• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai. Objek penelitian adalah seluruh pegawai di departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai. Di departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo terdapat dua bagian, yaitu Kepala Bagian Produksi dan Kepala Bagian Logistik. Kepala Bagian Produksi terdiri dari dua, yaitu Kasub Bagian Produksi dan Kasub Bagian Teknik. Kasub Bagian Produksi ada tiga bagian, yaitu Ks. Pembahanan, Ks. Solid Door, dan Ks. Furniture. Kasub Bagian Teknik hanya ada satu bagian, yaitu teknik itu sendiri. Pada Kepala Bagian Logistik terdiri satu bagian yaitu, Kasub Bagian Logistik, terdiri dari dua bagian, yaitu Ks. Pembelian dan Ks. Proses. Keseluruhan jumlah pegawai ada 113 pegawai.

Di departemen produksi PT Pinako Rotary Permai terdapat dua bagian, yaitu bagian furniture dan bagian bar code. Di bagian furniture terdiri dari 9 bagian yaitu, bagian sawmill, raw material, roughmill, milling, gudang komponen dan amplas bulu, assembling, finishing, packing, dan gudang hardware. Keseluruhan jumlah pegawai ada 134 pegawai.

Data yang dipergunakan adalah data primer berupa penyimpangan yang terkait dengan SDM di departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai. Data diperoleh melalui wawancara dengan manajer produksi departemen produksi dan beberapa pegawai produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai.

Data yang diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisis deskritif kualitatif yaitu dengan cara data yag diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dideskritifkan secara menyeluruh. Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah penelitian.

28

Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan. Setelah melakukan wawancara, peneliti membuat transkip hasil wawancara dengan cara memutar kembali rekaman wawancara kemudian menuliskan kata- kata yang sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut.

Setelah peneliti menulis hasil wawancara ke dalam transkip, selanjutnya peneliti membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yaitu mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan data yang tidak diperlukan (Prabowo, 2013).

29

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana diungkapkan di atas, beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah terdapat penyimpangan pada fungsi operasional MSDM di departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai meliputi fungsi operasional rekrutmen dan seleksi, pengembangan pegawai, kompensasi, keselamatan dan kesehatan kerja, hubungan industrial, dan pemberhentian.

Bentuk penyimpangan yang terjadi di departemn produksi kedua perusahaan ini berasal dari luar perusahaan dan dari dalam perusahaan. Penyimpangan dari luar perusahaan seperti pada fungsi opersional rekrutmen dan seleksi terdapat hubungan teman dekat mempengaruhi diterimanya pegawai di perusahaan ini. Penyimpangan dari dalam perusahaan seperti pada fungsi operasional pengembangan pegawai perusahaan tidak tersedianya pelatihan pegawai, pada fungsi operasional kompensasi gaji yang diterima pegawai berbeda meski jabatan sama, pada fungsi opersional keselamatan kerja dan kesehatan kerja perusahaan tidak menyediakan masker dan penutup telinga serta tumpukan kayu yang tidak tertata, pada fungsi opersional hubungan industrial manajer marah-marah kepada bawahan, dan pada fungsi operasional pemberhentian pekerja yang berumur 60 tahun masih dipekerjakan di perusahaan.

Alasan perusahaan menerima penyimpangan bermacam-macam tergantung bentuk penyimpangan itu sendiri, namun alasan tersebut pada dasarnya masuk akal atau pantas terkecuali alasan perusahaan pada fungsi opersional pengembangan pegawai, dirasa tidak masuk akal perusahaan tidak membuat perencanaan untuk pengembangan pegawai padahal pelatihan pegawai penting dilakukan agar pegawai mendapatkan pengetahuan tambahan untuk meningkatkan produktivitas pegawai.

30

Upaya perusahaan mencegah penyimpangan adalah untuk meningkatkan produktivitas perusahaan agar lebih baik dan sesuai yang dibutuhkan perusahaan. Pada dasarnya upaya-upaya yang dilakukan perusahaan adalah wujud usaha yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi dan dicegah agar tidak terjadi berulang-ulang.

Implikasi Teoritis

Pada bagian ini penulis membandingkan tinjauan pustaka dengan penemuan di lapangan. Fungsi opersional rekrutmen dan seleksi ditemukan penyimpagan temuan baru yaitu hubungan teman dekat mempengaruhi diterimanya pegawai. Alasan perusahaan menerima penyimpangan tersebut adalah membantu kesejahteraan keluarga. Upaya mencegah penyimpangan tersebut dengan cara menyeleksi pegawai berdasarkan skill atau kemampuan yang sesuai dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan.

Fungsi opersional pengembangan pegawai ditemukan penyimpangan baru yaitu tidak tersedianya pelatihan untuk pegawai. Alasan perusahaan menerima penyimpangan tersebut tidak tersedianya perencanaan untuk pelatihan pegawai. Upaya perusahaan mencegah penyimpangan adalah menyeleksi pegawai yang membutuhkan skill yang tinggi pada saat rekrutmen dan seleksi.

