Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014, di Unit Pelaksana Teknis Budidaya pada Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, Jl. Bunga Ganyong, Kelurahan Baru Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain akuarium dengan ukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm sebanyak 9 buah, pompa air, bak fiber berbentuk tabung dengan diameter 40 cm dan tinggi 40 cm, serokan, pipa outlet (keluaran air), pipa inlet (masukan air), pH meter, DO meter, thermometer, amoniak test kit, kertas milimeter, timbangan digital 0,001 gram, rak kayu.
Sedangkan bahan –bahan yang digunakan antara lain ikan maskoki jenis oranda dengan ukuran panjang rata-rata 4,16 cm dan bobot rata-rata 1,84 gram sebanyak 216 ekor, pakan ikan hias buatan, zeolith, kerikil, busa.
Metode Penelitian Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, yaitu : Perlakuan 1 dengan padat tebar 1 ekor/liter (P1)
Perlakuan 2 dengan padat tebar 2 ekor/liter (P2) Perlakuan 3 dengan padat tebar 3 ekor/liter (P3)
Rancangan ini digunakan karena keragaman kondisi lingkungan, alat, bahan dan media yang digunakan adalah homogen atau letak/posisi masing-masing unit tidak mempengaruhi hasil-hasil percobaan, dan percobaan ini dilakukan pada kondisi terkendali atau setiap unit percobaan secara keseluruhan memiliki peluang yang sama besar untuk menempati pot-pot percobaan atau dapat dilihat pada lampiran 2 (Hanafiah, 2012).
Prosedur Penelitian Persiapan Bahan dan Alat
Alat yang digunakan seperti akuarium, serokan dan pipa termasuk bak pemeliharaan yang akan digunakan untuk adaptasi dicuci bersih terlebih dahulu dengan larutan desinfektan yang diperbolehkan bagi perikanan kemudian dibilas dengan menggunakan air bersih. Setelah dicuci bersih alat-alat tersebut dijemur selama 1 hari dibawah sinar matahari. Hal ini dimaksud untuk menghilangkan atau memutus mata rantai bibit penyakit pada alat-alat yang digunakan. Sedangkan pada bahan yang digunakan seperti zeolith, kerikil, dan busa juga dicuci menggunakan air bersih dan pencucian dilakukan berulang-ulang hingga benar-benar bersih. Pada ikan maskoki yang akan digunakan diadaptasi terlebih dahulu selama tiga hari di dalam bak pemeliharaan atau dapat dilihat pada lampiran 10. Hal ini dimaksudkan agar ikan tidak stres dan dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan.
Persiapan Air Media Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan ikan, air sebagai media untuk ikan hidup sangat penting untuk diperhatikan. Sehingga diperlukan persiapan media air yang baik sebelum dilakukannya penelitian seperti pada gambar 3. Hal ini dimaksudkan agar
ikan tetap dalam kondisi yang sehat. Adapun tahapan yang dilakukan untuk persiapan media air pemeliharaan selama penelitian ialah pertama air bersih yang berasal dari sumur gali di lokasi penelitian dipompa dan ditampung dalam bak tandon besar. Kemudian air yang berada dalam bak tandon dialirkan, ke dalam ember yang digunakan sebagai penampung dan berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran serta zat-zat berbahaya dalam air. Proses selanjutnya air yang berada didalam ember penampung sementara diaerasi kuat selama 24 jam.
Tahapan ini bertujuan untuk menguapkan senyawa organik yang berkaitan dengan rasa dan bau, serta mengurangi kandungan konsentrasi zat terlarut yang dapat membahayakan kelangsungan hidup ikan. Dan hal terakhir setelah diaerasi selama 24 jam kemudian air diendapkan selama 4 jam. Selanjutnya, air dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan di dalam akuarium. Hal tersebut juga dilakukan untuk menggantikan air media pemeliharaan berikutnya.
Sistem Resirkulasi
Akuarium, bak penampungan dan bak filter diletakkan pada posisi masing-masing kemudian dihubungkan menggunakan pipa paralon dan kran air seperti pada lampiran 1. Untuk mengalirkan air dari bak penampungan ke akuarium digunakan pompa air. Sedangkan untuk mengalirkan air dari akuarium ke bak penampungan dengan memanfaatkan gravitasi, dimana bak penampungan dan bak filter diletakkan sejajar tetapi berada diposisi yang lebih rendah dari posisi
akuarium.
Media yang digunakan untuk filter yaitu batu kerikil, busa dan zeolith terlebih dahulu dicuci bersih dan dijemur. Kemudian media tersebut disusun didalam bak filter. Selanjutnya dilakukan pengisian air kedalam akuarium, bak penampungan, dan bak filter. Sebelum ikan ditebar, sistem sirkulasi yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dioperasikan selama 2 hari sehingga debit dari air
inlet dan outlet sama.
