METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel bebas dan varibel terikat dalam suatu penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2011: 80) populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat- syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sub sektor hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang berjumlah 20 perusahaan.
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam metode ini pengambilan sampel ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat
berdasarkan pertimbangan atau berdasarkan kuota tertentu. Adapun kriteria sampel yang diterapkan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan Sub-sektor Hotel dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008, 2009, 2010.
2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan (tahun 2009-2011).
3. Perusahaan Sub-sektor Hotel dan Pariwisata yang tersedia laporan keuangan perusahaan tahunannya secara lengkap selama 3 tahun berturut- turut yaitu dari tahun 2009 - 2011.
4. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti.
Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 18 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian dari 20 populasi perusahaan sub sektor hotel dan pariwisata yang terdaftar di BEI. Adapun daftar sampel penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Populasi Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode
Kriteria Penentuan
Sampel
Sampel
1 2 3 4
1 PT Bayu Buana Tbk BAYU Sampel 1
2 PT Uluwatu Villa Tbk BUVA X
3 PT Grahamas Citrawisata Tbk GMCW Sampel 2 4 PT Hotel Mandarine Regency Tbk HOME Sampel 3 5 PT Island Concepts Indonesia Tbk ICON Sampel 4 6 PT Indonesian Paradise Property Tbk INPP Sampel 5 7 PT Jakarta Setiabudi International Tbk JSPT Sampel 6
8 PT Mas Murni Indonesia Tbk
MAMI Sampel 7
9 PT Panorama Sentrawisata Tbk
PANR Sampel 8
10 PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PDES Sampel 9 11 PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk PGLI Sampel 10 12 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA Sampel 11
13 PT Plaza Indonesia Realty Tbk
PLIN Sampel 12
14 PT Pudjiadi and Sons Tbk PNSE Sampel 13
15 PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk
PSAB Sampel 14
16 PT Pusako Tarinka Tbk PSKT Sampel 15
17 PT Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk
PTSP Sampel 16
18 PT Pudjiadi Prestige Tbk PUDP Sampel 17
19 PT Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk
SHID Sampel 18
20 PT Eatertainment International Tbk
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik. Data yang terdapat dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2011: 31). Sumber data sekunder misalnya buku, laporan keuangan perusahaan, jurnal, internet, dan sebagainya. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2009 sampai dengan 2011. Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia
3.4 Metode Pengumpulan Data
Menurut Erlina (2011: 31) ada beberapa metode pengumpulan data, diantaranya arsip (dokumentasi), wawancara, observasi, dan keusioner. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen- dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan baik yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, notulen, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini data diperoleh dan dikumpulkan dari situs Bursa Efek Indonesia dengan mengunduh laporan keuangan tahunan perusahaan untuk periode 2009 sampai dengan 2011.
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Erlina (2011: 48) pengoperasian konsep atau bisa juga disebut dengan mendefenisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen.
3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel sebab atau variabel bebas/independen (Erlina, 2011: 36). Jadi variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham (Y) dari perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (X1),
Price Earning Ratio (X2), Book Value Per Share (X3), dan Price To Book Value
(X4).
1. Earning Per Share
Earning per share adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar
keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham dari setiap lembar saham biasa yang dimiliki selama periode tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
EPS = ���������ℎ
�����ℎ��ℎ���������
2. Price Earning Ratio
Price earning ratio adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara
harga pasar per lembar saham (market price per share) dengan laba per lembar saham (earning per share). Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
PER = ℎ���� ����� ��� ������ ��ℎ��
���� ��� ������ ��ℎ�� (���)
3. Book Value Per Share
Book value per share adalah angka per lembar saham yang berasal dari
likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
BVS = ����� �������
4. Price To Book Value
Price to book value adalah rasio yang membandingkan antara nilai saham
menurut pasar dengan harga saham menurut harga buku. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
PBV = ℎ���� ����� ��� ������ ��ℎ��
����� ���� ��������� ��ℎ�� (���)
Setiap variabel dalam penelitian ini secara operasional dapat didefenisikan seperti tampak pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Defenisi Variabel Cara Pengukuran Variabel Skala
Harga Saham (Y)
Harga dari suatu saham pada pasar
yang sedang berlangsung.
Harga saham masing-masing perusahaan sub sektor hotel dan pariwisata yang terdaftar di BEI Rasio Earning Per Share (X1) Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham dari setiap lembar saham biasa yang dimiliki selama periode tertentu. ���������ℎ �����ℎ��ℎ��������� Rasio Price Earning Ratio (X2) Rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga pasar per lembar saham
(market price per share) dengan laba
ℎ��������������������ℎ��
���������������ℎ�� /���
per lembar saham (earning per share.)
Book Value Per Share
(X3)
Angka per lembar saham yang berasal
dari likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca. ������������ �����ℎ��ℎ��������� Rasio Price To Book Value (X4) Rasio yang membandingkan
antara nilai saham menurut pasar dengan harga saham
menurut harga buku
ℎ��������������������ℎ��
��������������������ℎ�� /�
Rasio
3.6 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode analisis
statistik. Model yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah model analisis regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk menguji pengaruh variabel rasio keuangan terhadap harga saham, kemudian dilakukan uji statistik t dan uji klasik F untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependen. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak..
Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.6.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina, 2011: 100). Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Erlina (2011) multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas salah satunya adalah dengan melihat nilai VIF, yaitu suatu estimasi berapa besar multikolinearitas meningkatkan varian pada suatu koefisien estimasi sebuah variabel independen. VIF yang tinggi menunjukkan bahwa multikolinearitas telah menaikkan sedikit varian pada koefisien estimasi, akibatnya menurunkan nilai t. Dengan demikian
semakin tinggi VIF maka semakin berat dampak dari multikolinearitas. Jika nilai VIF lebih besar dari 5, maka terjadi multikolinearitas yang cukup berat diantara variabel independen.
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Erlina (2011) pengujian gejala heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbada disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Suatu model dikatakan terdapat gejala heteroskedastisitas jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik. Sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik maka hal ini menunjukkan bahwa data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Menurut Erlina (2011) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini muncul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi, salah satunya adalah Uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan mengenai ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. Nilai Durbin Watson (DW) terletak antara batas atas dan Upper Bound (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DW) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan analisis linier berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t dan uji F.
3.6.3.1 Analisis Regresi Berganda
Menurut Efferin (2008), regresi berganda memungkinkan seorang peneliti untuk memahami sebuah fenomena yang mempengaruhi kondisi dari variabel dependen (Y), karena hampir semua kondisi yang berpengaruh terhadap suatu faktor disebabkan oleh lebih dari satu variabel independen (X).
Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan dengan bentuk persamaan sebagai berikut:
Y = α+β1 (X1 ) +β2(X2) + β3(X3 ) +β4(X4) + e
Keterangan :
Y = Harga saham
A = Konstanta
β1 − β4 = Koefisien regresi varibel X1−X4
X1 = Earning Per Share (EPS)
X2 = Price Earning Ratio (PER)
X3 = Book Value Per Share (BVS)
X4 = Price To Book Value (PBV)
e = Error
3.6.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pangaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ikhsan, 2008: 249). Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
b. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima.
c. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05% maka H0 ditolak atau Ha diterima.
3.7.2.3 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ikhsan, 2008: 248). Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima atau Ha ditolak.
b. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima.