• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan waktu penelitian

ni dilaksanakan di pabrik garmen PT. Ricky P Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor, loka nelitian karena memiliki jumlah karyawan wa udahan dalam mendistribusikan suplemen, kem uhan responden, serta homogenitas aktivitas

r vitamin A serum dan total limfosit dilakukan enelitian dan Pengembangan Gizi dan m sedangkan analisis jumlah sel NK dialakukan

UI Jakarta. Pelaksanaan penelitian lapang be 2008.

Subyek Penelitian

litian yakni wanita dewasa dengan usia 20 – pok pekerja usia produktif. Menurut Gibson (2005)

a selalu digunakan ketika menginterpretasika n ini terdiri dari empat kelompok perlakua m kelompok perlakuan dilakukan secara dua kelompok kontrol antara lain plasebo dan toxoid (plasebo + TT), dan dua kelom

a lain kelompok Multivitamin Mineral (MVM) ral dengan vaksinasi Tetanus Toxoid (MVM+TT pel Penelitian ini menggunakan rumus uji beda nden dengan menggunakan rumus Lemeshow (1993)

lah sampel

titer kadar Vitamin A dari penelitian sebelumnya 18 (Ste

%-(5%/2) = 100%-2,5% = 97,5%

er of test 90% =1,28

naikan titer Vitamin A yang diharapkan setelah mendapa itungan didapat nilai n minimum = 14 sampel per kelom

Putra Globalindo lokasi ditetapkan wanita terbesar di kemudahan dalam tas yang dimiliki

kukan di laboratorium makanan Bogor kukan di laboratorium berlangsung dari – 45 tahun, yang 2005), kriteria usia ikan kadar serum kuan dan alokasi a acak (random dan plasebo dengan ompok perlakuan M) dan kelompok

TT).

da rata rata pada 2 (1993) :

Stephensen, 2000 )

pat intervensi = 21 lompok.

Pembedaan perlakuan dengan vaksinasi TT dan non-TT digunakan untuk mengukur parameter respon imunitas yakni kadar limfosit dan sel NK. Perlakuan suplementasi diberikan setiap hari kepada sampel selama sepuluh minggu, perlakuan vaksinasi TT diberikan pada akhir minggu keenam sampai minggu kesepuluh (empat minggu). Sebelum diberikan perlakuan suplemetasi, serum sampel diukur sebagai Darah 0 (baseline) sebanyak 50 sampel. Pada akhir minggu keenam, serum darah diukur sebagai darah 1 (Intermediate). Suplementasi dilanjutkan sampai empat minggu kemudian yakni hingga minggu kesepuluh, serum sampel diukur sebagai darah 2 (endline) sebanyak sampel yang sama pada pengukuran sebelumnya dari masing-masing kelompok, diambil 35 sampel untuk dianalisis di laboratorium yang dipilih secara acak dari rata-rata 50 sampel, pengambilan 35 sampel untuk dianalisis dianggap telah mewakili populasi dari tiap kelompok perlakuan. Kemudian berdasarkan perbedaan drop out dari tiap kelompok, pada tahap akhir diperoleh 28 sampel untuk kelompok plasebo, dan masing-masing 30 sampel untuk kelompok plasebo + TT, MVM dan MVM + TT yang kemudian ditentukan sebagai sampel yang dianalisis (Wolvers et al, 2006).

Penjaringan subyek penelitian dengan melakukan screening terhadap 780 orang karyawan tetap yang keseluruhannya adalah wanita. Karyawan yang memenuhi syarat berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi kemudian dijadikan sebagai responden penelitian yakni diperoleh 200 orang karyawan sebagai responden terpilih, screening dilakukan dari bulan Desember 2007 – Januari 2008, responden terlebih dahulu menjalani pemeriksaan profil darah. Protokol pelaksanaan penelitian ini telah mendapatkan etical clearance dari Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan (Departemen Kesehatan RI) No. LB.03.04./KE/4294/2007 (Lampiran 1).

Kriteria inklusi subyek adalah : sehat, tidak menderita penyakit kronis, tidak sedang melakukan diet, tidak sedang mengandung, titer antibodi tetanus positif (+). dapat berdiri tegak, tidak minum alkohol, tidak merokok, tidak sedang menstruasi pada saat pengambilan sampel darah, tidak sedang hamil dan tidak sedang menyusui dan bersedia mengikuti tahap penelitian secara konsisten. Sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini adalah : sedang mengkonsumsi obat yang mempengaruhi imunitas, minum obat cacing dan pada akhir penelitian

mengkonsumsi suplemen kurang dari 80 persen dari suplemen yang diberikan. Untuk lebih jelasnya alur penelitian seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Alur penelitian Plasebo n = 28 Plasebo + TT n = 30 MVM n = 30 MVM + TT n = 30 Random MVM MVM + TT 200 responden

Kriteria Inklusi dan Eksklusi 780 karyawan Plasebo n = 50 Plasebo n = 50 MVM n = 50 MVM n = 50 Minggu ke-0 Darah awal (Base line) Random Plasebo Plasebo + TT Minggu ke-6 Darah I (intermediate) Minggu ke-10

Pengambilan darah tahap akhir (II) (end line)

Pemberian Suplemen

Suplemen diberikan kepada responden selama sepuluh minggu oleh peneliti dan perawat di perusahaan. Suplemen yang diberikan berbentuk tablet, memiliki bentuk, ukuran, warna dan rasa yang sama, komposisi dari masing-masing label kapsul sejak awal tidak diketahui oleh peneliti, begitu juga responden tidak mengetahui komposisi dari masing-masing label kapsul yang dikenakan terhadap dirinya. Komposisi suplemen seperti pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3 Komposisi suplemen multivitamin mineral

Zat Gizi Satuan Kandungan AKG

a % AKG UL Batasan BPOM 19-29 th 30-49 th Vitamin E mg 45 15 15 300 1000 400 IU A µg 700 500 500 140 5000 1500 B6 mg 6.5 100 100 Asam folat µγ 400 400 400 100 1000 800 B12 µγ 9.6 2.4 2.4 685 ND 200 D µγ 10 5 5 200 50 400IU Mineral Zn mg 10 9.3 9.8 102b 40 30 Se µγ 110 30 30 366 400 200 Cu mg 0.9 10 30 Fe mg 5 26 26 19.2 45 30

Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2004 Institute of Medicine (2004), Surat Keputusan kep. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (2004) Ket : AKG : Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan, UL : Tolerable Upper Intake Levels, BPOM : Badab Pengawas Obat dan Makanan, ND : not determined

Kandungan vitamin A yang terdapat dalam suplemen multivitamin mineral adalah 2333 IU atau setara dengan 700 g retinol (RE). Kadar ini masih dalam batasan aman dari Tingkat Asupan Atas yang dapat Ditolerir atau Tolerable Upper Intake Level (UL) yang menururt Lachance (1998) UL untuk orang dewasa kemungkinan sekitar 5000 g retinol (RE) atau setara dengan 15.000 IU perhari. IU digunakan untuk menentukan kemungkinan konsumsi berlebih dari zat gizi, jika intik harian gizi kurang dari UL, risiko pengaruh penyimpangan intik berlebih adalah kecil (Muhilal dan Sulaeman 2004).

D Penelitian ini Randomized Clinical Rancangan percobaan design). Rancangan p faktor-faktor yang di Sumertajaya, 2002), y antara lain : plasebo, multivitamin mineral +

Jenis data dala umur, pendidikan, p pangan, data kadar vi limposit dan jumlah wawancara dengan pengukuran tinggi b pengumpulan data pen Tabe

Var Jenis data Karakteri

• Pola kons Limfosit,l

Penilaian stat indikator indeks mass berikut:

Keterangan: IMT = inde Data pola kons dikonsumsi contoh ya

Desain Penelitian dan Rancangan Percobaan

ni menggunakan desain Pure Eksperimental nical Trial (Ekperimental Murni Teracak

an yang digunakan yakni rancangan Petak Ter n percobaan ini dipilih karena adanya tingkat ke

dilibatkan sebagai kelompok yang ditelit 2002), yakni sejak awal telah ditetapkan bahwa kelom

bo, plasebo + vaksinasi TT, multivitamin mune al + vaksinasi TT (MVM + TT).

