• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian sebab akibat (causal research) yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Erlina,

2007).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia dengan mengunjungi situs

Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id yang menyajikan data yang dibutuhkan.

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2013 hingga Juli 2013.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas yang digunakan adalah intellectual capital yang diukur dengan Value Added Intellectual Capital (VAIC) dengan ketiga komponennya, yaitu Value Added Of Capital Employee (VACA), Value Added Of Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value Added (STVA).

b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah market valuation menggunakan market to book value (MtBV).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional masing–masing variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intellectual capital. Dalam penelitian ini Intellectual Capital adalah kinerja IC yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical capital (VACA) , human capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Kombinasi dari ketiga komponen tersebut disebut VAIC (value added intellectual coefficient) yang dikembangkan oleh Pulic (1998, 1999, 2000).

Firer dan William (2003) menyebutkan dua kegunaan VAIC, yaitu VAIC

menyediakan standar perhitungan yang mudah dan merupakan ukuran dasar

yang konsisten sehingga memungkinkan analisis komparatif baik di

perusahaan dan negara secara efektif. Dan data yang digunakan dalam

perhitungan VAIC didasarkan pada laporan keuangan, yang biasanya diaudit

oleh akuntan publik yang professional.

Tahapan perhitungan VAIC adalah sebagai berikut :

1. Menghitung Value added (VA) VA = OUTPUT - INPUT

dimana :

Output = total penjualan dan pendapatan lain

Input = beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)

Value added = selisih antara output dan input

2. Menghitung Value Added Capital Employed (VACA)

VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh suatu unit

dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.

VACA = VA/CE

dimana :

VACA = Value Added Capital Employed VA = Value Added

CE = Capital Employed

3. Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)

VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana

yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi

yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap

value added organisasi.

VAHU = VA/HC

dimana :

VAHU = Value Added Human Capital VA = Value Added

Beban karyawan dalam penelitian ini menggunakan jumlah beban

gaji dan karyawan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan.

4. Menghitung Structural Capital Value Added (STVA)

Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan

1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC

dalam penciptaan nilai.

STVA = SC/VA

dimana :

STVA = Structural Capital Value Added SC = Structural Capital (VA – HC) VA = Value Added

5. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAIC)

VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat

juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator). VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu: VACA,

VAHU, STVA.

VAIC = VACA + VAHU + STVA

b. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Market to Book Value (MtBV). Market to Book Value (MtBV) adalah rasio untuk mengukur jumlah yang dibayar orang untuk setiap lembar saham pada harga saham akhir tahun dari

saham perusahaan yang beredar dengan harga pasar dari saham tersebut.

Penilaian pasar dihitung dengan membagi nilai kapitalisasi pasar (mengalikan

jumlah saham perusahaan yang beredar dan harga pasar saham) dengan total net asset dengan rumus:

MB = { number of outstanding shares X share price } : total net asset

3.5 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah 4 (empat) Bank Umum Persero di

Indonesia, yaitu: PT. Bank Negara Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia

Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk, dan PT. Bank Tabungan Negara Tbk dengan periode

penelitian selama 8 tahun (dalam triwulan) sejak 2005-2012, sehingga jumlah

observasi adalah 128 yang diperoleh dari 4 x 32 (perkalian antara jumlah bank

dengan periode triwulan pengamatan).

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yang digunakan berupa laporan neraca Bank Umum Persero tahun 2005-

2012 dan laporan laba rugi periode 2005-2012. Data-data yang diperoleh dengan

memanfaatkan situs internet website Bank Indonesia

website bank yang dijadikan objek penelitian

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi dokumentasi yang dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan

tulisan dari website perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalah penelitian baik dari media internet maupun media massa

lainnya.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda untuk mengetahui value added of capital employee (VACA), value added of human capital (VAHU), dan structural capital value added (STVA) terhadap market valuation untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain.

Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka pengujian asumsi klasik juga

perlu dilakukan untuk memastikan apakah model regresi linier berganda yang

digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolonieritas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi. Jika semua itu terpenuhi berarti bahwa model

analisis telah layak digunakan.

Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai

berikut:

dimana:

Y = Market Valuation

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi variabel bebas

X1 = Value Added Capital Employed (VACA) X2 = Value Added Human Capital (VAHU) X3 = Structural Capital Value Added (STVA)

e = Term of Error

Untuk mengetahui pengaruh VAIC (value added intellectual coefficient) terhadap market valuation maka menggunakan analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah pengaruh secara linier antara satu variabel

independen (X1) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui arah pengaruh variabel independen dengan variabel dependen apakah

masing-masing variabel independen berpengaruh positif atau negatif untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan.

Persamaan regresi linier sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + biXi

Keterangan:

Y = Market Valuation

Xi = Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) a = Konstanta

3.9 Pengujian Hipotesis 1. Uji t (Uji Secara Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X)

secara parsial terhadap variabel dependen (Y). Uji t dilakukan menggunakan uji

statistik t (2 sisi). Bentuk pengujian:

0

b

:

H

o i

=

o

H

artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.

i 1:b

H ≠ 0

1

H artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujian:

a. Jika t hitung < t tabel maka variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika t hitung > t tabel maka variabel independen secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

2. Uji Serempak (Uji F)

Uji serempak (uji F) dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

(variabel independen) secara serempak terhadap variabel terikat (variabel

Uji serempak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

0

b

b

b

:

H

o 1

=

2

=

3

=

Artinya: intellectual capital secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap market valuation pada Bank Umum Persero di Indonesia.

1

H : minimal satu b1≠ 0

Artinya: intellectual capital secara serempak berpengaruh signifikan terhadap market valuation pada Bank Umum Persero di Indonesia.

Adapun Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika

F

hitung

>

F

tabel dengan tingkat signifikansi 5% maka

H

oditolak atau H1

diterima.

2. Jika

F

hitung

<

F

tabel dengan tingkat signifikansi 5% maka

H

oditerima atau

1

H ditolak.

3. Uji Determinasi (R2)

Uji determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemanapun model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai

koefisien determinasi antara nol dan satu. Jika R2 kecil menunjukkan bahwa

variabel independen hanya dapat menjelaskan secara kecil terhadap variabel

dependen. Semakin besar nilai mendekati satu maka variabel independen

memiliki hampir semua informasi untuk menjelaskan variabel dependen.

Kelemahan dari penggunaan koefisien determinasi ini adalah adanya bias

variabel independen maka R2 akan meningkat apakah variabel independen

tersebut signifikan atau tidak. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan

adjusted R2yang banyak dianjurkan peneliti.

Dengan menggunakan nilai adjusted R2 dapat dievaluasi model regresi mana yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan,

nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun dikehendaki harus bernilai positif.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Data yang digunakan adalah data sekunder, oleh karena itu untuk

menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi

klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, uji multikolonieritas, uji

heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2007) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui

apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang

dianalisis. Menurut Ghozali (2007) Suatu variabel dikatakan terdistribusi normal

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya, dimana:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas menurut Ghozali (2007) bertujuan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas

didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat:

1. Cadangan matrik melalui uji korelasi parsial, artinya jika hubungan antar

variabel independen relatif rendah, lebih kecil dari 0,80 maka tidak terjadi

multikolonieritas.

2. Dengan nilai toleransi (tolerance, TOL) dan faktor inflasi varians (Variance Inflation Factor. VIF). Kriterianya, jika toleransi sama dengan satu atau mendekati satu dan nilai VIF < 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas.

Sebaliknya jika toleransi tidak sama dengan satu atau mendekati nol dan nilai

VIF > 10 maka diduga ada gejala multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2007) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar analisis untuk pengambilan

keputusan adalah:

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedasitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedasitas.

Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas

antara lain: metode grafik, park gletser, rank spearman dan barlett. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X

4. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2007) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Pada data cross section (silang waktu) masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi berbeda berasal dari individu/kelompok

yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi didalam model regresi

antara lain dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson (DW-Test), dengan

ketentuan sebagai berikut:

)

0

r

(

si

autokorela

ada

tidak

:

H

o

=

)

0

r

(

si

autokorela

ada

:

H

a

Dokumen terkait