Selama 40 hari penelitian dilakukan pergantian air pemeliharaan sebanyak 20% dari volume air di akuarium setiap empat hari sekali. Hal tersebut
dimaksudkan untuk membersihkan bak filter dan bak penampungan sehingga mengurangi jumlah kotoran yang dapat mengakibatkan tersumbatnya media filter. Pergantian media air dilakukan dengan mengendapkan air di bak filter dan bak penampungan terlebih dahulu kemudian dibuang dan diganti dengan air yang baru sesuai dengan jumlah air yang dibuang.
Penebaran Ikan Uji
Ikan yang digunakan adalah ikan maskoki jenis oranda yang diperoleh dari toko ikan hias di kota Medan. Sebelum ikan maskoki dimasukkan kedalam
akuarium dilakukan beberapa tahapan perlakuan/treatmen. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Ikan dari bak pemeliharaan sementara diambil kemudian direndam dalam
larutan desinfektan bagi perikanan selama 10 menit dan diberi aerasi. Hal tersebut bertujuan agar membunuh bibit penyakit, parasit dan bakteri yang terdapat pada ikan serta mencegah ikan terserang penyakit.
- Selanjutnya ikan yang telah direndam dipindahkan ke media air yang baru dan dibiarkan beberapa saat, hal ini dimaksudkan agar ikan tidak stres.
- Kemudian dilakukan pengukuran kualitas air media pemeliharaan di aukarium
sebagai data awal.
- Pada tahapan akhir dilakukan pengukuran panjang dan berat ikan kemudian
dimasukkan kedalam 9 akuarium, dengan kepadatan masing-masing 1 ekor/liter, 2 ekor/liter, dan 3 ekor/liter dan diulang sebanyak 3 kali.
Pemberian Pakan
Pakan yang digunakan adalah pakan buatan (pelet ikan hias), dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali dalam satu hari yaitu pukul 09.00 WIB, 13.00 WIB dan 17.00 WIB dengan jumlah pemberian pakan 5% dari bobot ikan per hari.
Pengumpulan Data
Tingkat Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup ikan maskoki diamati berdasarkan jumlah total ikan maskoki pada saat awal penebaran sampai saat akhir percobaan yang dilakukan pada setiap perlakuan. Tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR)
diukur dengan menggunakan rumus menurut Effendie (1979) diacu oleh Armansyah (2010) sebagai berikut :
Keterangan : SR = Kelangsungan hidup benih (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor) N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Pengukuran pertumbuhan bobot dilakukan setiap 10 hari dan dengan pengambilan ikan sampel sebanyak 30 % dari jumlah ikan maskoki yang ada pada setiap wadah percobaan. Laju pertumbuhan bobot harian atau laju pertumbuhan
spesifik (α) dihitung dengan rumus menurut Huisman (1987) diacu oleh
Armansyah (2010) sebagai berikut :
keterangan: α = Laju pertumbuhan bobot harian (%)
Wt = Bobot rata-rata ikan pada saat akhir pemeliharaan (gram) W0 = Bobot rata-rata ikan pada saat awal pemeliharaan (gram) t = Lama pemeliharaan (hari)
Laju Pertumbuhan Panjang Harian
Pada ikan hias ukuran panjang menjadi salah satu faktor penentu harga ikan. Sehingga laju pertumbuhan panjang menjadi salah satu parameter yang penting dalam budidaya ikan hias. Pengukuran panjang dilakukan setiap 10 hari. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kertas milimeter. Dengan
pengambilan ikan sampel sebanyak 30 % dari jumlah ikan maskoki yang ada pada setiap wadah percobaan. Pertumbuhan panjang harian dihitung dengan
menggunakan rumus menurut Busacker et al. (1990) diacu oleh Widyiantara (2009) sebagai berikut :
Ph = [(ln Lt – ln L0)/t] x 100%
Keterangan: Ph = Pertumbuhan panjang harian (%) Lt = Panjang rata-rata akhir (cm) L0 = Panjang rata-rata awal (cm) t = Lama pemeliharaan (hari)
Kualitas Air
Parameter kualitas air media pemeliharaan ditentukan dengan mengukur parameter kualitas air selama penelitian yang terdiri dari parameter fisika dan kimia yang telah ditentukan yaitu pH, amoniak, DO, suhu. Data ini digunakan untuk menentukan kelayakan kualitas air media pemeliharaan selama penelitian.
Pengukuran suhu dan DO dilakukan setiap hari sedangkan pengukuran kandungan Amoniak dan pH dilakukan setiap empat hari sekali dengan menggunakan Amoniak test kit dan pH meter. Pengukuran amoniak dilakukan
dengan mengambil sampel dari setiap perlakuan sebelum dilakukan pergantian air.
Analisis Data
Untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diamati berpengaruh nyata atau tidak kemudian dilakukan uji analisis ragam (ANOVA) dan uji F. Jika ada perbedaan nyata, maka diuji lanjut dengan
menggunakan uji lanjut BNJ (Beda Nyata Jujur) pada selang kepercayaan 95%. Selanjutnya data akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.