maupun membayar biaya perkara. Pihak yang melakukan
wanprestasi dapat membela diri dengan alasan9:
Keadaan memaksa (overmacht/force majeure);
Kelalaian pihak lain; dan
Pihak lainnya telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi pada pihak yang melakukan wanprestasi.
Dalam suatu kontrak baku sering dijumpai ketentuan bahwa para pihak telah bersepakat menyimpang atau melepaskan Pasal 1266 KUHPerdata. Akibat hukumnya jika terjadi wanprestasi, maka perjanjian tersebut tidak perlu dimintakan pembatalan kepada hakim, tetapi dengan sendirinya sudah batal demi hukum. Dalam hal ini, wanprestasi merupakan syarat batal. Akan tetapi, beberapa ahli hukum berpendapat sebaliknya, bahwa dalam hal terjadi wanprestasi perjanjian tidak batal demi hukum, tetapi harus dimintakan pembatalan kepada hakim dengan alasan antara lain bahwa sekalipuns salah satu pihak sudah wanprestasi hakim masih berwenang untuk memberi kesempatan kepadanya untuk
memenuhi perjanian.10
1.8 Metode Penelitian 1.8.1 Jenis penelitian
9 Abdul R. Saliman, op.cit, h. 48.
10 Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus, Kencana Prenanda Media Group, Jakarta, h. 61.
Untuk mendapatkan jawaban dan guna menguraikan masalah yang diangkat, maka jenis penelitian hukum yang digunkan adalah bersifat yuridis normatif. Penelitian secara yuridis yaitu penelitian yang berdasarkan atas peraturan-peraturan hukum yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis, sedangkan penelitian secara normatif yakni penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum, taraf sinkronisasi hukum, sejarah hukum, dan perbandingan hukum. Penelitian secara yuridis normatif ini terutama menggunakan bahan-bahan kepustakaan dan peraturan perundang-undangan sebagai sumber
bahan penelitiannya.11
Ciri penelitian hukum secara yuridis normatif antara lain :
a) Suatu penelitian yang beranjak dari adanya kesenjangan
dalam norma/asas hukum;
b) Tidak menggunakan hipotesis;
c) Menggunakan landasan teori; dan
d) Menggunakan bahan hukum yang terdiri atas bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.12
1.8.2 Jenis pendekatan
11 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 166.
12 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2004, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, cet. VIII, Raja Grafindo, Jakarta, h.13.
16
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu
pendekatan peraturan perundang-undangan (The Statute
Approach). Pendekatan peraturan perundang-undangan adalah
pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi.13 Dalam
penelitian ini pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan
mengkaji peraturan perundang-undangan yang terkait
permasalahan yang diangkat, yakni : KUH Perdata, undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : KEP.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : KEP.101/MEN/VI/2004, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : KEP.220/MEN/X/2004 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain yang telah digantikan Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain.
1.8.3 Sumber bahan hukum
Dalam Penelitian ini menggunakan sumber bahan hukum antara lain:
1. Bahan hukum primer, yaitu berupa peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan yang diangkat, yakni menggunakan Undang-undang Dasar 1945, KUH Perdata, Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
KEP.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : KEP.101/MEN/VI/2004, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : KEP.220/MEN/X/2004 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain yang telah digantikan Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain.
2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, buku-buku hukum, hasil penelitian, pendapat
18
para pakar (doktrin) serta jurnal-jurnal hukum yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Bahan hukum tersier, yaitu berupa bahan yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum) dan
ensiklopedia yang juga berkaitan dengan penelitian ini.14
1.8.4 Teknik pengumpulan bahan hukum
Studi kepustakaan merupakan metode tunggal yang dipergunakan dalam penelitian hukum normatif. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara menelaah dan meneliti data pustaka seperti bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder. Pencatatan terhadap bahan-bahan temuan dalam studi kepustakaan perlu dilakukan secara teliti dan jelas, pencatatan ini juga dilakukan secara menyeluruh terhadap bahan-bahan yang ada relevansinya
dengan penelitian.15
1.8.5 Teknik pengolahan dan analisis bahan hukum
Terdapat 2 jenis pengolahan bahan hukum, yakni:
1. Metode pengolahan secara kuantitatif
Menggunakan teknik sampling, yaitu prosedur yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
14 Amiruddin dan Zainal Asikin, op.cit, h. 32.
15 Bambang Waluyo, 1991, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h. 50.
karakteristik dari suatu populasi, meskipun hanya beberapa orang yang diwawancarainya;
2. Metode pengolahan secara kualitatif
Penelitian yang mengacu pada norma hukum yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan dan putusan
pengadilan serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Karena penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, maka menggunakan metode pengolahan secara kualitatif.
Untuk menganalisa bahan-bahan hukum yang telah dikumpulkan maka dipergunakan beberapa teknik analisis yaitu:
1. Teknik deskripsi, dengan menggunakan teknik ini
peneliti menguraikan secara apa adanya terhadap suatu kondisi atau posisi dari proporsi-proporsi hukum atau non-hukum.
2. Teknik interpretasi berupa penggunaan jenis-jenis
penafsiran dalam ilmu hukum seperti penafsiran gramatikal.
3. Teknik evaluasi merupakan penelitian berupa tepat
20
salah, sah atau tidak sah oleh peneliti terhadap suatu pernyataan rumusan norma, keputusan, baik yang tertera dalam bahan primer meupun dalam bahan hukum sekunder.
4. Teknik argumentasi berupa pernyataan-pernyataan
yang berasal dari pemikiran atau analisis penulis yang dituangkan dalam bentu tulisan.
Setelah dilakukan teknik argumentasi, maka
didapatlah kesimpulan yang menjawab
BAB II
TINJAUAN UMUM HUBUNGAN KERJA DAN OUTSOURCING