Fungsi opersional kompensasi juga ditemukan penyimpangan baru yaitu gaji yang diterima berbeda padahal pegawai tersebut mempunyai posisi yang sama. Alasan perusahaan menerima penyimpangan tersebut adalah background pendidikan yang berbeda. Upaya perusahaan mencegah penyimpangan yang terjadi adalah perusahaan melakukan penilaian dari segi produktif pegawai.

Pada fungsi opersional keselamatan dan kesehatan kerja ditemukan penyimpangan sejenis dengan tinjauan pustaka namun di lapangan penulis hanya menemukan tidak tersedianya alat yang melindungi pegawai bekerja, seperti masker dan penutup telinga serta ditemukan material-material yang belum tertata sehingga mengganggu pegawai bekerja. Alasan perusahaan menerima

31

penyimpangan tersebut adalah menghemat pengeluaran perusahaan serta tidak ada bagian yang mengurus penataan bahan baku. Upaya perusahaan mencegah penyimpangan tersebut adalah setiap pegawai membawa masker dan penutup telingan sendiri serta sebisa mungkin penataan bahan baku tidak menghalangi aktivitas pegawai.

Pada fungsi operasional pemberhentian ditemukan penyimpangan baru yaitu, di lapangan penulis menemukan pegawai yang berusia 60 tahun masih dipekerjakan karena produktivitas bekerja yang masih bagus. Alasan perusahaan menerima penyimpangan tersebut adalah pegawai tersebut masih dibutuhkan perusahaan karena mempunyai kinerja bagus. Upaya untuk mencegah penyimpangan yang terjadi adalah pegawai yang bersangkutan ditempakan di bagian pegawas.

Pada hasil temuan di lapangan penulis banyak menemukan penyimpangan baru. Penyimpangan-penyimpangan tersebut juga diterima perusahaan, namun perusahaan berupaya agar penyimpangan-penyimpangan tersebut dipandang adil untuk pegawai dan untuk perusahaan

Implikasi Terapan

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan masukan penyelesaian pada penyimpangan yang terjadi.

1. Pada penyimpangan fungsi operasional rekrutmen dan seleksi, teman dekat mempengaruhi diterimanya pegawai di perusahaan. Perusahaan perlu mengetahui penyimpangan tersebut dan upaya dilakukan perusahaan untuk mencegah penyimpangan sudah baik yaitu menyeleksi kemampuan calon pegawai sesuai posisi yang dibutuhkan perusahaan.

2. Pada penyimpangan fungsi opersional pengembangan pegawai, perusahaan tidak melakukan perencanaan pengembangan pegawai. Perusahaan perlu menganggarkan perencanaan pengembangan pegawai

32

untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam bekerja.

3. Penyimpangan yang terjadi di fungsi operasional kompensasi, pemberian gaji yang tidak sama. Perusahaan perlu merancang ulang faktor-faktor yang menunjang pemberian gaji untuk pegawainya, seperti: pendidikan, pengalaman lama bekerja, dan penilaian kinerja. 4. Pada penyimpangan fungsi opersional keselamatan dan kesehatan kerja,

pembagian masker dan penutup telinga yang tidak rata. Jika perusahaan tidak bisa membagi masker dan penutup telinga dengan rata sesuai dengan jumlah pegawai, maka perusahaan perlu memberikan biaya tambahan ke dalam gaji pegawai untuk pembelian masker dan penutup telinga.

5. Pada penyimpangan fungsi opersional pemberhentian, pekerja yang berumur 60 tahun masih dipekerjakan. Upaya yang dilakukan perusahaan terkait penyimpangan ini sudah baik yaitu menempatkannya sebagai pengawas. Biasanya pegawai yang berumur 50 tahun ke atas mempunyai pengalaman yang sangat banyak di bidangnya.

Kelemahan dan Penelitian Mendatang

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat dua kelemahan yaitu: pertama, penulis kesulitan dalam melakukan tanya jawab atau wawancara kepada responden terkait penyimpangan fungsi opersional MSDM. Kedua, ketika penulis melakukan tanya jawab atau wawancara kepada staff kantor departemen produksi jawaban yang didapat kurang jelas dipahami dan terkesan dituptupi, ketika penulis melakukan tanya jawab ulang kepada staff kantor departemen produksi staff tersebut enggan menjawab terkait persolan penyimpangan fungsi MSDM.

33

Mengingat masih terbatas penelitian tentang penyimpangan fungsi opersional MSDM, maka diharapkan penelitian mendatang lebih beragam lagi penyimpangan yang dijumpai agar menjadi koreksi perusahaan untuk menjadi lebih baik dalam menfasilitasi pegawai yang bekerja. Diduga ada pengaruh budaya terhadap penyimpangan yang dilakukan di perusahaan dalam fungsi operasional MSDM. Selain itu, perlu dilakukan penelitian penyimpangan fungsi opersional SDM diberbagai departemen di suatu organisasi.

34

Dokumen terkait