• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 3 kecamatan yang menjadi daerah sentra sapi potong di Kabupaten Bandung, yaitu Kecamatan Cikancung, Kecamatan Cimenyan, dan Kecamatan Cimaung. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan rekomendasi dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah peternak sapi potong di Kabupaten Bandung. Sampel daerah penelitian diambil dari 3 kecamatan yang menjadi daerah sentra sapi potong di Kabupaten Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang memelihara sapi untuk dimanfaatkan dagingnya, baik untuk usaha pembesaran maupun penggemukkan. Jumlah sampel dalam analisis SEM paling sedikit lima kali jumlah indikator yang digunakan dan berkisar antara 100 sampai 200 responden. Adapun jumlah indikator yang digunakan dalam penelitian ada 24 indikator sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan minimal adalah 24 x 5 = 120 responden. Dalam penelitian ini diambil 121 responden peternak sehingga sudah memenuhi jumlah sampel yang disyaratkan. Penetapan jumlah responden dari masing-masing kecamatan menggunakan teknik proportional cluster sampling berdasarkan banyaknya peternak di ketiga daerah sentra sapi potong tersebut.

Metode Pengumpulan Data

Teknik triangulasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam berbagai penelitian, begitupun dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2011), teknik ini bertujuan menguji kredibilitas data yang pengecekannya dilakukan dengan berbagai teknik pengumpulan data (triangulasi metode) dan berbagai sumber data (triangulasi sumber data). Teknik triangulasi metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu mengamati langsung kegiatan peternak dan usahanya. 2. Survey (wawancara dengan menggunakan panduan kuesioner), yaitu kepada

para peternak sapi potong di 3 kecamatan terpilih.

3. Studi pustaka dilakukan dengan pengumpulan data teoritis dari berbagai kepustakaan dan instansi/lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan responden dengan bantuan kuesioner. Data ini merupakan data kualitatif yang dikuantitatifkan dengan teknik scoring. Data ini meliputi data karakteristik dan kompetensi peternak, serta kinerja usaha ternak. Adapun data sekunder, di antaranya mengenai profil Kabupaten Bandung dan daerah penelitian. Selain itu, data, teori, dan fakta ilmiah lainnya diperoleh dengan menelusuri kepustakaan melalui jurnal ilmiah, media massa, internet, hasil penelitian terdahulu, dan literatur lain terkait dengan topik penelitian.

27 Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

Variabel penelitian dalam model persamaan strktural (SEM) terdiri atas variabel laten dan variabel manifest (indikator). Variabel laten terdiri atas variabel laten eksogen dan endogen. Berikut ini merupakan identifikasi variabel-variabel penelitian berdasarkan konsep yang melandasinya (Tabel 4).

Tabel 4 Variabel laten dan manifest/indikator model persaman struktural

Variabel laten Variabel manifest Sumber

Laten eksogen Karakteristik personal (X1) 1. Usia peternak 2. Pendidikan formal 3. Pengalaman 4. Penyuluhan/pelatihan 5. Kekosmopolitan Alma (2010), Bird (1996), Lionberger (1960), Lionberger dan Gwin (1982), Riyanti (2003) Karakteristik psikologis (X2) 6. Motivasi penarik 7. Motivasi pendorong 8. Kebutuhan berprestasi Bird (1996), Sarwoko et al. (2013), Sorensen dan Chang (2006) Laten endogen Kompetensi teknis (Y1) 9. Pengelolaan input 10.Pengelolaan produksi 11.Pengelolaan pemasaran Kahan (2012) Kompetensi kewirausahaan (Y2) 12.Inisiatif 13.Ambisi

14.Fokus pemecahan masalah & pembuatan keputusan 15.Berpikir kreatif 16.Pengambilan risiko

17.Fleksibilitas dan adaptabilitas 18.Kemampuan interpersonal 19.Jejaring 20.Kesiapan belajar Kahan (2012) Kinerja usaha ternak (Y3) 21.Keberlangsungan 22.Pertumbuhan usaha 23.Keuntungan 24.Produktivitas

Jauch dan Glueck (1998), Praag (2005), Riyanti (2003), Salman dan Badr (2011), Sánchez dan Marin (2005)

Dalam penelitian ini, variabel teramati (observed variable) atau variabel manifest pada kuesioner penelitian tersebut diukur menggunakan skala Likert. Skala Likert dikenal sebagai summated ratings method. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian terbagi menjadi lima skala/skor. Ciri khas dari skala Likert adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh, penilaian terhadap suatu objek semakin positif, demikian sebaliknya.

