• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif, untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga pasien tentang pencegahan infeksi nosokomial pada ruang kelas III Instalasi Rawat Inap Terpadu A dan Rawat Inap Terpadu B Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang kelas III Instalasi Rawat Inap Terpadu A dan Rawat Inap Terpadu B Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik karena rawat inap kelas III merupakan ruang rawat inap yang jumlah pasien rawatannya padat dan banyak terdapat pengunjung dan keluarga pasien yang datang ke tempat itu. Selain itu Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit umum terbesar di Propinsi Sumatera Utara yang menampung pasien dari berbagai daerah yang mampu memberikan perawatan spesialistik dan subspesialistik yang luas sehingga jenis penyakit yang terdapat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik bervariatif.

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik juga merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 270/ Menkes/ SK/ III/ 2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli-September tahun 2010. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dari seluruh pasien yang dirawat pada ruang kelas III Instalasi Rawat Inap Terpadu A dan Rawat Inap Terpadu B Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang sudah berusia 18 tahun atau lebih yaitu yang sudah dianggap dewasa berdasarkan batas usia anak menurut Undang-Undang RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dimana setiap pasien diwakili oleh satu orang keluarga. Sementara itu jumlah keluarga pasien dihitung berdasarkan jumlah tempat tidur pasien agar angkanya konstan (tidak berkurang atau bertambah).

Adapun jumlah tempat tidur pada ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik adalah :

1. Rawat Inap Terpadu (Rindu) A

a. Rawat Inap Terpadu (Rindu) A1 : 24 tempat tidur b. Rawat Inap Terpadu (Rindu) A2 : 24 tempat tidur c. Rawat Inap Terpadu (Rindu) A3 : 24 tempat tidur d. Rawat Inap Terpadu (Rindu) A4 : 36 tempat tidur e. Rawat Inap Terpadu (Rindu) A5 : 24 tempat tidur 2. Rawat Inap Terpadu (Rindu) B

a. Rawat Inap Terpadu (Rindu) B1 : 48 tempat tidur b. Rawat Inap Terpadu (Rindu) B2 : 72 tempat tidur

c. Rawat Inap Terpadu (Rindu) B3 : 24 tempat tidur d. Rawat Inap Terpadu (Rindu) B4 : 32 tempat tidur

Maka jumlah seluruh populasi adalah 308 orang. 3.3.2. Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang dianggap mewakili populasi diperoleh dengan rumus yang dikutip dari Notoadmodjo (2005)

dimana : 

N = besar populasi n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan Maka

  orang

Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini minimal sebanyak 75 orang.

Untuk pengambilan jumlah sampel di tiap-tiap ruangan dilakukan dengan cara proporsional sampling karena responden dari penelitian ini terdiri dari dua kelompok besar yaitu Rawat Inap Terpadu (Rindu) A dan Rawat Inap Terpadu (Rindu) B yang masing-masing kelompok terbagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Untuk Rawat Inap Terpadu (Rindu) A terbagi menjadi 5 kelompok kecil yaitu

Rindu A1, Rindu A2, Rindu A3, Rindu A4, dan Rindu A5. Sedangkan untuk Rawat Inap Terpadu (Rindu) B terbagi menjadi 4 kelompok kecil yaitu Rindu B1. Rindu B2, Rindu B3, dan Rindu B4. Dari perbandingan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan jumlah populasi, diperoleh sampel fraction dengan rumus :

      

Maka sampel dalam penelitian ini untuk masing-masing ruangan yaitu : 1. Rawat Inap Terpadu (Rindu) A

a. Rawat Inap Terpadu A1 : 24 x 24,35% = 6 sampel b. Rawat Inap Terpadu A2 : 24 x 24,35% = 6 sampel c. Rawat Inap Terpadu A3 : 24 x 24,35% = 6 sampel d. Rawat Inap Terpadu A4 : 36 x 24,35% = 9 sampel e. Rawat Inap Terpadu A5 : 24 x 24,35% = 6 sampel 2. Rawat Inap Terpadu (Rindu) B

a. Rawat Inap Terpadu B1 : 48 x 24,35% = 12 sampel b. Rawat Inap Terpadu B2 : 72 x 24,35% = 18 sampel c. Rawat Inap Terpadu B3 : 24 x 24,35% = 6 sampel d. Rawat Inap Terpadu B4 : 32 x 24,35% = 8 sampel

Berdasarkan hasil perhitungan sample fraction, maka diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 77 orang.

3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk mengambil 77 sampel tersebut, maka dilakukan dengan cara random sampling, dimana sampel yang diambil adalah keluarga dari pasien ruang kelas III Instalasi Ruang rawat Inap Terpadu A dan Rawat Inap Terpadu B Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang sudah berusia 18 tahun yang diambil secara acak pada keluarga dari pasien yang terlebih dahulu diberi penomoran yang diperoleh dari pasien yang dirawat selama bulan Agustus 2010.

