• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan April– September 2007 di kebun pembibitan bagian Riset dan Pengembangan PT Tania Selatan, kebun Burnai Timur, kecamatan Pedamaran. kabupaten Ogan Kemiring Ilir, Palembang. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan yaitu air limbah PKS yang berasal dari outlet kolam anaerobik primer, sekunder dan aerobik pada Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPAL) PT Tania Selatan, tanah lapisan atas (top soil), kecambah kelapa sawit varietas D Χ P Tania Selatan III (TS III), dan kompos. Peralatan yang digunakan berupa polybag, ember,

Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq) merupakan salah satu tanaman penghasil komoditas sub sektor perkebunan yang memberikan andil besar bagi pemasukan devisa negara di luar sektor minyak dan gas. Upaya peningkatan produksi minyak kelapa sawit memiliki prospek yang cerah pada masa yang akan datang, karena kegunaan minyak sawit yang beragam, baik sebagai bahan baku dalam industri pangan maupun non pangan.

Seiring dengan perkembangan areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang meningkat dengan pesat, maka jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) juga akan bertambah secara nyata. Akibat bertambahnya unit PKS maka produksi limbah cair PKS juga ikut bertambah sehingga penanganan limbah cair PKS perlu dilakukan.

Menurut Fauzi et al. (2006), limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit. Proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil

(CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) pada suatu PKS dihasilkan berbagai macam limbah berupa gas, cair, dan padat. Limbah gas dikeluarkan PKS berupa bahan pencemar udara (CO) yang bereaksi dengan O2

membentuk CO2 dan diserap kembali oleh

tanaman, dimanfaatkan dalam proses fotosintesis yang menghasilkan udara bersih (O2) sehingga dapat berguna bagi semua

kehidupan. Limbah padat berupa tandan kosong telah dimanfaatkan pula, baik sebagai mulsa maupun bahan kompos untuk pupuk organik atau diabukan sebagai sumber alkali tanah dan unsur hara tanaman (Budianta 2004).

Limbah Cair PKS (LCPKS) rata-rata mengandung BOD (Biologycal Oxygen

Demand) berkisar antara 30.000-50.000 mg/l

akan menjadi bahan pencemar apabila dibuang langsung ke perairan bebas. Dapat dibayangkan bagaimana akibatnya bila limbah yang berkonsentrasi tinggi bercampur dengan air sungai. Keadaan tersebut dapat membahayakan kehidupan habitat dan sejumlah biota sungai. Tetapi bila dilihat dari kandungan bahan organik yang terdapat dalam limbah cair PKS, maka limbah tersebut merupakan alternatif terbaik untuk menggantikan fungsi dari pupuk anorganik (Ginting 2007).

Limbah cair PKS memiliki kandungan unsur hara makro yang tinggi seperti N, P, K,

limbah cair dapat meningkatkan sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta meningkatkan status hara tanah (Loebis & Tobing 1989).

Sejalan dengan semakin mahalnya harga pupuk, maka pemanfaatan LCPKS sebagai pupuk alternatif telah banyak diterapkan. Selain berfungsi mengurangi bahan pencemar pada badan air di sekitar perkebunan, pemanfaatan LCPKS juga dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi karena sekitar 40-60% biaya pemeliharaan tanaman merupakan biaya pemupukan (Widhiastuti 2001).

Penggunaan air limbah untuk mengairi areal pertanian telah cukup dikenal sejak limbah diketahui mempunyai unsur hara yang dapat menyuburkan tanah. Adanya beberapa zat (bahan pupuk) dan zat pengatur tumbuh yang terkandung dalam air limbah dapat menyebabkan kenaikan hasil pemanenan. Namun air limbah tidak dapat dialirkan ke tanah tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh larutan partikel unsur pokok yang mungkin berbahaya bagi tanah, tanaman, hewan dan juga manusia. Dengan demikian untuk pemanfaatan air limbah diperlukan penelitian yang cermat agar tidak menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) sebagai unsur hara tanaman pada proses pembibitan kelapa sawit.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan April– September 2007 di kebun pembibitan bagian Riset dan Pengembangan PT Tania Selatan, kebun Burnai Timur, kecamatan Pedamaran. kabupaten Ogan Kemiring Ilir, Palembang. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan yaitu air limbah PKS yang berasal dari outlet kolam anaerobik primer, sekunder dan aerobik pada Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPAL) PT Tania Selatan, tanah lapisan atas (top soil), kecambah kelapa sawit varietas D Χ P Tania Selatan III (TS III), dan kompos. Peralatan yang digunakan berupa polybag, ember,

sekop, saringan tanah berukuran 2 mm, sprayer, oven, jangka sorong, penggaris dan neraca analitis. Rancangan Percobaan K0 K0 K3 K2 K2 K0 K1 K3 K1 K3 K3 K1 K0 K0 K3 K2 K0 K1 K2 K0 K3 K1 K2 K1

Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam ulangan dan terdiri atas empat perlakuan. Susunan perlakuan dilapangan disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Susunan perlakuan di lapangan Keterangan :

K0 : Tanpa air limbah (air kran sebagai kontrol)

K1 : Air limbah berasal dari kolam anaerob primer

K2 : Air limbah berasal dari kolam anaerob sekunder

K3 : Air limbah berasal dari kolam aerobik Analisis Tanah dan Air Limbah Kelapa Sawit

Analisis tanah yang dilakukan mencakup Kapasitas Tukar Kation (KTK), N-Total, P, K, Ca dan Mg tersedia, serta logam berat (Pb dan Cu). Sedangkan analisis terhadap karakteristik air limbah diantaranya BOD5 air limbah dan kandungan hara makro (N, P, K, Ca, Mg) serta logam berat (Pb dan Cu). Analisis dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Persiapan Media Tanam

Unit percobaan terdiri atas 24 buah polybag. Lahan diratakan dan dibersihkan dari rumput serta tumbuhan pengganggu lainnya. Kemudian dibuat bedengan berukuran 5 x 2m dan diberi atap pelepah kelapa sawit yang dilapisi plastik pada bagian atasnya dengan

tinggi 1,5 m di bagian timur dan 1 m di bagian barat. Gambar 2 menyajikan bedengan pembibitan kelapa sawit yang dibuat pada penelitian.

Gambar 2. Bedengan pembibitan kelapa sawit. Media tanam yang digunakan adalah tanah lapisan atas (top soil) yang telah dicampur dengan kompos (3 : 1) (b/b). Mula-mula tanah yang diperoleh dari daerah sekitar perkebunan kelapa sawit dan kompos dikering udarakan, kemudian dihaluskan sampai lolos pada saringan berukuran 2 mm. Tanah dan kompos yang telah dicampurkan dimasukkan ke dalam polybag berukuran 50 x 38 cm.

Penanaman Kecambah

Penanaman kecambah dilakukan pada lubang yang dibuat dengan jari, tepat di tengah polybag. Pada gambar 3 dapat ditunjukkan bahwa struktur bakal daun berbentuk lancip berwarna putih kekuningan harus berada di atas dan bakal akar yang kasar dan tumpul menghadap ke bawah. Setelah itu kecambah ditanam dan ditutup dengan tanah setebal 1-1,5 cm (Pahan 2007).

Gambar 3. Benih kelapa sawit.

Uji Aplikasi Air Limbah pada Tanaman Air limbah yang diaplikasikan pada tanaman berasal dari kolam anaerob primer, sekunder dan aerobik. Deskripsi dari masing- masing kolam limbah disajikan pada lampiran 9. Air limbah dari masing-masing kolam diambil sebanyak 120 liter. Kemudian ditampung dalam ember penampungan. Penyiraman dengan air limbah dimulai ketika

tanaman berumur empat Minggu Setelah Tanam (4 MST). Air limbah dari masing- masing perlakuan dimasukkan ke dalam sprayer, selanjutnya disiramkan pada tanaman sesuai dengan label perlakuan. Sebelum digunakan, limbah diaduk terlebih dahulu agar semua material yang terkandung di dalamnya dapat tercampur secara merata. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman tanaman sekali dalam sehari untuk perlakuan dan kontrol, penyiangan gulma serta pencegahan serangan hama dan penyakit. Penyiangan gulma dilakukan setiap dua minggu. Gulma yang tumbuh dicabut dengan tangan, baik yang berada dalam polybag maupun di sekitar bedengan. Selain itu, dilakukan juga penimbunan akar kecambah yang terbuka oleh air siraman. Pengamatan Tanaman

Pengamatan terhadap parameter pertumbuhan tanaman seperti tinggi, diameter batang, dan jumlah daun dilakukan setelah tanaman berumur 4 MST setiap dua minggu sampai tanaman berumur 12 MST. Sedangkan pengamatan terhadap biomassa tanaman dilakukan pada akhir percobaan, parameter yang diamati meliputi bobot kering akar dan tajuk tanaman. Akar tanaman kelapa sawit dibersihkan dari tanah dengan cara disemprotkan dengan air. Setelah akar bersih dari tanah, kemudian ditiriskan sampai air tidak menetes dari akar. Tanaman dipisahkan dari bagian atas (tajuk) dengan bagian bawahnya (akar). Kemudian tanaman dikeringkan dalam oven selama 48 jam pada suhu 80oC.

Analisis Data

Pengolahan data hasil pengamatan dilakukan dengan menggunakan program SAS 6.12. Uji perbandingan ganda Duncan dengan selang kepercayaan 95% dilakukan apabila terdapat perlakuan yang berbeda nyata pada tabel analisis ragam.

Dokumen terkait