Karakteristik Individu Peternak

Karakteristik individu peternak terbagi menjadi dua karakteristik, yaitu: (1) karakteristik personal (usia, pendidikan, pengalaman, penyuluhan/pelatihan, tingkat kekosmopolitan), dan (2) karakteristik psikologis (motivasi (pull & push factor) dan kebutuhan berprestasi). Adapun definisi operasional dan penetapan skala Likert pada karakteristik personal (Tabel 5) dan psikologis (Tabel 6) dijelaskan sebagai berikut.

28

Tabel 5 Definisi dan skala pengukuran indikator karakteristik personal (X1) Variabel manifest/

indikator Definisi dan keterangan skala pengukuran Usia peternak Usia peternak saat ini termasuk ke dalam kelompok usia:

(1)Dewasa akhir (60 tahun ke atas) (2)Dewasa madya II (50-59 tahun) (3)Dewasa madya I (40-49 tahun) (4)Dewasa awal II (30-39 tahun) (5)Dewasa awal I (18-29 tahun)

Pendidikan formal Lamanya pendidikan formal yang ditempuh peternak: (1)0-6 tahun/setingkat SD

(2)7-9 tahun/setingkat SMP (3)10-12 tahun/setingkat SMA

(4)13-16 tahun/setingkat diploma/sarjana (5)lebih dari 16 tahun/setingkat master/doktor Pengalaman Lamanya beternak sapi potong:

(1)Kurang dari 1 tahun (baru mulai) (2)1-5 tahun

(3)6-10 tahun (4)10-15 tahun (5)Lebih dari 15 tahun Penyuluhan/

pelatihan

Keikutsertaan dan keaktifan dalam mengikuti penyuluhan/ pelatihan terkait peternakan/kewirausahaan:

(1)Belum pernah

(2)Pernah, hanya menghadiri (3)Sering, hanya menghadiri

(4)Pernah, aktif bertanya dan/atau memberikan pendapat (5)Sering, aktif bertanya dan/atau memberikan pendapat

Kekosmopolitan Tingkat akses peternak terhadap informasi dan permodalan: (1)Sangat rendah (tidak pernah cari informasi, modal pribadi) (2)Rendah (berhubungan dengan masyarakat, modal pribadi) (3)Sedang (berhubungan dengan masyarakat, modal dari luar)

(4)Tinggi (berhubungan dengan pihak luar desa (akademisi/ penyuluh) dan bank, tanpa akses informasi dari media massa)

(5)Sangat tinggi (berhubungan dengan pihak luar desa dan bank, serta akses informasi dari media massa)

Penetapan skala Likert mengenai karakteristik psikologis peternak ditentukan berdasarkan persepsi/kesetujuan peternak pada pernyataan yang disampaikan, dengan keterangan: (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) netral/tidak tahu; (4) setuju; (5) sangat setuju. Keterangan ini selanjutnya digunakan juga pada penilaian terhadap kompetensi teknis dan kewirausahaan peternak.

Tabel 6 Definisi operasional indikator karakteristik psikologis (X2) Variabel manifest/

indikator Definisi

Motivasi penarik Motivasi awal beternak sapi potong karena keinginan pribadi dan usaha yang menguntungkan

Motivasi pendorong Motivasi awal beternak sapi potong karena tidak ada usaha lain Kebutuhan

berprestasi

Peternak ingin lebih sukses dari peternak lain dan usaha ternaknya lebih sukses dari sekarang

29 Kompetensi Peternak

Kompetensi peternak terdiri atas kompetesi teknis dan kompetensi kewirausahaan yang indikator-indikatornya dihitung dengan Skala Likert (1 = sangat tidak setuju; 5 = sangat setuju). Kompetensi teknis terdiri atas kompetensi peternak dalam pengelolaan input, produksi, dan pemasaran. Sementara kompetensi kewirausahaan terdiri atas inisiatif, ambisi, fokus pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, berpikir kreatif, pengambilan risiko, fleksibilitas dan adaptabilitas (kemampuan beradaptasi), kemampuan interpersonal, jejaring, dan kesiapan belajar. Adapun definisi operasional variabel manifest (indikator) dari masing-masing kompetensi peternak dijelaskan sebagai berikut (Tabel 7).