3.5. Metode Pengumpulan Data 3.5.1. Data Primer

Data primer yang diperlukan diperoleh dari observasi langsung ke lapangan dan mengadakan wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan mencakup pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga pasien tentang pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit.

3.5.2. Data Sekunder

Data sekunder mengenai Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik diperoleh dengan cara mengambil data yang ada dari Bagian Tata Usaha Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Untuk data tentang Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik diperoleh dari Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Sedangkan untuk data jumlah tempat tidur pasien diperoleh dari Instalasi Rawat Inap Terpadu A dan Rawat Inap Terpadu B Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

3.6. Defenisi Operasional

1. Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam hal pemahaman terhadap pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit.

2. Sikap adalah reaksi atau respon dari responden terhadap pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit.

3. Tindakan adalah bentuk perbuatan atau aktivitas nyata dari responden terhadap pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit.

4. Pencegahan terhadap infeksi nosokomial di rumah sakit adalah upaya atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit.

5. Umur adalah usia responden yang terhitung sejak dilahirkan hingga saat penelitian dilaksanakan.

6. Jenis Kelamin adalah jenis kelamin responden baik laki-laki maupun perempuan. 7. Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah dijalani responden.

8. Pekerjaan adalah pekerjaan yang sedang dijalani atau ditekuni oleh responden pada saat penelitian dilakukan.

9. Suku adalah identitas kebudayaan yang dimiliki oleh responden

10.Sumber informasi adalah sumber darimana responden mendapatkan informasi berupa pengetahuan tentang pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit.

3.7. Aspek Pengukuran 1. Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap pertanyaan-pertanyaan/ kuesioner. Untuk pertanyaan nomor 2, 4, 5, 7, 8, 9, pada pilihan jawaban (a) skornya adalah 2, pada pilihan jawaban (b) skornya adalah 1, dan pada pilihan jawaban (c) skornya adalah 0. Sedangkan untuk pertanyaan nomor 1, 3, pada pilihan jawaban (a.a) skornya adalah 2, pada pilihan jawaban (a.b) skornya adalah 1, dan pada pilihan jawaban (b) skornya adalah 0. Sementara itu untuk pertanyaan nomor 6, 10, pada pilihan jawaban (b.a) skornya adalah 2, pada pilihan jawaban (b.b) skornya adalah 1, dan pada pilihan jawaban (a) skornya adalah 0. Jumlah pertanyaan/kuesioner adalah 10 pertanyaan. Maka didapat total skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh maka tingkat pengetahuan dapat dikategorikan berdasarkan skala likert (Pratomo, 1990 dalam Lesnauli, 2008):

a. Pengetahuan baik, bila responden memperoleh skor jawaban >15 (>75% dari total skor).

b. Pengetahuan sedang, bila responden memperoleh skor jawaban 8-15 (40%- 75% dari total skor).

c. Pengetahuan kurang, bila responden memperoleh skor jawaban <8 (<40% dari total skor).

2. Sikap

Untuk mengetahui ukuran penilaian sikap dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Untuk pertanyaan nomor 1, 3, 4, 7, 10, pada pilihan jawaban (S) skornya adalah 1, dan pada pilihan jawaban (TS) skornya adalah 0. Sedangkan untuk pertanyaan nomor 2, 5, 6, 8, 9, pada pilihan jawaban (S) skornya adalah 0, dan pada pilihan jawaban (TS) skornya adalah 1. Jumlah pertanyaan/ kuesioner sikap adalah 10 pertanyaan. Maka didapat total skor tertinggi adalah 10 dan skor terendah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh maka ukuran penilaian sikap dapat dikategorikan berdasarkan skala likert (Pratomo, 1990 dalam Lesnauli, 2008):

a. Sikap baik, bila responden memperoleh skor jawaban >7 (>75% dari total skor).

b. Sikap sedang, bila responden memperoleh skor jawabab 4-7 (40%-75% dari total skor).

c. Sikap kurang, bila responden memperoleh skor jawaban <4 (<40% dari total skor).

3. Tindakan

Untuk mengetahui ukuran tindakan dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Untuk pertanyaan nomor 1, 2, 6, pada pilihan jawaban (Y) skornya adalah 1, dan pada pilihan jawaban (T) skornya adalah 0. Sedangkan untuk pertanyaan 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, pada pilihan jawaban (Y) skornya adalah 0, dan pada pilihan jawaban (T) skornya adalah 1. Jumlah pertanyaan pada kuesioner tindakan adalah 10 pertanyaan , maka didapat total

skor tertinggi 10 dan terendah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh maka ukuran tindakan dapat dikategorikan berdasarkan skala likert (Pratomo, 1990 dalam Lesnauli, 2008)

a. Tindakan baik, bila responden memperoleh skor jawaban >7 (>75% dari total skor).

b. Tindakan sedang, bila responden memperoleh skor jawaban 4-7 (40%-75% dari total skor)

c. Tindakan kurang, bila responden memperoleh skor jawaban <4 (<40% dari total skor).

3.8. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner, dianalisa secara deskriftif yang disertai dengan bahasan dan kesimpulan. Hasil yang didapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Dokumen terkait