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

dalam penelitian meliputi data karakteristik re n, pendapatan dan besar keluarga), data freku

vitamin A serum responden, data imunitas dal ah sel NK. Data karakteristik responden dipe n menggunakan kuesioner, untuk IMT dipe i badan dan penimbangan berat badan. J penelitian disajikan pada Tabel 4.

abel 4 Jenis dan cara pengumpulan data peneli ariabel

eristik responden

IMT Pengukpenimba

Umur, pendidikan, besar keluarga Wawanc

onsumsi pangan Wawanc

it,leukosit dan kadar vitamin A serum Analisi

status gizi melalui antropometri dilakukan assa tubuh (IMT). Nilai IMT dihitung dengan

ndeks massa tubuh; BB = berat badan (kg); TB = ting konsumsi pangan merupakan data frekuensi oh yang diperoleh melalui wawancara dengan me

aan

ntal Double Blind k Buta Ganda). erpisah (Split plot t kepentingan dari liti (Mattjik dan lompok perlakuan uneral (MVM) dan

k responden (IMT, ekuensi konsumsi dalam hal ini total diperoleh melalui diperoleh dengan Jenis dan cara

elitian Metode ukuran dan mbangan ancara ancara lisis laboratorium kukan menggunakan an rumus sebagai tinggi badan (m) nsi pangan yang

frequency questinare (FFQ). Data kadar vitamin A serum, data limfosit dan data sel NK diperoleh melalui pemeriksaan serum darah responden secara laboratorium. Sampel darah diambil setelah responden puasa selama delapan jam, pengambilan darah contoh dilakukan oleh petugas terlatih dari Puslitbang Gizi dengan cara mengambil sebanyak 6 ml, sampel darah diambil dari pembuluh darah vena yang berada di daerah lipatan siku, darah kemudian disentrifugasi untuk diambil serumnya. Untuk analisis vitamin A serum, digunakan sampel darah contoh sebanyak 2 ml tanpa koagulan, serum kemudian dianalisis dengan menggunakan alat High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Untuk analisis jumlah limfosit digunakan sampel darah sebanyak 0,5 ml, darah kemudian dianalisis dengan menggunakan alat Hematocytometer, sedangkan 2,5 ml darah digunakan untuk analisis jumlah sel NK dengan menggunakan alat Flowcytometer.

Analsis dengan menggunakan metode HPLC merupakan metode yang paling umum digunakan untuk analisis vitamin A dan merupakan salah metode yang paling sensitif untuk mengukur vitamin A (Olson, 1990), metode ini juga digunakan untuk pemisahan dan analisis retinol serum karena metode ini memiliki ketelitian (presisi) pada konsentrasi rendah (de Pee dan Dery, 2002). Menurut WHO metode ini spesifik dan mudah digunakan (Gibson, 2005).

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data meliputi editing kuesioner, coding, entry, cleaning, dan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan Stasistical Program for Social Science (SPSS) versi 12 for Windows.

Data usia dibedakan atas usia 20-29 tahun, 30-39 tahun, dan ≥40 tahun (Saidin et al, 2003). Data pendapatan dibagi menjadi dua kategori yaitu sejahtera dan tidak sejahtera. besar keluarga dibedakan atas keluarga kecil (anggota keluarga ≤4 orang), keluarga sedang jika (anggota keluarga 5-7 orang), dan keluarga besar (anggota keluarga >7 orang). Data pendidikan yang diukur yakni tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tidak tamat SMP, tamat SMA dan perguruan tinggi. Sedangkan (BKKBN, 1998). Data status gizi responden dikategorikan menjadi : gizi buruk (<17.0), gizi kurang (17.0-18.4), gizi baik

(18.5-24.9), gizi baik (18.5-24.9), gizi lebih/overweight(25.0-27.0) dan obesitas (>27.0). Data karakteristi responden dianalisis secara deskriptif.

Frekuensi konsumsi dibedakan atas konsumsi pangan responden dalam minggu, responden dengan fekuensi konsumsi minimal satu kali dalam sehari termasuk frekuensi konsumsi setiap hari apabila konsumsi pangan > 7 kali, sering apabila 3-5x /minggu, jarang apabila 1-2x /minggu, sangat jarang apabila 1-3x /bln dan tidak pernah. Data kadar serum vitramin A dikelompokkan berdasarkan kategori marginal, cukup, dan berlebihan. Data kategori dan variabel data responden seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 Kategori dan variabel data responden

No Variabel Kategori Sumber

1 Usia 20-29 tahun (Saidin et al, 2003)

30-39 tahun

≥40 tahun

2 Status ekonomi Sejahtera BPS 2007

Tidak sejahtera

3 Besar keluarga keluarga kecil ( ≤4 orang) BKKBN (1998) keluarga sedang (5-7 orang)

keluarga besar (>7 orang)

4 Tingkat pendidikan Tamat SD

Tamat SMP Tidak tamat SMP Tamat SMA dan

Perguruan tinggi

5

Status gizi responden

(IMT) Gizi buruk (< 17.0) Depkes RI (1996)

Gizi kurang (17.0-18.4) Gizi baik (18.5-24.9)

Gizi lebih (overweight) (25.0- 27.0)

Obesitas (>27.0)

6 Frekuensi konsumsi Setiap hari (>7 kali) Sering (3-5x /minggu)

Jarang (1-2x /minggu) Sangat jarang (1-3x /bln

Tidak pernah

9 Kadar serum vitamin A Defisiensi ( <10 µg/dl) Olson (1994) Marginal ( 10-19,9 µg/dl)

Cukup (20-50,9 µg/dl)

Definisi Operasional

a. Sampel adalah bahan berupa darah yang dianalisis kandungan vitamin A serum secara laboratoris.

b. Contoh penelitian adalah wanita pekerja usia subur berusia 20 – 45 tahun bekerja sebagai pegawai tetap perusahaan dan bersedia secara suka rela mengikuti secara konsisten setiap tahap penelitian.

c. Pola konsumsi pangan adalah susunan beragam pangan yang dikonsumsi responden yang bisa dilihat dari frekuensi mengkonsumsi jenis-jenis pangan pada setiap kelompok pangan yang meliputi kelompok pangan sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, sayuran, buah dan susu. d. Kapsul perlakuan adalah kapsul yang berisi multivitamuin mineral yang

komposisinya antara lain vitamin A 2333 IU, vitamin D 400 IU, vitamin E 45 mg, vitamin B6 6,5 mg, asam folat 400 g, vitamin B12 9,6 g, zat besi 5

mg, tembaga 900 g, zink 10 mg dan selenium 110 g.

e. Kapsul plasebo adalah kapsul yang secara fisik sama dengan kapsul pelakuan dari bentuk, ukuran, warna dan rasa, tetapi hanya selulosa, pengisi dan pewarna yang diberikan.

f. Profil imunitas seluler adalah parameter imunitas yang diwakili oleh jumlah sel imunitas (total limfsoit dan natural killer) yang diambil dari plasma darah responden. Pengukuran dilakukan pada seluruh responden setiap kelompok perlakuan suplementasi pada sebelum, enam minggu dan sepuluh minggu perlakuan suplementasi.

g. Kadar vitamin A serum adalah kandungan serum vitamin A dalam darah responden yang merupakan pencerminan hasil asupan zat gizi, konsumsi suplemen dan penggunaan vitamin A dalam tubuh dengan pemeriksaan laboratorium biokimia.

h. Status vitamin A adalah kadar vitamin A dalam serum contoh penelitian yang diukur dengan metode HPLC yang dinyatakan dengan µg/dl dan digolongkan sebagai berikut :

• < 10 µg/dl = defisiensi • 10-20 µg/dl = Marginal • 20-50 µg/dl = Cukup

Dokumen terkait