Tabel 7 Definisi operasional variabel manifest/indikator kompetensi peternak Variabel manifest/

indikator Definisi

Kompetensi teknis (Y1)

Mengelola input Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam mengelola input, seperti bakalan, pakan, atau obat ternak Mengelola produksi Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam

mengelola produksi, seperti dalam pemberian pakan dan pengolahan hasil samping ternak (kotoran)

Mengelola pemasaran Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam mengelola pemasaran yang menguntungkan peternak

Kompetensi Kewirausahaan (Y2)

Inisiatif Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam kesediaannya melakukan hal-hal baru untuk meningkatkan usaha ternak

Ambisi Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam keinginannya mempertahankan usaha ternaknya yang penuh tantangan

Fokus pada

pemecahan masalah & pembuatan keputusan

Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam keinginannya menyelesaikan masalah ternak dan menangkap peluang yang ada untuk menyelesaikan masalah tersebut Berpikir kreatif Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam

memunculkan ide dan solusi yang kreatif dan inovatif

Pengambilan risiko Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam kesediaannya mengambil risiko dalam usaha ternak

Fleksibilitas & adaptabilitas

Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan situasi yang dapat mempengaruhi usaha ternak

Kemampuan interpersonal

Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam bekerja sama dengan sesama peternak

Jejaring Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam menjalin kemitraan dan relasi yang efektif dengan mitra/ stakeholder kunci

Kesiapan belajar Pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peternak dalam mencari pengetahuan dan keterampilan baru yang dibutuhkan untuk meningkatkan usaha ternak

30

Kinerja Usaha

Pengukuran kinerja usaha ditentukan berdasarkan persepsi peternak mengenai peningkatan kinerja usahanya saat ini dibandingkan dengan keadaan awal saat memulai usaha ternak. Penetapan skala Likert mengenai kinerja usaha ternak memiliki keterangan sebagai berikut: (1) sangat rendah; (2) lebih rendah; (3) sama saja; (4) lebih tinggi; (5) sangat tinggi. Indikator kinerja usaha terdiri atas keberlangsungan dan pertumbuhan usaha, keuntungan, dan produktivitas. Adapun definisi operasional variabel manifest (indikator) dari kinerja usaha ternak dijelaskan pada Tabel 8.

Tabel 8 Definisi operasional variabel manifest/indikator kinerja usaha (Y3) Variabel manifest/

indikator Definisi

Keberlangsungan Persepsi peternak mengenai keberlangsungan usaha ternaknya dibandingkan dengan keadaan usaha awal, dilihat dari lamanya memelihara ternak dalam 1 tahun.

Pertumbuhan usaha Persepsi peternak mengenai pertumbuhan usaha ternaknya dibandingkan dengan keadaan usaha awal, dilihat dari pertumbuhan jumlah ternak dan jenis ternak yang dimiliki

Keuntungan Persepsi peternak mengenai keuntungan dari usaha ternaknya dibandingkan dengan keadaan usaha awal, dilihat dari rata-rata jumlah dan harga ternak yang terjual setiap tahun, serta biaya yang dikeluarkan untuk memelihara ternak

Produktivitas Persepsi peternak mengenai produktivitas usaha ternaknya dibandingkan dengan keadaan usaha awal, dilihat dari pertambahan bobot badan per hari dan persentase ternak yang sakit/mati setiap tahunnya.

Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Sementara analisis kuantitatif dilakukan dengan pendekatan model persamaan struktural (sttuctural equation model/SEM) untuk menganalisis pengaruh karakteristik peternak melalui kompetensi peternak terhadap kinerja usaha ternak sapi potong di Kabupaten Bandung. Dalam analisis kuantitatif, data direkapitulasi dengan bantuan program MS Excel 2013 dan SPSS 18 kemudian diolah dengan bantuan program LISREL 8.72. Penjelasan lebih detail mengenai masing-masing metode analisis dijelaskan sebagai berikut.

Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan gambaran umum usaha ternak, tingkat karakteristik peternak, kompetensi peternak, dan tingkat kinerja usaha ternak sapi potong di Kabupaten Bandung. Indikator-indikator tersebut digambarkan dalam bentuk grafik dan tabel disertai persentase angka agar lebih mudah dipahami. Selanjutnya dijelaskan dalam suatu alinea uraian secara deskriptif.

