20 x 20 cm. Untuk pengaturan pengairan dibuat pintu air agar ketinggian atau kondisi air tetap terjaga (ketinggian air 5 cm).
Pemberian Pupuk
Pupuk anorganik diberikan sebagai pupuk dasar dengan dosis anjuran Urea : 200kg/ha, SP36 : 200 kg/ha dan KCL : 150 kg/ha.
Penanaman Bibit
Penanaman bibit dilakukan pada saat umur persemaian benih telah mencapai 15 hari. Pencabutan dilakukan dengan sangat hati-hati sehingga tidak merusak akar. Bibit yang dicabut dari persemaian langsung di tanam ke petak percobaan sebanyak 2 tanaman. Kemudian petak-petak percobaan disemprot dengan ekstrak biji pinang sesuai perlakuan, dengan interval waktu 3 hari sekali selama 21 hari (7 kali).
Investasi Keong Mas
Investasi keong mas dengan ukuran 1,5 cm dilakukan pada saat tanam, jumlah keong mas sesuai dengan taraf perlakuan (kontrol, 8 ekor/16m2, 16 ekor/16m2, 24 ekor/16m2).
Pengendalian Hama dan Penyakit
Jika terjadi serangan maka dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik pestona dengan dosis 2 cc/l air dan interval penyemprotan 2 minggu sekali. Ini diberikan setelah perlakuan ekstrak pinang telah selesai masa pemberiannya yaitu 4 MST.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat 95% bulir sudah menguning (33-36 hari) setelah pembungaan, dengan bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.
Parameter yang diamati
1. Persentase Tanaman terserang (%)
Persentase tanaman yang terserang yang dihitung adalah jumlah rumpun tanaman yang terserang dibagi jumlah populasi tanaman perplot x 100 %, dan pengamatannya dilakukan dari mulai satu hari setelah tanam sampai dengan umur 21 hari setelah tanam.
2. Mortalitas Hama Keong Emas
Jumlah keong mas yang mati di hitung sebelum penyemprotan berikutnya atau 3 hari sekali.
3. Jumlah Anakan /Rumpun
Jumlah anakan dihitung mulai tanaman berumur 2, 4, 6 dan 8 MST. Dihitung pada setiap rumpun tanaman sampel.
4. Jumlah Anakan Produktif
Jumlah anakan produktif dihitung pada setiap anakan yang mempunyai malai untuk tanaman sampel dalam setiap plot dihitung setelah panen.
5. Luas Daun (cm2
Luas daun dihitung dengan menggunakan leaf area meter pada 5 sampel destruktif umur 2, 4, 6 dan 8 MST.
)
6. Bobot Kering Jerami (g)
Sebanyak 5 tanaman sampel destruktif dicabut sampai akarnya pada umur 2, 4, 6 dan, 8 MST (Minggu Setelah Tanam), kemudian dibersihkan, dikeringovenkan pada suhu 65 º C hingga bobotnya konstan, selanjutnya tanaman ditimbang.
7. Laju Tumbuh Relative (LTR)
Relative Growth Rate (RGR) atau Laju Tumbuh Relative (LTR) ditentukan dengan rumus :
W1 = Bobot kering tanaman pada waktu t1. W2 = Bobot kering tanaman pada waktu t2. T = Waktu (minggu).
Pengukuran LTR dilakukan pada 5 tanaman sampel destruktif umur 2, 4, 6, dan 8 MST.
8. Laju Assimilasi Bersih (g.cm-2. minggu -1
Net Assimilation Rate (NAR) atau Laju Assimilasi Bersih (LAB) dinyatakan sebagai peningkatan bobot kering tanaman untuk setiap satuan luas daun dalam waktu tertentu. Harga LAB dihitung dengan rumus :
)
Dimana :
W1 = Bobot kering pada waktu t1. W2 = Bobot kering pada waktu t2. A1 = Luas daun pada waktu t1. A2 = Luas daun pada waktu t2.
Pengukuran LAB dilakukan pada 5 tanaman sampel destruktif pada umur 2, 4, 6, dan 8 MST.
9. Produksi/plot ( kg)
Produksi per plot dihitung pada saat panen dengan menimbang produksi per rumpun tanaman sampel x populasi tanaman per plot.