31 Analisis Structural Equation Model (SEM)

Structural Equation Model merupakan keluarga dari model statistik yang dapat menjelaskan hubungan-hubungan diantara variabel-variabel. Secara umum, sebuah model SEM dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu model pengukuran dan model struktural (Santoso, 2011). Model pengukuran yaitu bagian dari model SEM yang menggambarkan hubungan antara variabel laten dan indikatornya. Model struktural yaitu model yang menggambarkan hubungan antar variabel laten atau antara variabel laten eksogen dan variabel laten endogen. Oleh karena ada dua bagian dalam model SEM, maka error pada SEM juga terdapat dua, yaitu error pada sebuah model pengukuran dan pada sebuah model struktural.

Model struktural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada di antara variabel-variabel laten. Hubungan tersebut serupa dengan sebuah persamaan regresi linier diantara variabel-variabel laten tersebut. Beberapa persamaan regresi linier tersebut membentuk sebuah persamaan simultan variabel-variabel laten. Parameter yang menunjukan regresi variabel laten endogen pada variabel laten eksogen diberi label (gamma). Sedangkan untuk regresi variabel laten endogen pada variabel endogen yang lain diberi label (beta). Dalam SEε variabel-variabel laten eksogen dapat ber-covary secara bebas dan matrik kovarian variabel diberi tanda φ (phi).

Model pengukuran menghubungkan variabel laten dengan variabel-variabel teramati atau indikator yang berbentuk analisis faktor. Muatan faktor (factor loadings) yang menghubungkan variabel-variabel laten dengan variabel teramati diberi label λ (lambda). Untuk mengukur variabel teramati (manifest) pada kuesioner digunakan skala Likert.

Dalam SEM, unobserved variable atau disebut juga variabel laten atau konstruk laten dilambangkan dengan bentuk elips ( ), diukur dengan menggunakan indikator masing-masing atau variabel manifestnya. Sedangkan observed variable digambarkan dengan variabel kotak ( ), digunakan untuk mengukur variabel laten. Semua indikator variabel laten eksogen/penyebab diberi label X, sedangkan indikator variabel endogen/akibat diberi label Y.

Menurut Wijaya (2009) dalam penelitian sebaiknya menggunakan minimal 3 (tiga) variabel manifest, jika kurang dari nilai tersebut maka analisis akan bermasalah, dan kesalahan (error) tidak dapat dibuat model. Model yang menggunakan hanya dua indikator manifest per variabel laten akan sulit diidentifikasi dan estimasi-estimasi kesalahan akan tidak reliabel.

Prosedur SEM

Pertama-tama, data kuisioner direkapitulasi dengan menggunakan program MS Excel 2013 dan SPSS 18. Hasil olahan tersebut selanjutnya menjadi input dan dianalisis dengan metode SEM menggunakan bantuan program LISREL 8.72. Prosedur SEM secara umum mengandung tahap-tahap sebagai berikut (Wijanto 2008):

1. Spesifikasi model

Spesifikasi model secara garis besar dijalankan dengan menspesifikasi model pengukuran dan model struktural. Spesifikasi model pengukuran dilakukan dengan mendefinisikan variabel laten dan indikator, serta mendefinisikan hubungan antara keduanya. Spesifikasi model struktural dilakukan dengan mendefinisikan hubungan di antara variabel laten. Hubungan antar variabel ini digambarkan dalam bentuk path diagram agar lebih mudah dipahami.

32

2. Identifikasi

Tahapan identifikasi dimaksudkan untuk menjaga agar model yang dispesifikasikan bukan merupakan model yang under-identified atau unindentified. Model yang dispesifikasi diharapkan merupakan overidentified model, yaitu model dimana jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui.

3. Estimasi

Estimasi dilakukan untuk memperoleh nilai dari parameter yang ada dalam model sedemikian rupa sehingga matrik kovarian yang diturunkan dari model sedekat mungkin atau sama dengan matrik kovarian populasi dari variabel- variabel teramati. Estimasi terhadap model dapat dilakukan menggunakan salah satu dari metode estimasi yang tersedia, seperti maximum likelihood dan unweighted least squares.

4. Uji validitas dan reliabilitas variabel

Suatu variabel dikatakan valid jika muatan faktor berada lebih besar atau sama dengan 0.7 atau 0.5. Variabel dikatakan reliabel, jika construct reliability (CR) bernilai minimal 0.7 dan variance extracted (VE) bernilai 0.5, dengan asumsi nilai muatan faktor lebih dari atau sama dengan 0.7, Sedangkan untuk asumsi nilai muatan faktor kurang dari 0.7, biasanya akan menghasilkan nilai CR mendekati 0.7 dan VE mendekati 0.5. Jika lebih kecil dari kedua nilai tersebut, maka variabel dapat dihapuskan dari model. Penentuan nilai batas kritis dapat dipertimbangkan oleh peneliti berdasarkan teori yang mendasari model, banyaknya variabel manifest yang tersisa setelah penghapusan, dan reliabilitas model pengukuran. Selain kedua pilihan itu, jika ada nilai standardized factor loading < 0.5 tetapi masih ≥ 0.γ, maka variabel tersebut masih bisa dipertimbangkan untuk tidak dihapus (Igbaria et.al. 1997 dalam Wijanto 2008). Adapun formula untuk menemukan nilai CR dan VE sebagai berikut.

Construct Reliability CR = (Jumlah εuatan Faktor)β Jumlah Error+(Jumlah εuatan Faktor)β

Variance Extracted VE = Jumlah εuatan Faktorβ Jumlah Error+Jumlah εuatan Faktorβ

5. Uji Kecocokan

Tahapan ini ditujukan untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau Goodness of Fit (GOF) antara data dan model. Penilaian derajat kecocokan suatu SEM secara menyeluruh tidak dapat dijalankan secara langsung sebagaimana pada teknik multivariat yang lain. Karena itu dikembangkan beberapa ukuran derajat kecocokan yang dapat digunakan secara saling mendukung. Uji kecocokan model yang umumnya digunakan di antaranya adalah significance probability (P-Value) ≥ 0.05, root mean square residual (RMR) ≤ 0.05 atau ≤ 0.01, root mean square of approximation (RMSEA) ≤ 0.08, goodness of fit (GFI) ≥ 0.90, adjusted goodness of fit index (AGFI) ≥ 0.90, comparative fit index (CFI) ≥ 0.90, dan normed fit index (NFI) ≥ 0.95.

6. Respesifikasi

Tahapan ini ditujukan untuk melakukan spesifikasi ulang terhadap model untuk memperoleh derajat kecocokan yang lebih baik. Tahapan yang dilakukan dimulai dari spesifikasi suatu model awal, dilanjutkan dengan

33 pengumpulan data empiris. Selanjutnya dilakukan analisis dan pengujian apakah data cocok dengan model. Jika tingkat kecocokan kurang baik, maka model dimodifikasi dan diuji kembali dengan data yang sama. Respesifikasi model diperlukan jika modelnya tidak memiliki kemampuan yang diharapkan. Proses ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh tingkat kecocokan terbaik.

Implementasi Model SEM

Model SEM pada penelitian ini terdiri atas dua variabel laten eksogen, tiga variabel laten eksogen, dan 24 indikator. Variabel laten eksogen yaitu karakteristik personal dan psikologis peternak. Variabel laten endogen yaitu kompetensi teknis, kompetensi kewirausahaan, dan kinerja usaha. Indikator yaitu usia peternak, pendidikan formal, penyuluhan/pelatihan, pengalaman usaha, kekosmopolitan, motivasi awal beternak (penarik dan pendorong), kebutuhan berprestasi, pengelolaan input, pengelolaan produksi, pengelolaan pemasaran, inisiatif, ambisi, fokus pada pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, berpikir kreatif, pengambilan risiko, fleksibilitas dan adaptabilitas, kemampuan interpersonal, jejaring, kesiapan belajar, keberlangsungan dan pertumbuhan usaha, keuntungan, produktivitas. Hubungan antar variabel, serta model struktural dan model pengukurannya digambarkan dalam bentuk diagram lintas (path diagram) pada Gambar 7.

Gambar 7 Path diagram dari model pengaruh karakteristik peternak melalui kompetensinya terhadap kinerja usaha ternak sapi potong

Kompetensi Kewirausahaan Kompetensi Teknis Kompetensi Peternak

Input Produksi Pasar

Inisia Ambs Fokus Kreatif Risko Flexi Inter Jaring Blajar Kinerja Usaha Tumbuh Survival Untung Prdktvts Pendi Usia Pengal Kosmo Penyul Personal Psikologis Karakteristik Peternak Push Pull N’Ach

34

Dokumen terkait